Pagi hari diudara sejuk yang menenangkan, suara burung dan ayam jantan yang selalu konsisten dalam menyambut matahari terbit memberi kehangatan suasana dilingkungan tempat tinggal Harry.
Ketika bangunan dari tidurnya Harry hanya duduk santai merasakan ketenangan hatinya.
"Suasana ini yang selalu aku tunggu dari setiap pagi, tapi aduh ini badan terasa sakit-sakitan gini" gumam Harry sambil bersusah payah membangunkan badannya dan duduk diatas tempat tidurnya.
Badan yang mulai merespon rasa sakit dari akibat kejadian kemarin, kini Harry sudah ada di rumahnya. Kemarin setelah dirawat d rumah sakit, malamnya ketika Harry dirasa sudah kuat langsung diantar oleh Vera pulang."Pantesan saja dia suka ngamuk-ngamuk, ternyata yang nikah itu adalah mantan kekasihnya, padahal menurut ku dia lumayan baik dengan bersedia bertanggung jawab mengantarku pulang sampai kesini, padahal kan lumayan jauh dan jalannya sangat kontras sekali dengan mobil yang dibawanya. Haha..
Tapi memang sudah bawaan orang kaya mungkin, sifat ja'imnya kuat banget" kata Harry dalam pikirannya sejenak mengingat sewaktu dia diantar pulang oleh Vera."Harry ! Harry ! Kamu sudah bangun ?" Seruan ibu dari luar kamar.
"Iya Bu ""Gimana keadaanmu saat ini ?" Tanya ibu sambil masuk kamar Harry dan matanya melihat-lihat badan Harry seakan takut kejadian kemarin menyisakan luka parah dalam kehawatirannya."Baik kok Bu, cuma sedikit luka dan pegal-pegal saja" jawab Harry sambil memutar-mutar pundaknya.
"Syukurlah kalau begitu, ibu takut kamu kenapa-kenapa. Terus motor kamu dimana sekarang ?"
"Kata wanita yang kemarin sih ada dibengkel lagi d benerin" Harry pun langsung teringat sama kondisi motornya yang kelihatanya rusak parah dan sedikit mengerutkan dahinya karena Harry pun tidak tahu dibawa ke bengkel mana oleh Vera. "Untung aku masih ingat rumahnya" kata Harry dalam pikirannya.
Ibu Harry kini duduk disampingnya "ngomong-ngomong wanita bernama Vera yang mengantarmu semalam itu siapa ? Kelihatannya dia orang kaya, dilihat dari penampilan dan mobilnya saja sangat bagus. Jujur ibu baru kali ini lihat mobil seperti itu langsung dan parkir didepan rumah. Temanmu dikampus bukan ?"
"Oh, ibu kok tahu namanya ?" Tanya Harry keheranan.
"Semalam sebelum pulang ibu sempat tanya namanya, tapi kelihatannya dia terburu-buru pulang mungkin takut kemalaman jadi dia hanya menjawab namanya dan langsung pamit pulang"
"Oh, aku baru kenal kemarin waktu diacara nikahan, kebetulan waktu aku kecelakaan Kamarin mobil dia ada dibelakang motorku dan tidak sengaja sedikit menyenggol" Harry berharap jawaban itu bisa memuaskan rasa penasaran ibunya, dan berhenti bertanya lagi tentang kejadian kemarin.
"Oh begitu, makannya lain kali kamu harus hati-hati bawa motornya, butut-butut juga itu kaki kamu dalam berkerja. Mudah-mudahan motornya cepat beres dan kamu hari ini istirahat saja dulu, makanan sudah ibu siapkan didapur" ibu Harry sambil berdiri dan berjalan kaluar dari kamar.
"Iya Bu".Entah bagaimanapun caranya Harry hari ini harus kerumahnya Vera untuk menanyakan nasib motornya itu, karena untuk saat ini hanya itu satu-satunya modal Harry untuk bekerja.
