Arjuna adalah seorang Ceo tampan yang memiliki perusahaan di Jakarta,karirnya sebagai seorang Ceo sangat sukses ia memiliki beberapa perusahaan di Jakarta Namun ia sangat lemah dalam asmara, di usia yang sudah tak muda lagi ia belum juga memiliki pasangan. Namun ia tidak pernah menanggapi wanita yang mencintainya ia selalu bersikap dingin sehingga sangat sulit untuk mendapatkan pasangan, terkadang ia merasa kesepian dan sangat ingin menikah, namun karena ia sangat selektif dalam memilih pasangan membuatnya kesulitan untuk bisa mendapatkan pasangan.
Andini seorang karyawan yang bekerja di perusahaan Arjuna ia bekerja sebagai karyawan biasa. Andini hanya tinggal berdua bersama ibunya ayahnya sudah lama meninggal. Andini harus bekerja keras untuk bisa menghidupi dirinya dan ibunya.
Ketika Andini berjalan menuju kantornya ia tidak sengaja menabrak laki laki yang berjalan di depannya, berkas berkas yang ia bawa pun jatuh di lantai.
"Bruk" Andini terkejut menabrak seorang lelaki yang sangat tampan. berkas berkas yang ia bawa pun berjatuhan di lantai, ia pun mengambil berkas berkasnya yang berceceran.
Arjuna yang melihat wanita di depannya sibuk membereskan berkas berkas yang jatuh itu pun membantunya, saat ia sedang mengambil berkas yang jatuh tak sengaja ia melihat wajah Andini. Ia memandangi Andini ia merasa getaran getaran cinta. Andini pun berdiri dan meminta maaf kepada Arjuna.
"Maaf iya pak aku tidak sengaja menabrak bapak" Andini meminta maaf dengan kepala sedikit menunduk.
"iya enggak apa-apa kok lagian kan kamu enggak sengaja." Arjuna pun mema'afkan Andini. ia memandangi wajah Andini ia merasa sangat tertarik dengan Andini.
Andini pun berpamitan untuk pergi ke ruangannya. "Aku permisi iya pak, ada banyak berkas yang harus aku selesaikan."
Arjuna pun mempersilahkan Andini untuk pergi ke ruangnya. "Ok, pergilah ke ruanganmu, kerja yang baik"
Arjuna pergi ke ruangan nya, Basri sudah menunggunya di depan pintu ruangannya. Arjuna pun masuk Basri pun mengikutinya untuk masuk kedalam Ruangan.
"Pak ada beberapa berkas yang harus bapak pelajari, sebentar lagi akan ada kelayen yang datang untuk membicarakan proyek." Basri menjelaskan kepada Arjuna mengenai pekerjaan yang harus ia lakukan .Basri pun duduk di depan Arjuna ia menemani Arjuna mengecek berkas berkas yang akan ia pelajari.
"Jam berapa kita bertemu klayen" Tanya Arjuna kepada Basri.
"Jam 10 pak, klayen akan datang ke kantor kita" jawab Basri.
Arjuna pergi ke ruangan kerja karyawan ia sangat ingin bertemu dengan wanita yang tadi menabraknya.
"Aku harus mencari wanita itu" gumam Arjuna dalam hati ia pun berjalan keluar ruangan, menuju ruangan karyawan ia menyusuri setiap ruangan. Ia tak menemukan wanita yang ia cari.
"ah mana ya wanita yang tadi menabraku." Gumam Arjuna dalam hati, ia sangat ingin melihat wanita yang tadi menabraknya. ia mengingat senyumanya membuat ia tak bisa melupakan wajahnya, ia terus berjalan menuju ruangan karyawan satu persatu ia lewati. Sampai akhirnya ia menabrak seorang wanita yang berada di depannya.
"Bruk" Arjuna menabrak Andini ia dengan sigap menangkap tubuh Andini supaya ia tidak jatuh ke lantai. Arjuna memandangi wajah Andini yang berada di pelukannya, Andini pun menatap wajah Arjuna, setelah beberapa detik Andini pun berdiri ia sangat malu. Ia pun meminta maaf kepada Arjuna.
"Maaf pak aku enggak sengaja menabrak bapak." Andini sangat takut bertabrakan dengan seorang Ceo di kantornya, ia takut kalau nanti ia di pecat gara garra ke cerobohanya.
