Share

Dijebak

Ada perasaan aneh tak lama setelah Sagar menghabiskan gelas alkohol keduanya. Tangan pria itu tanpa sadar bergerak menuju jantungnya yang berdebar dengan sangat cepat, seolah Sagar telah menggunakan treadmill di tempat gym. Kepalanya terasa sedikit pening, efek yang mirip seperti saat Sagar meminum terlalu banyak kafein pada satu malam.

Sagar menatap gelasnya yang kosong, bertanya-tanya tentang apa yang baru saja ia minum. Alkohol itu bukanlah menu baru baginya, justru itu adalah menu yang selalu ia pesan tiap datang ke club malam ini. Namun, ia tidak pernah merasakan efek seperti ini sebelumnya.

“Laura, apa yang—”

“Sagar, kamu baik-baik saja?” Laura dengan cepat memotong kalimat Sagar yang bergumam tidak jelas.

Aroma parfum yang menguar dari tubuh Laura terasa lebih menyengat dari sebelumnya. Saat Sagar menoleh, ia menyadari jika wanita itu duduk sangat dekat dengannya. Gaunnya yang terbuka itu menunjukkan bahu putih mulusnya.

“Di sini agak panas, ya?” ucap Laura lagi dan bergerak mengumpulkan rambutnya ke belakang, mencoba memperlihatkan lekukan leher jenjangnya. Tak berhenti sampai di situ, dia juga mengibaskan atasan gaunnya, membuat lebih banyak kulitnya menjadi terlihat. “Kamu sampai berkeringat begitu, lho!” Tangan Laura bergerak menyentuh dahi Sagar yang tanpa pria itu sadari sudah berkeringat.

Sentuhan jemari lentik Laura rasanya membuat Sagar merasa tersengat. Ia dengan refleks mendorong wanita itu. Napasnya naik turun dan terdengar berat. “Jangan dekati aku!” ancam Sagar yang berusaha menjauhkan dirinya dari Laura.

Laura bangkit dan tidak terima saat dirinya didorong seperti itu. Harga dirinya sebagai wanita cantik yang tidak pernah ditolak terluka. Namun, Laura tetap berusaha menahan amarahnya. Ia hanya perlu bersabar karena sebentar lagi Sagar akan menjadi miliknya. “Sagar, kamu kelihatannya sakit banget. Aku bantu kamu keluar dari sini, ya?” Masih dengan memakai topeng wanita lembut perhatiannya, Laura terus mendekati Sagar.

Sagar bangkit dengan cepat. “Tidak usah, aku pulang saja.”

Laura semakin terkejut dengan ucapan Sagar. Ia meraih lengan pria itu dan menariknya. Laura tidak bisa membayangkan rencananya akan gagal. Sagar tidak boleh ke mana-mana tanpa dirinya. Bisa-bisa obat perangsang yang Laura berikan pada Sagar justru digunakan pria itu dengan wanita lain.

“Sagar-”

“Lepaskan!” Sayangnya. Sagar dengan cepat menepis tangan Laura. “Jangan ikuti aku!” ancamnya lagi dan kali ini ia benar-benar meninggalkan Laura sendirian.

Tidak peduli seberapa keras Laura berteriak memanggil Sagar, pria itu tidak peduli. Sagar juga tidak menoleh dan berusaha keluar dari kerumunan orang-orang yang ada di club malam. Suara dentuman musik membuat jantungnya tidak nyaman. Pening di kepalanya berusaha membuyarkan pandangan Sagar. Rasa panas dalam dirinya mungkin salah satunya berasal dari nafsunya yang meningkat dengan cepat.

Sagar berusaha sekuat tenaga untuk tetap sadar dengan akal sehatnya. Meminum dua gelas alkohol untungnya tidak membuat Sagar mabuk. Ia pun berhasil sampai di rumahnya dengan selamat. Ia berjalan terhuyung-huyung menuju pintu masuk.

Cahaya samar-samar menyambut kedatangan Sagar di rumahnya. Biasanya, Bella selalu datang menyambut dirinya. Meski berulang kali Sagar bersikap dingin dan tidak peduli, Bella sama sekali tidak bersikap seperti itu padanya. Bella selalu menyambutnya meski ia seringkali tidak menjawab salam itu, memasakkan makanan meski kadang-kadang Sagar tidak memakannya, dan berbagai kebaikan lainnya.

Namun, kali ini tidak ada sosok Bella yang menyambut kedatangannya. Ini adalah kali pertama selama 8 bulan pernikahan mereka. Entah mengapa itu memberikan kekosongan di hati Sagar.

'Apa karena sudah malam?' batin Sagar. Nampaknya saat ini efek alkohol mulai terasa hingga membuat pikiran dan perasaannya kacau.

“Tuan Sagar?”

Suara lembut itu membuat Sagar mematung. Terlihat sosok wanita yang tengah duduk di sofa ruang tengah. Televisi menyala dengan suara sangat pelan. Bella terlihat baru saja terbangun, matanya sayu dan tangannya bergerak mengusap wajahnya, sedangkan tangannya yang lain memeluk bantal kecil.

Untuk pertama kalinya, Sagar merasakan hal aneh dalam dirinya. Ada perasaan yang belum pernah ia rasakan dan ia tidak tahu apa itu.

“Tuan Sagar?” Bella kembali bertanya. Kantuk sepertinya sudah hilang dari matanya yang melebar melihat Sagar yang kini berada sangat dekat dengannya. Tidak biasanya Sagar seperti ini, bahkan saat ia pulang larut malam setelah minum alkohol bersama teman-temannya.

