Arjuna merasa sangat bersalah dengan Andini ia sangat gelisah menunggu kedatangan Andini. Ia berjalan kesana kesini menunggu kedatangan Andini, ia sangat menyesal telah membuat Andini malu, awalnya ia berpikir supaya Andini bisa mencintainya, namun semua itu salah, Andini justru merasa malu, ia sangat menyesal telah mencium bibir Andini.
" Sudah siang Andini belum juga datang menemuiku " ia melihat ponselnya, ponselnya menunjukkan sudah pukul 12.00wib, ada apa Andini belum juga datang apa dia benar benar marah. Arjuna sedikit memiliki rasa penasaran mengapa Andini tak kunjung datang, ia sangat ingin melihat Andini bersamanya. Ia pun keluar ruangan berharap Andini segera datang menemuinya. Namun Andini tetap belum juga datang, Arjuna sangat gelisah, ia pun mengambil ponselnya dan menelpon Basri.
" Kenapa jam segini belum juga datang " gumam Arjuna dalam hati, Arjuna membuka ponselnya dan menelpon Basri.
" Bas apakah Andini ke kantor" tanya Arjuna, ia sangat penasaran dengan keberadaan Andini. Andini adalah wanita yang Arjuna cintai.
" Oh coba nanti aku cek dulu iya bos, ia ke kantor atau tidak" Basri akan mengecek ruangan Andini.
" Ok, segera kabari" Arjuna pun mengakhiri telepon. Basri berjalan menuju ruangan karyawan . Ia melihat Andini sedang duduk di depan komputernya , Andini nampak sangat sibuk sekali . Basri pun masuk ke dalam ruangan nya .
"Andini " panggil Basri. Dengan suara lantang, Andini sampai kaget mendengar panggilan Basri.
" Iya pak, ada apa?" Jawab Andini dengan suara sedikit agak gugup. Ia takut melakukan kesalahan.
" Kenapa kamu bekerja ?" Tanya Basri. Basri merasa heran melihat kedekatan Arjuna dengan Andini, Ia berpikir kalau Andini adalah wanita yang Arjuna cintai ia menatap Andini dengan sangat ketus.
" Iya, ini jam kantor pak" jawab Andini, ia sangat takut kalau Basri memarahinya. Ia pun tak berani menatap wajah Basri.
" Bereskan barang barangmu dan pergilah ke rumah sakit " Basri pun memerintahkan Andini untuk pergi ke rumah sakit. Andini membereskan pekerjaan dan mengambil tasnya. Ia berjalan keluar ruangan kerja karyawan menuju parkiran.
" Baik pak." Andini sangat kesal , ketika Basri memerintahkan kepadanya untuk pergi menemui Arjuna, ia sangat malu kalau harus bertemu dengan Arjuna. Ia tak sanggup kalau harus mengingat kejadian kemarin. Namun ia berfikir kembali kalau ia tidak datang ke rumah sakit tentunya Arjuna akan sangat kecewa .
" ah kenapa sih aku harus menemuinya" Andini sangat kesal, ia pun memesan taxi dan pergi kerumah sakit, sesampai di rumah sakit Ibu Arjuna sudah menunggunya. Andini sangat malu melihat Ibu Arjuna, ia tak berani menatap wajah Ibu Arjuna.
" Hello Andini," sapa ibu Arjuna. Ibu Arjuna sangat ramah ia juga tidak sombong jiwa sosialitanya tak membuat dirinya sombong.
" Iya buk " Andini sangat malu jantungnya berdetak sangat kencang ia tak berani menatap Ibu Arjuna ia hanya menundukan pandanganya .
" Arjuna ini Andini sudah datang, mamah pergi dulu iya ?" Mamah berjalan menuju keluar ruangan ia di temani bibik, Mamah mengerti perasaan yang Arjuna rasakan, ia memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan.