Arjuna tidak marah bahkan ia meminta maaf kepada Andini karena ia yang menabrak Andini.
"Kamu enggak salah aku yang salah, seharusnya aku konsentrasi dan tidak menabrak mu" Arjuna merasa kalau fikiranya sangat kacau banyak yang ia fikirankan sampai ia tidak sadar kalau ia menabrak seorang wanita cantik. Namun ia sangat bersyukur bisa menemukany ia cari. Tubuh Andini gemetar ketika ia bertabrakan dengan seorang Ceo tampan di kantornya.
"Andaikan saja ia mencintai ku aku pasti senang sekali." gumam Andini dalam hati ia sadar kalau ia hanyalah karyawan yang bekerja di perusahaan milik Arjuna dan tidak mungkin kalau ia akan menjadi kekasih Arjuna.
Arjuna tersenyum melihat Andini ia pun ingi mengetahui siapa nama wanita yang berada di depanya ia mengulurkan tanganya dan memperkenalkan siapa dirinya.
"perkenalkan nama saya Arjuna." Arjuna sangat mempesona Andini yang awalnya tak berani menatap Arjuna kini ia menatap wajah manis Arjuna.
"nama ku Andini pak." jawab Andini dengan malu malu. Ia sangat senang bisa berkenalan dengan Ceo nya.
"kamu bekerja di bagian apa." tanya Arjuna karena ia sangat penasaran, ia sudah berkeliling keruangan karyawan namun tak menemukan ruangan Andini.
"Bagian mencatat keluar masuk barang di gudang pak"jawab Andini dengan penuh rasa malu ia pun menunduk tak berani menatap wajah Arjuna, namun Arjuna memandangi wajah Andini dengan rasa kagum melihat pipi merona Andini.
"apa aku mulai mencintainya." gumam Arjuna dalam hati. Ia pun berjalan meninggalkan Andini menuju ruanganya. Karna Basri sudah menunggunya untuk pergi menemui klayen. Arjuna masuk ke ruanganya Basri sudah menyiapkan berkas berkas yang ia akan gunakan untuk bertemu klayen.
"pak 1/2 jam lagi kita akan menunggu klayen di ruang meating pak." Basri memberi tau Arjuna kalau sebentar lagi ia akan meeting.
"O iya Basri, apa sudah kamu siapkan berkas berkasnya" tanya Arjuna kepada Basri untuk memastikan kalau berkas berkasnya sudah siap.
" sudah pak berkas nya sudah aku siapkan, "
Arjuna pun duduk memikirkan Andini, Arjuna pun bersenyum senyum mengingat wajah Andini. Basri yang melihat Arjuna tak biasanya bersikap ceria itu pun senang.
"nah kalau begini kan enak liatnya, enggak masem terus mukanya, kadang kalau orang lagi jatuh cinta pasti akan aneh tingkahnya, "gumam Basri dalam hati.
"pak." panggil Basri namun Arjuna tak menjawab panggilanya. Arjuna yang sedang memikirkan Andini sampai ia lupa kalau Basri berada di depanya.
Basri yang melihat jam pukul 10.00 wib itu pun kembali memanggil bosnya ia takut kalau klayen menunggu nya lama.
"pak" panggil Basri, Arjuna sangat kaget melihat Basri berada di depanya.
"ah kamu Basri, mengagetkan saja, "Arjuna sangat terkejud dengan wajah Basri yang berada di depanya. Basri mengajak bosnya untuk turun dan pergi meeting bertemu klayen.
"pak sudah jam 10.00 wib kita harus turun menunggu klayen"
"ayo kita nanti terlambat" mereka berdua turun menuju ruang meeting. Mereka duduk menunggu klayen datang. Klayen datang dan mereka membahas tender yang akan ia kelola.
Arjuna menjelaskan proyek yang akan ia kelola, tim klayen pun mencermati penjelasan Arjuna, ia sangat kagum melihat Arjuna sangat pintar dan mahir dalam mengelola bisnis. Ia pun merasa kalau proyek yang akan ia kelola bersama Arjuna akan sukses. Setelah dua jam mereka rapat. Akhirnya klayen merasa puas bekerja sama dengan Arjuna. Ia merasa Arjuna sangat jenius.
