Felis berkata, “Aku ada masalah, tapi sudah terselesaikan. Sekarang sudah tidak apa-apa. Jangan khawatir.”Derio adalah teman Felis, tetapi lebih tepat disebut sebagai seorang pengikut daripada seorang teman.Tujuannya dekat dengan Felis sangatlah jelas, yaitu hanya untuk menyontek PR dan jawaban ujian.Jika bukan karena Felis, Derio mungkin akan membeli jimat agar bisa lulus ujian.Ujian sebentar lagi, tetapi Felis tidak bisa ditemui.Derio begitu cemas hingga dia melompat-lompat gelisah dan hampir meminta tolong kakaknya.Namun, saat teringat wajah kakaknya yang seperti es batu, Derio merasa takut. Akhirnya, dia menunggu sedikit lebih lama.Di siang hari itu, Derio baru saja kembali dari luar dan teman sekamarnya, Bagas Maulana, berkata padanya, “Derio, bosmu sudah kembali.”Dia begitu gembira sampai lupa meletakkan bola basketnya. “Benarkah?”Bagas menyipitkan matanya dan tersenyum. “Benar. Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Dia membawa tas kuliah dan kopernya. Dia seperti habis
Keesokan harinya, jam 6 sore. Begitu bel kampus berbunyi, Hani menyeret Felis keluar kelas.Dia menyeret Felis ke dalam bus tanpa melepaskannya. Setelah mendorongnya duduk, dia terengah-engah sambil berkata, “Felis, berat badanmu bertambah banyak akhir-akhir ini. Aku hampir tidak bisa menggendongmu lagi.”Dulu, Hani bisa menggendong Felis di punggungnya dan berlari mengelilingi lapangan sebanyak tiga kali, tetapi sekarang dia mungkin tidak akan mampu berkeliling satu putaran pun.Felis sedikit malu. “Berat badanku tidak bertambah terlalu banyak kok. Hanya karena aku sakit dan berbaring di tempat tidur, tidak banyak bergerak, makanya berat badanku lumayan bertambah.”Dia tidak akan pernah mengatakan kalau makanan yang dimasak Bibi Lisa begitu enak hingga dia tidak bisa menahan diri untuk menghabiskan bermangkuk-mangkuk.Saat dia keluar dari rumah sakit, pakaiannya tidak muat lagi, jadi Bibi Lisa pergi ke mal dan membelikannya beberapa pakaian baru lagi.Hani menyipitkan matanya dan mena
Derio menindih Soni dan menyerangnya dari kiri dan kanan.Walaupun Derio tidak berniat membunuhnya, dia memukuli Soni hingga hampir tidak sadarkan diri.Felis dan Hani terkejut dan bergegas menghampiri mereka.Brian juga ketakutan dan bergegas menarik Soni. Dia menariknya dan langsung menelepon polisi.Soni datang untuk makan malam bersama Brian. Brian tidak bertanggung jawab atas kejadian itu. Keluarga Carnando pasti tidak akan membiarkan hal itu.Manajer lobi mendengar suara keributan dan berlari menghampiri. Ketika dia melihat bahwa keluarga bosnya sendiri yang membuat masalah, wajahnya berubah pucat.Dia ingin melerai, tetapi pelayan di situ berkata padanya kalau seseorang sudah menelepon polisi.Kejadian itu akan menjadi masalah serius.Mereka dibawa ke kantor polisi dan itu bukan lagi sesuatu yang bisa dia tangani.Manajer itu berpikir dan langsung menelepon bosnya.Daniel Fins sedang sibuk bersosialisasi dan sedikit bingung melihat panggilan telepon dari manajer lobi, tetapi dia
Hani dan Felis sama-sama terkejut. Derio bisa bebas begitu cepat? Mereka mengira Derio akan ditahan selama seminggu.Bagaimanapun, Soni terluka parah dan dia adalah pewaris Grup Carnando. Keluarga Carnando tidak akan membiarkan masalah itu begitu saja.Hani dan Felis buru-buru berdiri dan mengikuti Derio.Felis bertanya dengan cemas, “Derio, apa semua baik-baik saja? Kampus mungkin belum tahu, kan?”Derio berbalik dan tersenyum padanya. “Tidak apa-apa, jangan khawatir. Kalau kampus tahu tentang ini, bukankah harusnya aku sudah dikeluarkan dari kampus sejak lama?”Hani juga tersenyum dan berkata, “Felis, jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Beasiswamu masih terselamatkan.”Hani memang tidak takut untuk menanggung biaya hidup Felis, tetapi beasiswa Felis itu ada kaitannya dengan penghargaan, dan mereka tidak bisa menggantikan penghargaan itu.Mereka bertiga keluar bersama-sama.Ketika Felis melihat orang yang berdiri di lobi, dia langsung tertegun.Bukankah orang itu adalah sua
