Andini bersama ibunya pergi ke ruangan Arjuna ia mencari Ruangan yang di tempati Arjuna, setelah menemukan Andini mengetuk pintunya.
Tok tok tok
Andini mengetuk pintu kamar Arjuna, Arjuna pun mempersilahkan Andini untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Masuk" Arjuna terbaring sangat lemas wajahnya sangat pucat, bibik yang merawatnya terus mengompres kening Arjuna, Arjuna sudah terbiasa dirawat oleh bibik. Bibik sudah lama menjadi asisten rumah tangga Arjuna. Bibik membukakan pintu kamar Arjuna.
"Masuk mbak buk" sapa bibik kepada dua wanita yang berada di depannya. Bibik sangat ramah kepada semua orang. Bibik yang memiliki kepribadian yang baik dan penyayang membuat Arjuna nyaman di rawat oleh bibik. Kedua perempuan itu pun masuk. Arjuna masih memejamkan matanya saat Andini memegang keningnya Arjuna pun terbangun. Ia sangat terkejut melihat wanita yang berada di sampingnya.
"Andini" Arjuna memanggil nama Andini ia merasa sangat senang melihat wanita yang ia cintai berada di sampingnya.
"Panasnya tinggi pak, aku akan mengompres bapak" Andini yang terbiasa merawat ibunya itu nampak mahir dan cekatan. Arjuna tersenyum melihat Andini merawatnya. Bibik pun membantu Andini mengompres Arjuna.
"sudah makan pak" tanya Andini yang melihat makanan di meja yang masih tertutup rapat. Ia sangat memahami kalau Arjuna tidak nafsu makan.
"Belum" jawab Arjuna. Perutnya merasa sangat lapar namun ia tak nafsu makan.
Andini mengambil kotak makanan Arjuna, ia menyuapi Arjuna awalnya Arjuna menolak namun Andini terus merayu Arjuna untuk makan. Arjuna akhirnya mau makan di suapi Andini. Arjuna memandangi wajah Andini yang sedang menyuapinya. Ia mulai berdebar debar merasakan getaran getaran cinta. Saat Andini menyuapi buah Arjuna merasa sangat mual Andini langsung mengambilkan tempat untuk Arjuna muntah. Arjuna pun muntah di tempat yang sudah Andini siapkan. Andini memijat tengkuk Arjuna. Arjuna merasa kalau Andini adalah wanita yang pantas menjadi kekasihnya.
Basri tiba di ruangan Arjuna ia membawa jus buah jambu dan jambu,
"ini jusnya"Basri meletakan di meja Arjuna. Arjuna pun menolaknya.
"ah minumlah aku enggak suka" jawab Arjuna. Arjuna awalnya menolak untuk meminumnya.namun setelah Andini yang membujuk ia mau meminum jus jambu yang Basri bawa.
"em minum iya pak, bapak harus cepat sembuh, kalau bapak sakit gimana dengan perusahaan yang bapak kelola" Andini lalu memberikan jus yang Basri bawa. Arjuna pun meminum jusnya. Suhu tubuh Arjuna sangat tinggi membuatnya merasa menggigil ia terus memegang tangan Andini. Andini mengompres Arjuna. Arjuna sangat senang melihat Andini berada di sampingnya. Saat Andini ingin pulang Arjuna pun tidak mengizinkanya.
"pak aku pulang dulu ia, ibu ku kasian sudah lelah." Andini berpamitan untuk pulang, Arjuna memegang tangan Andini ia tidak mengizinkan Andini pulang. Arjuna ingin Andini merawatnya.
"temani aku disini, aku ingin bersamamu " pinta Arjuna, ia sangat sedih Andini pulang, Andini tak tega melihat Arjuna terbaring lemah. Akhirnya ia meminta ibunya untuk beristirahat di ranjang kosong yang berada di ruangan Arjuna.
"ibu istirahat disini iya bu, aku harus merawat atasanku" ibu Andini pun pergi ke ranjang yang di desain untuk tidur keluarga pasien ia tertidur dengan pulas.