*Baju kemeja kotak-kotak biru panjang, celana jins hitam panjang, dan sepatu sport hitam dengan brand KW yang sedikit sudah usang kini pakai oleh Harry, tidak lupa tas selempang yang kebetulan berwarna biru hitam adalah tas yang sudah sekian lama menemaninya dalam berjualan dilapangan, mewadahi hampir semua keuangan Harry dari awal Harry terjun kedunia lapangan.Harry berdiri disamping jalan menunggu angkutan desa yang menuju ke kota. Dalam keadaan yang masih sakit, Harry memaksakan diri untuk pergi mendatangi kediaman Vera, walaupun ibunya sudah menyarankan untuk besok hari saja, Harry ngotot untuk berangkat karena dalam pikirannya besok Harry sudah harus kembali bekerja dan memang ada beberapa langganannya yang sudah memesan untuk dikirim hari ini, tapi dirasa hari ini tidak mungkin, berharap bila dikirim besok pelanggannya tidak kecewa dan bisa menerima alasan Harry telat pengiriman.
Komitmen yang dibagun dalam merawat dan menjaga pelanggan sudah menjadi hal utama dalam pekerjaan Harry, dari situlah Harry sedikit-sedikit mendapat kepercayaan dari pelanggan dan kini Harry dirasa lebih mudah dalam menjual barang ketimbang pada awal-awal Harry terjun kedunia lapangan.
Setelah sekitar 10 menit menunggu dari kejauhan Harry melihat ada sebuah mobil Jeep hitam melaju menyusuri jalan yang berliku menuju kearahnya.
"Eh, itu mobil siap yang nyasar kesini ? Atau mobil barunya PK Ujang mungkin ? Keren banget" tanya Harry pada dirinya sendiri."Tapi tunggu dulu.." mata Harry menyipit memperjelas penglihatan jarak jauhnya kearah mobil Jeep tersebut. Setelah mobil Jeep itu mendekat sekitar 20 meter, Harry keheranan karena yang membawa mobil Jeep itu ternyata seorang wanita, dan lebih dekat lagi Harry pun mengenali wanita yang mengendarai mobil Jeep hitam berjenis Wrangler Rubicon yang merupakan jenis Jeep paling mahal hingga bisa mencapai harga 1 miliar lebih.
Wanita berambut panjang terurai dibalut topi sport dan kacamata hitam yang dikenakannya memberikan kesan tomboi pada wanita cantik berkulit putih yang mengendarai mobil Jeep Wrangler Rubicon tersebut.
"Itu kan Vera.. " ucap Harry menganga keheranan dan dipenuhi rasa kagum akan pesona yang diberikan mobil jantan tersebut.
Vera memelankan laju mobilnya dan berhenti tepat didepan Harry yang sedang menunggu angkutan desa dipinggir jalan.
"Hai !" Seru Vera dari atas mobil.
"ku kira kamu tidak akan pernah datang kesini lagi, jauh dan terpencil, apa lagi lihat jalannya yang lumayan terjal" ucap Harry datar tapi dengan berusaha menyembunyikan ekspresi kekagumannya pada mobil yang dibawa Vera. "Makanya aku bawa mobil ini, mobil yang kemarin hampir rusak karena mengantarkanmu kesini. Ngomong-ngomong kamu mau kemana ? kelihatannya kamu masih belum pulih sudah mau pergi." "Maksudku kamu mau ngapain kesini lagi ? Justru ini aku mau menemuimu, kemarin aku lupa menanyakan dibengkel mana motorku diservis, tidak perdulilah kamu mau bawa mobil apa saja juga" ucap Harry ketus. "Hahaha.. sampai segitunya. Motor kamu rusak parah, kata yang punya bengkel paling sekitar 2 sampai 3 hari lagi bisa beres, Ditambah lagi itu motor sudah tua banyak yang sudah harus diganti" jawab Vera dengan santai, tanpa bisa mengerti bahwa motor tersebut adalah sangat berarti bagi Harry. Harry tersenyum kesal
