Share

Cecar Tanya

last update Last Updated: 2025-01-17 14:18:11

"Baiklah, saat kejadian ledakan itu terjadi dimana apakah kau ingat sedang ada dimana?" tanya Harlan.

"Di depan Gedung Tyre, kau juga ada di sana jika kau lupa," jawab Rigel.

"Apakah kau ingat siapa yang menolongmu saat ledakan itu terjadi?" tanya Harlan lagi.

Rigel terdiam sejenak. Dia tak tahu siapa yang sudah menolongnya tapi Rigel masih ingat lengan yang langsung meraih tubuhnya itu. "Tidak, aku tidak tahu karena kesadaranku langsung hilang," jawab Rigel sembari menunduk. 

Brakkk 

Rigel terkejut kala menatap Harlan yang tampak membanting tumpukan berkas diatas meja. "Persetanan dengan interogasi ini!" bentak Harlan yang langsung beranjak pergi dan keluar dari ruang interogasi tanpa berkata apa pun lagi.

"Kenapa dia? aneh sekali," ucap Rigel yang berbincang sendiri. Interogasi berjalan tidak lancar karena Petugas yang bertanggung jawab telah keluar dari ruangan lebih dulu, maka dari itu Rigel menyusul untuk keluar dari ruangan. 

Saat berjalan keluar dari gedung. Rigel sempat menyandar di salah satu pilar akibat perutnya yang terasa kram dengan sendirinya. Rigel terkejut saat tangan kekar seseorang sedang menyodorkan sebotol air mineral padanya. Rigel segera menatap Orang itu. 

"Apa kau baik-baik saja Nona?" tanya Pria itu.

Rigel segera mengangguk. "Terima kasih," ucap Rigel sambil meraih air botol mineral itu. Rigel segera meminumnya sambil melirik Si Pria. "Saat kecil ibu pernah bilang jika jangan mudah menerima pemberian dari orang asing tapi saat ini aku telah tak perduli lagi pada hidupku," batin Rigel seorang diri. 

Pria itu memandangi Rigel yang usai meminum kemudian melamun cukup lama. Tatapan Rigel yang sendu membuat Pria itu gelisah memandangnya. "Apa dia tidak suka ya minumannya?" Batin Pria itu. Kedua mata birunya memandangi Rigel dalam diam. 

"Ah maaf," ucap Rigel tersentak dari lamunannya. "Belakangan ini aku sedikit lelah." Rigel berucap sambil terkekeh sendiri. Rigel tersenyum menatap Pria bermata biru itu. Rigel yang lebih dulu mengulurkan tangan kanannya. "Namaku Rigel, apa kau baru bekerja disini?" tanya Rigel.

Pria itu meraih tangan Rigel untuk berjabatan dengannya. "Benar, aku baru bekerja disini sebagai pengantar pesan, dan namaku ... Anda bisa memanggilku Adriel," jawab Pria itu. Dia tersenyum lebar hingga sepasang lesung pipinya tampak membuat manis rupa yang rupawan itu.

Rigel tertegun menatap keindahan Pria ini. "Ah sayang sekali Pengantar Pesan dengan wajah seindah ini, kalau dia ada di unit Penerbangan pasti sudah jadi pilot yang populer," batin Rigel yang diam-diam mengomentari Pria itu.

"Omong-omong kapan Anda akan melepaskan tanganku?" tanya Rigel sambil melirik tangannya yang masih berjabatan dengan Pria itu.

Adriel tertawa hambar. Dia pun melepaskan jabatan tangannya dengan Rigel meski sebenarnya Adriel masih ingin memengangi tangan Rigel. "Maaf, Nona Rigel," ucap Adriel sembari melepaskan jabatan tangannya. 

"Apa Anda terburu-buru?" tanya Adriel.

Rigel berpikir sejenak. "Tidak, sebenarnya aku baru keluar dari Rumah Sakit hari ini," jawab Rigel sambil tersenyum. Dia merasa lebih bebas saat ini meski hidup Rigel ke depan akan lebih parah lagi tapi Rigel segera menggeleng. 