Andini terus mengompres kening Arjuna terkadang ia pun tertidur. Arjuna yang tidak tega melihat Andini tertidur itu pun mempersilahkan Andini untuk tidur.
"Pergilah tidur aku sudah membaik" perintah Arjuna. Namun Andini menolaknya .ia terus mengompres kening Arjuna. Hingga tertidur di kursi yang berada di samping Arjuna. Arjuna tersenyum saat melihat Andini merawatnya dengan baik . Andini yang sudah terbiasa merawat ibunya sudah terbiasa begadang.
Andini terbangun dari tidurnya dan melihat Arjuna sudah bangun. Andini memberikan Arjuna minum. Arjuna berterima kasih kepada Andini ia sudah merawatnya .
"Makasih iya Andini kamu sudah merawatku dengan baik."
"Aku sudah biasa kok pak merawat orang sakit. Jawab Andini sembari mengganti kompresanya.
"Besok pagi aku pulang dulu iya pak, aku harus kerja"
"Kamu besok enggak usah ke kantor kamu kesini aja, soalnya aku enggak ada yang nungguin" Arjuna tidak mengizinkan Andini ke kantor karena ia merasa kesepian kalau harus berbaring di rumah sakit sendirian.
"yah baiklah, setelah aku mengantarkan ibuku aku akan kembali." jawab Andini Andini merasa sangat heran melihat bos yang ambisius itu bisa begitu lemah di hadapanya. Biasanya ia selalu disiplin dalam bekerja. Ia tidak mau rugi dalam bisnis perhitunganya selalu tepat sasaran.
Andini yang sangat lelah kembali tidur di sofa, ia meletakkan tubuh mungilnya itu di atas kursi dan memejamkan mata .
Arjuna hanya memandangi Andini dari kejauhan.ia merasa sangat senang Andini merawatnya. Sebelumnya ia pernah punya pacar namun hanya uang yang mereka cari . Setiap minggunya selalu mengajak belanja barang barang yang bermerek. Dan membuat Arjuna kesal. Sampai ia merasa tertutup kepada semua wanita. Ia tak ingin hanya dimanfaatkan sebagai seorang Ceo yang banyak uang.
Jam menunjukan pukul 5,00 Andini bangun bersiap siap untuk pulang Andini yang melihat Arjuna masih memejamkan mata ia bergegas pulang.
"Bik aku pulang dulu iya"
"Iya non hati hati di jalan" Andini bersama ibunya pulang dengan menaiki angkutan kota. sesampai di rumah Andini pergi mandi dan sholat subuh. setelah selesai shalat ia pun tidur.
Arjuna terbangun dan memanggil Andini.
"Andini Andini" bibik yang mendengar Arjuna sedang mencari Andini. Ia berjalan menghampiri tuanya" Andini pulang tuan mungkin ia lelah semalam ia tidak tidur menunggu tuan" jawab bibik.
"Oh kenapa kok enggak ngasih tau aku bik kalau dia pulang, aku kan bisa menyuruh sopir kita mengantarkanya" Arjuna sangat kesal kepada Andini yang pulang tidak berpamitan denganya. Arjuna pun tertidur kembali.
Bibik membereskan baju baju kotor Arjuna ia membawanya ke kamar mandi dan mencucinya. Jam 07.00 dokter datang memeriksa ke adaan Arjuna. Arjuna masih demam ia merasa sangat lemas dan wajahnya pucat.
Dokter meminta Arjuna untuk makan dikit demi sedikit supaya tidak terlalu pucat. Bibik pun mencoba untuk memberikan makanan dan menyuapi Arjuna namun Arjuna menolaknya. Ia tidak mau makan . Jam pukul 10.00 Andini belum juga datang Arjuna gelisah menunggu kedatangan Andini. Ia pun menelepon Basri.
"Halo Bas" sapa Arjuna.
"Iyaa bos, ada apa" tanya Basri.
"Bas tolong hubungi Andini untuk segera datang ke rumah sakit" pinta Arjuna.
Basri merasa heran kenapa Andini di minta untuk datang merawatnya bukankah sudah ada bibik yang menunggunya.
