Beranda / Romansa / Cinta Pertama Uncle Will / bab 114. takdir lain

Share

bab 114. takdir lain

Penulis: Intan SR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-31 07:27:31

Sepulang dari rumah sakit, Alexandra dibawa oleh Emily ke rumahnya. Rumah itu sebenarnya adalah warisan dari kakeknya. Meski kecil tapi rumah Emily sangat bersih dan rapi.

Ada tiga kamar tidur dan satu kamar mandi. Satu ruang tamu di tengah, dan ada halaman kecil di depan teras.

Alexandra masuk dan memindai seluruh ruangan. Dia merasa jika rumah yang Emily tempati sangat nyaman.

“Tunggu dulu ya, aku beresin dulu kamarnya,” kata Emily. Dia masuk ke ujung kamar lalu membersihkan kamarnya.

Alexandra melihat sebuah foto yang memperlihatkan di mana Emily sedang berpelukan dengan seorang lelaki. Jelas jika laki laki itu adalah kekasih Emily.

Waktu sudah berjalan lama, dan Alexandra tidak terkejut jika Emily sudah memiliki kekasih saat ini. Yang bahkan dia sendiri saja sudah hamil dan akan memiliki seorang anak.

Suara mobil terdengar berhenti di depan rumah Emily. Tak lama kemudian suara pagar digeser dilanjutkan suara langkah kaki.

Alexandra menoleh dan mendapati lelaki yang ada di dalam fo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 115. malaikat pelindung Alexandra

    Malam malam sekali Emily menelpon Alexandra, dia meminta Alexandra untuk datang ke sebuah restoran karena ingin mengajaknya makan malam.“Tapi… ini udah terlalu malam,” kata Alexandra, menolak ajakan Emily.“Tolong datang aja Alexa, aku butuh bantuanmu.”Alexandra berpikir sebentar. Emily sudah menolongnya jadi dia tak enak jika menolak ajakan Emily apalagi ajakannya adalah mengajaknya makan malam.Jadi mau tak mau Alexandra pun mau datang untuk makan malam dengan Emily meski dia tidak tahu di sana ada siapa saja.Sesampainya di restoran, Alexandra terkejut karena hanya ada Emily di sana. Karena ia pikir Emily masih dengan kekasihnya.“Kamu cuma ngajak aku makan? Pacar kamu gimana?”“Dia udah pulang kok, aku nggak bisa bawa makanan pulang. Jadi kita makan di sini aja ya. Soalnya aku mau pergi, nggak pulang ke rumah.”“... Ya?”“Ada pekerjaan,” bisik Emily kemudian tersenyum.Tak banyak bertanya, Alexandra hanya menurut apa kata Emily saja. Tak ada yang aneh dengan ajakan Emily. Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 116. bayi yang baru lahir

    Seminggu setelah William bertemu dengan Alexandra.Malam itu William sedang tidur terlelap dalam mimpinya. Namun, tiba tiba sebuah dering telepon membuatnya sontak terbangun. Apalagi ketika melihat nama Emily di layar ponselnya.“Kenapa?” tanya William dengan suara seraknya.Dia memang mengatakan pada Emily sebelumnya jika dia bisa menghubunginya kapan saja jika menyangkut Alexandra. Apapun itu dan kapanpun, William akan siap.“Alexandra mau melahirkan Om!” ujar Emily dengan panik.“Mau melahirkan? Kalian ada di mana sekarang?”“Aku udah ada di rumah sakit. Tapi masalahnya ada masalah pada bayi Alexandra. Jadi harus sesar.”“Kamu urus saja, nanti biayanya aku yang tanggung. Apapun itu yang penting Alexandra selamat.”“Tapi om ke sini kan? Soalnya harus ada surat persetujuan wali.”William turun dari ranjang kemudian mengenakan sweaternya dengan buru buru.“Iya aku ke sana, kamu kirim saja alamat rumah sakitnya lewat pesan.”“Iya om.”William mengambil kunci mobilnya setelah dia cuci m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 117. putri tidur