" Namanya orang lagi jatuh cinta iya bik, mereka biarkan berdua bik jangan diganggu ?" Mamah sangat memahami perasaan Arjuna iya pun meninggalkan mereka berdua, agar mereka bisa mengobrol. Arjuna yang mengetahui Andini sudah datang Ia sangat senang. Andini mengecek suhu badan Arjuna.
" Ok, panasnya sudah turun " Arjuna tersenyum melihat Andini nampak sangat cantik mengenakan kemeja berwarna putih. Andini tak ingin melihat Arjuna terbaring di atas ranjang.
"Sudah makan belum pak" Tanya Andini, Arjuna hanya menggelengkan kepalanya, Ia ingin Andini yang menyuapinya. Arjuna sangat lapar ia tak ingin makan sendiri, Arjuna ingin Andini yang menyuapinya
"Oh belum makan iya, aku ambilkan makanan iya pak" Andini mengambil makanan yang sudah ibu Arjuna siapkan. Arjuna hanya tersenyum melihat Andini menyuapinya.
" Ayo makan, aku suapin" Andini menyuapi Arjuna makanan yang sudah Ibu Arjuna siapkan. Awalnya Arjuna menolaknya Arjuna ingin mengetahui bagaimana ekspresi wajah Andini saat ia menolaknya.
"Ah aku nggak enak makan, kamu makan sendiri saja" Arjuna menolak makanan yang Andini berikan, Namun Andini terus membujuk Arjuna. Ia merayu Arjuna, Arjuna akhirnya mau makan.
" Hem bos ini manja iya, mau nya saja di suapin, seperti anak kecil saja" ledek Andini, Arjuna tersenyum melihat Andini yang sangat cantik itu duduk di depannya. Arjuna pun mencoba menggoda Andini.
' kamu tau enggak apa yang bisa membuatku sembuh" Arjuna bertanya kepada Andini. Andini sangat bingung harus menjawab apa iya tak tahu apa yang harus ia katakan.
"Em apa iya, aku nggak tau" jawab Andini sembari memikirkan jawaban yang tepat. Ia mengalihkan pandangan, ia tak mau Arjuna terus menatapnya.
" Yang bisa membuatku cepat sembuh itu iya kamu" Arjuna menyebut nama Andini, ia sangat senang bisa memiliki pasangan yang cocok denganya. Ia sangat berharap Andini bisa menjadi kekasihnya.
Andini sangat terkejut mendengar ucapan Arjuna ia merasa kalau Arjuna sedang menggodanya
"Ah bapak ini bisa bisa saja, emang aku ini siapa, aku hanya karyawan yang bekerja di perusahaan bapak" Andini menjawab perkataan Arjuna, Arjuna menutup bibir mungil Andini.
"Sudah jangan katakan itu, aku bisa marah mendengar ucapanmu" Arjuna tidak mengizinkan Andini menyebutkan profesinya, Arjuna lalu pergi meninggalkan Andini ia sangat marah mendengar ucapan Andini.
"Maaf pak aku tidak bisa mendapatkan cinta bapak, bapak orang yang sempurna untuk saya." Namun karena kesal Arjuna mendeny ucapan Andini, ia memutuskan untuk mencium bibir Andini .
"Kalau kau ulangi aku pasti akan menciumu kembali aku akan menghukumu, mengerti"
Dek dek dek ciuman panas itu kembali Andini rasakan ia sangat malu melihat Arjuna, ia tak berani menatap wajah Arjuna. Arjuna sangat senang melihat Andini memejamkan matanya ia mencoba memberikan Andini sensasi. Arjuna mengakhirinya ia tak ingin melihat Andini merasa malu Arjuna meninggalkan ruangan yang ia tempati, Arjuna berjalan menuju taman yang berada di halaman Rumah Sakit. Basri pun datang untuk mengecek keadaan Bosnya.
"Bos sudah agak membaik" tanya Basri .
"Sudah Bas, ada apa kamu disini" tanya Arjuna melihat Basri datang membawa berkas berkas yang harus ditandatangani.
