Arjuna yang terbiasa terbangun pukul 05.00 pagi itu pun belum bangun. Ia tak pernah bangun siang meskipun ia lelah ia tetap bangun subuh untuk melakukan sholat subuh. Sekarang sudah jam 08.00 tapi Arjuna belum juga bangun. bibik asisten rumah tangga Arjuna ingin sekali mengecek tuanya namun ia tak berani. ia hanya terdiam menunggu tuanya turun. Basri yang sudah tiba di kantor sejak jam 07.00 pagi itu menunggu bosnya tiba. ia duduk di ruanganya dan menyiapkan berkas yang harus ia sampaikan kepada bosnya. Jam menunjukan pukul 11.00 bibik sangat khawatir karena tuanya belum juga turun dari kamarnya. Bibik memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Arjuna .
"Tok ,,, tok ,,, tok ,,,, tuan" panggil bibik dengan suara lirih. Arjuna tidak bangun dan tidak menjawab panggilan bibik. Bibik hanya bisa berjalan kesana kesini ia sangat bingung ada apa dengan tuanya yang tidak biasa tertidur sampai siang hari. Akhirnya ia memberanikan untuk mengetuk pintu lagi .
"Tok ,,, tok ,,, tok ,,, tuan" panggil bibik. Arjuna pun menjawab panggilan bibik.
"Masuk bik," Arjuna mempersilahkan bibik untuk masuk. Bibik pun masuk kedalam kamar Arjuna bibik sangat kaget melihat Arjuna yang sedang tidur dengan wajah pucat.
"Tuan kenapa, wajah tuan sangat pucat sekali," bibik pun memegang kening Arjuna , kening Arjuna sangat panas suhu badanya sangat tinggi. Bibik pun mengajak Arjuna untuk pergi ke rumah sakit. Ia pun menelepon ibu Arjuna ibu Arjuna meminta bibik untuk membawa anaknya ke rumah sakit.
"Nyonya tuan sakit nyonya, badanya sangat panas wajahnya pucat."
"Bik bawa Arjuna ke rumah sakit iya bik aku disini masih sangat banyak kerjaan aku enggak bisa pulang"
Bibik membawa Arjuna ke Rumah sakit , Arjuna tidak ingin di rawat di Rumah Sakit.
"Ayo tuan kita kerumah sakit, nyonya meminta saya untuk membawa tuan kerumah sakit '' ucap bibik.
"Enggak usah bik, aku cuman demam" jawab Arjuna, ia tidak ingin di rawat di Rumah sakit. Namun bibik memaksa akhirnya ia pun mau dibawa ke Rumah sakit .
"Tapi tuan kalau tuan sakit, nanti nyonya memarahi saya, saya ingin tuan mau ke rumah sakit" ajak bibik.
Arjuna pun menerima ajakan bibik. Ia merasa kalau ia sakit pekerjaanya pasti akan sangat banyak.
"Baik bik, Aku akan bersiap siap, Bibik tunggu saja di mobil" Arjuna pun bersiap siap untuk pergi ke rumah sakit. Ia mengenakan baju tidur dan sweater. Ia sangat pucat dan badanya lemas. Sesampai di rumah sakit Arjuna menerima beberapa pemeriksaan. Ternyata ia terkena demam berdarah. Arjuna pun di rawat.
Basri yang menunggu bosnya itu pun menelepon bosnya karena sampai sore bosnya tidak pergi ke kantor.
"Hallo bos kenapa kok tadi enggak ke kantor " tanya Basri.
"Ia Bas aku sakit, aku terkena demam berdarah " jelas Arjuna. Basri yang mendengar Arjuna sakit itu pun pergi ke rumah sakit untuk melihat ke ada'an bosnya .sesampai di rumah sakit Basri pun pergi ke ruangan Arjuna. Ia sangat terkejut melihat Arjuna yang sangat pucat terbaring di ranjang rumah sakit.
" Bos beneran sakit" tanya Basri.
