Saking penasarannya dengan kelakuan Salman, sepulang dari Banjarmasin Radin sengaja mengunjungi Salman di rumahnya, alasan kangen dengan dua cucu dijadikan alibi Radin saat bertemu Vanya.
Karena jarang-jarang mertuanya berkunjung, kecuali ada sesuatu yang sangat urgen atau sangat penting. Karena Vanya lah yang rutin ke rumah mertuanya.
Ketika melihat Salman berada di ruang kerjanya, Radin lalu permisi dengan Vanya sambil melepaskan gendongan baby Celine dan mengelus kepala Ryan yang kini sudah kelas 1 SD.
Salman tentu saja kaget saat papinya datang menemui dia di rumah dan masuk ke ruangan kerjanya.
Padahal selama ini belum pernah papinya ini datang berkunjung hingga masuk ke ruang kerjanya.
Begitu duduk di kursi tamu yang ada di ruangan itu dan berbasa-basi sejenak, Radin kini meminta Salman duduk di depannya.
“Kamu harus jujur dengan papi…ngapain kamu selama tiga bulanan ini selalu ke Banjarmasin?” Radin langsung saja me
Vanya masih sempat ucapkan terima kasih pada Brigitta lalu diapun memejamkan mata lagi dan langsung di tangani seorang dokter.Brigitta terus menatap wajah cantik yang terlihat pucat yang kini sudah masuk ruangan IGD itu, dia kemudian memarkir mobilnya dan saat itulah dia melihat tas bermerek mahal milik Vanya.Brigitta kemudian mengambil tas dan membukanya bermaksud mencari identitas Vanya. Dia melihat ada beberapa kartu-kartu kredit dan debet merek bank-bank ternama.Setelah mengambil KTP dan membaca nama lengkap Vanya, Brigitta terkesiap, karena nama di KTP itu tertulis Vanya Salman Durangga.Dia kemudian mengambil hape bermerek premium milik Vanya, saat di pegang otomatis terbuka screennya dan ada foto Vanya bersama siapa lagi kalau bukan dengan Salman dan bersama dua anak mereka yang lucu dan menggemaskan.Brigitta sedikit shock, tidak dia kira orang yang di tolongnya barusan adalah istri dari kekasihnya sendiri, setelah terdiam beberapa saat,
“Ohh kamu Brigitta…ya Allah makin cantik saja kamu ini, dulu masih abege, kini udah dewasa dan cantik bangett!” Mami Priscilla langsung memeluk Brigitta dan mengucapkan terima kasih, karena sudah menolong menantunya ini.Mami Cynthia dan Mami Sherin juga memeluk Brigitta dan ketiganya kini sibuk bertanya ini itu pada Brigitta, termasuk keadaan Brigitta dan orang tuanya sekarang ini.Kini gantian Salman yang terdiam menatap Brigitta dan ketiga maminya rame ngobrol, dia tak berani bicara, karena tak mungkin menyebutkan kalau Brigitta ini selingkuhannya.“Agaknya Brigitta ini gadis yang baik…kamu harus segera ambil keputusan!” bisik Radin sambil memperhatikan para istrinya yang kini bercengkrama dengan Brigitta, Salman hanya mengangguk-anggukan kepala.Tak lama kemudian dokter Peter yang tadi merawat Vanya datang dan permisi mau masuk mencek kondisi Vanya yang terlihat mulai bangun dari tidurnya.Dokter Peter yang
Bicara pun kadang hanya seperlunya saja, benar-benar fotocopi Salman dalam bentuk anak kecil.Agak siangan, Mami Priscilla pun pulang di temani Ryan, sedangkan baby Celine tak mau pulang dia ingin tetap bersama maminya.Saat Vanya menidurkan Celine dan Salman sedang ke luar ruangan, datanglah Brigitta berkunjung, penampilannya agak beda dengan kemarin, dengan celana panjang agak lebar di bawah dan dress yang terlihat mewah serta make up tipis dan heel yang tingginya 5 centimeter, penampilan Brigitta membuat Vanya mau tak mau memuji gaya Brigitta.“Kamu makin cantik saja Brigitta!” puji Vanya.“Ahh kaka bisa aja, kaka juga di usia 35 an masih oke dan luar biasa cantiknya…ehh ini baby Celine yahh, wow kayak barbie ajahh!” Brigitta langsung mencium pipi Celine yang sudah tertidur lelap.Setelah kini duduk di kursi di samping tempat tidur Vanya, Brigitta bilang dia tak bisa lama, karena harus ke kantor siang ini.&