"Menghirup udara di sekitar Tyre tidak terlalu baik karena wilayah ini tempat sehabis mengalami insiden dan massa demonstran akan kembali kemari," ucap Rigel. Tangan kanan Rigel meraih pergelangan tangan Adriel yang lebih besar daripadanya itu. Dia membawa serta Pria itu menjauh dari gedung-gedung pencakar langit milik pemerintahan itu.

Adriel memandangi tangannya yang sedang diraih oleh Rigel itu. "Kita mau kemana?" tanya Adriel polos.

Rigel tidak langsung menjawab. Dia memang baru beberapa menit mengenal Adriel tapi perasaannya berkata jika Adriel bukanlah orang yang jahat. Rigel membawa Adriel menuju ke sebuah padang ilalang luas namun ditengah-tengah padang itu ada sebuah gudang yang tampak sudah lama terbengkalai. 

"Tempat ini dulunya sebuah lapangan pendaratan tapi sudah lama ditinggalkan," ucap Rigel. Dia melepaskan tangan Adriel. "Aku menyimpan stock makanan manis disini." Rigel berucap sembari memasuki Gudang itu. 

Adriel hanya mengekori langkah riang Rigel yang memasuki Gudang itu. Di dalam sana ada sebuah kapal pesawat yang tidak berkerja. Kedua mata Adriel membelalak saat tahu jika model pesawat terbang itu berasal dari New Neoma. 

"Dimana Anda mendapatkan benda ini?" tanya Adriel pada Rigel yang sedang sibuk mengorek isi box makanan ringannya itu. 

Rigel segera memandangi bangkai pesawat itu. "Aku tidak terlalu ingat tapi ayahkulah orang yang mengenalkan tempat ini padaku saat masih kecil, sebelum dia pada akhirnya hilang begitu saja," jawab Rigel. 

Adriel kembali menoleh ke arah Pesawat itu. Dia memandanginya dengan tajam. Dia tahu jika tidak ada penduduk dari New Neoma yang berhasil mendarat ke bumi sebelum dirinya tapi memandangi jejak ini pastilah ada orang lain yang lebih dulu kemari. 

"Ambillah, itu cemilan kesukaanku," ucap Rigel menyodorkan sebuah bungkusan cokelat bar pada Adriel. 

Adriel tertegun memandangi tangan kecil Rigel yang menyodorkan sebuah bungkusan cokelat padanya. "Terima kasih." Adriel meraih sebungkus cokelat itu dari Rigel. Dia lega karena Rigel lebih muda didekati dari yang ia kira. Rigel wanita yang cerah dan hangat sehingga kepribadiannya yang mudah bergaul itu membuat Adriel semakin tertarik padanya.

"Ada remahan cokelat disini," ucap Adriel sembari mengusap ujung bibir Rigel. Pria itu menatapnya dengan dalam. 

Rigel jadi tertegun saat kedua mata biru Adriel yang cerah itu beradu tatap dengannya. "Cantiknya," ucap Rigel tanpa sadar memuji Adriel. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Patah Hati Belum Usai

    "Ada remahan cokelat disini," ucap Adriel sembari mengusap ujung bibir Rigel. Pria itu menatapnya dengan dalam. Rigel jadi tertegun saat kedua mata biru Adriel yang cerah itu beradu tatap dengannya. "Cantiknya," ucap Rigel tanpa sadar memuji Adriel. Tidak mengherankan jika Adriel bagaikan seorang pangeran berkuda putih. Tampang dan kedua matanya sangat cerah nan indah. "Apakah begitu?" Adriel semula tak mau menapaki keterkejutannya karena pada nyatanya Rigel yang lebih dulu mendekati dirinya. Adriel bahkan merasakan dadanya yang berdenyut cepat kala Rigel memujinya. Ketika hendak berbincang dengan Rigel lagi, Adriel justru menatap Rigel yang telah berjalan keluar.Rigel hanya berdiri di hamparan padang rumput seorang diri. Rigel memejamkan kedua matanya karena sedang menikmati angin sore yang bertiup sepoi-sepoi. Ketika senja nyaris berpisah, langit magenta petang dan Adriel yang ikut terdiam memandangi mahluk ciptaan Tuhan yang indah itu. Tatapan sepasang mata biru itu memuja Rige

