“Ratih…aku tak punya pesan apa-apa…kalau kamu ingin tembak, tembak saja sekarang, habis perkara!” sahut Radin tabah.
Tiba-tiba pintu kamar di dobrak dan di tendang dari luar, lima polisi berpakaian preman sudah berdiri di ruangan itu dan mengokang senjata ke Ratih dan Pahlan.
“Jangan bergerak, kalian sudah terkepung, lepaskan senjata itu atau kami tidak akan berlaku sungkan lagi!” Andre yang bersuara dan memimpin langsung kini menodongkan pistolnya ke Ratih. Andre sempat terkesiap melihat ada dua orang yang kepalanya berlumuran darah tak jauh dari Radin dan Ratin serta Pahlan, mayat Codet dan Jinggo.
Saat itulah Radin menggerakan tangannya yang tadi sudah terlepas ikatannya dan Ratih yang terkaget-kaget dengan kedatangan Andre tak menyadari ketika lengannya di pukul Radin dengan keras dan akhirnya pistol itu terlepas.
Pahlan yang melihat pistol terpelanting bergerak cepat, dia bermaksud mengambilnya dengan cara melomp
Bapak-bapak itu kaget bukan main melihat seorang wanita cantik sedang hamil tua menggapai-gapai dia di tengah jalan, tak jauh dari rumahnya.“Ya Allahhh, kamu kenapa neng…!” bapak setengah tua ini langsung mendatangi dengan langkah cepat dan membantu serta menuntun Priscilla berjalan, keringat terus membanjiri tubuh Priscilla, hingga baju hamilnya basah oleh keringat.“Saya mau melahirkan pa, aduhhhh ga kuattt lagi…tolong saya pa!” suara Priscilla terdengar memelas, mukanya sangat pucat.“Buu…ibuuu…ini ada yang melahirkan, cepat bantu!” si bapak ini memanggil seseorang yang langsung keluar tergopoh-gopoh dari dalam rumah, ternyata wanita yang juga setengah tua itu istrinya.“Lhoo ini siapa pa…suaminya mana, ayoo cepat masuk ke rumah, biar saya bantu proses persalinannya!” seru ibu itu dan kini berdua menuntun Priscilla yang benar-benar sudah lemas dan tak kuat lagi berjalan
Priscilla sendiri tetap berbaring di kasur sederhana tersebut, kain-kain bekas dia melahirkan sudah dirapikan dan dibersihkan Bik Umi.Saat pertama kali menyusui bayinya, Pricilla kadang meringis kegelian, Radin sampai menahan tawa ketika melihat tingkah istri keduanya ini.“Anak kamu belum di beri nama dan di azanin, ayoo lakukan dulu, kamu muslim kan, tapi kamu wudhu dulu sana, kalau wajah kamu perih karena luka, tayamum saja ga papa?” ucap pa Bador.Radin katakan tak apa perih sebentar, dia pun ditunjukan sebuah tempat wudhu sederhana dan usai wudhu lalu mengazanin anak lelaki keduanya ini.“Namanya Salman Durangga, panggilannya Aman!” Radin telah memberi nama anak keduanya dan Priscilla terlihat mengangguk tanda setuju.Setelah berbasa-basi bahkan Radin sampai dibuatkan kopi oleh Bik Umi, diapun mengontak pengawalnya agar datang, Radin memberikan lokasinya melalui hapenya.Beruntung hapenya bisa dia temukan, setel
Sebelumnya, Bador dan Bik Umi pangling dengan Priscilla, karena mantan menantunya ini berubah 180 derajat, lebih cantik dan tentu saja lebih stylish, apalagi saat itu Priscilla dalam kondisi hamil tua.Bik Umi baru sadar kalau itu adalah Priscilla, saat Priscilla terus terang siapa dia setelah lahirnya bayi dalam perutnya.Wanita tua ini tentu saja kaget begitu tahu orang yang ditolongnya adalah mantan menantunya sendiri.Arya lalu berdiri dan dia termenung di teras rumah orang tuanya, tak dia sangka kini Priscilla sudah memiliki seorang suami yang sangat tajir dan baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki di rumah orang tuanya. Arya sendiri berprofesi sebagai karyawan di sebuah mini market.Lamunan Arya melambung ke masa lalu, saat dia dan Priscilla masih berpacaran. Lumayan lama mereka berpacaran sejak semester 5 di sebuah Universitas.Priscilla mengambil jurusan Akutansi dan Bisnis, sedangkan Arya mengambil jurusan Administrasi. Baik Priscilla
Dua bulan setengah setelah Priscilla melahirkan, Sherin pun juga melahirkan, kali ini seorang bayi perempuan cantik yang tak kalah dengan kedua kakaknya, Baby Rey dan Baby Salman.Radin menamakan bayi perempuannya dengan nama Sabella Durangga, panggilan kesayangan Baby Bella.Kini ketiga bayi ini benar-benar menjadi kesayangan semua orang rumah, Tante Desta sampai sebulan lebih tinggal di rumah Radin saking bahagianya bergaul dengan cucu-cucunya ini.Termasuk Nenek Murni yang malah ingin pindah ke rumah Radin, karena gemes melihat tiga cicitnya yang makin hari makin montok ini.Sedangkan Darmo dan Purnama, orang tua Sherin hanya setengah bulan berada di rumah besar itu pasca Sherin melahirkan, keduanya kembali ke Banjarmasin.Dengan alasan pekerjaan di sana tak bisa di tinggal lama-lama. Baby Bella otomatis paling di sayang, selain dia bungsu juga merupakan satu-satunya anak cewek.Makin hari, makin terlihat cepatnya perkembangan ketiga bayi