Pernikahan sekaligus resepsi Rey dan Viola berlangsung sangat mewah di sebuah hotel berbintang 5, saking mewahnya karena Rey yang berprofesi sebagai pengusaha sekaligus selebritas ini benar-benar membuat berita heboh sejagat media gossip.Reputasinya sebagai fuckboy mengejutkan semua orang, karena Rey memutuskan menikah.Tak sedikit para wanita yang kecewa berat begitu tahu kalau pria ini memutuskan menikah dan memilih gadis impiannya.Kembali semua keluarga Durangga hadir, hanya kali ini tak lengkap lagi, karena sudah banyak yang meninggal dunia.Kakek Marhan sudah berpulang tiga tahun yang lalu, termasuk ibunda angkat Radin, Bik Janah yang juga sudah berpulang satu tahun yang lalu menyusul suaminya kakek Zainul, yang sudah lama meninggal dunia.Darmo ayah Sherin tak bisa hadir karena factor usia yang sudah renta, sedangkan Purnama ibunda Sherin juga memutuskan tak bisa datang karena menemani suaminya.Bella khusus datang dari Belanda denga
Setelah selesai mencopoti semua perhiasan dan pernak pernik di kepala Viola, istrinya ini kembali bermanja-manja dan minta Rey lepas semua pakaian pengantennya.“Kalau yang ini sihh okeee…tanpa di suruh juga siap terusssss…!” sahut Rey kocak dan dia tanpa ampun mencopoti semua pakaian penganten istrinya, hingga tersisa hanya dua penutup lagi.“Hmm…ga ada romantis-romantisnya sihhh, malah cenderung kasar!”“Kasar dikit kan karena udah ga sabarannn!” sahut Rey cuek dan kini dia pun memeluk tubuh Viola yang bak pualam saking putih dan bersihnya.“Awas lo yaa…jangan grasa-grusu, istrimu ini masih perawan!” sungut Viola manja. Dan dia dengan nakalnya sempat menjentik punya Rey, hingga suaminya pura-pura kesakitan dan berguling di kasur, Viola tentu saja kaget dan langsung mendekati Rey.Namun itu hanya akal-akalan si fuckboy yang kini ngaku udah tobat, keduanya akhirnya benar-be
“Emmm…terserah kaka dehhh…!” suara Brigitta terdengar pelan.“Ihh kayak terpaksa gitu…yang tegas donkk, kaka mau dengar!”“I-iyaa kaka…Brigitta bersedia, tapi dengan syarat!” walaupun agak ragu, tapi Brigita akhirnya mampu juga mengungkapkan isi hatinya.“Lhooo kok ada syarat lagi sihh?” Vanya keheranan lagi sendiri.“Iya…syaratnya bukan buat kaka, tapi buat Abang Salman!”“Apa syaratnya Brigitta…?” desak Vanya.“Syarat pertama, kaka tetap istri nomor satu Abang Salman, syarat kedua, setelah sama kaka, barulah Abang sama Brigitta…yang lain-lain, nanti kita berdua bikin syarat ya Ka? Sementara itu dulu syarat dari Brigitta, kalau Abang Salman ga mau, Brigitta juga ga mau jadi istri kedua dia!” Vanya langsung tergelak di seberang telpon, benar-benar gadis yang baik, batin Vanya.“Kamu lucu Brigitta&h