    Last Updated : 2025-01-19
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Incaran Marabahaya

    "Semudah itu kau berpaling," ucap Harlan yang ternyata sedari tadi memerhatikan Rigel. Semua itu karena dia baru saja hendak meninggalkan gedung Tyre namun berpas-pasan dengan Rigel yang sedang bersama pria lain."Aku tidak menyangkanya." Harlan kini menatap kehampaan dari jauh tempatnya berpijak. Ia hanya bisa menatap motor hitam yang mengangkut Sang Kekasih bersama pria lain semakin menjauhinya. Dia hanya termangun dalam hampaan tapi ingin memperjuangkan Rigel masih jadi gelora hatinya sampai saat ini.Derapan langkah kaki seseorang mendekat. Sepasang sepatu hak tinggi yang mengkilap milik seorang wanita berwajah angkuh. "Sudah kukatakan, dia wanita gampangan yang cepat berpaling," celetuk Wanita itu sambil mengibaskan rambut pirangnya. "Sebagai anak pewaris Violens, kau ini cukup kurang kerjaan ya?" cibir Harlan. Setelah itu Harlan beranjak lebih dulu sembari membuang tatapannya. Dia cukup malas meladeni pertengkaran yang akan terjadi bersama Julia ini. "Maksudmu apa?" tanya Juli

    Last Updated : 2025-01-20
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Membuka Lembaran Baru

    "Nak, kau yakin dengan semua ini?" tanya Sang Ibu diambang pintu yang tengah memerhatikan Si Anak yang sedang memindahan beberapa tas berisi barang-barangnya. Tatapannya pilu tapi dia tahu jika dia tak bisa melarang anaknya. Rigel mencoba berdiri tegap sambil meraih tas ranselnya. "Yakin karena aku harus memulai lembaran baru," jawab Rigel. "Kota itu terpencil, jauh dari Pusat Pemerintahan, dan lagi pula tempat itu banyak ditinggali oleh orang-orang yang pernah terkena infeksi," ucap Ibu yang khawatir. "Sariya bukanlah kota yang buruk, memang banyak ditinggali dan selain itu ... disana hening dan sepi." Rigel memakai tas ransel sembari meraih tas jinjing lainnya. Dia sudah membulatkan tekad untuk pindah kerjaan menjadi paramedis klinik yang bekerja di Kota Sariya. Salah satu kota yang banyak ditinggalkan oleh penduduk karena pernah jadi salah satu tempat dimulainya virus crocus mewabah, meski pemerintah sudah memberikan keterangan aman untuk kota itu tetap saja marabahaya akan selal

    Last Updated : 2025-01-21
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tugas Pertama

    "Terima kasih Bu Mantri," ucap seorang anak kecil yang baru saja diobati lukanya oleh Rigel.Rigel tersenyum kikuk. "Ah, aku lebih suka dipanggil Ners daripada Bu Mantri, atau Kakak saja," sahut Rigel sambil mengemasi kotak-kotak berisi obat-obatan itu. Rigel juga mengemasi perban dan beberapa set hecting sederhana."Ini obat antibiotik, dihabiskan ya," ucap Rigel. "Sebenarnya ini tugas Kak Alex tapi mengingat tempat ini terpencil dan sangat kekurangan akses jadi apa boleh buat?" Rigel berbincang seorang diri sementara Si Anak kecil memandangi Rigel dengan bingung. Rigel menatap Anak Kecil itu kemudian mengusap puncak kepalanya. "Kamu bisa kembali ke rumahmu sendiri?" tanya Rigel. Anak kecil itu mengangguk. "Terima kasih Bu Mantri, aku pulang dulu," ucap Si Anak Kecil sambil berlari keluar dari Klinik. "Hati-hati, kakimu baru saja dibersihkan!" teriak Rigel sembari berjalan ke depan Klinik. Rigel berdiri sesaat di halaman pekarangan Klinik. Klinik ini daripada mirip seperti banguna

    Last Updated : 2025-01-22
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Undangan