Selama dalam perjalanan mereka ngobrol panjang lebar seperti orang sudah kenal lama, Dengan waktu perjalanan yang cukup lama mereka lebih mempunyai waktu untuk saling berbagi cerita tentang diri mereka masing-masing, tentang masa kecil, hobi, cita-cita, karir, dan lain sebagainya. Kesamaan antara keduanya ternyata cukup banyak, dalam obrolan pun nyambung dan saling memahami akan minat dan ketertarikan pada sesuatu, hingga tanpa disadari dari obrolan tersebut terbentuklah sebuah kenyamanan. Sampai disebuah bengkel besar yang berada dipusat kota tepat di pinggir jalan perempatan yang cukup strategis, berjejer juga disampingnya beberapa bengkel lainnya dan toko-toko seperti swalayan, furniture, perlengkapan rumah tangga, pakaian dan sebagainya. Vera langsung memarkir mobilnya diarea parkir yang sudah disediakan khusus bagi pelanggan disana. Terlihat beberapa mekanik laki-laki yang tengah sibuk mengotak-atik motor. Hampir r
"Jadi bagaimana sekarang ? Kamu mau nunggu sampe sore atau gimana ?" Tanya Vera sambil melihat Harry. Harry langsung melihat waktu pada Jam tangannya, terlihat waktu menunjukan pukul 11 siang, "mau gimana lagi, paling aku tunggu disini. Dari pada nanti berabe harus kembali lagi kesini, lagian jarak pulang dari sini jauh" jawab Harry. "Ya sudah sambil nunggu kamu ikut aku saja ke showroom, hari ini aku ada beberapa urusan sama ayah ku dari Jakarta" ajak Vera. "Aku disini saja deh, mau ngapain lagi aku kesana ? Yang ada aku malah jadi patung penjaga kayak bodyguard pribadi" ucap Harry sedikit ketus. "Hahaha... " Tawa Vera sedikit tertahan mendengar jawaban dan ekspresi Harry."Terus kamu disini mau apa ? Bantuin si Abang montir ? Ngapain ? Malah merepotkan saja. Sudah kamu ikut saja temani Aku" "Baiklah kalau begitu, tidak apalah kali-kali aku jadi bodyguard" canda Harry sedikit ters
Baju kemeja kotak-kotak biru panjang dan celana jins hitam kini dikenakan oleh Harry memberi gambaran bahwa teman laki-laki yang dibawa Vera itu berasal dari keluarga yang sederhana, walaupun sepintas pak Ganjar sudah bisa mengetahui bahwa semua pakaian yang dikenakan oleh Harry berasal dari brand yang murah atau brand KW. Yang paling mencolok terlihat dari sepatu sportnya yang sudah usang, akan tetapi dari bekas-bekas kerusakan sepatu tersebut pak Ganjar memperkirakan bahwa Harry merupakan seorang pekerja keras. "Hello Harry, apa kabar ?" Sambutan hangat keluar dari pak Ganjar dengan tersenyum lebar. "Baik Om" jawab Harry sambil berjalan menghampiri pak Ganjar dan saling berjabat tangan. "Ini yah yang kemarin aku senggol motornya, dan saat ini lagi diperbaiki di bengkel" jelas Vera. "Oh begitu ya, ayo Harry duduk dulu disini" pak Ganjar mempersilahkan tempat duduk yang ada disamping
Waktu kini menunjukan sudah pukul 15.00 Waktu Indonesia Barat, tawaran Vera tentang team marketing di perusahaannya kepada harry berlanjut pada penjelasan tentang tehnis dan sistem kerjanya, bahkan sampai menjelaskan fasilitas yang akan didapat ketika harry jika mau bekerja diperusahaan Vera dan tentunya cukup menggiurkan, bahkan setumpuk surat lamaran kerja dikolong meja HRD disini (ia adalah seseorang yang tadi sempat mengusir Harry) sudah mencapai ratusan orang dengan kriteria yang sudah ditentukan, menandakan bahwa banyak orang yang mengidamkan untuk bisa bekerja di perusahaan Vera yang sangat bonafit ini.“Kamu tidak salah ?” harry sedikit mengerutkan dahinya.Walaupun tahu bahwa bila Harry menerima tawaran tersebut ini bisa sangat menguntungkan bila dibandingkan dengan kerjaannya sehari-hari, akan tetapi Harry merasa tidak tertarik bekerja disaini.Harry lebih berfikiran kepada hal yang bebas tanpa sebuah ikatan yang bisa membatasin