    William duduk di samping Alexandra yang masih belum sadarkan diri. Dia pandangi wajah gadis itu hingga hampir membuat air matanya menetes. “Kamu harus segera sadar, anak kamu cantik, seperti kamu, Alexandra,” ucap William. Dia mengenggam tangan Alexandra yang tidak memberikan reaksi apa apa padanya.“Aku akan membahagiakanmu kalau kamu mau sadar Alexandra. Aku berjanji.”Sementara itu Nikita berada di belakang pintu. Dia melihat bayangan William melalui kaca di pintu. Wanita itu tahu jika William saat ini merasa sangat bersedih atas apa yang terjadi pada Alexandra. Namun, dia tak bisa berbuat apa apa.Tapi dia sudah mengatakan pada William, akan merawat anak Alexandra bersama mereka sampai gadis itu sadar dari komanya.“Kamu serius? Kamu serius, kan?” tanya William pada Nikita yang masih belum percaya dengan apa yang dia dengar.Nikita mengangguk. Ia tersenyum melihat William bisa tersenyum seperti itu.“Kamu nggak bisa menarik keputusanmu ini lagi ya.”“Aku bukan wanita seperti itu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 118. cinta dalam hati

    “Kamu yakin nggak apa apa cuma makan ini aja?” tanya William yang melihat Nikita hanya makan kentang goreng malam itu. “Kamu harus makan yang sehat juga, kan?”Nikita mengangguk sambil memasukkan kentang goreng ke dalam mulutnya. “Aku makan itu setiap hari, kalau malam aku mau makan yang aku mau nggak apa apa, kan?”“Asal jangan terlalu sering.“Lalu kapan ada jadwal kontrol kandungan lagi?”“Lusa. Kamu bisa kan antar aku.”“Iya.”Kemudian hening. William juga hanya makan kentang goreng seperti yang Nikita makan. Dia diam diam mengamati Nikita yang akhir akhir ini terlihat berbeda, entah karena kehamilannya atau ada yang lain. Tapi aura Nikita tidak sama seperti dulu.“Gimana keadaan Alexandra?” tanya Nikita memutus pikiran William.“Masih sama, aku nggak tau sampai kapan dia seperti itu.”“Kenapa? Kamu lelah?”“Bukan.”“Lalu?”“Aku takut Fiona nggak mengenali ibunya.”“Kita bisa ajak dia menemui ibunya, perkenalkan dia pada Alexandra.”“Kamu yakin dengan cara itu?”“Tentu saja. Kare

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 119. Perasaan yang terpendam

    Tiga bulan telah berlalu, William masih setia menjenguk Alexandra yang masih belum sadarkan diri dari komanya. Gadis itu lebih memilih untuk menjadi putri tidur alih alih menjadi seorang ibu yang kini anaknya sudah berusia tiga bulan.Selama itu lah, Nikita dan William yang merawat Fiona.Hingga sore itu, perut Nikita merasakan kontraksi yang hebat. Dia pun menyuruh pembantunya untuk memanggil ambulans dan membawa semua kebutuhan selama persalinan yang sudah ia siapkan sebelumnya.Sambil menahan rasa sakitnya, Nikita menghubungi William.“Will, kamu kapan pulang?” tanya Nikita sambil menggigit bibirnya.“Sebentar lagi aku pulang, ada apa?”“Sepertinya… aku mau melahirkan.”“Sekarang?”“Hmm.”“Aku akan pulang sekarang kalau begitu.”“Aku sudah telepon ambulans, kamu langsung ke rumah sakit saja.”“Baiklah, aku akan ke sana.”Nikita meletakkan ponselnya ke dalam tas. Tak lama pembantunya memberitahunya jika ambulans sudah datang.Dibantu oleh pembantunya, Nikita dipapah hingga ambulans.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 120. mencintaimu dengan ugal-ugalan

    William menatap bayangan Alexandra yang masih terbaring lemah di depannya. Gadis itu masih bertahan dengan kondisi seperti itu hingga membuat William dilema.“Aku mencintamu, William.”Entah mengapa kata kata itu terus terngiang di kepala William hingga saat ini. Kalimat yang sebelumnya tidak pernah dia sangka akan keluar dari bibir Nikita. Sebab dia berpikir jika wanita itu tidak akan pernah memiliki perasaan untuknya.“Dia bercanda, kan?”Lelaki itu mulai bimbang, terlebih dia merasa bahwa Nikita adalah wanita yang sudah menyelamatkan dirinya dari keterpurukan. Nikita yang selalu bersamanya hingga dia bisa berdiri seperti sekarang.Nikita tak pernah cemburu berlebihan. Malahan, wanita itu selalu memaklumi perasaan yang masih tersisa di hatinya untuk Alexandra.“Lekaslah sadar Alexandra, jangan buat aku bimbang,” ucap William.Ia takut jika perasaan di dalam hatinya terus berkembang untuk Nikita yang sudah melahirkan anak dari darah dagingnya.Usai melihat Alexandra. William pergi un