Setelah bercipika cipiki, keduanya pun terlibat obrolan serius membahas hubungan Salman dan Brigitta.Di hadapan Margareta, setelah berbasa-basi Vanya akhirnya kembali menceritakan alasan di balik keputusannya meminta Salman menikahi Brigitta.Walaupun Margareta sudah tahu dari Brigitta, namun saat mendengar cerita Vanya langsung, Margareta sampai memerah matanya mengetahui masalah dalam rumah tangga Vanya dan Salman.Sebagaimana orang pada umumnya, Margareta juga menilai tidak ada yang kurang dari Vanya ini sebagai istri Salman, dia sudah mempersembahkan dua anak yang lucu-lucu, materi berlimpah, mempunyai paras yang sangat cantik.Namun pada akhirnya semuanya tidak ada yang sempurna. Usai Vanya bercerita sambil meneteskan airmata, Margareta berdiri dan memeluk Vanya serta meminta wanita cantik ini bersabar.Setelah Vanya kini tenang, Margareta pun tersenyum dan kini dia mengajukan pertanyaan untuk sekedar menyakinkan hatinya, sebelum restu dia be
“Hmmm…betah amat kerja mulu, baru juga datang malah kembali ke ruang kerja!” kata Brigitta dalam hati, diapun kemudian menyusul suaminya ini.Setelah mengetuk, Brigitta pun masuk. “Kapan datang sayang…?” tanya Salman.“Barusan…kok ke ruang kerja lagi…ga bosan yaa kerja mulu!” Brigitta langsung duduk di kursi tamu yang ada di ruangan kerja itu.Brigitta yang agak tomboy jarang pake rok kalau ke kantor, dia lebih suka pake celana panjang, tapi hari ini beda, dia pake rok selutut, dengan baju kerja yang cukup mewah dan terlihat seksi. Salman sampai menatap kaki jenjang istri keduanya ini, sambil mendekati Brigitta.Salman lalu jongkok, sambil meletakan kepalanya di bahu istrinya yang sedang duduk.“Sudah hampir dua minggu menikah…abang belum juga belah duren?” bisik Salman, sampai Brigitta merasa geli sendiri dan bulu kuduknya meremang, karena dengusan nafas Salman mene
Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, waktu tiga bulan sangat cepat, tapi bagi Ryan dan Reni sangat lama. Pernikahan lanjut resepsi keduanya di gelar di sebuah hotel berbintang 5.Tamu-tamu VVIP dari Presiden, Wapres, para Menteri Kabinet, hingga ratusan pengusaha kakap ikut hadir, termasuk para petinggi Polri mengucapkan selamat pada pasangan yang sedang berbahagia ini.Radin Durangga yang sudah sepuh senang sekali bisa bertemu rekan-rekan pengusahanya yang juga sepuh-sepuh dan bisa hadir di resepsi Ryan dan Reni, mereka bak reuni saja dan rame bersenda gurau di usia yang masing-masing sudah senja ini.Radin Durangga juga selalu hadir kalau ada anak atau cucu rekan pengusaha atau sahabatnya menggelar pesta perkawinan.Julian datang dengan menggandeng dua wanita cantik sekaligus. Namun saat bertemu ketiga ortunya, Julian tentu saja ngacir ga berani memperlihatkan kenakalannya, dia paling takut dengan kedua Maminya tersebut.Yang lucu adik-adik Julian yang mulai beranjak abe
Wisuda S2 Reni berlangsung sangat khidmad dan sakral, 2.500 mahasiswa di wisuda hari ini, bukan hanya lokal Inggris tapi juga dari berbagai negara.Sejak awal Reni yang berpakaian sangat cantik ini selalu di gandeng Ryan yang bertubuh tinggi besar dan memakai baju yang sangat fashionable dan pastinya sangat mahal, badan Ryan tak kalah dengan tubuh para bule yang juga tinggi-tinggi.Reni menggunakan heel hingga 10 centimeter, sehingga kini tubuhnya makin menjulang dan saat berjalan dia sangat serasi sekali di samping Ryan, banyak yang iri melihat kebahagian pasangan muda ini.Tante Shania dan Om Darma khusus datang dari Jakarta, ikut mendampingi putri kesayangannya ini.Saat menjemput di Bandara bersama Ryan, Shania sudah maklum keduanya pasti sudah memiliki hubungan khusus, terlihat dari genggaman tangan Ryan dan Reni yang sangat erat dan seakan enggan melepas satu sama lain.Dan apa yang dia duga benar adanya, saat dalam mobil Jaguar, Ryan yang saat itu lagi memegang setiran, apa ada