    "Misi pertama," ucap Rigel yang bergumam dengan kedua mata membelalak. Adriel mencoba mendekati Rigel namun Rigel langsung menyembunyikan surat yang ada dari dalam box. Rigel tersenyum untuk menyembunyikan misi yang sudah sampai ditangannya. "Bukan apapun, hanya beberapa surat rindu dari Corrie," ucap Rigel. Adriel memandangi Rigel sejenak. Kedua mata biru Adrian tampak mengekori langkah Si Manis Rigel yang beranjak dari dapur. Adriel tahu tatapan cemas dan kening mengkerut Rigel yang sedang berpikir keras itu. "Kalau begitu aku akan kembali ke Kantor Pengiriman," ucap Adriel pada Rigel."Ah benar sekali, aku juga harus kembali ke Klinik." Rigel juga bergegas beranjak sembari membawa box yang sebelumnya Adriel berikan padanya. "Terima kasih sudah menemaniku makan siang," Rigel tersenyum suka cita pada Adriel sampai membuat Pria itu salah tingkah.Adriel buru-buru memalingkan wajahnya. "Ehem ... ten ... tentu saja, kalau begitu selamat tinggal," ucap Adriel sambil buru-buru beranjak

    Last Updated : 2025-01-26
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Hati yang Goyah

    "Inilah pahlawan kita, aksi beranimu Nona Meil!" puji Gubernur sembari mendatangi Rigel. Rigel pun membungkuk sedikit setelah itu mengulurkan tangannya untuk berjabatan tangan. "Salam Gubernur Carlos, terima kasih atas jamuan ini," ucap Rigel. Rigel langsung memandangi Gubernur dengan tidak nyaman karena ketika berjabatan tangan Sang Gubernur memengangi tangan Rigel. "Ehem ... Gubernur, terima kasih atas jamuan ini," sahut Adriel sembari meraih tangan Gubernur sehingga memisahan Rigel dari cengkeraman yang aneh itu. "Adriel Cooper, Kurir Pesan yang ditugaskan Pak Hamza," ucap Adriel sambil tersenyum pada Gubernur.Gubernur langsung menatap sinis. "Oh benar sekali, Pekerja Muda yang penuh semangat." Gubernur berucap sambil tertawa hambar. Dia tersinggung dengan sikap Adriel tapi sesaat setelah para tamu undangan mulai berdatangan, Gubernur pun beranjak untuk menyapa tamu kehormatan lain yang tak kala mencuri panggung,Kedua mata Rigel membelalak saat Harlan datang bersama Julia. Keda

    Last Updated : 2025-01-27
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pembawa Tarian

    "Muse ... kau tahu itu? suara mereka indah, tubuhnya elok dan parasnya rupawan ... mereka pengiring suara untuk dewa tapi kau selalu mengiringiku dan menghiburku, Adriel," ucap Rigel yang mabuk itu."Kau ... menggodaku?" tanya Adriel. Padahal Adriel tahu jika bertanya pada Rigel pun percuma karena Rigel sedang mabuk jadi Adriel menyelinap pergi dari Pesta tepat waktu tengah malam. Dia membopong tubuh Rigel meski setelah itu bingung karena motornya tidak akan bisa membawa Rigel bersamanya dalam keadaan mabuk seperti itu.Kota Sariya, termasuk kota kecil yang kendaraan umumnya hanya bus umum yang beroperasi saat pagi sampai sore. Tidak seperti New Neoma dan Kota Pusat Tyre yang saat malam pun hiruk pikuk kendaraan masih ramai. Selain kehampaan hanya ada kesunyian. Adriel pun menyentuh anting kanannya untuk memberikan sinyal pada Kaelar Si Ajudan Setia itu.Demi keselamatan Rigel, Adriel pun beralih menggendong tubuh Rigel yang mulai terkulai karena ketiduran itu. Adriel pun berjalan sed

    Last Updated : 2025-01-28
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tentang Dunia Ini