Basri berjalan ke ruangan Andini. dan melihat Andini tidak ada di kantor. Basri pun kembali ke ruanganya.
Andini datang dengan membawakan makanan yang Arjuna sukai. Andini membukanya dan Menyuapi Arjuna .
"kok baru datang" tanya Arjuna.
"Iya tadi harus kepasar dulu membeli bahan yang akan aku masak" jawab Andini.
"Em berarti ini masakanmu" tanya Arjuna.
"Iya ini masakanku . Aku ingin bapak cepat sembuh. Bapak orang yang di butuhkan di kantor kalau sakit nanti siapa yang memberikan kami gaji bulanan" jawab Andini. Arjuna tercengang mendengar Jawaban Andini.
Arjuna merasa kecewa dengan jawaban Andini ia berfikir Andini hanya ingin memperoleh uangnya.
"oh berarti kamu disini enggak tulus merawatku kamu hanya ingin uangku" Arjuna menjawab pertanyaan Andini dengan sangat kesal. Ia pun memalingkan pandanganya.
"bapak, kami kan bergantung dengan bapak kalau bapak sakit siapa yang mau membayar kami. Kami hanya mengharap pekerjaan dari bapak, jadi bapak jangan sakit" jelas Andini, Arjuna yang mendengar penjelasan Andini merasa lega. Andini menyuapi Arjuna, Arjuna yang merasa lapar itu segera menyantap makanan yang Andini berikan, setelah makan Andini mengelap pipi Arjuna, dan mengambil pakaian untuk Arjuna ganti. Arjuna merasa kalau Andini mulai mencintainya, ia tidak ingin cintanya bertepuk sebelah tangan, Andini benar benar sudah membuat Arjuna jatuh cinta.
Namun Andini merasa dirinya tak pantas untuk menjadi kekasih Arjuna, ia merasa malu karena dia hanya seorang karyawan biasa.
Mamah Arjuna yang mendengar anaknya sakit segera pulang ke Jakarta ia merasa sangat khawatir dengan keadaan Arjuna. Ia pulang dan langsung menuju rumah sakit, ia membawakan makanan kesukaan Arjuna. Setelah tiba di bandara sopir yang akan menjemput ibu Arjuna sudah tiba. Mereka langsung menuju rumah sakit.Arjuna yang sedang merapikan bajunya di bantu oleh Andini Andini sangat dewasa dan ke ibuanya sangat terasa. Arjuna benar benar merasa nyaman dengan kehadiranya."makasih kamu mau membantuku" ungkap Arjuna yang mulai jatuh cinta. Ia sangat nyaman dengan sikap Andini. Andini ikhlas melakukanya tanpa mengharaap imbalan darinya .ia sangat murah hati dan sangat sabar. setelah beberapa menit mamah Arjuna tiba. Mamah sangat senang Arjuna ada yang merawatnya."Halo sayang mamah bawa makanan kesukaanmu " mamah memberikan Arjuna makanan kesukaanya. Mamah mengambil makananya dan menyuapi Arjuna. Arjuna yang suda
Arjuna merasa sangat bersalah dengan Andini ia sangat gelisah menunggu kedatangan Andini. Ia berjalan kesana kesini menunggu kedatangan Andini, ia sangat menyesal telah membuat Andini malu, awalnya ia berpikir supaya Andini bisa mencintainya, namun semua itu salah, Andini justru merasa malu, ia sangat menyesal telah mencium bibir Andini." Sudah siang Andini belum juga datang menemuiku " ia melihat ponselnya, ponselnya menunjukkan