"Iya benerlah Bas, siapa sih yang mau sakit "jawab Arjuna, Arjuna hanya tersenyum lebar mendengar ucapan Basri.
"Bos katanya mau nikah, masak sakit sih bos " ledek Basri.
"Ah kamu hanya mengejeku bas, padahal kamu tau kalau aku belum punya pasangan "jawab Arjuna dengan tersenyum.
"Bos gimana kalau sama syelin" Basri menawarkan Arjuna berpacaran dengan syelin.
"Ah dia bukan levelku, aku enggak suka wanita sosialita, bisa bisa dia hanya menghabiskan uangku" jawab Arjuna.
"Iya iya bos syelin memang wanita materialistis ia juga seorang sosialita, jelas kalau menikah dengan bos ia tambah bergaya, memang si bos wajahnya sangat cantik" jawab Basri.
"Nah itu kamu tau, aku enggak suka wanita yang materialistis dan sosialita, aku senang menikah dengan wanita yang biasa saja " jawab Arjuna. Dokter datang bersama asisten dokter untuk memeriksa Arjuna. Arjuna yang takut dengan jarum suntik itu pun memejamkan mata, ia takut kalau melihat jarum suntik. Dokter memeriksa nya dan pergi setelah selesai memeriksa nya . Arjuna bertanya kepada Basri mengapa kok dia tidak di suntik.
"Oh kok sudah pergi Bas, aku fikir dia mau menyuntiku" tanya Arjuna.
"Widih ternyata bos takut jarum suntik." Ledek Basri. Basri menertawakan kalau bosnya yang keren itu ternyata takut jarum suntik.
"Hus diam kamu." tegas Arjuna. Arjuna pun tidur, ia sangat lelah. Basri pergi mencari minuman jus jambu. ia tidak ingin melihat bosnya sakit lama. karna kalau bosnya sakit maka kerja'anya akan bertambah banyak.
Saat ia keluar kamar. Ia bertemu dengan Andini. Andini mengantarkan ibunya yang sedang sakit berobat. Ia pun menyapa Andini.
"lo Andini, kamu kenapa kesini," tanya Basri Basri menyapa Andini yang berjalan papasan denganya.
"Nganterin ibu kak," jawab Andini dengan suara lesu, nampaknya Andini sangat lelah sepulang kerja ia harus mencari uang tambahan dengan membuat jajanan ringan yang ia titipkan di kedai makanan.gaji bulanan yang ia peroleh terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia harus mencari uang tambahan dengan membuat kue yang nantinya ia titipkan di kedai makanan. Ia tak pernah merasa lelah karena ia harus bekerja keras untuk bisa mendapatkan uang tambahan untuk berobat ibunya.
"Oh ibu sakit apa?" Tanya Basri.
"Ibu sakit kanker nak dan harus kontrol setiap minggunya." jawab ibu Andini.
Andini pun menanyakan Basri mengapa ia di rumah sakit.
"kakak kenapa disini, ada yang sakit" Tanya Andini.
"Oh aku disini nungguin Arjuna sedang sakit" jawab Basri, Basri memberi tau Andini kalau Arjuna sedang sakit.
"Oh pak Arjuna sedang sakit, di ruangan apa kak" Andini yang mendengar Arjuna sedang sakit itu pun ingin menjenguknya. Karena Arjuna adalah bosnya di kantor.
"Di ruang melati nomor 15." Jawab Basri memberi tau Andini ruangan Arjuna. Andini pun pergi mengantarkan ibunya kontrol. Basri pergi ke mini market terdekat untuk membeli minuman jus jambu. dan membeli minuman isotonik. Setelah ibunya kontrol dan ibunya baik. Andini berniat untuk pergi ke ruangan Arjuna ia ingin menjenguk Arjuna. Andini pun pergi ke toilet untuk merapikan riasanya ia merasa malu kalau riasanya berantakan di depan bosnya, Andini memakai bedak dan lipstik ia memperbaiki eyeliner yang ia pakai. setelah selesai ia mengajak ibunya pergi menuju ruangan Arjuna.