"Aaa... !" Teriak Vera seketika membuka mata dan terbangun dari tidurnya. "Alhamdulillah, untung semua hanya mimpi" ucap Vera.Waktu menunjukan pukul 02.00 Pagi, Vera duduk bersandar pada bantalnya sambil memeluk bantal guling yang dipegangnya dengan erat, sedikit tetesan Ari matanya ternyata nyata mengalir dipipinya, menggambarkan sebuah kerinduan sangat mendalam kepada bundanya yang sudah enam bulan lebih belum bertemu sejak terakhir dia pulang ke Jakarta pada saat hari raya idul Fitri tahun kemarin. Yang menjadi sangat membingungkan Vera adalah ketika Harry masuk dalam mimpinya, mungkinkah ada sebuah pertanda ?Penelitian menuliskan bahwa mimpi adalah pemenuhan terselubung dari keinginan yang tertekan, juga menggambarkan dua komponen berbeda, yakni konten nyata atau gambar aktual dan konten laten atau makna tersembunyi. Selain dari pada itu yang berperan aktif dalam sebuah mimpi adalah emosi dan pikiran alam bawah sadar, maka hal yang s
Disini kita akan bercerita tentang salah seorang pemuda bernama Harry yang berjuang dalam kerasnya realitas kehidupan, untuk mengejar cita-cita menjadi pengusaha dan membangun perusahan besar didunia perdagangan internasional.Harry saat ini adalah pemuda biasa yang lahir dari keluarga sederhana dan hidup dilingkungan perkampungan yang masih terlambat dalam menyesuaikan perkembangan dunia saat ini, terbukti dengan mayoritas penduduk nya yang sumber penghasilan ya dari bertani dan berkebun, sebagian kecil ada juga yang menjadi Guru PNS, pegawai kepemerintahan, pedagang, buruh, dan berbagai macam profesi lainnya.Harry merupakan salah satu pemuda yang lahir dari keluarga buruh dan kakek nenek nya yg sudah meninggal dulunya seorang petani. Setelah ayahanda meninggal ketika umurnya baru 6 bulan, ibu Harry berjuang banting tulang untuk mencukupi semua kebutuhan hidup keempat anaknya termasuk Harry, dengan bekerja disalah satu perkebunan teh milik PK Ujang, salah-seorang
Terlihat Bu Ani sedang sibuk di dapur ketika Harry masuk kedalam rumhnya. "Assalamualaikum Bu!" Seru Harry sambil membuka pintu rumahnya. Terlihat jelas dari pintu depan ke arah dapur, ibu Ani sedang masak untuk makan sore keluarga kecilnya termasuk Harry dan kakak nya Deni."Wa'alaikumsalam, eh Harry, kamu baru pulang, Tumben sore banget baru pulang ? Gimna jualannya, lancar ?" Tanya Bu Ani sambil tersenyum."Iya Bu, Alhamdulillah lancar, tadi sebelum kesini aku mampir dulu diwarung Pak Ujang untuk beli kopi, sekalian aja nawarin. seperti biasa kalo mau nawarin Pak Ujang harus basa basi dulu pura-pura beli kopi, ngobrol kesana-kemari, dan akhirnya kan tuh, Alhamdulillah, tinggal sisa sedikit lagi dagangannya. Hehe.." Harry sambil tersenyum dan berjalan menuju kamarnya. Menyimpan tas selempang dan sisa barang dagangannya itu. obrolan Harry dan ibunya berlanjut sampai Harry masuk kamar mandi dan ibunya pun menyelesaikan masaknya.*Makanan sudah disiapkan, saj
"Aaa... !" Teriak Vera seketika membuka mata dan terbangun dari tidurnya. "Alhamdulillah, untung semua hanya mimpi" ucap Vera.Waktu menunjukan pukul 02.00 Pagi, Vera duduk bersandar pada bantalnya sambil memeluk bantal guling yang dipegangnya dengan erat, sedikit tetesan Ari matanya ternyata nyata mengalir dipipinya, menggambarkan sebuah kerinduan sangat mendalam kepada bundanya yang sudah enam bulan lebih belum bertemu sejak terakhir dia pulang ke Jakarta pada saat hari raya idul Fitri tahun kemarin. Yang menjadi sangat membingungkan Vera adalah ketika Harry masuk dalam mimpinya, mungkinkah ada sebuah pertanda ?Penelitian menuliskan bahwa mimpi adalah pemenuhan terselubung dari keinginan yang tertekan, juga menggambarkan dua komponen berbeda, yakni konten nyata atau gambar aktual dan konten laten atau makna tersembunyi. Selain dari pada itu yang berperan aktif dalam sebuah mimpi adalah emosi dan pikiran alam bawah sadar, maka hal yang s