Saat aseek berbincang, seorang pria berbadan tegap mendekati keduanya.“Maaf nyonyah, pembayaran belanja sudah selesai, apa langsung pulang sekarang!” kata pria yang ternyata pengawal pribadinya Priscilla.“Sorry ya Arya, aku harus pulang, salam buat bapak dan ibu serta istri kamu yaa..!” Arya langsung mengangguk.“Tuan Muda mana…kok ga keliatan!” Priscilla bertanya pada Asang, kepala pengawalnya karena tak melihat baby Salman.“Tadi sudah di bawa mas Partan!”“Iya udah, bawa belanjaan, kita langsung ke mobil!” pengawal itu langsung bilang siap dan Priscilla pun berjalan meninggalkan tempat itu setelah bersalaman dengan Arya.Pria ini hanya bisa menatap dengan iri keadaan mantan istrinya yang makin stylish dan cantik sekaligus tajir sekali ini.Arya pun sudah tahu, kalau Priscilla merupakan istri kedua dari pengusaha muda Radin Durangga yang memiliki tiga istri.
“Kalian kan selalu menemani Nyonyah ke kedua, siapa saja yang sering dia temui?” kata Radin pada Asang, sang kepala pengawal Priscilla.“Paling sering teman-teman arisan pa!”“Pernah ga kamu melihat dia bertemu seorang pria yang dulu pernah dia temui di mall, saat ngajak Baby Salman?” Radin kembali menatap tajam Asang.“Selama ini tak pernah bertemu lagi pa, setelah pertemuan di mall tersebut!” “Yakin…kamu ga bohong kan?”“Siapp…tidak pak!” Radin kemudian mengangguk-angguk paham, lalu meminta Asang kembali pos jaganya. Cynthia mulai mencium ada hal yang disembunyikan suaminya ini terkait Priscilla, intinya suaminya curiga Priscilla diam-diam bertemu mantan suami pertamanya. Suatu hari, karena rasa penasarannya yang tinggi, Cynthia pun ngobrol dan mulai bertanya pada Priscilla, kalau jalan keluar selain ke mall, kemana saja.“Kamu kaka liat akhir-akhir ini sering banget keluar rumah, kemana saja sihhh?” Cynthia mulai jalankan siasatnya.“Aku ke rumah adikku, sekalian jenguk kemenakank
“Hanya gejala typus, untuk lebih cepat penyembuhannya, opname saja dulu di sini, sehari atau dua hari, setelah sehat boleh pulang!” kata dokter Ella, sang dokter spesialis anak ini.Priscilla mengangguk dan diapun meminta Acan mengurus kamar VVIP untuk Shania. Untung Shania tak rewel dan bawel, gadis cilik ini agaknya memang tidak pernah mau menyusahkan tante-tantenya.Setelah kini Shania masuk kamar perawatan VVIP dan bisa tidur dengan nyenyak, Priscilla akhirnya bisa bernafas lega dan diapun pelan-pelan keluar kamar bermaksud cari udara segar, sekaligus ingin menelpon Radin, suaminya.“Priscilla, kamu di sini juga, siapa yang sakit?” Priscilla kaget, dan saat melihat yang menegurnya seorang pria dengan kumis tipis dan tubuh tinggi sedikit gemuk, Priscilla langsung tersenyum, karena pria itu Arya, mantan suami pertamanya.“Anakku yang sakit!”“Yang laki-laki ganteng itu ya yang sakit?” Arya ingat dengan baby Salman, anak Priscilla yang dulu dia lihat di mall.“Bukan, yang cewek…kakan
Priscilla tak berusaha menahan suaminya, dia juga merasa jengkel dan marah dengan tuduhan suaminya itu. Mata Priscilla memerah dan akhirnya tanpa dia tahan, airmatanya menetes turun di pipi.“Siap orang yang tega memata-matai aku dan mengirim foto ke suamiku hingga dia menuduhku telah berbuat serong?” batin Priscilla sambil berjalan masuk ke kamar tempat Shania di rawat.Batin Priscilla benar-benar gabut, dia sampai termenung hingga 1 jam lebih di kamar itu, tanpa terasa airmatanya menetes di pipinya yang glowing.“Mami…kenapa mami nangis…Shania udah sembuh kok, Shania mau pulang sama Mami!”Priscilla langsung tersadar, dia pun menatap kemenakannya ini sambil menghapus airmatanya.“Ga sayang, mami nangis liat Shania sakit, mami juga kangen Shania. Ya dehh kita secepatnya pulang ya, tapi ga ke rumah, tapi apartemen Mami, nanti kita jemput baby Salman yaa!” Priscilla pun mendekati Shania dan memelukny