Mobil hampir sampai di gerbang Garden Boulevard.Daniel keluar dari mobil dan Hani serta Felis juga keluar dari mobil.Hani bingung. Apa yang akan dilakukan kakaknya Derio?Menculik perempuan?Daniel tidak terlihat seperti orang jahat!“Jika Daniel ingin menculik seseorang, culik saja aku.” Hani berkata dalam hati.Felis sangat cantik dan dia belajar dengan tekun. Dia memiliki masa depan yang cerah.Berbeda dengan Hani.Parasnya biasa-biasa saja dan tidak pandai belajar, jadi biarkan saja Daniel “menghancurkan” hidupnya.Sebelum mereka berdua sempat berbicara, Daniel berbalik dan melirik Hani. “Kamu bisa naik bus ke sekolah.”Nada bicaranya sedingin es dan tidak menyisakan ruang untuk keraguan.Bibir Hani berkedut. Dia tidak begitu populer sehingga orang-orang bahkan tidak mungkin mengira dirinya diculik.Hani memegang tangan Felis dan berkata dengan sedih, “Felis, tidakkah kamu mau ikut denganku? Tidakkah kamu mau kembali ke kampus bersamaku?”Felis menatap ke arah Daniel, yang berwaj
Daniel membuka pintu dan apartemen seluas 300 meter persegi langsung terlihat jelas.Kesan pertama Felis adalah apartemen itu benar-benar besar, jauh lebih besar daripada rumah berukuran kurang dari 50 meter persegi, tempat dia dan neneknya tinggal.Daniel pasti sangat kaya, tetapi kaya atau tidaknya itu tidak ada hubungannya dengan Felis.Pernikahan mereka hanya akan bertahan dua tahun dan setelah dua tahun, mereka hanya menjadi teman biasa, bahkan mungkin lebih asing dari teman biasa.Daniel mengganti sepatunya dan berjalan masuk.Felis juga mengganti sepatunya. Ketika dia menaruhnya di rak sepatu, dia melihat sepasang sandal bebek kuning kecil yang lucu di dalamnya.Dia mengambilnya dan mencobanya. Ukurannya tidak terlalu besar ataupun kecil, pas dengan ukuran kakinya.Felis sedikit senang. Dia teringat kalau Daniel pernah memberinya kunci apartemen itu dan mengatakan kalau dia boleh tinggal di situ jika tidak ingin tinggal di kampus lagi.Namun, dia tidak menyangka, Daniel begitu p
Daniel berdiri dan bersandar di pintu kamar tidur, memegang segelas air. Dia meminum dua tegukan dengan santai dan melirik Felis sesekali, seolah-olah dia tidak benar-benar menatapnya.Felis memiliki tubuh yang langsing, lengannya seputih susu, dan tulang selangkanya terekspos, terlihat sungguh menarik.Daniel tidak bisa mengalihkan pandangannya dan jakunnya bergerak dengan gerakan menelan.Agar tidak membuat kesalahan lagi, dirinya mengalihkan pandangan.Felis tampak tenang. Dia memegang handuknya dan berjalan menuju kamar tanpa tergesa-gesa.Ketika dia melewati Daniel, dia tersenyum dan berkata, “Selamat tidur.”Daniel terdiam.Kenapa Daniel merasa bahwa Felis tidak memperlakukannya seperti seorang pria, tetapi lebih seperti angin lewat?Felis mendorong pintu hingga terbuka dan hendak masuk ketika Daniel tiba-tiba menghalanginya dengan tangannya.Tanpa sadar, Felis melangkah mundur dan menatapnya dengan santai. “Daniel, ada apa?”Felis tampak sangat tenang dari luar, tetapi sebenarny
Felis sangat kesal sehingga dia harus mengangkat teleponnya.Begitu panggilan tersambung, terdengar suara, “Felis, kamu di mana?”Derio sangat cemas dan marah.Felis membuka matanya yang masih ngantuk dan melihat sekeliling. Kamar tidur dan tempat tidurnya itu sangat besar dan nyaman.Dia berpikir, lalu teringat kalau dia tidak balik ke kampus tadi malam dan bermalam di apartemen Daniel.“A … aku masih di apartemen kakakmu.”Derio tercengang.Tepat seperti yang dipikirkannya. Kakaknya mengambil kesempatan dalam kesempitan.Melihat Felis dalam kesulitan, Derio tidak bisa berbuat apa-apa.Dia menggenggam ponselnya erat-erat. “Bos, kamu baik-baik saja? Kakakku …”Apa kakaknya sudah berbuat macam-macam pada Felis?Derio selalu merasa kalau Felis masih sangat muda dan cantik, tidak seharusnya dia mendapatkan perlakuan aneh-aneh oleh si pekerja keras tua seperti kakaknya itu.Felis menjulurkan kepalanya dan menguap. “Aku baik-baik saja, hanya sedikit mengantuk. Kenapa kamu meneleponku sepagi