Beranda / Romansa / Cinta CEO Korban Ghosting / Aku ditinggal sendiri

Share

Aku ditinggal sendiri

Penulis: IgaSembiring
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kebahagiaan bersama Alex membuatku melupakan kekesalan terhadap pekerjaanku, sesaat aku melupakan kekesalanku terhadap Pak Bram yang selalu membuatku dalam kesusahan.

"Ri, mau mau ngomong sesuatu deh sama kamu!" ujar Alex dengan wajah merah. Aku juga sudah tidak sabar mendengar ucapan yang akan dilontarkan oleh Alex. Aku yakin dia pasti ingin memintaku menjadi pacarnya.

"Iya Lex, ngomong aja kali," ujarku sedikit bergurau, tetapi hatiku berdebar tidak karuan.

"Ri, sebenarnya aku - aku cinta sama kamu!" ungkap Alex kepadaku sambil menunduk malu dan wajahnya juga terlihat menjadi sangat gugup.

"A- apa? Sejak kapan?" tanyaku, berpura-pura sedikit terkejut, padahal aku sudah tau.

"Apanya yang sejak kapan?" tanyanya bingung, Alex mulai linglung, mungkin karena takut tidak direspon atau malah ditolak.

"Ya, ya itu kamu mencintai aku, sejak kapan?" tanyaku sedikit getir.

"Sudah lama Ri, sejak SMA!" ujarnya, namun wajahnya tetap tertunduk ke bawah menatap lantai. Mungkin dia mulai tidak waras sehingga menganggap di lantai terlukis wajah cantikku.

"Hemmm, gimana ya?" ujarku jual mahal, ya kali aku cepat sekali mengatakan iya. Harus sedikit jual mahal juga dong.

"Jadi, gimana Ri?" tanyanya lagi, mulai memberanikan diri menatap ke arahku.

"Ak- aku, jadi Lex-" 

"Sudahlah Ri, gak usah dipaksakan, nanti kalau kamu sudah mendapatkan jawaban dari permintaanku, kamu boleh kok menjawabnya," ujarnya memotong permbicaraanku. Padahal aku sudah mau menjawab, tetapi Alex malah menghentikanku. Dia orangnya memang cukup pemalu, mungkin takut ditolak.

Sedangkan Bram sedang duduk di teras rumah mewah miliknya, melihat indah ribuan bintang di langit, merasakan sejuknya angin malam yang menghembus wajah tampan nya. Iya mulai memikirkan Riri, merasa nyaman jika di dekat Riri.

"Ih, ngapain sih saya memikirkan perempuan ngeselin itu!" ujarnya menepuk wajahnya sendiri agar tidak terlarut dalam bayangan indahnya.

Bram, Sang CEO juga mulai tersenyum sendiri setelah memikirkan Riri.

"Tapi, kalau di fikir-fikir, Riri cantik juga ya, hehe!" ucapnya dalam hati. 

"Eh, anak mama senyum-senyum sendiri!" ujar mama  Bram melihat anaknya tersenyum sendiri.

"Eh, Mama, gapapa Ma. Orang Bram gak ada senyum kok!" ujar Bram menyembunyikan reaksinya.

"Alah, tadi Mama lihat kamu ketawa sendiri kok, coba Mama tebak, pasti kamu lagi jatuh cinta sama seorang perempuan ya?" teka mamanya, memegang sedikit tumit hidung anaknya itu.

"Ha, gaklah Ma, aku ma- masuk dulu Ma, ada kerjaan yang harus Bram selesaiin!" ujar Bram langsung masuk terburu-buru.

"Hahah, Bram ... Bram ... kamu kira mama gak pernah muda?" ujar mamanya tertawa menggelengkan kepalanya.

Aku masih melihat dan kesal akan perkataan Alex, ya Allah padahal udah mau aku iyain tadinya, tapu dihambat sama orang yang nanya sendiri.