Mereka pun akhirnya bekerja sama mengelola proyek. Arjuna sangat senang bisa bekerja sama dengan beberapa klayen. Setelah mereka berpamitan. Arjuna pergi untuk melihat Andini ia merasa sangat ingin melihat wajah Andini. Ia berdiri dari kejauhan sembari menatap Andini. Jam menunjukan pukul 12.00 wib karyawan di kantor Andika pun mulai keluar ruangan untuk makan siang. Andini tak keluar ia berdiam di ruanganya. Andini sedang nenangis sembari memandangi foto yang ia pegang.
"Ayah Andini kangen yah, Andini ingin bertemu Ayah, ibu sakit yah, Andini enggak tau gimana caranya untuk bisa mencarikan ibu obat, ibu sudah berobat tapi tetep yah ibu enggak sembuh. Aku ingin meluk ayah aku ingin ayah tau apa yang dini rasakan" hiks hiks hiks.
Arjuna hanya melihat Andini dari kejauhan hingga ada karyawan yang menegornya karena merasa bingung kenapa bosnya berdiri di depan ruangan karyawan.
"pak ada yang bisa saya bantu," tanya seorang karyawan.
"enggak ada, aku hanya ingin mengecek kerja kalian" Arjuna lalu pergi ke ruanganya. Ia pun duduk sembari memikirkan Andini. Ia mulai penasaran dengan masalah yang Andini lalui sampai ia menangis. Ia sangat merasa sedih melihat Andini menangis.
Basri datang ke ruanganya dan memberi tau Arjuna kalau proyek yang ia tangani memiliki omset sangat baik.
"bos tadi aku selesai mengecek ke untungan kita, peroyek di kota bandung proyek kita sukses bos"
Basri sangat senang, ia tersenyum senyum dan Arjuna mengecek datanya.
"coba aku cek dulu" Arjuna melihat lihat leptopnya. Ia pun tersenyum senyum melihat data keuangan yang memuaskan. Ia mengajak Basri untuk makan keluar.
"Bas ayo temani aku makan" ajak Arjuna Basri yang merasa kalau perutnya sudah lapar itu pun menerima ajakan Arjuna untuk makan siang.
"ayo bos, aku sudah lapar sekali, sampai cacing di perutku berbunyi" Arjuna yang mendengar jawaban Basri itu pun tertawa.
"Basri Basri kamu ini bisa saja, kalau masalah makanan kamu pasti enggak pernah nolak" Arjuna mengejek Basri. Mereka berdua turun menuju parkiran mobil Arjuna. Mereka berdua pergi ke lestoran seafood Arjuna sangat senang makan seafood. Ia pun memesan makanan. Setelah makan Arjuna mengajak Basri pergi untuk mengecek perusahaanya. Basri pun menemani Arjuna.
Setelah mereka selesai mengecek perusahaanya Arjuna pun pulang. Arjuna hanya tinggal sendiri dirumahnya hanya ada pembantu dan satpam yang menemaninya terkadang ia merasa sangat lelah kalau ia harus hidup sendiri. Ia sangat nenginginkan kehadiran seorang istri dan anak.
Namun Arjuna sangat kesulitan mencari pasangan. Ia tidak bisa mencintai wanita yang hanya melihat dari segi ekonomi. Ia ingin mempunyai istri yang bisa hidup denganya apa adanya. Karena menurutnya kebanyakan wanita mencintai dirinya karna melihat harta yang ia miliki tak pernah memfikirkan betapa susahnya ia memperoleh itu semua. ia sangat selektif dalam memilih pasangan hidup .