"Mah kita ke ruangan bosku dulu ia," ajak Andini. menjenguk Arjuna. Ibunya pun bersedia.
"Boleh ayo kita ke kamarnya siapa tau bos mu senang kita menjenguknya" mereka berdua berjalan menuju kamar Arjuna .
Andini bersama ibunya pergi ke ruangan Arjuna ia mencari Ruangan yang di tempati Arjuna, setelah menemukan Andini mengetuk pintunya.Tok tok tokAndini mengetuk pintu kamar Arjuna, Arjuna pun mempersilahkan Andini untuk masuk ke dalam kamarnya."Masuk" Arjuna terbaring sangat lemas wajahnya sangat pucat, bibik yang merawatnya terus mengompres kening Arjuna, Arjuna sudah terbiasa dirawat oleh bibik. Bibik sudah lama menjadi asisten rumah tangga Arjuna. Bibik membukakan pintu kamar Arjuna."Masuk mbak buk" sapa bibik kepada dua wanita yang berada di depannya. Bibik sangat ramah kepada semua orang. Bibik yang memiliki kepribadian yang baik dan penyayang membuat Arjuna nyaman di rawat oleh bibik. Kedua perempuan itu pun masuk. Arjuna masih memejamkan matanya saat Andini memegang keningnya Arjuna pun terbangun. Ia sangat terkejut melihat wanita yang berada di sampingnya."Andini" Arjuna memanggil nama Andini ia merasa sangat senang melihat wanita
Mamah Arjuna yang mendengar anaknya sakit segera pulang ke Jakarta ia merasa sangat khawatir dengan keadaan Arjuna. Ia pulang dan langsung menuju rumah sakit, ia membawakan makanan kesukaan Arjuna. Setelah tiba di bandara sopir yang akan menjemput ibu Arjuna sudah tiba. Mereka langsung menuju rumah sakit.Arjuna yang sedang merapikan bajunya di bantu oleh Andini Andini sangat dewasa dan ke ibuanya sangat terasa. Arjuna benar benar merasa nyaman dengan kehadiranya."makasih kamu mau membantuku" ungkap Arjuna yang mulai jatuh cinta. Ia sangat nyaman dengan sikap Andini. Andini ikhlas melakukanya tanpa mengharaap imbalan darinya .ia sangat murah hati dan sangat sabar. setelah beberapa menit mamah Arjuna tiba. Mamah sangat senang Arjuna ada yang merawatnya."Halo sayang mamah bawa makanan kesukaanmu " mamah memberikan Arjuna makanan kesukaanya. Mamah mengambil makananya dan menyuapi Arjuna. Arjuna yang suda
Arjuna merasa sangat bersalah dengan Andini ia sangat gelisah menunggu kedatangan Andini. Ia berjalan kesana kesini menunggu kedatangan Andini, ia sangat menyesal telah membuat Andini malu, awalnya ia berpikir supaya Andini bisa mencintainya, namun semua itu salah, Andini justru merasa malu, ia sangat menyesal telah mencium bibir Andini." Sudah siang Andini belum juga datang menemuiku " ia melihat ponselnya, ponselnya menunjukkan sudah pukul 12.00wib, ada apa Andini belum juga datang apa dia benar benar marah. Arjuna sedikit memiliki rasa penasaran mengapa Andini tak kunjung datang, ia sangat ingin melihat Andini bersamanya. Ia pun keluar ruangan berharap Andini segera datang menemuinya. Namun Andini tetap belum juga datang, Arjuna sangat gelisah, ia pun mengambil ponselnya dan menelpon Basri." Kenapa jam segini belum juga datang " gumam Arjuna dalam ha
