“Will you marry me Alena?” Pinta Narandra dengan tulus dan penuh harapan.
Alena terdiam memandang sendu wajah Narandra yang terlihat penuh harapan. Kini semua tamupun menatap bahagia Alena dan Narandra, tapi Alena merasa sangat gugup dan bingung untuk menghadapi situasi ini. Dia tidak bisa menerima lamaran dari Narandra tapi dia juga tidak mau membuat Narandra malu karena Alena menolak lamaran Narandra.
“Terima…terima…terima!!” Riuh sorak dari semua tamu undangan terus terngiang di telinga Alena.
Kini Alena benar-benar tidak tahu harus menjawab apa, semakin lama wajah Narandra semakin terlihat sendu dan berkaca-kaca mungkin di dalam hatinya dia tahu kalau Alena tidak akan menerima lamarannya itu. Narandra sebenarnya tahu kalau di hati Alena masih ada Rama tapi entah kenapa Narandra masih sangat ingin berjuang untuk Alena.
“Gimana Alena? Kamu mau nggak jadi istri aku?” Tanya Narandra sekali lagi.
Ale
Pagi-pagi sekali Narandra sudah sampai di rumah Alena, dari sorot matanya terlihat Narandra sangat bahagia dari pada hari biasanya. Di tangan kirinya sudah ada bouqet bunga mawar putih kesukaan Alena dan ditangan tangannya ada bingkisan makanan untuk Alena. Narandra mengetuk pintu rumah Alena dan tak butuh waktu lama Bibi membukakan pintu itu untuk Narandra.“Mas Narandra, selamat pagi mas!” Sapa Bibi.“Pagi Bi!”“Ayo masuk mas!” Ajak Bibi.“Iya Bi, oh ya tolong ini sarapan untuk Alena disiapin ya Bi!” Pinta Narandra sambil mengulurkan makanan yang tadi dia pegang pada Bibi.Narandra kemudian berjalan mengikuti langkah Bibi dari belakang, Narandra kemudian duduk di meja makan saambil menunggu Alena turun dari kamar. Tak lama kemudian Alena turun dari kamar dengan wajah yang terlihat bimbang.“Pagi sayang!” Sapa Narandra.“Hai pagi!” Ucap Alena.Alena kemudi
“Gue nggak tahu bisa cinta apa nggak sama Narandra Sar!”Sarah menarik nafas panjang, dan menatap Alena yang tengah bimbang dan terlihat gelisah. Sarah kemudian berdiri dari duduknya dan lalu pergi meninggalkan Alena sendiri dalam ruangannya.Alena hanya diam saat melihat Sarah bergegas pergi, lalu Alena kembali melihat ponselnya dan membaca lagi berita tentang dirinya. Dia kini semakin diambang dilema, dia tidak mungkin mematahkan hati Narandra dalam waktu dekat ini melihat berita dan tanggapan positif terhadap berita viral hari ini. Beberapa saat kemudian ada salah seorang karyawan Alena yang masuk menghampiri Alena.“Bu Alena!” Sapa karyawan perempuan yang tampak bahagia itu.“Ada apa?” Tanya Alena ketus.“Saya mau ada laporan ke Bu Alena!”“Laporan apa?”“Ini bu berkat berita Bu Alena hari ini, sosial media kita mulai dibanjiri pujian dna follower kita naik drastis
Narandra menemani Alena sepanjang siang hingga jam pulang kerja, setelah selesai semua pekerjaan Alena, lalu Narandra dan Alena pergi ke salah satu Mall untuk berjalan-jalan. Ini adalah ngedate pertama mereka setelah resmi berpacaran. Alena juga tak sedikitpun menolak ajakan Narandra itu, karena sebenarnya Alena juga merasa terbantu karena Narandra. Sepanjang perjalanan mereka saling melempar canda dan tawa, mereka terlihat sangat bahagia, sejenak Alena melupakan kebimbangan dalam hatinya. “Kamu mau nonton, makan, belanja atau ngapain ?” Tanya Narandra sambil terus mengendarai mobilnya. “Belum tahu sih yang penting jalan-jalan aja dulu!” Ucap Alena riang. Setelah sampai di Mall, Narandra dan Alena memutusan untuk menonton film , dan film yang mereka tonton kali ini adalah film yang ingin Rama tonton bersama Alena. Sesaat sebelum film dimulai Narandra menguplod fotonya berdua bersama Alena bersama tiket nonton mereka dengan caption emot love.