Waktu kini menunjukan sudah pukul 15.00 Waktu Indonesia Barat, tawaran Vera tentang team marketing di perusahaannya kepada harry berlanjut pada penjelasan tentang tehnis dan sistem kerjanya, bahkan sampai menjelaskan fasilitas yang akan didapat ketika harry jika mau bekerja diperusahaan Vera dan tentunya cukup menggiurkan, bahkan setumpuk surat lamaran kerja dikolong meja HRD disini (ia adalah seseorang yang tadi sempat mengusir Harry) sudah mencapai ratusan orang dengan kriteria yang sudah ditentukan, menandakan bahwa banyak orang yang mengidamkan untuk bisa bekerja di perusahaan Vera yang sangat bonafit ini.“Kamu tidak salah ?” harry sedikit mengerutkan dahinya.Walaupun tahu bahwa bila Harry menerima tawaran tersebut ini bisa sangat menguntungkan bila dibandingkan dengan kerjaannya sehari-hari, akan tetapi Harry merasa tidak tertarik bekerja disaini.Harry lebih berfikiran kepada hal yang bebas tanpa sebuah ikatan yang bisa membatasin
Baju kemeja kotak-kotak biru panjang dan celana jins hitam kini dikenakan oleh Harry memberi gambaran bahwa teman laki-laki yang dibawa Vera itu berasal dari keluarga yang sederhana, walaupun sepintas pak Ganjar sudah bisa mengetahui bahwa semua pakaian yang dikenakan oleh Harry berasal dari brand yang murah atau brand KW. Yang paling mencolok terlihat dari sepatu sportnya yang sudah usang, akan tetapi dari bekas-bekas kerusakan sepatu tersebut pak Ganjar memperkirakan bahwa Harry merupakan seorang pekerja keras. "Hello Harry, apa kabar ?" Sambutan hangat keluar dari pak Ganjar dengan tersenyum lebar. "Baik Om" jawab Harry sambil berjalan menghampiri pak Ganjar dan saling berjabat tangan. "Ini yah yang kemarin aku senggol motornya, dan saat ini lagi diperbaiki di bengkel" jelas Vera. "Oh begitu ya, ayo Harry duduk dulu disini" pak Ganjar mempersilahkan tempat duduk yang ada disamping
"Jadi bagaimana sekarang ? Kamu mau nunggu sampe sore atau gimana ?" Tanya Vera sambil melihat Harry. Harry langsung melihat waktu pada Jam tangannya, terlihat waktu menunjukan pukul 11 siang, "mau gimana lagi, paling aku tunggu disini. Dari pada nanti berabe harus kembali lagi kesini, lagian jarak pulang dari sini jauh" jawab Harry. "Ya sudah sambil nunggu kamu ikut aku saja ke showroom, hari ini aku ada beberapa urusan sama ayah ku dari Jakarta" ajak Vera. "Aku disini saja deh, mau ngapain lagi aku kesana ? Yang ada aku malah jadi patung penjaga kayak bodyguard pribadi" ucap Harry sedikit ketus. "Hahaha... " Tawa Vera sedikit tertahan mendengar jawaban dan ekspresi Harry."Terus kamu disini mau apa ? Bantuin si Abang montir ? Ngapain ? Malah merepotkan saja. Sudah kamu ikut saja temani Aku" "Baiklah kalau begitu, tidak apalah kali-kali aku jadi bodyguard" canda Harry sedikit ters
Selama dalam perjalanan mereka ngobrol panjang lebar seperti orang sudah kenal lama, Dengan waktu perjalanan yang cukup lama mereka lebih mempunyai waktu untuk saling berbagi cerita tentang diri mereka masing-masing, tentang masa kecil, hobi, cita-cita, karir, dan lain sebagainya. Kesamaan antara keduanya ternyata cukup banyak, dalam obrolan pun nyambung dan saling memahami akan minat dan ketertarikan pada sesuatu, hingga tanpa disadari dari obrolan tersebut terbentuklah sebuah kenyamanan. Sampai disebuah bengkel besar yang berada dipusat kota tepat di pinggir jalan perempatan yang cukup strategis, berjejer juga disampingnya beberapa bengkel lainnya dan toko-toko seperti swalayan, furniture, perlengkapan rumah tangga, pakaian dan sebagainya. Vera langsung memarkir mobilnya diarea parkir yang sudah disediakan khusus bagi pelanggan disana. Terlihat beberapa mekanik laki-laki yang tengah sibuk mengotak-atik motor. Hampir r