Arjuna yang terbiasa terbangun pukul 05.00 pagi itu pun belum bangun. Ia tak pernah bangun siang meskipun ia lelah ia tetap bangun subuh untuk melakukan sholat subuh. Sekarang sudah jam 08.00 tapi Arjuna belum juga bangun. bibik asisten rumah tangga Arjuna ingin sekali mengecek tuanya namun ia tak berani. ia hanya terdiam menunggu tuanya turun. Basri yang sudah tiba di kantor sejak jam 07.00 pagi itu menunggu bosnya tiba. ia duduk di ruanganya dan menyiapkan berkas yang harus ia sampaikan kepada bosnya. Jam menunjukan pukul 11.00 bibik sangat khawatir karena tuanya belum juga turun dari kamarnya. Bibik memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Arjuna ."Tok ,,, tok ,,, tok ,,,, tuan" panggil bibik dengan suara lirih. Arjuna tidak bangun dan tidak menjawab panggilan bibik. Bibik hanya bisa berjalan kesana kesini ia sangat bingung ada apa dengan tuanya yang tidak biasa tertidur sampai siang hari. Akhirnya ia memberanikan untuk mengetuk pintu lagi ."Tok ,,, tok
Andini bersama ibunya pergi ke ruangan Arjuna ia mencari Ruangan yang di tempati Arjuna, setelah menemukan Andini mengetuk pintunya.Tok tok tokAndini mengetuk pintu kamar Arjuna, Arjuna pun mempersilahkan Andini untuk masuk ke dalam kamarnya."Masuk" Arjuna terbaring sangat lemas wajahnya sangat pucat, bibik yang merawatnya terus mengompres kening Arjuna, Arjuna sudah terbiasa dirawat oleh bibik. Bibik sudah lama menjadi asisten rumah tangga Arjuna. Bibik membukakan pintu kamar Arjuna."Masuk mbak buk" sapa bibik kepada dua wanita yang berada di depannya. Bibik sangat ramah kepada semua orang. Bibik yang memiliki kepribadian yang baik dan penyayang membuat Arjuna nyaman di rawat oleh bibik. Kedua perempuan itu pun masuk. Arjuna masih memejamkan matanya saat Andini memegang keningnya Arjuna pun terbangun. Ia sangat terkejut melihat wanita yang berada di sampingnya."Andini" Arjuna memanggil nama Andini ia merasa sangat senang melihat wanita
Mamah Arjuna yang mendengar anaknya sakit segera pulang ke Jakarta ia merasa sangat khawatir dengan keadaan Arjuna. Ia pulang dan langsung menuju rumah sakit, ia membawakan makanan kesukaan Arjuna. Setelah tiba di bandara sopir yang akan menjemput ibu Arjuna sudah tiba. Mereka langsung menuju rumah sakit.Arjuna yang sedang merapikan bajunya di bantu oleh Andini Andini sangat dewasa dan ke ibuanya sangat terasa. Arjuna benar benar merasa nyaman dengan kehadiranya."makasih kamu mau membantuku" ungkap Arjuna yang mulai jatuh cinta. Ia sangat nyaman dengan sikap Andini. Andini ikhlas melakukanya tanpa mengharaap imbalan darinya .ia sangat murah hati dan sangat sabar. setelah beberapa menit mamah Arjuna tiba. Mamah sangat senang Arjuna ada yang merawatnya."Halo sayang mamah bawa makanan kesukaanmu " mamah memberikan Arjuna makanan kesukaanya. Mamah mengambil makananya dan menyuapi Arjuna. Arjuna yang suda
Arjuna merasa sangat bersalah dengan Andini ia sangat gelisah menunggu kedatangan Andini. Ia berjalan kesana kesini menunggu kedatangan Andini, ia sangat menyesal telah membuat Andini malu, awalnya ia berpikir supaya Andini bisa mencintainya, namun semua itu salah, Andini justru merasa malu, ia sangat menyesal telah mencium bibir Andini." Sudah siang Andini belum juga datang menemuiku " ia melihat ponselnya, ponselnya menunjukkan sudah pukul 12.00wib, ada apa Andini belum juga datang apa dia benar benar marah. Arjuna sedikit memiliki rasa penasaran mengapa Andini tak kunjung datang, ia sangat ingin melihat Andini bersamanya. Ia pun keluar ruangan berharap Andini segera datang menemuinya. Namun Andini tetap belum juga datang, Arjuna sangat gelisah, ia pun mengambil ponselnya dan menelpon Basri." Kenapa jam segini belum juga datang " gumam Arjuna dalam ha