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 121. setuju dengan tawaran

    Tidak seperti yang diharapkan oleh Nikita, William tidak datang sore itu. Apa lelaki itu lupa? Apa mengubah jawabannya? Tetapi William bukan lelaki seperti itu. Dia akan menepati janjinya seperti yang sudah sudah.Namun, yang membuat Nikita cemas adalah William tidak ada kabar sampai malam itu. Hingga membuatnya ketiduran. Padahal William berjanji akan membawanya pulang ke rumah.Hingga keesokan harinya, William datang. Nikita terlihat agak kecewa, dia tak bisa menyembunyikan rauat wajahnya yang sedikit kesal pada William.“Maaf, tadi malam aku ada urusan,” kata William.“Ya, aku juga udah berpiikir begitu,” sahut Nikita tidak menatap wajah William.“Alexandra… tadi malam… “ William tidak melanjutkan ucapannya.“Dia udah sadar?”William menggeleng pelan. “Aku ditelpon oleh dokter, tiba tiba Alexandra mengalami kejang. Jadi aku ke sana sampai malam.”Tak mungkin jika Nikita tidak kecewa, dia merasakan kekecewaan itu. Namun, dia tak bisa memaksakan perasaan William bukan? Bahwa satu sat

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 122. kejutan singkat

    Satu minggu kemudian Nikita dan William sudah pindah ke rumah baru mereka. Mereka memutuskan untuk tidak pindah ke rumah Nikita, melainkan membeli rumah baru dekat dengan kantor mereka.Kamar Abraham dan Fiona terpisah, itu sudah keputusan Nikita dan William karena amar di rumah itu ada cukup banyak untuk bisa ditempati.Ada dua babysitter untuk mengasuh Fiona dan Abraham. Dua pembantu untuk memasak dan tiga pembantu untuk mengurus rumah mereka.Satu tukang kebun dan satu supir William.Nikita sengaja mempekerjakan banyak pembantu di rumahnya agar rumah besar itu tidak terlalu sepi. Apalagi sebentar lagi dia akan bekerja lagi. Orangtua Nikita sama sekali belum mengunjunginya setelah melahirkan. Dia sendiri tidak terkejut karena ayah dan ibunya sudah tidak peduli dengan hidupnya. Setelah dia memutuskan untuk menikah dengan lelaki pilihannya sendiri.Namun, hari itu Nikita kedatangan tamu yang membuatnya tak pernah dia duga.“Bu, ada tamu. Wanita dan pria paruh baya, sekarang masih ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06

Bab terbaru

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 157. tinggal kenangan

    Tiga puluh lima tahun kemudian, rumah tepi pantai itu masih berdiri megah dan menawan, dikelilingi oleh pemandangan yang sama indahnya seperti saat Alexandra dan William pertama kali menempatinya. Namun, kini Alexandra telah berusia 65 tahun dan William telah tiada. Di sore hari yang cerah itu, Alexandra duduk di balkon rumahnya, ditemani oleh anak-anak dan cucu-cucunya. Angin laut yang sepoi-sepoi membawa aroma asin yang familiar, membawa kenangan indah bersama William. "Ini benar-benar tempat yang indah, Bu," kata Michael, anak sulung Alexandra. Ia berdiri di sampingnya, memandang laut yang luas. "Aku bisa mengerti mengapa Ayah dan Ibu memilih tinggal di sini." "Ya, Ayahmu dan aku selalu merasa damai di sini," jawab Alexandra sambil tersenyum. "Setiap hari yang kita habiskan di sini adalah anugerah." Cucu-cucunya berlari-larian di pasir putih, tertawa riang. Sarah, cucu tertuanya, mendekati Alexandra dan memeluknya dengan erat. "Nenek, ceritakan lagi tentang kakek. Apa yang palin

