Mamah Arjuna yang mendengar anaknya sakit segera pulang ke Jakarta ia merasa sangat khawatir dengan keadaan Arjuna. Ia pulang dan langsung menuju rumah sakit, ia membawakan makanan kesukaan Arjuna. Setelah tiba di bandara sopir yang akan menjemput ibu Arjuna sudah tiba. Mereka langsung menuju rumah sakit.
Arjuna yang sedang merapikan bajunya di bantu oleh Andini Andini sangat dewasa dan ke ibuanya sangat terasa. Arjuna benar benar merasa nyaman dengan kehadiranya.
"makasih kamu mau membantuku" ungkap Arjuna yang mulai jatuh cinta. Ia sangat nyaman dengan sikap Andini. Andini ikhlas melakukanya tanpa mengharaap imbalan darinya .ia sangat murah hati dan sangat sabar. setelah beberapa menit mamah Arjuna tiba. Mamah sangat senang Arjuna ada yang merawatnya.
"Halo sayang mamah bawa makanan kesukaanmu " mamah memberikan Arjuna makanan kesukaanya. Mamah mengambil makananya dan menyuapi Arjuna. Arjuna yang sudah kenyang menolak makanan yang mamah bawa.
"Mamah suapin iya" mamah memberikan Arjuna makanan yang ia sukai.
"Udah mah aku baru saja makan, aku kenyang banget" jawab Arjuna. Mamah lalu meletakan makananya di atas meja.
"ya sudah kalau tidak mau" mamah yang tidak mengenal Andini merasa heran baru pertama kalinya ada perempuan cantik bersama anaknya.
"Lho ini siapa iya, kok mamah enggak pernah liat " tanya mamah. kepada Andini.
Andini berjabatan tangan dengan mamah Arjuna dan mengenalkan namanya
"Andini buk" Jawab Andini.
"loh pacar Arjuna" tanya mamah.
"Bukan buk saya hanya karyawan biasa yang bekerja di perusahaan milik pak Arjuna " jawab Andini.
"loh kok Arjuna minta temani kamu, apa kamu sahabatnya" Tanya ibu Arjuna .
"Bukan bu Saya hanya karyawanya" ibu Arjuna merasa sangat aneh mendengar penjelasan Andini .ia lalu pergi menuju perusahaan yang Arjuna kelola.
"Ok mamah pergi dulu iya mamah ingin lihat perusahaan kita" mamah berjalan keluar di antarkan bibik menuju mobilnya.
" Bik titip Arjuna iya, o iya bik apa itu pacar Arjuna" Tanya mamah untuk mencari tahu siapa Andini.
"Bibik enggak tahu nyonya, tapi semalam tuan yang merawat mba Andini, tadi saja makan mintanya mba Andini yang suapin" jelas bibik.
Mamah masih heran dengan anaknya. Ia lalu pergi menuju ke perusahaan yang Arjuna kelola.
"Oh kalau begitu aku pergi dulu ya bik jaga Arjuna"
" Baik nyonya" bibik pun masuk keruangan Arjuna. Arjuna sedang mengobrol dengan Andini dan sangat asyik. Bibik merasa mengganggu dan bibik menunggu di depan kamar.
Andini duduk di depan Arjuna ia mengompres kening Arjuna yang demam .Arjuna sangat senang ia merasa bahagia Andini bersamanya.
Mamah berjalan mengelilingi perusahaan yang ia kelola. Ia mengecek satu persatu . Ia sangat teliti dalam urusan bisnis .ia menemui Basri, Basri pun menjelaskan mengenai proyek proyek yang ia kelola dan keluar masuk ke uangan. Mamah yang penasaran mengenai Andini itu pun menanyakan kepada Basri siapa Andini.
"O iya kamu mengenal tidak siapa perempuan yang bersama Arjuna" tanya mamah Arjuna.
"Tidak buk, setau saya Arjuna tidak pernah punya pasangan, ia selalu sendiri" jawab Basri . Basri merasa heran melihat ibun Arjuna yang tiba tiba menanyakan wanita yang dekat dengan anaknya.
"kalau wanita yang tadi di rumah sakit apa kamu mengenalnya" tanya ibu Arjuna.
Basri sangat bingung siapa wanita yang ibu Arjuna maksud.
"Saya tidak tahu siapa yang menemani Arjuna di rumah sakit buk" jawab Basri.