"ku kira kamu tidak akan pernah datang kesini lagi, jauh dan terpencil, apa lagi lihat jalannya yang lumayan terjal" ucap Harry datar tapi dengan berusaha menyembunyikan ekspresi kekagumannya pada mobil yang dibawa Vera. "Makanya aku bawa mobil ini, mobil yang kemarin hampir rusak karena mengantarkanmu kesini. Ngomong-ngomong kamu mau kemana ? kelihatannya kamu masih belum pulih sudah mau pergi." "Maksudku kamu mau ngapain kesini lagi ? Justru ini aku mau menemuimu, kemarin aku lupa menanyakan dibengkel mana motorku diservis, tidak perdulilah kamu mau bawa mobil apa saja juga" ucap Harry ketus. "Hahaha.. sampai segitunya. Motor kamu rusak parah, kata yang punya bengkel paling sekitar 2 sampai 3 hari lagi bisa beres, Ditambah lagi itu motor sudah tua banyak yang sudah harus diganti" jawab Vera dengan santai, tanpa bisa mengerti bahwa motor tersebut adalah sangat berarti bagi Harry. Harry tersenyum kesal
Pagi hari diudara sejuk yang menenangkan, suara burung dan ayam jantan yang selalu konsisten dalam menyambut matahari terbit memberi kehangatan suasana dilingkungan tempat tinggal Harry.Ketika bangunan dari tidurnya Harry hanya duduk santai merasakan ketenangan hatinya."Suasana ini yang selalu aku tunggu dari setiap pagi, tapi aduh ini badan terasa sakit-sakitan gini" gumam Harry sambil bersusah payah membangunkan badannya dan duduk diatas tempat tidurnya.Badan yang mulai merespon rasa sakit dari akibat kejadian kemarin, kini Harry sudah ada di rumahnya. Kemarin setelah dirawat d rumah sakit, malamnya ketika Harry dirasa sudah kuat langsung diantar oleh Vera pulang."Pantesan saja dia suka ngamuk-ngamuk, ternyata yang nikah itu adalah mantan kekasihnya, padahal menurut ku dia lumayan baik dengan bersedia bertanggung jawab mengantarku pulang sampai kesini, padahal kan lumayan jauh dan jalannya sangat kontras sekali
"Ini semua gara-gara kamu, dasar pembawa sial !" Ucap wanita tersebut dengan nada sangat marah."Haha... Lucu sekali, kamu yang memulai terus sekarang menyalahkan aku"."Kalo aku tidak ketemu sama kamu, tidak akan pernah ada hal seperti ini"."Sudah lah, percuma ngomong sama kepala batu. Hanya membuang-buang energi saja" ucap Harry sambil berjalan menuju parkiran motor dengan menahan kekesalannya. Meninggalkan wanita tersebut yang semakin menggerutu menerima balasan sikap dari Harry."Sialan! Dia malah kabur"Helm sudah dikepala Motor dihidupkan dan langsung Harry menjalankan motornya menuju keluar parkiran gedung dengan segala kekesalan dan rasa malu dihatinya.Ketika sampai dipintu gerbang terlihat dari belakang ada mobil berwarna merah melaju dengan cepat, padahal itu masih diarea taman GedungHarry sadar dan terkejut mendengar suara Gerungan mobil berjenis Lamborg
Herry berjalan menuju meja dan mengisi daftar hadir tamu yang dilayani dua orang wanita muda dengan riasan yang tebal dan mempesona, bajunya seragam batik kebaya khas Sunda yang terbuat dari perpaduan seni bordir dan Payet mutiara diujung kebayanya, terlihat sangat anggun dan mewah dengan warnanya yang seperti keemasan.Pelayan tamu tersebut memandang kedatangan Harry yang langsung mengambil pena dan menulis namanya dibuku tamu yang sudah mencapai nomor tamu yang ke 500 orang. Kedua pelayan wanita itu saling berbisik dan sekali melihat Harry dengan sinis.Entah apa yang dikatakan mereka, kemungkinan besarnya kedua pelayan itu seakan memandang rendah kepada Harry dengan tidak memberi pelayanan seperti kepada tamu-tamu sebelumnya yang tersenyum ramah dan sangat hormat.Tanpa memperdulikan kedua pelayan tersebut Harry pun masuk kedalam ruangan gedung yang luas dan sekedar perkiraan, ruang tersebut mampu menampung orang hingga seribu orang didalam