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 156. akhir yang bahagia

    William dan Alexandra kini telah menetap di rumah impian mereka yang terletak di pinggir pantai yang indah. Setiap sore, mereka bersama anak mereka menikmati pemandangan matahari terbenam yang mempesona dari balkon rumah mereka. Angin laut yang sepoi-sepoi menerpa wajah mereka, menambah kenyamanan suasana kebersamaan keluarga kecil ini.Keduanya telah bekerja keras untuk mencapai impian ini, membangun rumah sederhana namun hangat, di mana mereka dapat menjalani kehidupan yang berkualitas bersama anak mereka. William, seorang pengusaha sukses, selalu meluangkan waktu untuk Alexandra dan anak mereka, sementara Alexandra, seorang penulis handal, selalu memastikan bahwa rumah mereka terjaga dan nyaman untuk ditinggali."Indah sekali sore ini," ujar Alexandra sambil memandang matahari yang perlahan-lahan tenggelam di cakrawala."Ya, benar-benar menakjubkan," jawab William. Ia merangkul Alexandra dengan hangat. "Setiap kali melihat pemandangan ini, aku merasa semua kerja keras kita terbayar

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 155. adegan yang hilang 3

    Satu minggu kemudian, Alexandra dan William pergi ke taman bermain setelah Alexandra mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Mereka berdua berjalan-jalan di taman yang ramai, menikmati suasana yang ceria."Lex, om sangat bangga padamu. Kamu sudah berusaha keras dan akhirnya mendapatkan nilai yang bagus," ucap William sambil tersenyum pada Alexandra."Terima kasih, Om. Aku senang bisa membuatmu bangga," jawab Alexandra sambil tersenyum cerah.Mereka berdua berjalan-jalan di sekitar taman bermain, melihat anak-anak yang sedang bermain dengan riang. Alexandra merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama William di tempat yang menyenangkan seperti itu.Mereka berdua naik perosotan, bermain ayunan, dan menikmati berbagai permainan di taman bermain. Alexandra merasa sangat bahagia bisa berada di sana bersama William, orang yang sangat ia sayangi.Setelah puas bermain, mereka duduk di bangku taman sambil menikmati pemandangan sekitar. "Terima kasih sudah membawaku ke sini, Om. Aku benar-b

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 155. adegan yang hilang

    "Lex aku akan pergi ke tempat Sarah. Kamu baik-baik saja kan di sini sendiri?" "Kapan om pulang?" "Mungkin besok pagi.""Hmm baiklah."Saat William hendak pergi dan hendak membuka pintu, tiba-tiba Alexandra merasa pusing yang sangat hebat. Dia mencoba berdiri tetapi kakinya lemas, lalu pingsan di pelukan William."Lex! Lex, bangun!" seru William panik sambil mencoba membangunkan Alexandra. Dia memegang wajah Alexandra dengan lembut, mencari tanda-tanda kesadaran.Karena khawatir terjadi apa-apa pada Alexandra akhirnya William membawanya ke rumah sakit. **Sementara itu, seorang perawat datang untuk membantu. Mereka bersama-sama mengangkat Alexandra ke tempat tidur yang tersedia di ruang gawat darurat.William duduk di samping tempat tidur, wajahnya penuh kekhawatiran. Dia menggenggam tangan Alexandra dengan erat, berharap gadis itu segera sadar.Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, Alexandra akhirnya membuka mata. Dia memandang sekeliling dengan bingung, tidak tahu

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 154. adegan yang hilang (Alexandra dan William) part 1

    William tiba di apartemennya setelah seharian kerja. Saat ia memasuki ruang tamu, ia melihat Alexandra tertidur pulas di balkon. Bulan purnama menerangi wajah muda Alexandra yang tenang. William menghampirinya dengan langkah hati-hati agar tidak membangunkannya. "Dingin sekali di sini," gumam William sambil menyelimuti Alexandra dengan lembut. Gadis itu merasa hangat dan sedikit menggeliat, tetapi tetap tertidur.Setelah meyakinkan diri bahwa Alexandra nyaman dengan selimutnya, William memutuskan untuk membopongnya ke dalam kamar. Tubuh Alexandra yang ringan membuatnya mudah diangkat. Langkahnya pelan, tidak ingin mengganggu tidur Alexandra yang lelap. Sampai di dalam kamar, William meletakkan Alexandra dengan lembut di atas tempat tidur. Ia memandang wajah gadis itu dengan penuh perhatian sejenak, lalu menutup pintu kamar perlahan ketika meninggalkannya untuk tidur dengan tenang.--Malam itu, Alexandra terbangun dari tidurnya dengan napas tersengal-sengal. Ia tampak gelisah, terli