"Ri, minum Ri, atau kamu gak suka minumannya biar aku ganti?" tanya Alex gugup hampir tak mampu melihat Riri lagi.

"Gak kok Lex, aku suka!" ujarku mulai jutek. Alex juga sudah terlihat tidak enak dengan itu. Tapi tiba-tiba seorang pria datang menghampiri kami.

"Halo Lex!" ujarnya dengan lemah gemulai.

"Eh, Tika? Darimana Tik?" tanya Alex dengan cepat merespon wanita seksi itu.

"Aku memang suka nongkrong disini sama teman-teman aku Lex, atau kamu mau gabung?" ucapnya menawarkan kepada Alex.

"Aa- gak usah-" 

"Ayo Lex disana!" balasnya sambil menarik tangan Alex.

"Tapi Tik!" 

"Ayolah Lex kita juga jarang banget ketemu kan? Kamu gak kangen sama aku?" tanyanya langsung membawa Alex ke tempat duduknya bersama teman-temannya.

Astaga, aku ditinggal begitu saja tanpa ucapan apapun dari Alex, aku seperti seorang yang mengambang, tak ada ucapan dan sekejap aku jadi seorang diri.

"Ih apaan sih, aku ditinggalkan sendirian?" ujarku kesal sendiri.

Aku sangat kecewa dan memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Aku pulang menggunakan sebuah Taxi yang aku pesan online. 

Akhirnya Alex datang dan memcariku, tapi aku sudah pulang 15 menit yang lalu. Aku bahkan tidak berpamitan kepadanya.

"Ya ampun, mati dah aku, Riri sudah pulang, pasti dia kesal banget deh!" ujar Alex langsung mencoba mengejar Taxi yang aku kendarai. Tapi dia sudah tidak melihatku, aku sempat melihatnya mengendarai sepeda motornya mencari ku, tetapi aku diam saja di taxi. Kebetulan pada saat itu tidak hanya taxiku yang ada di sana, tetapi banyak sekali taxi.

"Aku sudah bela-belain capek, pulang dari surabaya langsung jalan demi bisa bareng sama dia, eh aku malah ditinggalin!" ujarku kesal hingga aku tak menyadari supir Taxi itu aneh melihatku. Dia merasa akus udah gila karena berbicara sendiri.

"Apa Pak? Liatin dari tadi?" pekikku.

"Gapapa Neng, aneh saja saya tuh liatin Neng, marah-marah gak jelas!" ujarnya melihatku dari kaca.

"Ih, kenapa sih aku jadi gini?" ujarku dalam hati.

Bab terkait

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kemarahan Kakak

    sesampainya di rumah aku langsung menemui bunda."Assalamualaikum Bun," teriakku yang bahkan belum masuk ke rumah."Iya walaikumsalam, kamu kenapa Nak?" tanya bunda bingung."Alex mana?" tanyanya lagi melihat ke luar dan tidak ada Alex."Gatau tuh Bun, masa ya Bu dia ninggalin aku gitu aja!" ucapku terlihat semakin kesal."Ditinggalin gimana?" tanya bunda bingung dengan kalimat ambiguku."Jadi tuh Bun tadi ada kenalannya yang bertepatan ada di kafe itu juga, lalu kenalannya itu malah menarik tangannya dan meninggalkan Riri," jelas ku."Haha, kasihan nya anak Bunda malah ditinggal!" ujar bunda menggodaku."Ih Bunda kok malah ngejek Riri sih, kesal aku!" cetusku dan langsung masuk ke kamarku."Dimana sekarang Alex?" tanya kakak agak marah, ternyata kakak mendengar pembicaraan kami dengan bunda dari kamarnya yang tepat di depan ruang tamu."Ah sudahlah kak!" ujarku mengira kakakku bercanda."Masa kamu ditingga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Cinta CEO Korban Ghosting   Salah Sasaran