"Ah dia karyawan disini, masak kamu tidak mengenalnya" tanya ibu Arjuna.
"Benar buk saya tidak tahu siapa yang bersama Arjuna di rumah sakit" Basri penasaran dengan wanita yang dimaksud ibu Arjuna. Ibu Arjuna pun pergi menuju rumahnya. Basri yang merasa penasaran dengan wanita yang berada di rumah sakit bersama Arjuna .ia pergi untuk mencarinya ia datang ke rumah sakit. sampai di rumah sakit ia melihat Andini sedang merawat Arjuna. Ia melihat Andini sedang memberikan Arjuna buah. Andini dengan sabar menyuapi Arjuna. Basri yang merasa kedekatan di antara keduanya bukanlah sesuatu yang biasa.
"Em apa kalian sedang pacaran" tanya Basri.
"Ah kamu ini ada ada saja" jawab Andini. Andini merasa malu Basri menanyakan hubungannya .Andini keluar ruangan untuk menghilangkan rasa malunya. Ia duduk bersama bibik di depan ruangan.
"lo bibik kok enggak masuk" tanya Andini.
"enggak non bibik takut ganggu tuan makanya bibik di luar" jawab bibik.
"Kenapa iya bik semua merasa aku aneh, padahalkan aku disini ngerawat atasanku "
Andini merasa heran dengan orang yang melihat dia bersama Arjuna.
"Bibik kira non pacar tuan" jawab bibik.
"Ah bukan bik, aku hanya karyawan yang bekerja di perusahaan milik Arjuna, itu saja enggak lebih"
Andini semakin merasa tidak enak. Iya terus memikirkan perasaan Arjuna, iya tidak berani masuk ruangan Arjuna.
Basri menanyakan kepada Arjuna mengenai Andini.
"Bos Andini cantik iya" tanya Basri, yang penasaran melihat kedekatan Arjuna dengan Andini.
"Cantik banget ,sampai wajahnya sulit aku lupakan" jawab Arjuna sembari memikirkan Andini . Ia mengingat senyumanya dan ke tulusannya merawatnya.
"Bos kenapa enggak di jadikan pacar aja bos" tanya Basri.
"Hus kamu ini, memang semudah itu bisa jadi kekasihku"
Arjuna sangat selektif dalam memilih pasangan ia tidak ingin asal mencari pasangan ia hanya ingin menikah sekali dalam hidupnya, Ia tak ingin memiliki pasangan hidup yang hanya memanfaatkan harta yang selama ini susah payah ia mencarinya.
Arjuna yang tidak melihat Andini di ruangannya meminta Basri untuk mencarinya.
"Bas tolong cari Andini, kemana dia kok enggak ada" Arjuna memerintahkan Basri untuk mencari Andini.
"Ok bos" Basri pun mencari Andini. Ia tidak melihat Andini di depan ruanganya. Ia mencari Andini ke kantin. Tapi Andini tidak ada , dia mencari Andini ke taman ia melihat Andini sedang duduk di kursi taman .
Andini sedang melamun sampai tidak sadar kalau Basri berada di sampingnya. Basri hanya diam duduk di sampingnya. Andini yang melihat Basri di sampingnya merasa kaget.
" Lo kamu disini" tanya Andini.
" Sudah dari tadi" jawab Basri dengan sangat santai. Andini merasa sangat malu , mengetahuik Basri duduk di sampingnya .
" AH maaf aku enggak tau"
Basri hanya tersenyum lebar mendengar ucapan Andini.
"Kamu mikirin apa sih sampai bengong" tanya Basri .
Andini tersenyum melihat Basri.
"Aku enggak mukirin apa apa kok" jawab Andini namun Basri tidak mempercayai jawaban Andini.
" Bohong kamu pasti mikirin Arjuna" tanya Basri. Andini tidak menjawab ia berjalan menuju ruangan Arjuna. Basri mengikuti langkah Andini dari belakangnya. sesampai di ruangan Arjuna andini berpamitan untuk pulang.
"Pak aku pulang dulu ya" izin Andini kepada Arjuna dia akan pergi pulang bamun Arjuna tidak mengizinkan.