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 153. kasus ditutup

    Evan duduk gelisah di ruang tamu rumahnya, memikirkan nasib Arini yang belum diketahui keberadaannya. Hatinya penuh kekhawatiran dan rasa bersalah karena tidak bisa melindungi Arini. Ponselnya tiba-tiba berdering, mengagetkannya. Dia buru-buru mengambilnya dan melihat panggilan masuk dari nomor polisi.Evan mengangkat telepon, "Halo, ini Evan.""Halo, Pak Evan. Kami dari kepolisian ingin memberitahukan bahwa Arini telah ditemukan. Dia sedang dirawat di rumah sakit setelah mengalami kejadian yang traumatis. Anda bisa menjemputnya di sana."Evan merasa lega, "Oh, syukurlah. Terima kasih banyak atas informasinya. Saya akan segera ke sana."Evan segera mengambil kunci mobilnya dan bergegas ke rumah sakit. Saat tiba di sana, dia langsung menuju ruang perawatan tempat Arini berada. Dia melihat Arini terbaring di tempat tidur, tampak lemah dan pucat, tetapi dia merasa lega melihat Arini selamat.Evan duduk di samping tempat tidur Arini. "Arini. Bagaimana kabarmu?"Arini dengan suara lemah. "

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 152. gila dan obsesi

    Polisi setelah menerima laporan penculikan dari Evan, segera melakukan penyelidikan dan menemukan keberadaan rumah Edward. Dengan sigap, mereka menggerebek rumah tersebut dengan harapan menemukan Arini.Saat polisi memasuki rumah, mereka menemukan Edward sedang berusaha untuk melarikan diri melalui pintu belakang. Dengan cepat, polisi mengejar dan berusaha menghentikannya. Namun, Edward menolak untuk menyerah dan terus berlari.Dalam keputusasaan, salah satu polisi memutuskan untuk menembak ke arah kaki Edward untuk menghentikannya. Peluru tersebut mengenai kakinya, membuat Edward jatuh tersungkur ke tanah dengan rasa sakit yang luar biasa.Polisi segera menangkap Edward dan memeriksanya untuk memastikan dia tidak membawa senjata atau bahaya lainnya. Setelah yakin aman, mereka membawanya ke mobil patroli dan membawanya ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.Sementara itu, Arini telah dibawa pulang oleh pria yang menolongnya di hutan. Dia merasa lega karena telah sela

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 151. kabur

    Arini duduk tegak di dalam kamar yang gelap dan hening. Dia merasa terjebak dalam situasi yang mencekam dan tidak tahu bagaimana cara untuk keluar dari situasi tersebut. Mendadak, pintu terbuka dan Edward masuk membawa sebuah piring makanan."Dengar, Arini. Aku tidak akan membiarkanmu kelaparan. Silakan makan," ucap Edward dengan suara yang tenang, lalu dia duduk di depan Arini.Arini menatap piring makanan itu dengan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa menolak akan membuat situasinya semakin buruk, tetapi dia juga tidak ingin bergantung pada Edward.Tanpa kata, Arini menerima piring makanan itu dari tangan Edward. Dia mencoba untuk memakannya dengan lambat, tetapi perasaannya yang campur aduk membuatnya kesulitan menelan makanan. Akhirnya, rasa mual yang teramat sangat membuatnya tidak tahan lagi, dan dia memuntahkan semua makanan yang sudah dimakan ke piring di hadapannya.Edward terkejut melihat tindakan Arini. "Kenapa kau melakukan itu, Arini? Aku mencoba untuk memperlakukanmu de

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 150. posesif

    Arini merasa panik ketika mobil yang dikemudikan oleh Edward semakin menjauh dari tempat pesta pernikahan. Dia mencoba untuk tetap tenang, tetapi kekhawatirannya semakin memuncak ketika dia menyadari bahwa dia sedang dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahuinya.Edward tidak mengucapkan sepatah kata pun selama perjalanan. Arini mencoba mencari peluang untuk melarikan diri, tetapi dia sadar bahwa dia tidak bisa melawan sendirian. Dia merasa semakin terjebak dalam situasi yang mencekam.Setelah beberapa saat, mobil akhirnya berhenti di depan sebuah rumah yang besar dan mewah. Edward membawa Arini masuk ke dalam rumah tersebut tanpa berkata apa-apa. Arini mencoba untuk tetap tenang, tetapi ketakutan yang dirasakannya membuatnya gemetar.Di dalam rumah, Arini dibawa ke sebuah ruangan yang gelap. Edward menutup pintu dan duduk di depan Arini dengan tatapan dingin. "Kau tahu mengapa aku membawamu ke sini, kan?" ucap Edward dengan suara yang dingin.Arini menelan ludahnya. "Apa yang kau in

DMCA.com Protection Status