sudah pukul 12.00wib, ada apa Andini belum juga datang apa dia benar benar marah. Arjuna sedikit memiliki rasa penasaran mengapa Andini tak kunjung datang, ia sangat ingin melihat Andini bersamanya. Ia pun keluar ruangan berharap Andini segera datang menemuinya. Namun Andini tetap belum juga datang, Arjuna sangat gelisah, ia pun mengambil ponselnya dan menelpon Basri." Kenapa jam segini belum juga datang " gumam Arjuna dalam ha
Saat Andini berada di taman ponsel Andini berbunyi . Tut tut tut Andini mengangkat teleponnya. "Andini Ibumu pingsan, kamu dimana?" Suara telpon tetangga Andini, ia sangat khawatir melihat ibu Andini sangat pucat dan belum sadar. "Di Rumah Sakit kak, ada apa dengan ibu kak" Andini menangis ia tak sanggup menahan tangisannya, ia berjalan masuk kedalam Ruangan Arjuna ia mengambil tasnya, Arjuna sangat terkejut melihat wanita yang berada di depannya menangis. "Ada apa Andini?" Tanya Arjuna yang sangat mengkhawatirkan keadaan Andini. Ia memegang tangan Andini. Namun Andini terus berlari keluar ruangan. Arjuna meminta Basri untuk mengikutinya. "Bas kejar Andini, ikuti dia aku sangat mengkhawatirkan keadaan Andini"
Persiapan pemakaman sudah selesai Basri menemani Andini untuk pergi ke pemakaman, Andini yang sangat hancur melihat ibunya yang sudah meninggal. Membuat Basri mencoba untuk menenangkan Andini dan membuat ia nyaman .Andini sangat nyaman dengan perlakuan khusus Basri ia sangat merasa nyaman Basri bisa menemaninya, setiap Andini menangis Basri selalu mengelap air mata Andini ia tak ingin melihat Andini sedih. Ibu Andini pun dimasukkan ke dalam kuburan, Andini sangat sedih melihat ibunya di masukkan ke dalam lubang kubur. Setelah pemakaman selesai Basri mengajak Andini pulang ke rumah, Andini pun mandi membersihkan dirinya, Basri keluar mencari pakaian untuk ia pakai." Aku harus mencari pakaian untuk mengganti pakaianku yang sudah kotor" ia pun menuju toko pakaian dan membeli pakaian. Setelah membeli pakaian Basri pun mandi di kamar mandi Andini. Andini mem
Pagi hari yang cerah Andini mulai membuka matanya, mata Andini sedikit membengkak, Andini pergi ke meja rias ia memandangi wajah cantiknya, ia melihat kedua bola matanya membengkak, ia pun teringat ibunya, ia pun kembali menangis.Hiks hiks hiksAndini menangis tersedu-sedu. Basri pun terbangun mendengar suara tangisan Andini, ia berdiri menuju kamar Andini. Ia melihat Andini sedang menangis, Basri pun duduk di sebelah Andini, ia memeluk Andini berusaha memberi kenyamanan, Andini pun mengeluarkan isi hatinya ia terus menangis."Keluarkan semua yang membuatmu sedih, aku siap mendengarkan kesedihanmu" Basri mencoba untuk menenangkan Andini. Andini merasa lega, semua yang membuatnya sedih sudah dikeluarkan. Basri melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30wib, Basri pun berpamitan untuk pergi pulang.