"Jangan kamu jangan pergi, temani aku" jawab Arjuna. Andini pergi untuk pulang namun Arjuna menggeretnya. Andini terjatuh di atas tubuh Arjuna. bibir Andini mengenai bibir Arjuna. Arjuna mencium bibir Andini. Andini merasa sangat malu . Ia memeluk tubuh Andini dan membisikkan di telinga Andini.
"Tetap disini, bersamaku jangan pulang " Andini sangat terkejut melihat Arjuna yang mencium bibirnya ,ia sangat malu.
Basri masuk kedalam Ruangan Arjuna. Ia melihat Andini dan Arjuna sedang berpelukan ia pun mengagetkan ke duanya .
" Hem" Andini yang mendengar suara Basri itu melepaskan pelukan Arjuna ia sangat malu dan pergi meninggalkan Arjuna .Arjuna yang melihat Basri datang di saat ia bersama Andini merasa kecewa dengan kedatanganya.
"ah kenapa kamu disini" Arjuna memarahi Basri. Basri hanya terdiam. Basri merasa bersalah telah mengganggu keduanya.
Mamah datang disaat Arjuna sedang marah mamah menanyakan kepada Basri apa yang terjadi.
"Ada apa Bas kok kalian kayaknya lagi marahan" tanya mamah Arjuna .
"Enggak ada apa apa kok buk" Basri tidak memberi tau ibu Arjuna karena takut kalau ibunya marah.
"Oh iya sudah kalau tidak mau memberi tau" mamah mengecek ke adaan Arjuna ia melihat kening Arjuna sangat panas. Suhu badannya tak turun turun. Tubuhnya menggigil. Saat ibunya memberikan obat ia tak mau meminumnya. bahkan ia tak menghiraukan ibunya. ibunya yang merasa aneh menanyakan kepada Arjuna mengapa ia terlihat marah.
"Ada apa sayang kok kamu kelihatan sedang kesal." Tanya mamah.
Arjuna hanya diam tak menjawab pertanyaan ibunya.
"Em kayaknya gara gara di tinggal pulang wanita itu iya" tanya ibunya.
"Arjuna pengen banget mah dia disini" jawab Arjuna .
" Oh nanti mamah panggilkan, sekarang kamu minum obat dulu iya" Mamah Arjuna tersenyum melihat anaknya yang sedang jatuh cinta. Ia mengingat masa mudanya saat ia mengenal ayah Arjuna
"Dulu ayahmu selalu bersikap ke kanak kanak an ia selalu menggoda mamah" mamah menceritakan masa lalunya.
Arjuna hanya tersenyum mendengar cerita ibunya .ia merasa malu ibunya mengetahui perasaan yang ia rasakan.
"Mamah tau kalau kamu mencintai gadis itu, mamah tidak marah meskipun dia gadis biasa, karena cinta itu tak melihat harta, selagi kamu nyaman kenapa tidak" Arjuna sangat senang melihat mamahnya memberikan restu untuknya. Arjuna ingin mencari tau siapa Andini sebenarnya dan bagaimana latar belakang keluarganya.
Arjuna merasa sangat bersalah dengan Andini ia sangat gelisah menunggu kedatangan Andini. Ia berjalan kesana kesini menunggu kedatangan Andini, ia sangat menyesal telah membuat Andini malu, awalnya ia berpikir supaya Andini bisa mencintainya, namun semua itu salah, Andini justru merasa malu, ia sangat menyesal telah mencium bibir Andini." Sudah siang Andini belum juga datang menemuiku " ia melihat ponselnya, ponselnya menunjukkan sudah pukul 12.00wib, ada apa Andini belum juga datang apa dia benar benar marah. Arjuna sedikit memiliki rasa penasaran mengapa Andini tak kunjung datang, ia sangat ingin melihat Andini bersamanya. Ia pun keluar ruangan berharap Andini segera datang menemuinya. Namun Andini tetap belum juga datang, Arjuna sangat gelisah, ia pun mengambil ponselnya dan menelpon Basri." Kenapa jam segini belum juga datang " gumam Arjuna dalam ha