    Aku langsung masuk ke kamar karena malu. Aku merasa bahwa hatiku benar-benar dalam keadaan kegirangan yang sangat membahagiakan. Aku terus menerus tersenyum dan sesekali menepuk lembut jidatku. Aku tidak tau apa yang aku rasakan sendiri, aku merasa bahwa hatiku sedang gugup, canggung, senang dan sedih juga. Kamarku yang ku stel dengan lampu yang agak gelap serasa menjadi sangat terang. Aku bahkan tidak bisa menikmati lampu yang aku desain sendiri. Keesokan harinya seperti biasa, aku telat bangun dan harus pergi ke kantor dengan terburu-buru. "Bun, Riri ke kantor ya!" teriakku langsung menarik tangan lembut bunda untuk berpamitan. "Sarapan dulu Nak!" teriak bunda. "Aku telat Bun, nanti aja di kantor!" ujarku sambil memakai jam tangan. "Ruri tunggu!" panggil kak Ando. Aku langsung menghentikan langkah kakiku dan berbalik melihat ke arah kak Ando. "Iya Kak, ada apa?" sahutku sedikit panik, takut kak Ando akan melarangku bertemu deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kekonyolan Pak Bram

    Akhirnya Pak Bram pulang, aku juga segera pulang setelah itu. Aku merasa Pak Bram memang benar sudah pulang, tetapi aku malah melihatnya masih berdiri di samping mobilnya seperti mengintai seseorang. Aku yang kebingungan segera menghampiri dan memanggilnya, lama aku memanggil tidak dijawab oleh Pak Bram, akhirnya aku mencoba menepuk bahunya."Pak!""Eh Allahuakbar!" teriaknya sambil sedikit melompat. Ia sampai terkejut separah itu dong."Ih, apaan sih Pak? Kayak liat setan aja!" ujarku kesal."Ya, ya memang benar, saya melihat setan. Awalnya saya melihat iblis dan sekarang melihat setan juga!" bentaknya kesal, aku bingung dengan hal itu sehingga aku juga mencoba melihat ke arah yang diintai oleh Pak Bram. Aku melihat ke segala arh, tetapi aku tidak melihat apapun. Pak Bram yang sadar bahwa aku mengikutinya langsung menepuk tangannya pas di mataku."Hei, apa yang sedang kamu lakukan!" ujarnya sambil menepuk tangan."Ih Bapak, saya kaget

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Cinta CEO Korban Ghosting   Keluh Kesah

    Aku yang melihat hal itu langsung pergi menghampiri Pak Bram dan orang itu. Ia mencoba untuk melerai pertengkaran itu karena Pak Bram tidak bisa berhenti berbicara jika sedang marah.“Pak sudah sini!” ujarku langsung menarik tangan Pak Bram untuk menjauh dari tempat itu. Aku juga tidak lupa menyuruh orang yang bermasalah dengan Pak Bram itu untuk segera pergi dari situ, untungnya ia langsung pergi megindahkan ucapanku.“Eh, mau kemana kamu? Jangan pergi dasar tidakk pumya soan santun!” teriak Pak Bram pada orang itu. Iya juga masih ingin mengejarnya tak terima kalau si penabrak mobilnya lepas begitu saja. Tapi aku terus sekuat tenaga menahan Pak Bram.”Sudahlah Pak, apaan sih? Malu-maluin tau gak sih Pak,” ujarku kesal pada pak Bram, karena keributan itu, kami menjadi bahan tontonan orang lain disana.“Apaan sih kamu, lepasin tangan saya!” bentaknya padaku, malah ia marah kepdaku karena sudah menahannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kemarahan Pak Bram Pada Mantan Kekasihnya