“Bella …,” panggil Sagar yang membuat Bella tersentak. Tidak pernah Sagar memanggilnya dengan nada seperti itu kecuali saat mereka bersama dengan keluarga Biruga dan orang-orang yang mengetahui pernikahan mereka.

Bella ingin mengatakan sesuatu, tetapi suaranya tercekat di tenggorokannya. Mata Bella melebar dan napasnya tertahan saat badan Sagar semakin mendekat ke arahnya. Ia berusaha keras menelan ludah dan menjaga kewarasannya. Itu semua karena wajah tampan Sagar berada sangat dekat dengan Bella.

“Maaf.”

Satu kata diucapkan Sagar sebelum kedua bibir pasangan suami-istri itu bertemu.

***

Keluhan pelan terdengar bersamaan dengan gerakan lembut di atas ranjang. Perlahan, bulu mata lentik itu terbuka setelah sekian jam menyembunyikan iris kecokelatan Bella. Seketika, rasa pegal menjalar ke seluruh tubuh wanita itu.

'Apa yang terjadi?' batin Bella sembari memegangi kepalanya. Di situlah Bella tersadar jika ia hanya terbungkus oleh selimut tebal yang menutupi tubuh tanpa pakaiannya.

Bella terkesiap dan segera bangkit dari tidurnya. Kesadaran yang mulai mengambil alih membuat Bella yakin bahwa saat ini ia berada di kamar utama yang bukan kamarnya.

Dengan badan gemetar, ia menoleh ke samping.

Seorang pria tampan mendengkur lembut, terlihat sangat nyaman dengan tidurnya hingga tidak terbangun meski Bella bergerak di sampingnya. Hal itu berbanding terbalik dengan Bella yang melebarkan kedua bola matanya karena terkejut. Ingatan tentang bagaimana ia menghabiskan malam dengan Sagar memenuhi otaknya.

Malam pertama yang tidak pernah kedua pasangan suami-istri ini lakukan terjadi setelah sekian lama akad diucapkan. Tidur bersama dengan Sagar adalah hal yang tidak pernah terbayangkan oleh Bella sebelumnya. Pasalnya, Sagar tampak dingin dan tidak mencintainya.

“Aku harus segera pergi!” pekik Bella dengan suara pelan. Ia segera bangkit dan memungut pakaiannya yang tercecer, berusaha untuk tidak meninggalkan jejak-jejak kehidupannya di kamar itu.

***

“Se-selamat pagi, Kak Sagar,” sapa Bella sesaat setelah Sagar muncul di ruang makan. Tidak ada ‘Tuan’ dalam sapaannya karena ia takut akan ada pelayan yang lewat.

Sagar mengernyit melihat kejanggalan dalam perilaku Bella. Wanita itu tampak menunduk dalam, suaranya yang biasanya lembut kini justru terdengar sangat kecil seolah ia sedang ketakutan. Namun, Sagar tidak bisa mengalihkan tatapannya dari telinga Bella yang terlihat sangat merah.

“Hm,” balas Sagar singkat dan dingin seperti biasanya.

Mendengar hal itu, Bella kebingungan. Padahal semalam ia ingat bagaimana hangatnya perlakukan Sagar kepadanya, seolah saat itu bukanlah Sagar yang menghabiskan malam bersama dengannya.

Karena rasa penasarannya, Bella mencoba bertanya, “Kak Sagar, semalam ....”

“Kenapa dengan semalam?” tanya Sagar dengan tatapan datar dan dingin. Tidak ada reaksi di wajah tampan itu.

'Dia pasti lupa,' batin Bella dan merasakan nyeri di ujung hatinya. “Maaf, tidak jadi,” balas Bella.

Keduanya melanjutkan makan mereka dengan keheningan yang menyelimuti. Terkadang mereka akan berbincang kecil saat ada pelayan yang lewat. Selama itu pula Bella berusaha menahan dirinya untuk tidak menangis. Ia merasa seperti sampah yang tidak berharga di hadapan Sagar.

***

‘Berita terkini. Aktris papan atas, Laura Guan, dikabarkan tengah memiliki hubungan spesial dengan pemilik Perusahaan Biruga, Sagar Biruga. Keduanya terlihat semakin dekat sejak Laura menjadi model produk terbaru mereka. Dikabarkan mereka sudah kenal sejak lama ….’

Bella menghentikan kegiatannya memakan kukis buatan Diana, salah satu pelayan di rumahnya dan Sagar. Matanya memicing mendengar apa yang diucapkan oleh pembawa berita gosip itu.

Terlihat layar menampilkan headline berupa Laura yang digosipkan memiliki hubungan dengan Sagar. Lalu, muncul gambar beberapa orang yang diwawancarai mengenai hal itu. Mereka adalah orang-orang yang diundang sebagai tamu acara launching product Perusahaan Biruga.

‘Ya ampun, mereka benar-benar serasi!’

‘Laura nggak pisah sama Tuan Sagar, mereka terus ke mana-mana berdua.’

‘Aku pernah lihat Tuan Sagar dan Laura bertemu beberapa kali di Club Z. Sepertinya mereka sudah punya hubungan sejak itu ….’

Pzzzt!

Layar televisi berubah hitam tak lama setelah rekaman beserta foto-foto kedekatan Sagar dan Laura ditampilkan. Rahang Bella mengeras dan matanya terasa sangat panas. Ia tidak tahan mendengar gosip yang baru saja ia ketahui. Ditambah lagi kenyataan bahwa ia sendiri pun mengakui betapa cantiknya Laura dibandingkan dengan dirinya.

Bersambung ....

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status