Saat Andini berada di taman ponsel Andini berbunyi . Tut tut tut Andini mengangkat teleponnya. "Andini Ibumu pingsan, kamu dimana?" Suara telpon tetangga Andini, ia sangat khawatir melihat ibu Andini sangat pucat dan belum sadar. "Di Rumah Sakit kak, ada apa dengan ibu kak" Andini menangis ia tak sanggup menahan tangisannya, ia berjalan masuk kedalam Ruangan Arjuna ia mengambil tasnya, Arjuna sangat terkejut melihat wanita yang berada di depannya menangis. "Ada apa Andini?" Tanya Arjuna yang sangat mengkhawatirkan keadaan Andini. Ia memegang tangan Andini. Namun Andini terus berlari keluar ruangan. Arjuna meminta Basri untuk mengikutinya. "Bas kejar Andini, ikuti dia aku sangat mengkhawatirkan keadaan Andini"
Persiapan pemakaman sudah selesai Basri menemani Andini untuk pergi ke pemakaman, Andini yang sangat hancur melihat ibunya yang sudah meninggal. Membuat Basri mencoba untuk menenangkan Andini dan membuat ia nyaman .Andini sangat nyaman dengan perlakuan khusus Basri ia sangat merasa nyaman Basri bisa menemaninya, setiap Andini menangis Basri selalu mengelap air mata Andini ia tak ingin melihat Andini sedih. Ibu Andini pun dimasukkan ke dalam kuburan, Andini sangat sedih melihat ibunya di masukkan ke dalam lubang kubur. Setelah pemakaman selesai Basri mengajak Andini pulang ke rumah, Andini pun mandi membersihkan dirinya, Basri keluar mencari pakaian untuk ia pakai." Aku harus mencari pakaian untuk mengganti pakaianku yang sudah kotor" ia pun menuju toko pakaian dan membeli pakaian. Setelah membeli pakaian Basri pun mandi di kamar mandi Andini. Andini mem
Pagi hari yang cerah Andini mulai membuka matanya, mata Andini sedikit membengkak, Andini pergi ke meja rias ia memandangi wajah cantiknya, ia melihat kedua bola matanya membengkak, ia pun teringat ibunya, ia pun kembali menangis.Hiks hiks hiksAndini menangis tersedu-sedu. Basri pun terbangun mendengar suara tangisan Andini, ia berdiri menuju kamar Andini. Ia melihat Andini sedang menangis, Basri pun duduk di sebelah Andini, ia memeluk Andini berusaha memberi kenyamanan, Andini pun mengeluarkan isi hatinya ia terus menangis."Keluarkan semua yang membuatmu sedih, aku siap mendengarkan kesedihanmu" Basri mencoba untuk menenangkan Andini. Andini merasa lega, semua yang membuatnya sedih sudah dikeluarkan. Basri melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30wib, Basri pun berpamitan untuk pergi pulang.
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Andini mulai merasakan sakit perut dan mulai terjadi pendarahan, Andini sangat terkejut ketika melihat banyak darah yang keluar."Ada apa ini, mengapa banyak darah," ucap Andini bingung. Ia pun mulai memegang perutnya."apakah janin ku tidak selamat," Andini mulai meneteskan air matanya.Arjuna masuk kedalam ruangan Andini, ia mulai memeluk istrinya sambil meneteskan air matanya."Maafkan aku sayang, aku tak bisa menjagamu," air mata Arjuna menetes begitu deras Andini pun mulai meneteskan air matanya."Ada apa sayang," tanya Andini. Hati Andini terasa begitu sedih ia mengusap air mata Arjuna dengan tangannya."Abang nggak usah sedih, mungkin ini memang sudah takdir kita, kita doakan yang terbaik untuk anak kita," ucap Andini. Andini sebenarnya sangat ingin memberitahu Arjuna insiden yang terjadi saat Arjuna di kantor, namun ia berpikir kembali kalau Arjuna ta