Saat Andini berada di taman ponsel Andini berbunyi . Tut tut tut Andini mengangkat teleponnya. "Andini Ibumu pingsan, kamu dimana?" Suara telpon tetangga Andini, ia sangat khawatir melihat ibu Andini sangat pucat dan belum sadar. "Di Rumah Sakit kak, ada apa dengan ibu kak" Andini menangis ia tak sanggup menahan tangisannya, ia berjalan masuk kedalam Ruangan Arjuna ia mengambil tasnya, Arjuna sangat terkejut melihat wanita yang berada di depannya menangis. "Ada apa Andini?" Tanya Arjuna yang sangat mengkhawatirkan keadaan Andini. Ia memegang tangan Andini. Namun Andini terus berlari keluar ruangan. Arjuna meminta Basri untuk mengikutinya. "Bas kejar Andini, ikuti dia aku sangat mengkhawatirkan keadaan Andini"
Persiapan pemakaman sudah selesai Basri menemani Andini untuk pergi ke pemakaman, Andini yang sangat hancur melihat ibunya yang sudah meninggal. Membuat Basri mencoba untuk menenangkan Andini dan membuat ia nyaman .Andini sangat nyaman dengan perlakuan khusus Basri ia sangat merasa nyaman Basri bisa menemaninya, setiap Andini menangis Basri selalu mengelap air mata Andini ia tak ingin melihat Andini sedih. Ibu Andini pun dimasukkan ke dalam kuburan, Andini sangat sedih melihat ibunya di masukkan ke dalam lubang kubur. Setelah pemakaman selesai Basri mengajak Andini pulang ke rumah, Andini pun mandi membersihkan dirinya, Basri keluar mencari pakaian untuk ia pakai." Aku harus mencari pakaian untuk mengganti pakaianku yang sudah kotor" ia pun menuju toko pakaian dan membeli pakaian. Setelah membeli pakaian Basri pun mandi di kamar mandi Andini. Andini mem
Pagi hari yang cerah Andini mulai membuka matanya, mata Andini sedikit membengkak, Andini pergi ke meja rias ia memandangi wajah cantiknya, ia melihat kedua bola matanya membengkak, ia pun teringat ibunya, ia pun kembali menangis.Hiks hiks hiksAndini menangis tersedu-sedu. Basri pun terbangun mendengar suara tangisan Andini, ia berdiri menuju kamar Andini. Ia melihat Andini sedang menangis, Basri pun duduk di sebelah Andini, ia memeluk Andini berusaha memberi kenyamanan, Andini pun mengeluarkan isi hatinya ia terus menangis."Keluarkan semua yang membuatmu sedih, aku siap mendengarkan kesedihanmu" Basri mencoba untuk menenangkan Andini. Andini merasa lega, semua yang membuatnya sedih sudah dikeluarkan. Basri melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30wib, Basri pun berpamitan untuk pergi pulang.
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Basri membuntuti mobil Arjuna, mobil Arjuna berhenti di salah satu Restoran. Arjuna dan Andini sangat bahagia, namun Basri merasa kedekatanya membuat hatinya merasa sakit. Basri pun bersedia untuk menjadi informan ibu Arjuna."Mungkin kalau ibu Arjuna melarang mereka, Andini mungkin bisa jadi kekasihku." Basri sangat mengharapkan cinta Andini.Arjuna memesan makanan untuk mereka berdua. Setelah makanan yang mereka pesan datang, Arjuna segera menyuapi Andini."Ayo Andini, Ayo kita makan." Ajak Arjuna, namun Andini merasa tidak selera saat melihat makanan. Arjuna pun menyuapi Andini."Ayo makan," sesendok makanan mendarat di depan bibir Andini, Andini pun mulai membuka mulutnya."Ah bapak aku kan bisa makan sendiri." Rengek Andini."aku hanya ingin menyuapimu." Andini pun mengambil sendok dan menyuapi Arjuna, mereka semakin mesra. Setelah makan mereka pun kembali ke kantor saat mereka dalam perjalanan ke kantor. T
Andini mulai merasakan sakit perut dan mulai terjadi pendarahan, Andini sangat terkejut ketika melihat banyak darah yang keluar."Ada apa ini, mengapa banyak darah," ucap Andini bingung. Ia pun mulai memegang perutnya."apakah janin ku tidak selamat," Andini mulai meneteskan air matanya.Arjuna masuk kedalam ruangan Andini, ia mulai memeluk istrinya sambil meneteskan air matanya."Maafkan aku sayang, aku tak bisa menjagamu," air mata Arjuna menetes begitu deras Andini pun mulai meneteskan air matanya."Ada apa sayang," tanya Andini. Hati Andini terasa begitu sedih ia mengusap air mata Arjuna dengan tangannya."Abang nggak usah sedih, mungkin ini memang sudah takdir kita, kita doakan yang terbaik untuk anak kita," ucap Andini. Andini sebenarnya sangat ingin memberitahu Arjuna insiden yang terjadi saat Arjuna di kantor, namun ia berpikir kembali kalau Arjuna ta