"Berkas berkas bos, sudah dua hari saya tidak memberitahu bos laporan keuangan yang baru" Basri menyodorkan sebuah tas berisi Berkas.
"Oh Berkas, ayo masuk keruangan" Arjuna berjalan menuju ruangan yang ia tempati. Ia melihat Andini sedang merapikan kamar tidur Arjuna, Arjuna berhenti sejenak melihat Andini yang sedang membersihkan tempat tidurnya, Arjuna menatap Andini dengan begitu rasa cinta, ia sangat senang melihat Andini berada di ruangan nya.
"Oh bos"Andini berhenti dan meletakkan selimut Arjuna. Basri yang merasa terganggu Andini berada di ruangan nya ia meminta Andini untuk pergi meninggalkan ruangan yang Arjuna tempati.
"Andini busa tinggalkan kami berdua" Basri meminta Andini untuk keluar ruangan, ia tak ingin perbincangan bersama Arjuna di ganggu
"Oh bisa pak dengan senang hati," Andini pun keluar ruangan ia berjalan menuju taman ia melihat banyak bunga yang mekar indah. Andini mengambil satu bunga mawar yang berwarna merah ia petik dan ia pegang sembari duduk ia menatap keindahan bentuk bunga itu.
Arjuna dan Basri duduk di kursi yang berada di ruangan Arjuna, Arjuna melaporkan data data keuangan yang harus diketahui Arjuna, perusahaan yang Arjuna kelola berkembang sangat baik. Ibunya sangat bangga memiliki anak yang pandai mengelola perusahaan
Saat Andini berada di taman ponsel Andini berbunyi . Tut tut tut Andini mengangkat teleponnya. "Andini Ibumu pingsan, kamu dimana?" Suara telpon tetangga Andini, ia sangat khawatir melihat ibu Andini sangat pucat dan belum sadar. "Di Rumah Sakit kak, ada apa dengan ibu kak" Andini menangis ia tak sanggup menahan tangisannya, ia berjalan masuk kedalam Ruangan Arjuna ia mengambil tasnya, Arjuna sangat terkejut melihat wanita yang berada di depannya menangis. "Ada apa Andini?" Tanya Arjuna yang sangat mengkhawatirkan keadaan Andini. Ia memegang tangan Andini. Namun Andini terus berlari keluar ruangan. Arjuna meminta Basri untuk mengikutinya. "Bas kejar Andini, ikuti dia aku sangat mengkhawatirkan keadaan Andini"
Persiapan pemakaman sudah selesai Basri menemani Andini untuk pergi ke pemakaman, Andini yang sangat hancur melihat ibunya yang sudah meninggal. Membuat Basri mencoba untuk menenangkan Andini dan membuat ia nyaman .Andini sangat nyaman dengan perlakuan khusus Basri ia sangat merasa nyaman Basri bisa menemaninya, setiap Andini menangis Basri selalu mengelap air mata Andini ia tak ingin melihat Andini sedih. Ibu Andini pun dimasukkan ke dalam kuburan, Andini sangat sedih melihat ibunya di masukkan ke dalam lubang kubur. Setelah pemakaman selesai Basri mengajak Andini pulang ke rumah, Andini pun mandi membersihkan dirinya, Basri keluar mencari pakaian untuk ia pakai." Aku harus mencari pakaian untuk mengganti pakaianku yang sudah kotor" ia pun menuju toko pakaian dan membeli pakaian. Setelah membeli pakaian Basri pun mandi di kamar mandi Andini. Andini mem
Pagi hari yang cerah Andini mulai membuka matanya, mata Andini sedikit membengkak, Andini pergi ke meja rias ia memandangi wajah cantiknya, ia melihat kedua bola matanya membengkak, ia pun teringat ibunya, ia pun kembali menangis.Hiks hiks hiksAndini menangis tersedu-sedu. Basri pun terbangun mendengar suara tangisan Andini, ia berdiri menuju kamar Andini. Ia melihat Andini sedang menangis, Basri pun duduk di sebelah Andini, ia memeluk Andini berusaha memberi kenyamanan, Andini pun mengeluarkan isi hatinya ia terus menangis."Keluarkan semua yang membuatmu sedih, aku siap mendengarkan kesedihanmu" Basri mencoba untuk menenangkan Andini. Andini merasa lega, semua yang membuatnya sedih sudah dikeluarkan. Basri melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30wib, Basri pun berpamitan untuk pergi pulang.