    Aku dan Pak Bram mulia bercerita satu sama lain, kami tertawa membuang semua keluh kesah kami ditempat itu. Aku juga sangat bahagia dan sedikit terkejut dengan sifat dan sikap asli Pak Bram yang sebenarnya sangat lembut dan rapuh. Dia hanya menginginkan sebuah keluarga yang utuh, seperti keluagaku yang bahagia dalam sebuah kesederhanaan yang Tuhan berikan. Melihat waktu sudah gelap dan mulai larut malam, Pak Bram mengajakku segera pulang.“Ri, sudah larut malam pulang yuk!” ujarnya sambil mengambil kunci mobil yang ia masukkan ke dalam saku kemeja yang ia kenakan.“Iya Pak, bunda juga pasti udah nungguin aku!” balasku lambut tersenyum padanya.Kami pulang dengan menggunakan mobil mewah milik Pak Bram. Pak Bram juga terlihat merasa lega karena untuk pertama kali ia menceritakan keluh kesahnya pada seseorang, sesekali ia melihat ke arahku dan tersenyum. Aku seperti tidak melihat Pak Bram yang yang dingin da sombong itu.“Ri, makasih ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Cinta CEO Korban Ghosting   Takut di Labrak

    Sumpah aku juga terkejut dan terheran ketika Pak Bram menarik tangan ku, di sanaterlihat betul bahwa Bapak Bram lebih memilih ku daripada mantan nya itu.Padahal aku ini siapa nya? Bukan siapa-siapa!Pak Bram terus menarik ku hingga kami berada di ruangan milik nya."Ada apa Pak? Mengapa Bapak menarik ku?" tanya ku segera setelah ia melepaskan tangan ku. Aku juga memegang pergelangan tangan ku karena Pak Bram terlalu kencang memegang nya hingga terasa sedikit sakit."Kamu tidak papa Ri?" tanya Pak Bram sambil meraih tangan ku yang terasa sakit."Tidak apa-apa Pak, sudah sudah tidak apa-apa Pak ini sudah lebih baik!" Jawab ku langsung menarik tangan ku.Hati ku masih merasa sedikit bersalah, karena aku adalah penyebab mereka bertengkar.Aku yang merasa bersalah, ingin segera pergi dari ruangan itu demi menghindari kesalahpahaman dari mantan pacarnya Pak Bram.tetapi Pak Bram malah menahan ku, ia tidak mengizinkan ku keluar dari ruan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Cinta CEO Korban Ghosting   Aku di Labrak

    Setelah beberapa hari, aku melihat bahwa tidak ada mantan kekasih Pak Bram yang datang untuk melabrak ku, di sana aku sangat tidak takut, aku merasa bahwa tidak akan terjadi apa-apa saat itu.setelah seharian bekerja,tiba waktu nya untuk aku pulang dari pekerjaan ku dan beristirahat. Seperti biasaaku tidak langsung pulang, aku berhenti dan aku singgah dulu di sebuah kafe kesukaan ku untuk meminum secangkir kopi di sana. Ya kafe itu dekat dengan rumah ku, aku sangat menyukainya karena Suasana nya yang begitu romantis walau aku sendiri, aku merasa bahwa aku di manjakan oleh seorang pria, seperti itu lucu nya aku melewati masa-masa jomblo, masa-masa di manaku merasa selalu sendiri.Aku mengharapkan Alex agar segera menjadi kekasih ku.Tapi mungkin itu adalah sebuah halusinasi yang aku hadapi setiap hari, Alex tidak akan menjadi Kasih ku karena ia tidak mencintai ku. Jika dia mencintai ku maka dia sudah menyatakan itu dari dulu.Bahkan jika ada kese

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Cinta CEO Korban Ghosting   Mantan Kekasih yang Konyol