Selin masuk ke dalam rumah Arjuna, ia melihat ibu Arjuna sedang duduk di meja makan."Selamat pagi mah," sapa Selin. Mama lalu menengok ke belakang melihat wanita yang memanggilnya."Oh Selin, tumben sudah kesini," ucap Mama Arjuna. Selin lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan mama Arjuna."Mama tahu tidak siapa yang menggantikan Basri," ucap Shelin memberi tahu mama Arjuna. Mama pun menggelengkan kepalanya sembari menjawab."Mama tidak tau nak memang siapa yang menggantikan Basri," tanya Mama Arjuna. Selin pun mulai membisiki di telinga Mama Arjuna."Tania mah," Jawab Shelin dengan suara tersenyum."Lo apa hubungannya dengan Arjuna?" Tanya Mama Arjuna. Mama Arjuna tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Shelin."Kita bisa menggunakan Tania untuk mendapatkan Arjuna kembali," jawab Shelin. Shelin mulai memikirkan cara untuk membuat Arj
Arjuna membelikan Andini kalung ia sangat berharap Andini bisa merasa senang dengan apa yang Arjuna berikan."Terimakasih bang, aku sangat senang bisa mempunyai kalung ini tadinya aku hanya berharap bisa memiliki kalung ini," ucap Andini. Ia menatap dan melihat kalung yang Arjuna pakaikan."Kamu pantas mendapatkan kalung itu, bahkan aku ingin memberikanmu rumah," ucap Arjuna. Sembari menatap wajah istrinya. Namun tanpa diduga ternyata Andini menolaknya."Maaf bang aku nggak bisa, aku nggak mau di anggap wanita materialistis," jawab Andini seraya menundukkan kepalanya."Aku nggak mau kamu orang yang aku cintai tapi tidak pernah merasakan apa yang aku miliki," tegas Arjuna."Aku nggak mau hartamu mas, untuk bisa mendapatkan cintamu aku sudah bahagia," Arjuna lalu memeluk istrinya seraya mencium keningnya."Aku bahagia bisa menjadi kekasihmu," ucap Arjuna. Arjun
Arjuna membuka Diary Basri ia membaca tulisan yang tertulis di dalam buku harian Basri.Note"Andini jujur hati ini sangat sakit saat melihat dirimu orang yang ku cintai bersama Arjuna, kamu tahu semenjak hari itu aku sangat senang bisa melihat wanita cantik bisa tidur di sampingku, menatap wajahmu saat kau tertidur pulas, rasanya aku sangat ingin bisa memilikimu, tapi ternyata kamu lebih memilih Arjuna.Arjuna adalah sahabatku aku tak ingin melihat dia kecewa denganku, aku terus menutupi perasaan ku padamu, saat melihat dirimu menikah bersama Arjuna rasanya aku seperti ingin menabrakkan mobilku.Sakit Andini,,,Sakit sekali,,,
Saat dalam perjalanan menuju pulang ke rumah, Arjuna mendapatkan telepon dari pihak polisi.Tut Tut TutSuara ponsel Arjuna berdering, Arjuna segera mengangkat panggilan teleponnya."Basri," Arjuna melihat nama Basri di panggilanya. Arjuna segera mengangkat telepon Basri."Halo Bas, ada apa?" Tanya Arjuna. Namun ternyata yang menelepon Arjuna bukanlah Basri melainkan polisi."Kami dari kantor polisi pak," ucap seorang polisi, Arjuna sangat terkejut ketika mendengar nama polisi."Polisi?" tanya Arjuna dengan penuh rasa kebingungan yang berada dalam pikirannya."Iya pak, kami polisi," tegas polisi itu."Maaf pak apa yang terjadi?" Tanya Arjuna. Arjuna sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Basri."Pemuda yang bernama Basri mengalami kecelakaan beruntun pak, ia belum sadar." Jawab polisi."Kecelakaan!" Arjuna terkejut."Iya pak, untuk lebih jelasnya silahkan bapak pergi ke Rumah saki