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Basri membuntuti mobil Arjuna, mobil Arjuna berhenti di salah satu Restoran. Arjuna dan Andini sangat bahagia, namun Basri merasa kedekatanya membuat hatinya merasa sakit. Basri pun bersedia untuk menjadi informan ibu Arjuna."Mungkin kalau ibu Arjuna melarang mereka, Andini mungkin bisa jadi kekasihku." Basri sangat mengharapkan cinta Andini.Arjuna memesan makanan untuk mereka berdua. Setelah makanan yang mereka pesan datang, Arjuna segera menyuapi Andini."Ayo Andini, Ayo kita makan." Ajak Arjuna, namun Andini merasa tidak selera saat melihat makanan. Arjuna pun menyuapi Andini."Ayo makan," sesendok makanan mendarat di depan bibir Andini, Andini pun mulai membuka mulutnya."Ah bapak aku kan bisa makan sendiri." Rengek Andini."aku hanya ingin menyuapimu." Andini pun mengambil sendok dan menyuapi Arjuna, mereka semakin mesra. Setelah makan mereka pun kembali ke kantor saat mereka dalam perjalanan ke kantor. T
Basri berjalan kesana kesini ia sangat bimbang mengenai perasaan yang harus ia rasakan."Bagaimana perasaan ini, hatiku sakit sekali melihat Arjuna dan Andini bersama." Basri pun duduk di kursi kerjanya ia memegang pena dan memainkan pena di antara jari tangan nya."Aku bingung maju salah, mundur sakit." Basri berusaha untuk menenangkan pikirannya. Ia pun membuka laptopnya dan mengecek pekerjaannya ia tak ingin berlarut larut dalam kesedihan. Iya sudah merasakan nyaman saat ia mulai menyibukkan diri dengan bekerja, perasaan cemburu pun hilang.Arjuna dan Andini menuju kantor namun saat ia berada di mobil Arjuna menggoda Andini dan membuat Andini tersenyum tersipu malu."Kamu tau nggak apa yang membuatku bahagia?" Tanya Arjuna sembari menatap wajah
Andini mulai merasakan sakit perut dan mulai terjadi pendarahan, Andini sangat terkejut ketika melihat banyak darah yang keluar."Ada apa ini, mengapa banyak darah," ucap Andini bingung. Ia pun mulai memegang perutnya."apakah janin ku tidak selamat," Andini mulai meneteskan air matanya.Arjuna masuk kedalam ruangan Andini, ia mulai memeluk istrinya sambil meneteskan air matanya."Maafkan aku sayang, aku tak bisa menjagamu," air mata Arjuna menetes begitu deras Andini pun mulai meneteskan air matanya."Ada apa sayang," tanya Andini. Hati Andini terasa begitu sedih ia mengusap air mata Arjuna dengan tangannya."Abang nggak usah sedih, mungkin ini memang sudah takdir kita, kita doakan yang terbaik untuk anak kita," ucap Andini. Andini sebenarnya sangat ingin memberitahu Arjuna insiden yang terjadi saat Arjuna di kantor, namun ia berpikir kembali kalau Arjuna ta
Selin masuk ke dalam rumah Arjuna, ia melihat ibu Arjuna sedang duduk di meja makan."Selamat pagi mah," sapa Selin. Mama lalu menengok ke belakang melihat wanita yang memanggilnya."Oh Selin, tumben sudah kesini," ucap Mama Arjuna. Selin lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan mama Arjuna."Mama tahu tidak siapa yang menggantikan Basri," ucap Shelin memberi tahu mama Arjuna. Mama pun menggelengkan kepalanya sembari menjawab."Mama tidak tau nak memang siapa yang menggantikan Basri," tanya Mama Arjuna. Selin pun mulai membisiki di telinga Mama Arjuna."Tania mah," Jawab Shelin dengan suara tersenyum."Lo apa hubungannya dengan Arjuna?" Tanya Mama Arjuna. Mama Arjuna tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Shelin."Kita bisa menggunakan Tania untuk mendapatkan Arjuna kembali," jawab Shelin. Shelin mulai memikirkan cara untuk membuat Arj