Selin masuk ke dalam rumah Arjuna, ia melihat ibu Arjuna sedang duduk di meja makan."Selamat pagi mah," sapa Selin. Mama lalu menengok ke belakang melihat wanita yang memanggilnya."Oh Selin, tumben sudah kesini," ucap Mama Arjuna. Selin lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan mama Arjuna."Mama tahu tidak siapa yang menggantikan Basri," ucap Shelin memberi tahu mama Arjuna. Mama pun menggelengkan kepalanya sembari menjawab."Mama tidak tau nak memang siapa yang menggantikan Basri," tanya Mama Arjuna. Selin pun mulai membisiki di telinga Mama Arjuna."Tania mah," Jawab Shelin dengan suara tersenyum."Lo apa hubungannya dengan Arjuna?" Tanya Mama Arjuna. Mama Arjuna tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Shelin."Kita bisa menggunakan Tania untuk mendapatkan Arjuna kembali," jawab Shelin. Shelin mulai memikirkan cara untuk membuat Arj
Arjuna membelikan Andini kalung ia sangat berharap Andini bisa merasa senang dengan apa yang Arjuna berikan."Terimakasih bang, aku sangat senang bisa mempunyai kalung ini tadinya aku hanya berharap bisa memiliki kalung ini," ucap Andini. Ia menatap dan melihat kalung yang Arjuna pakaikan."Kamu pantas mendapatkan kalung itu, bahkan aku ingin memberikanmu rumah," ucap Arjuna. Sembari menatap wajah istrinya. Namun tanpa diduga ternyata Andini menolaknya."Maaf bang aku nggak bisa, aku nggak mau di anggap wanita materialistis," jawab Andini seraya menundukkan kepalanya."Aku nggak mau kamu orang yang aku cintai tapi tidak pernah merasakan apa yang aku miliki," tegas Arjuna."Aku nggak mau hartamu mas, untuk bisa mendapatkan cintamu aku sudah bahagia," Arjuna lalu memeluk istrinya seraya mencium keningnya."Aku bahagia bisa menjadi kekasihmu," ucap Arjuna. Arjun
Arjuna membuka Diary Basri ia membaca tulisan yang tertulis di dalam buku harian Basri.Note"Andini jujur hati ini sangat sakit saat melihat dirimu orang yang ku cintai bersama Arjuna, kamu tahu semenjak hari itu aku sangat senang bisa melihat wanita cantik bisa tidur di sampingku, menatap wajahmu saat kau tertidur pulas, rasanya aku sangat ingin bisa memilikimu, tapi ternyata kamu lebih memilih Arjuna.Arjuna adalah sahabatku aku tak ingin melihat dia kecewa denganku, aku terus menutupi perasaan ku padamu, saat melihat dirimu menikah bersama Arjuna rasanya aku seperti ingin menabrakkan mobilku.Sakit Andini,,,Sakit sekali,,,
Saat dalam perjalanan menuju pulang ke rumah, Arjuna mendapatkan telepon dari pihak polisi.Tut Tut TutSuara ponsel Arjuna berdering, Arjuna segera mengangkat panggilan teleponnya."Basri," Arjuna melihat nama Basri di panggilanya. Arjuna segera mengangkat telepon Basri."Halo Bas, ada apa?" Tanya Arjuna. Namun ternyata yang menelepon Arjuna bukanlah Basri melainkan polisi."Kami dari kantor polisi pak," ucap seorang polisi, Arjuna sangat terkejut ketika mendengar nama polisi."Polisi?" tanya Arjuna dengan penuh rasa kebingungan yang berada dalam pikirannya."Iya pak, kami polisi," tegas polisi itu."Maaf pak apa yang terjadi?" Tanya Arjuna. Arjuna sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Basri."Pemuda yang bernama Basri mengalami kecelakaan beruntun pak, ia belum sadar." Jawab polisi."Kecelakaan!" Arjuna terkejut."Iya pak, untuk lebih jelasnya silahkan bapak pergi ke Rumah saki