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Andini mulai merasakan sakit perut dan mulai terjadi pendarahan, Andini sangat terkejut ketika melihat banyak darah yang keluar."Ada apa ini, mengapa banyak darah," ucap Andini bingung. Ia pun mulai memegang perutnya."apakah janin ku tidak selamat," Andini mulai meneteskan air matanya.Arjuna masuk kedalam ruangan Andini, ia mulai memeluk istrinya sambil meneteskan air matanya."Maafkan aku sayang, aku tak bisa menjagamu," air mata Arjuna menetes begitu deras Andini pun mulai meneteskan air matanya."Ada apa sayang," tanya Andini. Hati Andini terasa begitu sedih ia mengusap air mata Arjuna dengan tangannya."Abang nggak usah sedih, mungkin ini memang sudah takdir kita, kita doakan yang terbaik untuk anak kita," ucap Andini. Andini sebenarnya sangat ingin memberitahu Arjuna insiden yang terjadi saat Arjuna di kantor, namun ia berpikir kembali kalau Arjuna ta
Selin masuk ke dalam rumah Arjuna, ia melihat ibu Arjuna sedang duduk di meja makan."Selamat pagi mah," sapa Selin. Mama lalu menengok ke belakang melihat wanita yang memanggilnya."Oh Selin, tumben sudah kesini," ucap Mama Arjuna. Selin lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan mama Arjuna."Mama tahu tidak siapa yang menggantikan Basri," ucap Shelin memberi tahu mama Arjuna. Mama pun menggelengkan kepalanya sembari menjawab."Mama tidak tau nak memang siapa yang menggantikan Basri," tanya Mama Arjuna. Selin pun mulai membisiki di telinga Mama Arjuna."Tania mah," Jawab Shelin dengan suara tersenyum."Lo apa hubungannya dengan Arjuna?" Tanya Mama Arjuna. Mama Arjuna tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Shelin."Kita bisa menggunakan Tania untuk mendapatkan Arjuna kembali," jawab Shelin. Shelin mulai memikirkan cara untuk membuat Arj
Arjuna membelikan Andini kalung ia sangat berharap Andini bisa merasa senang dengan apa yang Arjuna berikan."Terimakasih bang, aku sangat senang bisa mempunyai kalung ini tadinya aku hanya berharap bisa memiliki kalung ini," ucap Andini. Ia menatap dan melihat kalung yang Arjuna pakaikan."Kamu pantas mendapatkan kalung itu, bahkan aku ingin memberikanmu rumah," ucap Arjuna. Sembari menatap wajah istrinya. Namun tanpa diduga ternyata Andini menolaknya."Maaf bang aku nggak bisa, aku nggak mau di anggap wanita materialistis," jawab Andini seraya menundukkan kepalanya."Aku nggak mau kamu orang yang aku cintai tapi tidak pernah merasakan apa yang aku miliki," tegas Arjuna."Aku nggak mau hartamu mas, untuk bisa mendapatkan cintamu aku sudah bahagia," Arjuna lalu memeluk istrinya seraya mencium keningnya."Aku bahagia bisa menjadi kekasihmu," ucap Arjuna. Arjun
Arjuna membuka Diary Basri ia membaca tulisan yang tertulis di dalam buku harian Basri.Note"Andini jujur hati ini sangat sakit saat melihat dirimu orang yang ku cintai bersama Arjuna, kamu tahu semenjak hari itu aku sangat senang bisa melihat wanita cantik bisa tidur di sampingku, menatap wajahmu saat kau tertidur pulas, rasanya aku sangat ingin bisa memilikimu, tapi ternyata kamu lebih memilih Arjuna.Arjuna adalah sahabatku aku tak ingin melihat dia kecewa denganku, aku terus menutupi perasaan ku padamu, saat melihat dirimu menikah bersama Arjuna rasanya aku seperti ingin menabrakkan mobilku.Sakit Andini,,,Sakit sekali,,,
Saat dalam perjalanan menuju pulang ke rumah, Arjuna mendapatkan telepon dari pihak polisi.Tut Tut TutSuara ponsel Arjuna berdering, Arjuna segera mengangkat panggilan teleponnya."Basri," Arjuna melihat nama Basri di panggilanya. Arjuna segera mengangkat telepon Basri."Halo Bas, ada apa?" Tanya Arjuna. Namun ternyata yang menelepon Arjuna bukanlah Basri melainkan polisi."Kami dari kantor polisi pak," ucap seorang polisi, Arjuna sangat terkejut ketika mendengar nama polisi."Polisi?" tanya Arjuna dengan penuh rasa kebingungan yang berada dalam pikirannya."Iya pak, kami polisi," tegas polisi itu."Maaf pak apa yang terjadi?" Tanya Arjuna. Arjuna sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Basri."Pemuda yang bernama Basri mengalami kecelakaan beruntun pak, ia belum sadar." Jawab polisi."Kecelakaan!" Arjuna terkejut."Iya pak, untuk lebih jelasnya silahkan bapak pergi ke Rumah saki