Arjuna membelikan Andini kalung ia sangat berharap Andini bisa merasa senang dengan apa yang Arjuna berikan."Terimakasih bang, aku sangat senang bisa mempunyai kalung ini tadinya aku hanya berharap bisa memiliki kalung ini," ucap Andini. Ia menatap dan melihat kalung yang Arjuna pakaikan."Kamu pantas mendapatkan kalung itu, bahkan aku ingin memberikanmu rumah," ucap Arjuna. Sembari menatap wajah istrinya. Namun tanpa diduga ternyata Andini menolaknya."Maaf bang aku nggak bisa, aku nggak mau di anggap wanita materialistis," jawab Andini seraya menundukkan kepalanya."Aku nggak mau kamu orang yang aku cintai tapi tidak pernah merasakan apa yang aku miliki," tegas Arjuna."Aku nggak mau hartamu mas, untuk bisa mendapatkan cintamu aku sudah bahagia," Arjuna lalu memeluk istrinya seraya mencium keningnya."Aku bahagia bisa menjadi kekasihmu," ucap Arjuna. Arjun
Arjuna membuka Diary Basri ia membaca tulisan yang tertulis di dalam buku harian Basri.Note"Andini jujur hati ini sangat sakit saat melihat dirimu orang yang ku cintai bersama Arjuna, kamu tahu semenjak hari itu aku sangat senang bisa melihat wanita cantik bisa tidur di sampingku, menatap wajahmu saat kau tertidur pulas, rasanya aku sangat ingin bisa memilikimu, tapi ternyata kamu lebih memilih Arjuna.Arjuna adalah sahabatku aku tak ingin melihat dia kecewa denganku, aku terus menutupi perasaan ku padamu, saat melihat dirimu menikah bersama Arjuna rasanya aku seperti ingin menabrakkan mobilku.Sakit Andini,,,Sakit sekali,,,
Saat dalam perjalanan menuju pulang ke rumah, Arjuna mendapatkan telepon dari pihak polisi.Tut Tut TutSuara ponsel Arjuna berdering, Arjuna segera mengangkat panggilan teleponnya."Basri," Arjuna melihat nama Basri di panggilanya. Arjuna segera mengangkat telepon Basri."Halo Bas, ada apa?" Tanya Arjuna. Namun ternyata yang menelepon Arjuna bukanlah Basri melainkan polisi."Kami dari kantor polisi pak," ucap seorang polisi, Arjuna sangat terkejut ketika mendengar nama polisi."Polisi?" tanya Arjuna dengan penuh rasa kebingungan yang berada dalam pikirannya."Iya pak, kami polisi," tegas polisi itu."Maaf pak apa yang terjadi?" Tanya Arjuna. Arjuna sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Basri."Pemuda yang bernama Basri mengalami kecelakaan beruntun pak, ia belum sadar." Jawab polisi."Kecelakaan!" Arjuna terkejut."Iya pak, untuk lebih jelasnya silahkan bapak pergi ke Rumah saki