“Aku bobo di kamar sebelah yaa!” “Disini saja sama-sama, ranjang ini sangat luas kok!” Ryan tersenyum, dia langsung menganggukan kepala. Reni menyandarkan kepalanya di dada berotot Ryan sambil bersandar di ujung ranjang dan kaki di selonjorkan, keduanya kadang tertawa bersama menyaksikan acara TV yang menyajikan komedi. Mereka bak sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, padahal sampai detik ini, Reni belum menyatakan dia mau jadi kekasih Ryan, dia tahu dari sikap dan perbuatan pemuda ini, rasa cinta Ryan makin hari makin besar. “Musim semi agaknya bakal tiba yaa…cuaca juga sudah mulai hangat!” kata Reni, setelah acara komedi di TV yang tertempel di dinding kamar Ryan berakhir. “Iyahh…sayangnya kamu bulan depan wisuda dan langsung pulang ke Jakarta…aku ga ada teman menikmati musim semi itu!” sungut Ryan pelan. Reni tertawa dan dia malah memancing, Ryan tinggal pilih, sangat banyak teman-temannya yang masih jomblo dan tak kalah cantik
Empat bulan sudah Ryan tinggal di London, dia benar-benar tekun kuliah, semangatnya terus saja naik berlipat-lipat, karena Reni selalu setia menemaninya kemanapun dia jalan sepulang kuliah atau pas waktu lowong.Ryan juga benar-benar tak mau mendekati wanita manapun, bahkan saat Reni mengenalkan dengan teman-teman wanitanya, baik dari Asia, bahkan bule, semuanya hanya di tanggapi biasa-biasa saja oleh Ryan, tidak ada yang istimewa di matanya.Padahal rata-rata teman-teman Reni cantik-cantik dan orang tua mereka pun kaya raya, mereka juga menunjukan ketertarikan ke Ryan, tapi pemuda ini tetap beranggapan tak ada yang seperti Reni.Suatu hari, Ryan bingung telpon dan sms nya tak di balas Reni, padahal mereka sudah janji akan jalan-jalan, sekalian Ryan ada yang di cari ke Kota Manchester. Mereka berencana akan naik kereta api cepat saja ke kota itu.Ryan kemudian berniat mendatangi Reni ke apartemennya, lalu diapun naik ke lantai 15. Dia sudah siap dengan ba
Tengah malam Reni terbangun, dia kaget saat melihat posisi tidurnya malah sedang memeluk tubuh Ryan, cuaca makin dingin karena London memang sedang musim dingin, Reni lalu ke kamar dan mengambil mengambil selimut tebal.Dia kemudian menyelimuti tubuh Ryan, saat itulah matanya memandang wajah pemuda ini. Reni tersenyum saat meraba bibir Ryan yang tadi sore dia gigit, Reni lalu kembali melanjutkan tidurnya di samping pemuda ini.Paginya, bukan Reni yang duluan terbangun, tapi Ryan, dia kaget saat melihat Reni sangat erat memeluk tubuhnya, gadis ini agaknya kedinginan, Ryan memeriksa jam tangannya, sudah hampir jam 6.30 waktu setempat.Ryan lalu pelan-pelan melepas pelukan Reni dan merapikan selimut sehingga gadis ini tidak merasa kedinginan.Ryan lalu ke kamar mandi dan mencuci muka, lalu ambil wudhu dengan air hangat, Ryan pun melakukan kewajibannya, sholat subuh.Ryan sudah terbiasa bangun pagi, dia kemudian menghidupkan pemanas ruangan, karena cuaca benar-benar sangat dingin.Setelah
Sambil memperbaiki syal yang melilit lehernya, pria muda dengan tinggi badan yang menjulang hampir 185 centimeter, serta badan yang kokoh berotot ini keluar dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.Walaupun dulu waktu kecil dia beberapa kali ke negara kerajaan ini, namun kali ini dia agak pangling juga melihat perubahan-perubahan salah satu bandara terbesar di negeri yang kental dengan dunia sepakbola ini.Wajah pria ini terlihat sangat tampan dengan kumis dan cambang yang tipis, wajahnya lebih banyak cool serta cuek dengan keadaan sekeliling.Setelah keluar dari bandara, dengan menarik tas bagasinya yang tak terlalu besar, diapun menunggu taksi yang terlihat antre secara tertib menjemput para penumpang di area kedatangan.Setelah duduk dalam taksi dan menyebutkan alamatnya, taksi ini pun lalu meluncur menuju alamat yang di maksud.Satu jam setengah kemudian, dia tiba di alamat yang di tuju, kini dia mengamati kondisi bangunan tinggi dengan gaya khas Eropa bertingkat hing