Saat Andini berada di taman ponsel Andini berbunyi . Tut tut tut Andini mengangkat teleponnya. "Andini Ibumu pingsan, kamu dimana?" Suara telpon tetangga Andini, ia sangat khawatir melihat ibu Andini sangat pucat dan belum sadar. "Di Rumah Sakit kak, ada apa dengan ibu kak" Andini menangis ia tak sanggup menahan tangisannya, ia berjalan masuk kedalam Ruangan Arjuna ia mengambil tasnya, Arjuna sangat terkejut melihat wanita yang berada di depannya menangis. "Ada apa Andini?" Tanya Arjuna yang sangat mengkhawatirkan keadaan Andini. Ia memegang tangan Andini. Namun Andini terus berlari keluar ruangan. Arjuna meminta Basri untuk mengikutinya. "Bas kejar Andini, ikuti dia aku sangat mengkhawatirkan keadaan Andini"
Persiapan pemakaman sudah selesai Basri menemani Andini untuk pergi ke pemakaman, Andini yang sangat hancur melihat ibunya yang sudah meninggal. Membuat Basri mencoba untuk menenangkan Andini dan membuat ia nyaman .Andini sangat nyaman dengan perlakuan khusus Basri ia sangat merasa nyaman Basri bisa menemaninya, setiap Andini menangis Basri selalu mengelap air mata Andini ia tak ingin melihat Andini sedih. Ibu Andini pun dimasukkan ke dalam kuburan, Andini sangat sedih melihat ibunya di masukkan ke dalam lubang kubur. Setelah pemakaman selesai Basri mengajak Andini pulang ke rumah, Andini pun mandi membersihkan dirinya, Basri keluar mencari pakaian untuk ia pakai." Aku harus mencari pakaian untuk mengganti pakaianku yang sudah kotor" ia pun menuju toko pakaian dan membeli pakaian. Setelah membeli pakaian Basri pun mandi di kamar mandi Andini. Andini mem
Pagi hari yang cerah Andini mulai membuka matanya, mata Andini sedikit membengkak, Andini pergi ke meja rias ia memandangi wajah cantiknya, ia melihat kedua bola matanya membengkak, ia pun teringat ibunya, ia pun kembali menangis.Hiks hiks hiksAndini menangis tersedu-sedu. Basri pun terbangun mendengar suara tangisan Andini, ia berdiri menuju kamar Andini. Ia melihat Andini sedang menangis, Basri pun duduk di sebelah Andini, ia memeluk Andini berusaha memberi kenyamanan, Andini pun mengeluarkan isi hatinya ia terus menangis."Keluarkan semua yang membuatmu sedih, aku siap mendengarkan kesedihanmu" Basri mencoba untuk menenangkan Andini. Andini merasa lega, semua yang membuatnya sedih sudah dikeluarkan. Basri melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.30wib, Basri pun berpamitan untuk pergi pulang.
Setibanya di rumah Andini, Arjuna membantu Andini untuk menyiapkan makanan. Arjuna pun mengganti pakaian yang ia kenakan. Arjuna memakai baju koko, ia pun tampak tampan saat mengenakan, namun Andini merasa biasa saja tidak ada getaran cinta."Sudah kamu ganti pakaian dulu, ini sudah sore." Arjuna memerintahkan kepada Andini untuk segera mengganti pakaian yang ia kenakan."Oke aku akan mengganti pakaian yang rapi." Andini pun pergi untuk mandi. Setelah mandi ia keluar dengan mengenakan baju handuk. Ia menggelung rambutnya dengan handuk. Ia berjalan menuju kamarnya. Tak sengaja Arjuna menabrak Andini.Bruk, Arjuna segera meraih tubuh Andini supaya tidak terjatuh. Andini menatap wajah Arjuna. Arjuna pun menatap wajah Andini. Saat Arjuna hendak menciumnya, Andini segera mengangkat tubuhnya menjauh meninggalkan Arjuna.Cup, Andini menutupi bibir Arjuna dengan tangan. Arjuna merasa malu saat Andini menolak ciumannya."Kenapa?" Tanya Arjuna. Ia ingi