    Setelah itu aku dan Pak Bram langsung pergi ke rumah, pak Bram mengantar ku,di mobil lihat sangat merasa tidak enak sebuah topik pembicaraan padahal aku sudah tahu kalau Pak Bram itu pasti merasa tidak enak kepada ku karena mantan pacar nya melabrak ku di depan banyak orang sehingga membuat ku sangat malu."Tidak apa-apa! Saya hanya merasa sedikit tidak enak kepada kamu karena saya, kamu menjadi bahan pembicaraan dan bahan tontonan orang tadi di sana,"ujar nya merasa tidak enak."Ah sudah enggak apa-apa lah Pak, biasa saja saya sudah melupakan itu dan saya tidak akan mengingat nya lagi,"ucap ku berusaha membuat Pak Bram menjadi tenang."Tapi saya meminta maaf kepada kamu Ri karena saya, kamu menjadi seperti ini, saya janji kamu tidak akan pernah di permalukan oleh nya lagi. Nanti saya kan ngomong sama dia,""Ya Pak, sama saya juga minta maaf karena sedikit tidak bisa menahan emosi tadi,"ujar ku meminta maaf pula karena aku ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Mantan Kekasih yang Konyol

    Setelah itu aku dan Pak Bram langsung pergi ke rumah, pak Bram mengantar ku,di mobil lihat sangat merasa tidak enak sebuah topik pembicaraan padahal aku sudah tahu kalau Pak Bram itu pasti merasa tidak enak kepada ku karena mantan pacar nya melabrak ku di depan banyak orang sehingga membuat ku sangat malu."Tidak apa-apa! Saya hanya merasa sedikit tidak enak kepada kamu karena saya, kamu menjadi bahan pembicaraan dan bahan tontonan orang tadi di sana,"ujar nya merasa tidak enak."Ah sudah enggak apa-apa lah Pak, biasa saja saya sudah melupakan itu dan saya tidak akan mengingat nya lagi,"ucap ku berusaha membuat Pak Bram menjadi tenang."Tapi saya meminta maaf kepada kamu Ri karena saya, kamu menjadi seperti ini, saya janji kamu tidak akan pernah di permalukan oleh nya lagi. Nanti saya kan ngomong sama dia,""Ya Pak, sama saya juga minta maaf karena sedikit tidak bisa menahan emosi tadi,"ujar ku meminta maaf pula karena aku ju

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Aku di Labrak

    Setelah beberapa hari, aku melihat bahwa tidak ada mantan kekasih Pak Bram yang datang untuk melabrak ku, di sana aku sangat tidak takut, aku merasa bahwa tidak akan terjadi apa-apa saat itu.setelah seharian bekerja,tiba waktu nya untuk aku pulang dari pekerjaan ku dan beristirahat. Seperti biasaaku tidak langsung pulang, aku berhenti dan aku singgah dulu di sebuah kafe kesukaan ku untuk meminum secangkir kopi di sana. Ya kafe itu dekat dengan rumah ku, aku sangat menyukainya karena Suasana nya yang begitu romantis walau aku sendiri, aku merasa bahwa aku di manjakan oleh seorang pria, seperti itu lucu nya aku melewati masa-masa jomblo, masa-masa di manaku merasa selalu sendiri.Aku mengharapkan Alex agar segera menjadi kekasih ku.Tapi mungkin itu adalah sebuah halusinasi yang aku hadapi setiap hari, Alex tidak akan menjadi Kasih ku karena ia tidak mencintai ku. Jika dia mencintai ku maka dia sudah menyatakan itu dari dulu.Bahkan jika ada kese

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Takut di Labrak

    Sumpah aku juga terkejut dan terheran ketika Pak Bram menarik tangan ku, di sanaterlihat betul bahwa Bapak Bram lebih memilih ku daripada mantan nya itu.Padahal aku ini siapa nya? Bukan siapa-siapa!Pak Bram terus menarik ku hingga kami berada di ruangan milik nya."Ada apa Pak? Mengapa Bapak menarik ku?" tanya ku segera setelah ia melepaskan tangan ku. Aku juga memegang pergelangan tangan ku karena Pak Bram terlalu kencang memegang nya hingga terasa sedikit sakit."Kamu tidak papa Ri?" tanya Pak Bram sambil meraih tangan ku yang terasa sakit."Tidak apa-apa Pak, sudah sudah tidak apa-apa Pak ini sudah lebih baik!" Jawab ku langsung menarik tangan ku.Hati ku masih merasa sedikit bersalah, karena aku adalah penyebab mereka bertengkar.Aku yang merasa bersalah, ingin segera pergi dari ruangan itu demi menghindari kesalahpahaman dari mantan pacarnya Pak Bram.tetapi Pak Bram malah menahan ku, ia tidak mengizinkan ku keluar dari ruan