Rasa mual Andini membuatnya muntah sampai ia terlihat pucat dan lemas, Arjuna segera membawa Andini ke Rumah sakit, awalnya Andini menolak ajakan suaminya namun Arjuna tak ingin terjadi apa-apa pada bayinya, ia segera membawa Andini ke Rumah sakit."Ayo sayang wajahmu sangat pucat kamu harus mendapatkan pelayanan dokter," ucap Arjuna. Arjuna sangat mencemaskan keadaan Andini, ia tak ingin melihat Andini lemas tak berdaya, Andini tidak bisa makan, setiap makan ia terus memuntahkan makanan yang ia makan."Nggak mau bang, aku nanti juga baikan," ucap Andini dengan suara sangat lemas tak berdaya."Aku akan menggendongmu, dan membawamu ke rumah sakit," ajak Arjuna."Memang Abang punya mobil?" Tanya Andini."Aku bawa mobil kantor tadi," jawab Arjuna."Mobil kantor? Mobil siapa bang?" Andini tak ingin suaminya memakai mobil orang."Kamu lupa, aku bos disana, aku pemilik kantor, iya mobilku dong," jawab Arjuna dengan nada sedikit menggo
Mama dan Selin merencanakan sesuatu untuk membuat Arjuna jatuh cinta kepada Selin. Mama dan Selin merencanakan untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna. Dan Selin datang setelah Arjuna meminumnya.Obe membuat minuman untuk diberikan kepada Arjuna, Selin memberhentikan Obe itu untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna."Nanti kalau sudah 10 menit, kabari saya iya," ucap Selin memberi instruksi agar obe memberi tahu kalau Arjuna meminumnya. Namun obe itu membisikki Arjuna, ia tak suka melihat Selin bersama Arjuna."Pak ibu Selin memberikan obat perangsang di minuman bapak!" Ucap pegawai obe itu."Oh, terimakasih sudah memberi tau!" Arjuna berterima kasih kepada obe karena sudah memberitahu Arjuna.Arjuna menelpon Andini, ia meminta Andini segera mempersiapkan diri."Andini, Syelin memberikan obat perangsang di minumanku, tolong kamu persiapkan diri," ucap Arjuna dalam telepon.Andini segera bersiap-siap untuk me
Andini dan Arjuna pulang kerumahnya. Andini mulai merasakan takut saat akan memasuki rumah Arjuna, ibu mertuanya yang tak suka dengannya seperti petaka untuknya.Arjuna yang mengetahui sikap istrinya berubah ia segera merangkul pundak Andini. Seraya berkata di telinga Andini."Sayang nggak usah takut, aku kan selalu ada di sampingmu," bisikan Arjuna mengurangi rasa takut Andini."Iya bang, aku percaya dengan abang," ucap Andini dengan penuh rasa syukur. Andini sangat bersyukur bisa memiliki suami yang sangat sayang kepada dirinya.Andini melangkah menuju kamarnya, tiba-tiba datang Mama Arjuna dan memanggil Arjuna."Hey Arjuna," panggil mama Arjuna.Awalnya Arjuna tidak menghirauka
Pagi yang cerah Andini dan Arjuna bersiap-siap untuk pulang, Andini mengenakan dress berwarna pink yang terlihat cocok dengan warna kulitnya.Andini berjalan sambil menenteng tas ditangannya ditemani oleh suaminya. Arjuna terlihat sangat tampan ia mengenakan kemeja yang sangat cocok di badannya, kemeja berwarna biru muda sangat cocok dengan warna kulitnya.Mereka berdua sangat serasi, orang yang memandangnya nampak kagum melihat keduanya.Jadwal penerbangan mereka tinggal menunggu menit, Arjuna dan Andini naik ke atas pesawat, Andini sudah tidak takut saat pesawat mulai terbang namun Andini merasa mual.Hoek Hoek HoekArjuna segera mengambil tisu, Andini merasa sangat mual kepalanya pusing sekali, ia seperti masuk angin."Pusing bang," keluh Andini. Arjuna segera memijat tengkuk Andini."Mabuk pesawat?" tanya Arjuna. Arjuna merasa kasihan melihat istrinya yang sedang mabuk pesawat."Nggak bang, aku nggak pernah merasakan