Rasa mual Andini membuatnya muntah sampai ia terlihat pucat dan lemas, Arjuna segera membawa Andini ke Rumah sakit, awalnya Andini menolak ajakan suaminya namun Arjuna tak ingin terjadi apa-apa pada bayinya, ia segera membawa Andini ke Rumah sakit."Ayo sayang wajahmu sangat pucat kamu harus mendapatkan pelayanan dokter," ucap Arjuna. Arjuna sangat mencemaskan keadaan Andini, ia tak ingin melihat Andini lemas tak berdaya, Andini tidak bisa makan, setiap makan ia terus memuntahkan makanan yang ia makan."Nggak mau bang, aku nanti juga baikan," ucap Andini dengan suara sangat lemas tak berdaya."Aku akan menggendongmu, dan membawamu ke rumah sakit," ajak Arjuna."Memang Abang punya mobil?" Tanya Andini."Aku bawa mobil kantor tadi," jawab Arjuna."Mobil kantor? Mobil siapa bang?" Andini tak ingin suaminya memakai mobil orang."Kamu lupa, aku bos disana, aku pemilik kantor, iya mobilku dong," jawab Arjuna dengan nada sedikit menggo
Mama dan Selin merencanakan sesuatu untuk membuat Arjuna jatuh cinta kepada Selin. Mama dan Selin merencanakan untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna. Dan Selin datang setelah Arjuna meminumnya.Obe membuat minuman untuk diberikan kepada Arjuna, Selin memberhentikan Obe itu untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna."Nanti kalau sudah 10 menit, kabari saya iya," ucap Selin memberi instruksi agar obe memberi tahu kalau Arjuna meminumnya. Namun obe itu membisikki Arjuna, ia tak suka melihat Selin bersama Arjuna."Pak ibu Selin memberikan obat perangsang di minuman bapak!" Ucap pegawai obe itu."Oh, terimakasih sudah memberi tau!" Arjuna berterima kasih kepada obe karena sudah memberitahu Arjuna.Arjuna menelpon Andini, ia meminta Andini segera mempersiapkan diri."Andini, Syelin memberikan obat perangsang di minumanku, tolong kamu persiapkan diri," ucap Arjuna dalam telepon.Andini segera bersiap-siap untuk me
Andini dan Arjuna pulang kerumahnya. Andini mulai merasakan takut saat akan memasuki rumah Arjuna, ibu mertuanya yang tak suka dengannya seperti petaka untuknya.Arjuna yang mengetahui sikap istrinya berubah ia segera merangkul pundak Andini. Seraya berkata di telinga Andini."Sayang nggak usah takut, aku kan selalu ada di sampingmu," bisikan Arjuna mengurangi rasa takut Andini."Iya bang, aku percaya dengan abang," ucap Andini dengan penuh rasa syukur. Andini sangat bersyukur bisa memiliki suami yang sangat sayang kepada dirinya.Andini melangkah menuju kamarnya, tiba-tiba datang Mama Arjuna dan memanggil Arjuna."Hey Arjuna," panggil mama Arjuna.Awalnya Arjuna tidak menghirauka
Pagi yang cerah Andini dan Arjuna bersiap-siap untuk pulang, Andini mengenakan dress berwarna pink yang terlihat cocok dengan warna kulitnya.Andini berjalan sambil menenteng tas ditangannya ditemani oleh suaminya. Arjuna terlihat sangat tampan ia mengenakan kemeja yang sangat cocok di badannya, kemeja berwarna biru muda sangat cocok dengan warna kulitnya.Mereka berdua sangat serasi, orang yang memandangnya nampak kagum melihat keduanya.Jadwal penerbangan mereka tinggal menunggu menit, Arjuna dan Andini naik ke atas pesawat, Andini sudah tidak takut saat pesawat mulai terbang namun Andini merasa mual.Hoek Hoek HoekArjuna segera mengambil tisu, Andini merasa sangat mual kepalanya pusing sekali, ia seperti masuk angin."Pusing bang," keluh Andini. Arjuna segera memijat tengkuk Andini."Mabuk pesawat?" tanya Arjuna. Arjuna merasa kasihan melihat istrinya yang sedang mabuk pesawat."Nggak bang, aku nggak pernah merasakan