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kemarahan Pak Bram Pada Mantan Kekasihnya

    Aku dan Pak Bram mulia bercerita satu sama lain, kami tertawa membuang semua keluh kesah kami ditempat itu. Aku juga sangat bahagia dan sedikit terkejut dengan sifat dan sikap asli Pak Bram yang sebenarnya sangat lembut dan rapuh. Dia hanya menginginkan sebuah keluarga yang utuh, seperti keluagaku yang bahagia dalam sebuah kesederhanaan yang Tuhan berikan. Melihat waktu sudah gelap dan mulai larut malam, Pak Bram mengajakku segera pulang.“Ri, sudah larut malam pulang yuk!” ujarnya sambil mengambil kunci mobil yang ia masukkan ke dalam saku kemeja yang ia kenakan.“Iya Pak, bunda juga pasti udah nungguin aku!” balasku lambut tersenyum padanya.Kami pulang dengan menggunakan mobil mewah milik Pak Bram. Pak Bram juga terlihat merasa lega karena untuk pertama kali ia menceritakan keluh kesahnya pada seseorang, sesekali ia melihat ke arahku dan tersenyum. Aku seperti tidak melihat Pak Bram yang yang dingin da sombong itu.“Ri, makasih ya

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Keluh Kesah

    Aku yang melihat hal itu langsung pergi menghampiri Pak Bram dan orang itu. Ia mencoba untuk melerai pertengkaran itu karena Pak Bram tidak bisa berhenti berbicara jika sedang marah.“Pak sudah sini!” ujarku langsung menarik tangan Pak Bram untuk menjauh dari tempat itu. Aku juga tidak lupa menyuruh orang yang bermasalah dengan Pak Bram itu untuk segera pergi dari situ, untungnya ia langsung pergi megindahkan ucapanku.“Eh, mau kemana kamu? Jangan pergi dasar tidakk pumya soan santun!” teriak Pak Bram pada orang itu. Iya juga masih ingin mengejarnya tak terima kalau si penabrak mobilnya lepas begitu saja. Tapi aku terus sekuat tenaga menahan Pak Bram.”Sudahlah Pak, apaan sih? Malu-maluin tau gak sih Pak,” ujarku kesal pada pak Bram, karena keributan itu, kami menjadi bahan tontonan orang lain disana.“Apaan sih kamu, lepasin tangan saya!” bentaknya padaku, malah ia marah kepdaku karena sudah menahannya.

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kekonyolan Pak Bram

    Akhirnya Pak Bram pulang, aku juga segera pulang setelah itu. Aku merasa Pak Bram memang benar sudah pulang, tetapi aku malah melihatnya masih berdiri di samping mobilnya seperti mengintai seseorang. Aku yang kebingungan segera menghampiri dan memanggilnya, lama aku memanggil tidak dijawab oleh Pak Bram, akhirnya aku mencoba menepuk bahunya."Pak!""Eh Allahuakbar!" teriaknya sambil sedikit melompat. Ia sampai terkejut separah itu dong."Ih, apaan sih Pak? Kayak liat setan aja!" ujarku kesal."Ya, ya memang benar, saya melihat setan. Awalnya saya melihat iblis dan sekarang melihat setan juga!" bentaknya kesal, aku bingung dengan hal itu sehingga aku juga mencoba melihat ke arah yang diintai oleh Pak Bram. Aku melihat ke segala arh, tetapi aku tidak melihat apapun. Pak Bram yang sadar bahwa aku mengikutinya langsung menepuk tangannya pas di mataku."Hei, apa yang sedang kamu lakukan!" ujarnya sambil menepuk tangan."Ih Bapak, saya kaget