Rasa mual Andini membuatnya muntah sampai ia terlihat pucat dan lemas, Arjuna segera membawa Andini ke Rumah sakit, awalnya Andini menolak ajakan suaminya namun Arjuna tak ingin terjadi apa-apa pada bayinya, ia segera membawa Andini ke Rumah sakit."Ayo sayang wajahmu sangat pucat kamu harus mendapatkan pelayanan dokter," ucap Arjuna. Arjuna sangat mencemaskan keadaan Andini, ia tak ingin melihat Andini lemas tak berdaya, Andini tidak bisa makan, setiap makan ia terus memuntahkan makanan yang ia makan."Nggak mau bang, aku nanti juga baikan," ucap Andini dengan suara sangat lemas tak berdaya."Aku akan menggendongmu, dan membawamu ke rumah sakit," ajak Arjuna."Memang Abang punya mobil?" Tanya Andini."Aku bawa mobil kantor tadi," jawab Arjuna."Mobil kantor? Mobil siapa bang?" Andini tak ingin suaminya memakai mobil orang."Kamu lupa, aku bos disana, aku pemilik kantor, iya mobilku dong," jawab Arjuna dengan nada sedikit menggo
Mama dan Selin merencanakan sesuatu untuk membuat Arjuna jatuh cinta kepada Selin. Mama dan Selin merencanakan untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna. Dan Selin datang setelah Arjuna meminumnya.Obe membuat minuman untuk diberikan kepada Arjuna, Selin memberhentikan Obe itu untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna."Nanti kalau sudah 10 menit, kabari saya iya," ucap Selin memberi instruksi agar obe memberi tahu kalau Arjuna meminumnya. Namun obe itu membisikki Arjuna, ia tak suka melihat Selin bersama Arjuna."Pak ibu Selin memberikan obat perangsang di minuman bapak!" Ucap pegawai obe itu."Oh, terimakasih sudah memberi tau!" Arjuna berterima kasih kepada obe karena sudah memberitahu Arjuna.Arjuna menelpon Andini, ia meminta Andini segera mempersiapkan diri."Andini, Syelin memberikan obat perangsang di minumanku, tolong kamu persiapkan diri," ucap Arjuna dalam telepon.Andini segera bersiap-siap untuk me
Andini dan Arjuna pulang kerumahnya. Andini mulai merasakan takut saat akan memasuki rumah Arjuna, ibu mertuanya yang tak suka dengannya seperti petaka untuknya.Arjuna yang mengetahui sikap istrinya berubah ia segera merangkul pundak Andini. Seraya berkata di telinga Andini."Sayang nggak usah takut, aku kan selalu ada di sampingmu," bisikan Arjuna mengurangi rasa takut Andini."Iya bang, aku percaya dengan abang," ucap Andini dengan penuh rasa syukur. Andini sangat bersyukur bisa memiliki suami yang sangat sayang kepada dirinya.Andini melangkah menuju kamarnya, tiba-tiba datang Mama Arjuna dan memanggil Arjuna."Hey Arjuna," panggil mama Arjuna.Awalnya Arjuna tidak menghirauka
Pagi yang cerah Andini dan Arjuna bersiap-siap untuk pulang, Andini mengenakan dress berwarna pink yang terlihat cocok dengan warna kulitnya.Andini berjalan sambil menenteng tas ditangannya ditemani oleh suaminya. Arjuna terlihat sangat tampan ia mengenakan kemeja yang sangat cocok di badannya, kemeja berwarna biru muda sangat cocok dengan warna kulitnya.Mereka berdua sangat serasi, orang yang memandangnya nampak kagum melihat keduanya.Jadwal penerbangan mereka tinggal menunggu menit, Arjuna dan Andini naik ke atas pesawat, Andini sudah tidak takut saat pesawat mulai terbang namun Andini merasa mual.Hoek Hoek HoekArjuna segera mengambil tisu, Andini merasa sangat mual kepalanya pusing sekali, ia seperti masuk angin."Pusing bang," keluh Andini. Arjuna segera memijat tengkuk Andini."Mabuk pesawat?" tanya Arjuna. Arjuna merasa kasihan melihat istrinya yang sedang mabuk pesawat."Nggak bang, aku nggak pernah merasakan