    "Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?" tanya Adriel seorang diri sembari menatap Rigel yang tengah tertidur itu. Adriel pun menyudahi tatapannya pada Rigel kemudian beranjak pergi dari Klinik. Pria bermata biru itu menuruni tangga serta kembali ke halaman depan Klinik. Dia menatap Sang Ajudan yang masih berdiri siaga menanti kedatangannya. "Kita harus bergegas pergi Yang Mulia, sebelum matahari akan terbit Yang Mulia," ucap Kaelar. "Vetle, berikan aku rincian perkembangan dari perbaikan pesawatku," perintah Adriel. [Menampilkan rincian kerusakan dan bagian-bagian yang perlu diperbaiki][Scanning mulai dalam 88% ... 96% ... 100%]Kaelar menatap keseriusan Adriel pada layar sorot kecil yang muncul dari anting kanannya. Kaelar berdecak kagum. "Wah,wah, seperti yang diharapkan dari Pangeran Kerajaan New Neoma," puji Kaelar sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tapi kenapa Yang Mulia?" tanya Kaelar mendekati Adriel yang masih sibuk menatap rincian dari pesawatnya itu."Itu karena

    Last Updated : 2025-01-29

Latest chapter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Konflik Dua Hati untuk Satu Cinta

    Keadaan markas Tyre sedang genting. Para staff pemerintahan sedang berlalu lalang berkat adanya radar luar angkasa yang mendeteksi kehadiran armada militer asing. Rapat para petinggi sedang diadakan secara dadakan, seluruh petinggi sektor bertemu tak terkecuali pertahanan. Harlan Zidane, sudah memakai pakaian formal dengan mantel hijau tuanya berjalan tegap memasuki lift. Sepasang sepatu bootsnya terdengar tegas terdengar setiap kali ia berjalan. Sang Mantan Kapten Pertahanan Udara antariksa sekaligus mantan Kapten Anti-Crocus kembali memasuki area yang sempat ia tinggalkan.Harlan menghela napas sembari merogoh saku mantel panjangnya, ia tengah memasang sepasang sarung tangan hitamnya. Terasa ponselnya bergetar, ia segera melihat tampilan layar yang menyala itu. Nama Rigel muncul kemudian terdapat pesan singkat yang masuk."Aku akan pulang ke rumah memakai taxi." isi pesan singkat itu cukup membuat kedua mata zambrud beningnya mengkerut. Harlan lagi-lagi menghela napas, seharusnya i

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pulih

    Pagi ini Rigel diperbolehkan istirahat di rumah karena demam serta kondisi tubuhnya sudah membaik daripada kemarin. Rigel kini sedang mengemasi beberapa helai bajunya ke dalam koper. Perutnya sudah semakin besar bahkan kelahirannya hanya menghitung hari tapi Rigel memilih menunggu hari persalinan di rumah, ia rindu ketenangan seorang diri di rumah. Rigel sampai selesai berkemas tak mendapati sosok Harlan. Ia pun kembali duduk di sofa kemudian mengambil ponselnya. Rigel mencoba untuk menelpon Harlan tapi sambungan sepihak itu tak digubris Harlan. Rigel menghela napas kemudian mengiriminya pesan singkat."Aku akan pulang ke rumah memakai taxi." Rigel mengirimi pesan singkat itu kemudian duduk sejenak. Saat seorang diri terkadang Rigel rindu sosok Adriel. Perutnya terasa bergejolak karena tendangan Si Kecil. Rigel meringis pelan sambil menarik napas dan menghembuskan dengan perlahan. "Kau tahu, Nak, saat kita di New Neoma padahal ayahmu jarang mengunjungi kita," ucap Rigel teringat aka

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Ditipu Selama Ini

    "Dimana benda itu?" tanya Rigel sembari menarik tangan Harlan yang sedari tadi berdiri disamping ranjang kasur. "Benda apa yang kau maksud Rig?" tanya Harlan keheranan."Berikan anting itu padaku!" teriak Rigel.Harlan termagun saat Rigel melempar anting itu ke lantai kemudian menginjaknya sampai hancur. Harlan melihat raut wajah panik sekaligus murka dari Rigel tapi Harlan yang mulai paham pun memilih diam sejenak."Apa yang kau lakukan Rigel?" tanya Corrie. "Aku melakukan kebodohan, sekarang aku hanya membahayakan banyak orang," jawab Rigel meracau. Rigel membaringkan dirinya sembari menutup dahi dengan punggung tangan kirinya sendiri. Ia menatap langit-langit ruang perawatan yang hampa. Kepalanya terasa sakit dan dadanya juga jadi sesak. Wajah Rigel mulai bersemu kemerahan dan kedua matanya berkaca-kaca. Rigel menoleh menatap Harlan yang sedang memengang tangan kanannya."Kau harus kembali ke barak, karena bisa saja dia membuat kekacuan," ucap Rigel pada Harlan.Harlan menggelen