Andini mulai merasakan sakit perut dan mulai terjadi pendarahan, Andini sangat terkejut ketika melihat banyak darah yang keluar."Ada apa ini, mengapa banyak darah," ucap Andini bingung. Ia pun mulai memegang perutnya."apakah janin ku tidak selamat," Andini mulai meneteskan air matanya.Arjuna masuk kedalam ruangan Andini, ia mulai memeluk istrinya sambil meneteskan air matanya."Maafkan aku sayang, aku tak bisa menjagamu," air mata Arjuna menetes begitu deras Andini pun mulai meneteskan air matanya."Ada apa sayang," tanya Andini. Hati Andini terasa begitu sedih ia mengusap air mata Arjuna dengan tangannya."Abang nggak usah sedih, mungkin ini memang sudah takdir kita, kita doakan yang terbaik untuk anak kita," ucap Andini. Andini sebenarnya sangat ingin memberitahu Arjuna insiden yang terjadi saat Arjuna di kantor, namun ia berpikir kembali kalau Arjuna ta
Selin masuk ke dalam rumah Arjuna, ia melihat ibu Arjuna sedang duduk di meja makan."Selamat pagi mah," sapa Selin. Mama lalu menengok ke belakang melihat wanita yang memanggilnya."Oh Selin, tumben sudah kesini," ucap Mama Arjuna. Selin lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan mama Arjuna."Mama tahu tidak siapa yang menggantikan Basri," ucap Shelin memberi tahu mama Arjuna. Mama pun menggelengkan kepalanya sembari menjawab."Mama tidak tau nak memang siapa yang menggantikan Basri," tanya Mama Arjuna. Selin pun mulai membisiki di telinga Mama Arjuna."Tania mah," Jawab Shelin dengan suara tersenyum."Lo apa hubungannya dengan Arjuna?" Tanya Mama Arjuna. Mama Arjuna tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Shelin."Kita bisa menggunakan Tania untuk mendapatkan Arjuna kembali," jawab Shelin. Shelin mulai memikirkan cara untuk membuat Arj
Arjuna membelikan Andini kalung ia sangat berharap Andini bisa merasa senang dengan apa yang Arjuna berikan."Terimakasih bang, aku sangat senang bisa mempunyai kalung ini tadinya aku hanya berharap bisa memiliki kalung ini," ucap Andini. Ia menatap dan melihat kalung yang Arjuna pakaikan."Kamu pantas mendapatkan kalung itu, bahkan aku ingin memberikanmu rumah," ucap Arjuna. Sembari menatap wajah istrinya. Namun tanpa diduga ternyata Andini menolaknya."Maaf bang aku nggak bisa, aku nggak mau di anggap wanita materialistis," jawab Andini seraya menundukkan kepalanya."Aku nggak mau kamu orang yang aku cintai tapi tidak pernah merasakan apa yang aku miliki," tegas Arjuna."Aku nggak mau hartamu mas, untuk bisa mendapatkan cintamu aku sudah bahagia," Arjuna lalu memeluk istrinya seraya mencium keningnya."Aku bahagia bisa menjadi kekasihmu," ucap Arjuna. Arjun
Arjuna membuka Diary Basri ia membaca tulisan yang tertulis di dalam buku harian Basri.Note"Andini jujur hati ini sangat sakit saat melihat dirimu orang yang ku cintai bersama Arjuna, kamu tahu semenjak hari itu aku sangat senang bisa melihat wanita cantik bisa tidur di sampingku, menatap wajahmu saat kau tertidur pulas, rasanya aku sangat ingin bisa memilikimu, tapi ternyata kamu lebih memilih Arjuna.Arjuna adalah sahabatku aku tak ingin melihat dia kecewa denganku, aku terus menutupi perasaan ku padamu, saat melihat dirimu menikah bersama Arjuna rasanya aku seperti ingin menabrakkan mobilku.Sakit Andini,,,Sakit sekali,,,
Saat dalam perjalanan menuju pulang ke rumah, Arjuna mendapatkan telepon dari pihak polisi.Tut Tut TutSuara ponsel Arjuna berdering, Arjuna segera mengangkat panggilan teleponnya."Basri," Arjuna melihat nama Basri di panggilanya. Arjuna segera mengangkat telepon Basri."Halo Bas, ada apa?" Tanya Arjuna. Namun ternyata yang menelepon Arjuna bukanlah Basri melainkan polisi."Kami dari kantor polisi pak," ucap seorang polisi, Arjuna sangat terkejut ketika mendengar nama polisi."Polisi?" tanya Arjuna dengan penuh rasa kebingungan yang berada dalam pikirannya."Iya pak, kami polisi," tegas polisi itu."Maaf pak apa yang terjadi?" Tanya Arjuna. Arjuna sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Basri."Pemuda yang bernama Basri mengalami kecelakaan beruntun pak, ia belum sadar." Jawab polisi."Kecelakaan!" Arjuna terkejut."Iya pak, untuk lebih jelasnya silahkan bapak pergi ke Rumah saki