Ryan kemudian sempat ingat pepatah, kalau batin seorang wanita itu tajam serta tebakannya tepat, tandanya mereka akan segera berjodoh.“Ga…ga adaa…nih aku lagi balkon apartemen, lagi mandang kota Manado malam ini!”“Berani ga pindah ke vidcal!” tantang Reni.“Beraniiiii….ayooo…!” dan tiba-tiba saja panggilan pun berubah ke vidcal, Reni tertawa melihat wajah Ryan, Reni terlihat sedang makan malam, berupa buah salad, terlihat ada seorang ART di sampingnya yang ikut makan bersama.Tapi hati Ryan sebetulnya deg-degan juga, moga saja Flora tak bangun, batinnya lagi.Ryan sendiri akhir-akhir ini entah mengapa tak berani lagi bicara terbuka terkait sepak terjangnya dengan wanita pada Reni.Kalau dulu dia selalu terbuka, bahkan pernah saat mandi berdua dengan Tiara, dia enteng saja memvidcal sepupunya, Reni sambil tertawa bilang awasss jangan sampai anak orang bunting.“Kapan kuliah kamu selesai Ren?”“Masih lama…kenapa emankk?” kata Reni sambil terus makan buah.“Lama amattt sihh, emank kuli
Usai bertarung, pelatihnya Mang Dino mengajaknya santai di sebuah kafe di bilangan Kota Manado, Ryan oke-oke saja dan ikut bersama beberapa atlet tarung bebasnya lainnya.Kafe itu termasuk sangat eksklusif karena berada di bibir pantai, seperti biasa yang namanya kafe mereka pun tentu saja suka minum-minuman beralkohol, Ryan mengetahui hal itu langsung geleng-geleng kepala.Dia sejak dulu memang tak begitu suka dengan minuman keras dan selalu menghindari, kali inipun sama. Inilah yang membuat pelatihnya sangat salut, karena Ryan benar-benar tak suak minuman beraalkohol.Begitu melihat mereka mulai minum, termasuk Mang Dino, Ryan pun pindah ke kursi yang ada di bibir pantai. Tak ada yang berani memaksanya minum, sebab semua tahu siapa Ryan yang merupakan polisi aktif dan memiliki jabatan tinggi di sebuah Mapolres.Ryan termenung, pikiran ternyata jauh melayang ke London, siapa lagi kalau bukan sosok sepupunya, Reni.“Mengejar cintanya…baiklah…aku tak akan menyerah, tunggu saja!” batin
“Hahahaha…lucuuuu…Reni sama Ryan itu belum pernah pacaran Mami…kalau tiba-tiba kami menikah…waduhhh…gimana, jangan-jangan tiap hari kamu bertengkar mulu…pusinggg pala birbieee…!” Shania dan Om Darma langsung saling pandang kaget dengan jawaban Reni.“Lantas…apa sekarang maunya kamu Ren?” Om Darma, ayahnya yang kini menyela.“Hmmm…gini dehhh…papi dan mami bilangin ke maminya Ryan…Reni mau jadi istrinya Ryan…tapiiiii….dengan syarat…Reni mencintai Ryan…!”“Cara mencintai kamu gimana!” sahut Shania belagak pilon.“Ihhh mami, kayak ga pernah mude ajahh, tanya donk sama papi, gimana dulu papi ngejar mami, masa tanya ke Reni sih, udah yaaa….Reni mau istirahat, capeee dyehhh!” Reni pun pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya saling pandang dan geleng-geleng kepala.“Gimana ini pih…masa si Reni gitu jawabannya?”“Ya udah, mami bilang ajah gitu sama Brigitta…cape dyehhhh!” sahut Om Darma dan diapun ikutan tertawa dan jalan kayak Reni.Shania langsung jengkel dan melempar bantal ke suami