Rasa mual Andini membuatnya muntah sampai ia terlihat pucat dan lemas, Arjuna segera membawa Andini ke Rumah sakit, awalnya Andini menolak ajakan suaminya namun Arjuna tak ingin terjadi apa-apa pada bayinya, ia segera membawa Andini ke Rumah sakit."Ayo sayang wajahmu sangat pucat kamu harus mendapatkan pelayanan dokter," ucap Arjuna. Arjuna sangat mencemaskan keadaan Andini, ia tak ingin melihat Andini lemas tak berdaya, Andini tidak bisa makan, setiap makan ia terus memuntahkan makanan yang ia makan."Nggak mau bang, aku nanti juga baikan," ucap Andini dengan suara sangat lemas tak berdaya."Aku akan menggendongmu, dan membawamu ke rumah sakit," ajak Arjuna."Memang Abang punya mobil?" Tanya Andini."Aku bawa mobil kantor tadi," jawab Arjuna."Mobil kantor? Mobil siapa bang?" Andini tak ingin suaminya memakai mobil orang."Kamu lupa, aku bos disana, aku pemilik kantor, iya mobilku dong," jawab Arjuna dengan nada sedikit menggo
Mama dan Selin merencanakan sesuatu untuk membuat Arjuna jatuh cinta kepada Selin. Mama dan Selin merencanakan untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna. Dan Selin datang setelah Arjuna meminumnya.Obe membuat minuman untuk diberikan kepada Arjuna, Selin memberhentikan Obe itu untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna."Nanti kalau sudah 10 menit, kabari saya iya," ucap Selin memberi instruksi agar obe memberi tahu kalau Arjuna meminumnya. Namun obe itu membisikki Arjuna, ia tak suka melihat Selin bersama Arjuna."Pak ibu Selin memberikan obat perangsang di minuman bapak!" Ucap pegawai obe itu."Oh, terimakasih sudah memberi tau!" Arjuna berterima kasih kepada obe karena sudah memberitahu Arjuna.Arjuna menelpon Andini, ia meminta Andini segera mempersiapkan diri."Andini, Syelin memberikan obat perangsang di minumanku, tolong kamu persiapkan diri," ucap Arjuna dalam telepon.Andini segera bersiap-siap untuk me
Andini dan Arjuna pulang kerumahnya. Andini mulai merasakan takut saat akan memasuki rumah Arjuna, ibu mertuanya yang tak suka dengannya seperti petaka untuknya.Arjuna yang mengetahui sikap istrinya berubah ia segera merangkul pundak Andini. Seraya berkata di telinga Andini."Sayang nggak usah takut, aku kan selalu ada di sampingmu," bisikan Arjuna mengurangi rasa takut Andini."Iya bang, aku percaya dengan abang," ucap Andini dengan penuh rasa syukur. Andini sangat bersyukur bisa memiliki suami yang sangat sayang kepada dirinya.Andini melangkah menuju kamarnya, tiba-tiba datang Mama Arjuna dan memanggil Arjuna."Hey Arjuna," panggil mama Arjuna.Awalnya Arjuna tidak menghirauka
Pagi yang cerah Andini dan Arjuna bersiap-siap untuk pulang, Andini mengenakan dress berwarna pink yang terlihat cocok dengan warna kulitnya.Andini berjalan sambil menenteng tas ditangannya ditemani oleh suaminya. Arjuna terlihat sangat tampan ia mengenakan kemeja yang sangat cocok di badannya, kemeja berwarna biru muda sangat cocok dengan warna kulitnya.Mereka berdua sangat serasi, orang yang memandangnya nampak kagum melihat keduanya.Jadwal penerbangan mereka tinggal menunggu menit, Arjuna dan Andini naik ke atas pesawat, Andini sudah tidak takut saat pesawat mulai terbang namun Andini merasa mual.Hoek Hoek HoekArjuna segera mengambil tisu, Andini merasa sangat mual kepalanya pusing sekali, ia seperti masuk angin."Pusing bang," keluh Andini. Arjuna segera memijat tengkuk Andini."Mabuk pesawat?" tanya Arjuna. Arjuna merasa kasihan melihat istrinya yang sedang mabuk pesawat."Nggak bang, aku nggak pernah merasakan