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Salah Sasaran

    Aku langsung masuk ke kamar karena malu. Aku merasa bahwa hatiku benar-benar dalam keadaan kegirangan yang sangat membahagiakan. Aku terus menerus tersenyum dan sesekali menepuk lembut jidatku. Aku tidak tau apa yang aku rasakan sendiri, aku merasa bahwa hatiku sedang gugup, canggung, senang dan sedih juga. Kamarku yang ku stel dengan lampu yang agak gelap serasa menjadi sangat terang. Aku bahkan tidak bisa menikmati lampu yang aku desain sendiri. Keesokan harinya seperti biasa, aku telat bangun dan harus pergi ke kantor dengan terburu-buru. "Bun, Riri ke kantor ya!" teriakku langsung menarik tangan lembut bunda untuk berpamitan. "Sarapan dulu Nak!" teriak bunda. "Aku telat Bun, nanti aja di kantor!" ujarku sambil memakai jam tangan. "Ruri tunggu!" panggil kak Ando. Aku langsung menghentikan langkah kakiku dan berbalik melihat ke arah kak Ando. "Iya Kak, ada apa?" sahutku sedikit panik, takut kak Ando akan melarangku bertemu deng

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Kemarahan Kakak

    sesampainya di rumah aku langsung menemui bunda."Assalamualaikum Bun," teriakku yang bahkan belum masuk ke rumah."Iya walaikumsalam, kamu kenapa Nak?" tanya bunda bingung."Alex mana?" tanyanya lagi melihat ke luar dan tidak ada Alex."Gatau tuh Bun, masa ya Bu dia ninggalin aku gitu aja!" ucapku terlihat semakin kesal."Ditinggalin gimana?" tanya bunda bingung dengan kalimat ambiguku."Jadi tuh Bun tadi ada kenalannya yang bertepatan ada di kafe itu juga, lalu kenalannya itu malah menarik tangannya dan meninggalkan Riri," jelas ku."Haha, kasihan nya anak Bunda malah ditinggal!" ujar bunda menggodaku."Ih Bunda kok malah ngejek Riri sih, kesal aku!" cetusku dan langsung masuk ke kamarku."Dimana sekarang Alex?" tanya kakak agak marah, ternyata kakak mendengar pembicaraan kami dengan bunda dari kamarnya yang tepat di depan ruang tamu."Ah sudahlah kak!" ujarku mengira kakakku bercanda."Masa kamu ditingga

  • Cinta CEO Korban Ghosting   Aku ditinggal sendiri

    Kebahagiaan bersama Alex membuatku melupakan kekesalan terhadap pekerjaanku, sesaat aku melupakan kekesalanku terhadap Pak Bram yang selalu membuatku dalam kesusahan."Ri, mau mau ngomong sesuatu deh sama kamu!" ujar Alex dengan wajah merah. Aku juga sudah tidak sabar mendengar ucapan yang akan dilontarkan oleh Alex. Aku yakin dia pasti ingin memintaku menjadi pacarnya."Iya Lex, ngomong aja kali," ujarku sedikit bergurau, tetapi hatiku berdebar tidak karuan."Ri, sebenarnya aku - aku cinta sama kamu!" ungkap Alex kepadaku sambil menunduk malu dan wajahnya juga terlihat menjadi sangat gugup."A- apa? Sejak kapan?" tanyaku, berpura-pura sedikit terkejut, padahal aku sudah tau."Apanya yang sejak kapan?" tanyanya bingung, Alex mulai linglung, mungkin karena takut tidak direspon atau malah ditolak."Ya, ya itu kamu mencintai aku, sejak kapan?" tanyaku sedikit getir."Sudah lama Ri, sejak SMA!" ujarnya, namun wajahnya tetap tertunduk ke b

DMCA.com Protection Status