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Cinta Berubah Kejam

    "Perintahkan armada menuju ke bumi!" perintah Adriel saat melintasi para prajurit."Baik Yang Mulia!" sahut seluruh Prajurit. Sepasang kaki dibalut sepatu boots mengkilap berjalan tegas di lantai keramik berkilau itu. Adriel, usai memerintahkan armada untuk siaga melakukan perjalanan ke bumi kini sedang berjalan keluar istana. Kala itu Ratu sempat berpas-pasan dengan anak lelakinya itu."Adriel, Nak, kau yakin?" tanya Ratu dengan pilu.Adriel menghentikan langkahnya untuk menatap Ratu. "Dia isteriku, Ibu," jawab Adriel tegas."Aku tahu Nak, tapi ini akan memicu konflik antara planet," ucap Ratu. "Sejarah seharusnya tak boleh terulang lagi, Nak." Ratu berusaha membujuk anak lelakinya yang sudah memegang kuasa saat ini. Sayangnya Ratu tahu jika usahanya akan sia-sia. "Terlambat, memang seharusnya Permaisuri kurebut kembali begitu juga dengan kekayaan bumi yang seharusnya jadi milik kita dari moyang terdahulu," ucap Adriel sembari beranjak berjalan pergi meninggalkan istana. Ratu meng

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Perselisihan

    "Kami dengar kau kembali sakit." Corrie berucap sembari meletakkan keranjang berisi buah-buahan diatas nakas meja. "Kami juga hendak memberi kabar terbaru di benteng untukmu Kapten Zidane," celetuk Corrie."Mantan Kapten," celetuk Harlan sembari mendengkus kesal."Baiklah, baiklah, seperti itu ... apa kau tidak ada niatan kembali?" tanya Corrie."Kenapa?" "Kudengar zone Z jadi genting dan sinyal gelombang aneh juga mendekati bumi, entah dari mana asalnya," jawab Corrie. Rigel membelalakkan kedua matanya. Ia terkejut dan melotot. "Dimana benda itu?" tanya Rigel sembari menarik tangan Harlan yang sedari tadi berdiri disamping ranjang kasur. "Benda apa yang kau maksud Rig?" tanya Harlan keheranan."Berikan anting itu padaku!" teriak Rigel.Harlan keheranan tapi langsung mengerti maksud dari Rigel. Ia merogoh saku celana dan menyerahkan anting itu pada Rigel. Sementara Rigel langsung merampas anting itu. "Vetle, non aktif!" perintah Rigel. Sekilas cahaya kemilau dari anting itu berkila

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Penghasut

    "Kau hanya akan sia-sia jika terus memikirkan Wanita itu," ucap Aquilina.Adriel langsung menoleh ke arah Aquilina. "Apa maksudmu?" tanya Adriel dingin.Aquilina takut memandang kedua pandangan dingin Adriel tapi Aquilina terus membujuknya. "Pikirkan lagi, kenapa dia mau kembali ke bumi? pasti dia punya alasan sendiri, bagaimana misalnya dia punya lelaki lain yang masih jadi bagian dari hatinya?" Aquilina sengaja menghasut Adriel. Kedua mata biru Adriel langsung membelalak. Teringat akan sosok Pria lain yang pernah menjalin asmara dengan Rigel. "Tidak mungkin, itu mustahil," ucap Adriel menggeleng."Karena kau tidak disana saat ini, kau bahkan tak tahu dia ada dimana, Adriel," hasut Aquilina. Adriel terdiam sejenak. Teringat akan pertemuannya dengan Rigel. Pertemuan mereka bukan yang pertama melainkan saat Adriel bersama Rigel dalam keadaan yang buruk. Pertemuan pertama saat Adriel mengekori Rigel. Sebuah ledakan misterius yang nyaris mencelakakannya. Adriel sendiri yang bergerak un

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Siapa yang Dirindukan?