Rasa mual Andini membuatnya muntah sampai ia terlihat pucat dan lemas, Arjuna segera membawa Andini ke Rumah sakit, awalnya Andini menolak ajakan suaminya namun Arjuna tak ingin terjadi apa-apa pada bayinya, ia segera membawa Andini ke Rumah sakit."Ayo sayang wajahmu sangat pucat kamu harus mendapatkan pelayanan dokter," ucap Arjuna. Arjuna sangat mencemaskan keadaan Andini, ia tak ingin melihat Andini lemas tak berdaya, Andini tidak bisa makan, setiap makan ia terus memuntahkan makanan yang ia makan."Nggak mau bang, aku nanti juga baikan," ucap Andini dengan suara sangat lemas tak berdaya."Aku akan menggendongmu, dan membawamu ke rumah sakit," ajak Arjuna."Memang Abang punya mobil?" Tanya Andini."Aku bawa mobil kantor tadi," jawab Arjuna."Mobil kantor? Mobil siapa bang?" Andini tak ingin suaminya memakai mobil orang."Kamu lupa, aku bos disana, aku pemilik kantor, iya mobilku dong," jawab Arjuna dengan nada sedikit menggo
Mama dan Selin merencanakan sesuatu untuk membuat Arjuna jatuh cinta kepada Selin. Mama dan Selin merencanakan untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna. Dan Selin datang setelah Arjuna meminumnya.Obe membuat minuman untuk diberikan kepada Arjuna, Selin memberhentikan Obe itu untuk memberikan obat perangsang di minuman Arjuna."Nanti kalau sudah 10 menit, kabari saya iya," ucap Selin memberi instruksi agar obe memberi tahu kalau Arjuna meminumnya. Namun obe itu membisikki Arjuna, ia tak suka melihat Selin bersama Arjuna."Pak ibu Selin memberikan obat perangsang di minuman bapak!" Ucap pegawai obe itu."Oh, terimakasih sudah memberi tau!" Arjuna berterima kasih kepada obe karena sudah memberitahu Arjuna.Arjuna menelpon Andini, ia meminta Andini segera mempersiapkan diri."Andini, Syelin memberikan obat perangsang di minumanku, tolong kamu persiapkan diri," ucap Arjuna dalam telepon.Andini segera bersiap-siap untuk me
Andini dan Arjuna pulang kerumahnya. Andini mulai merasakan takut saat akan memasuki rumah Arjuna, ibu mertuanya yang tak suka dengannya seperti petaka untuknya.Arjuna yang mengetahui sikap istrinya berubah ia segera merangkul pundak Andini. Seraya berkata di telinga Andini."Sayang nggak usah takut, aku kan selalu ada di sampingmu," bisikan Arjuna mengurangi rasa takut Andini."Iya bang, aku percaya dengan abang," ucap Andini dengan penuh rasa syukur. Andini sangat bersyukur bisa memiliki suami yang sangat sayang kepada dirinya.Andini melangkah menuju kamarnya, tiba-tiba datang Mama Arjuna dan memanggil Arjuna."Hey Arjuna," panggil mama Arjuna.Awalnya Arjuna tidak menghirauka
Pagi yang cerah Andini dan Arjuna bersiap-siap untuk pulang, Andini mengenakan dress berwarna pink yang terlihat cocok dengan warna kulitnya.Andini berjalan sambil menenteng tas ditangannya ditemani oleh suaminya. Arjuna terlihat sangat tampan ia mengenakan kemeja yang sangat cocok di badannya, kemeja berwarna biru muda sangat cocok dengan warna kulitnya.Mereka berdua sangat serasi, orang yang memandangnya nampak kagum melihat keduanya.Jadwal penerbangan mereka tinggal menunggu menit, Arjuna dan Andini naik ke atas pesawat, Andini sudah tidak takut saat pesawat mulai terbang namun Andini merasa mual.Hoek Hoek HoekArjuna segera mengambil tisu, Andini merasa sangat mual kepalanya pusing sekali, ia seperti masuk angin."Pusing bang," keluh Andini. Arjuna segera memijat tengkuk Andini."Mabuk pesawat?" tanya Arjuna. Arjuna merasa kasihan melihat istrinya yang sedang mabuk pesawat."Nggak bang, aku nggak pernah merasakan