Alena hari ini bersiap untuk berangkat kerja dan pagi ini dia juga dijemput oleh Narandra yang kini menjadi kekasihnya. Setelah selesai sarapan Narandra dan Alena segera berangkat, dan hari ini Narandra bisa melihat kalau Alena sedang merasa tidak baik-baik saja.“Sayang kamu kenapa?” Tanya Narandra lembut.“Em nggak kok, aku nggak kenapa-napa!” Jawab Alena ragu.Dari raut wajah Alena terlihat kebimbangan dan kegelisahan dalam dirinya, mungkin itu karena percakapannya dengan Rama tadi malam. Narandra pun tidak mau mencoba untuk bertanya lagi, karena dia tidak mau membuat Alena semakin tertekan.Setelah sampai di kantor Alena, Narandra juga mengantarkan Alena sampai ruangan Alena.“Nanti siang mau makan apa, mau makan disini atau kita keluar?” Tanya Narandra.“Em nggak usah Ndra, nanti siang aku ada meeting sama tim jadi ada catering kok!” Ucap Alena.“Ya uda, nanti aku jemput ya!&r
Alena membaringkan badannya diatas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya, fikirannya terus terpusat pada cara yang Rama berikan padanya agar hubungannya dengan Narandra berakhir. Alena sebenarnya tidak yakin dengan cara itu kaena dia tahu betul di adat dan tradisi keluarganya itu setiap orang memiliki hitungan weton yang berbeda dan pastinya akan memiliki hasil yang berbeda. Apa yang dia alami dulu dengan Rama belum tentu kali ini dia alami lagi bersama Narandra, bahkan bisa jadi hasil perhitungannya dengan Narandra kali ini adalah cocok dan mereka bisa melangsungkan pernikahan. Dan jika memang nanti hasilnya cocok bagaimana langkah selanjutnya yang akan Alena ambil? Haruskah dia menikah dengan Narandra seseorang yang dia tidak cinta? Tapi jika tidak mencoba cara ini harus cara seperti apa supaya hubungannya dengan Narandra berkahir? Semua pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk di dalam benak Alena, semuanya seolah berperang sendiri untuk mencari jawaban yang tepat.
“Gue nggak ada pilihan lain Sar, ini cara yang tepat!” Sanggah Alena.“Hal kayak gini nggak seharusnya lo mainin Al, lo sama Rama sekarang uda benar-benar kehilangan akal sehat tahu nggak sih!” Ketus Sarah.“Terus emangnya lo punya cara biar gue sama Narandra pisah tanpa harus melukai perasaan Narandra?” Bentak Alena.“Kenapa harus pisah? Kenapa lo nggak cari cara biar lo bisa buka hati lo dan nerima seutuhnya perasaan Narandra?”“Gila lo!” Ketus Alena..Semua nasehat dan saran yang Sarah lontarkan nyatanya kini tidak bisa membuat hati Alena tergerak, dia tetap pada pendiriannya untuk mencoba car agila ini. Apa salahnya mencoba ? Mungkin itu yang ada di benak Alena saat ini.****Akhirnya hari yang Narandra nanti-nanti itu tiba, pagi-pagi sekali Narandra dan Alena berangkat menuju rumah orang tua Alena di kampung. Narandra juga sudah menyiapk
Setelah selesai sarapan Pak Candra segera berangkat ke rumah sesepuh desa, Pak Candra berangkat dengan harapan yang begitu besar. Doa tak pernah berhenti putus dari dalam hati Pak Candra dan juga istrinya. Begitupun Narandra dia terus berdoa agar semua berjalan dengan lancar, tapi disini ada Alena yang berdoa agar semua ini gagal. Narandra terlihat sedang mengobrol dengan beberapa tetangga Pak Candra di depan rumah,Narandra terlihat sudah akrab dan mudah berbaur dengan masyarakat sekitar. Sedangkan Alena terlihat bimbang mondar mandir di dalam rumah.“Alena , kamu kenapa mondar-mandir?” Tanya Bu Candra.“Em…nggak apa-apa bu!”“Kamu takut kayak dulu ya Al?” Lirih Bu Candra.“Ibu terus berdoa, semoga kali ini semuanya berjalan dengan lancar dan semoga memang Narandra berjodoh dengan kamu!” Lanjut Bu Candra sambil mengelus punggung Alena.Alena hanya tersenyum tipis sambil melihat wajah ibun
Hari semakin larut, Alena kini tengah berada di dalam kamar dan terlihat sedang mencoba menghubungi sesorang.“Halo Sarah!”“Kenapa Al?” Tanya Sarah dariujung telfon.“Pesenin tiket buat gue sama Narandra besok!”“Tiket? Kan lo baru pulang kampung kemarin Al?”“Nanti gue ceritain kalau gue uda balik, yang penting pesenin gue sama Narandra tiket!”“Al, ini kok kayak dulu waktu lo…”“Uda Sar pesenin dulu, gue tunggu ya!”Alena kemudian menutup telfon itu, dan terus memperhatikan ponselnya, menunggu E Ticket dari Sarah. dan tak berselang lama Sarah mengirimkan E Tiket untuk Alena dan Narandra.****Pagi-pagi sekali Alena sudah beres-beres, semua baju-bajunya dia masukan kembali ke dalam koper, semua skincare dan makeup juga sudah disa siapkan. Hati dan pikiran Alena kini sangat tidak tenang, dia mera