    "Bagaimana kabarmu sekarang?" tanya Alex yang menghampiri Rigel diruangannya.Rigel duduk bersandar dipinggiran ranjang kasur. Dia mengangguk. "Seluruh tubuhku semakin terasa berat, sakit dan tidak nyaman," jawab Rigel."Baiklah, biarkan aku melihat tekanan darahmu." Alex pun memasangkan manset sphygmomanometer pada lengan atas Rigel. Ia meletakkan stetoskop pada lengan itu juga tepat pada titik arteri brankial. "Aku butuh kau bernapas dengan santai," suruh Alex kemudian mulai memompa tekanan darah. Usai mengukur tekanan darah Rigel, Alex langsung mencubit pipi gempal Rigel. "Aduh, duh, kenapa?" tanya Rigel kesal."90/60 itulah hasil tekanan darahmu, untuk ibu hamil seharusnya tidak rendah seperti itu," omel Alex. Rigel menghela napas. "Tidurku cukup, makanku baik, mualku berkurang dan semuanya okay," celetuk Rigel tak mau kalah. "Benar, fisikmu baik-baik saja tapi tidak dengan isi kepalamu, kau stres Rigel," ucap Alex. "Lampu kamarmu menyala sampai jam dua dini hari, belum lagi be

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Duri Mawar

    Ketika resah dan kemurkaan menggelapkan hati maka akan selalu ada kelicikan yang ambil kesempatan. Semua orang di Kerajaan New Neoma sudah tahu jika seharusnya Pangeran Adriel yang sudah menaiki takhta itu harusnya menikah dengan tunangannya, yaitu Lady Aquilina anak dari Perdana Menteri. Semua itu jadi kandas karena sebuah ramalan dan tradisi kuno. Aquilina tentu tidak akan diam dengan situasi gelap Adriel saat ini. Permaisuri yang susah payah ia dapatkan justru melarikan diri. Pagi-pagi sekali Aquilina sudah bersolek dan memakai gaun terbaiknya untuk menemui Adriel. Hatinya berdegup kencang karena akan bertemu dengan pujaan hatinya. Kesempatan seperti ini tidak akan Aquilina sia-siakan.Aquilina keluar dari mansion tempat tinggalnya dengan senyum sumringan. "Calen! cepat siapkan kendaraanku!" perintah Aquilina. Pria berambut hitam panjang tiba sembari memberi hormat tuannya itu. Calen pelayan dari Aquilina sekaligus pesuruh setianya. Dia juga yang selama ini selalu mengincar keama

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tanah Kehidupan

    “Kau pasti punya alasan tersendiri untuk pergi dan kembali?” celetuk Corrie yang sedang duduk dipinggiran ranjang tidur.Rigel kemarin baru tiba tapi seharian harus melalui beberapa tahap agar bisa masuk ke bumi. Salah satunya pemeriksaan kesehatan yang diawasi langsung dengan Alex. Sebenarnya posisi Rigel yang tiba-tiba hilang misterius dan kembali misterius sudah jadi lirikan para Penjabat Atas tapi berkat perjanjian yang diajukan oleh Harlan, Rigel setidaknya dapat jaminan keamanan dari Harlan namun yang tak Rigel tahu jika Harlan rela menggadaikan jabatannya untuk keamanan Rigel.Corrie tahu hal itu tapi ingin tahu alasan Rigel terlebih dahulu. “Kau itu ... selalu menanggung beban sendiri tanpa mau berbagi,” ucap Corrie.Rigel tertegun mendengar Corrie. Ia yang setengah duduk di ranjang tidur dengan sebelah tangan yang masih diinfus nutrisi tambahan hanya bisa menghela napas. “Aku sudah pernah melakukan kesalahan jadi kali ini aku mau mempertahankannya,” jawab Rigel sambil mengusa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status