Saat aseek berbincang, seorang pria berbadan tegap mendekati keduanya.
“Maaf nyonyah, pembayaran belanja sudah selesai, apa langsung pulang sekarang!” kata pria yang ternyata pengawal pribadinya Priscilla.
“Sorry ya Arya, aku harus pulang, salam buat bapak dan ibu serta istri kamu yaa..!” Arya langsung mengangguk.
“Tuan Muda mana…kok ga keliatan!” Priscilla bertanya pada Asang, kepala pengawalnya karena tak melihat baby Salman.
“Tadi sudah di bawa mas Partan!”
“Iya udah, bawa belanjaan, kita langsung ke mobil!” pengawal itu langsung bilang siap dan Priscilla pun berjalan meninggalkan tempat itu setelah bersalaman dengan Arya.
Pria ini hanya bisa menatap dengan iri keadaan mantan istrinya yang makin stylish dan cantik sekaligus tajir sekali ini.
Arya pun sudah tahu, kalau Priscilla merupakan istri kedua dari pengusaha muda Radin Durangga yang memiliki tiga istri.
“Kalian kan selalu menemani Nyonyah ke kedua, siapa saja yang sering dia temui?” kata Radin pada Asang, sang kepala pengawal Priscilla.“Paling sering teman-teman arisan pa!”“Pernah ga kamu melihat dia bertemu seorang pria yang dulu pernah dia temui di mall, saat ngajak Baby Salman?” Radin kembali menatap tajam Asang.“Selama ini tak pernah bertemu lagi pa, setelah pertemuan di mall tersebut!” “Yakin…kamu ga bohong kan?”“Siapp…tidak pak!” Radin kemudian mengangguk-angguk paham, lalu meminta Asang kembali pos jaganya. Cynthia mulai mencium ada hal yang disembunyikan suaminya ini terkait Priscilla, intinya suaminya curiga Priscilla diam-diam bertemu mantan suami pertamanya. Suatu hari, karena rasa penasarannya yang tinggi, Cynthia pun ngobrol dan mulai bertanya pada Priscilla, kalau jalan keluar selain ke mall, kemana saja.“Kamu kaka liat akhir-akhir ini sering banget keluar rumah, kemana saja sihhh?” Cynthia mulai jalankan siasatnya.“Aku ke rumah adikku, sekalian jenguk kemenakank
“Hanya gejala typus, untuk lebih cepat penyembuhannya, opname saja dulu di sini, sehari atau dua hari, setelah sehat boleh pulang!” kata dokter Ella, sang dokter spesialis anak ini.Priscilla mengangguk dan diapun meminta Acan mengurus kamar VVIP untuk Shania. Untung Shania tak rewel dan bawel, gadis cilik ini agaknya memang tidak pernah mau menyusahkan tante-tantenya.Setelah kini Shania masuk kamar perawatan VVIP dan bisa tidur dengan nyenyak, Priscilla akhirnya bisa bernafas lega dan diapun pelan-pelan keluar kamar bermaksud cari udara segar, sekaligus ingin menelpon Radin, suaminya.“Priscilla, kamu di sini juga, siapa yang sakit?” Priscilla kaget, dan saat melihat yang menegurnya seorang pria dengan kumis tipis dan tubuh tinggi sedikit gemuk, Priscilla langsung tersenyum, karena pria itu Arya, mantan suami pertamanya.“Anakku yang sakit!”“Yang laki-laki ganteng itu ya yang sakit?” Arya ingat dengan baby Salman, anak Priscilla yang dulu dia lihat di mall.“Bukan, yang cewek…kakan
Priscilla tak berusaha menahan suaminya, dia juga merasa jengkel dan marah dengan tuduhan suaminya itu. Mata Priscilla memerah dan akhirnya tanpa dia tahan, airmatanya menetes turun di pipi.“Siap orang yang tega memata-matai aku dan mengirim foto ke suamiku hingga dia menuduhku telah berbuat serong?” batin Priscilla sambil berjalan masuk ke kamar tempat Shania di rawat.Batin Priscilla benar-benar gabut, dia sampai termenung hingga 1 jam lebih di kamar itu, tanpa terasa airmatanya menetes di pipinya yang glowing.“Mami…kenapa mami nangis…Shania udah sembuh kok, Shania mau pulang sama Mami!”Priscilla langsung tersadar, dia pun menatap kemenakannya ini sambil menghapus airmatanya.“Ga sayang, mami nangis liat Shania sakit, mami juga kangen Shania. Ya dehh kita secepatnya pulang ya, tapi ga ke rumah, tapi apartemen Mami, nanti kita jemput baby Salman yaa!” Priscilla pun mendekati Shania dan memelukny
Di sebuah apartemen, Priscilla termenung sendiri, dia tak bisa memejamkan mata, Shania dan baby Salman sudah nyenyak tidur.Priscilla sebelumnya meminta dua babysitternya untuk menyusul dan menemaninya di apartemen, karena dia merasa kerepotan mengurus dua anaknya ini.Ini merupakan malam ketiga dia tidur di apartemen ini, semenjak ‘diusir’ suaminya. Apartemen mewah ini memang sudah di hadiahkan Radin semenjak mereka belum menikah dan sempat kumpul bak suami istri, sebelum akhirnya Cynthia datang dan meminta mereka menikah resmi.Priscilla sulit tidur, setiap bunyi dering telepon, pasti dari Cynthia atau Sherin yang terus menanyakan dia, juga Shania dan baby Salman.Padahal yang dia tunggu-tunggu itu telepon suaminya, tapi sampai hari ke 3, Radin tak juga mau menelponnya.Hatinya makin sakit dan pikirannya benar-benar kalut. Saat kedua madunya mendesaknya apakah benar tudingan Radin kalau dia ada main dengan mantan suaminya.
“Lagakmu…tunggu saja, ini baru permulaan…kamu orang pertama yang bakalan di cerai Radin, menyusul dua istrinya yang lain!” desis Yeni seorang diri, lalu diapun pergi dari sana mencueki seorang pelayan yang ingin menawarkan menu padanya.Saat aseek berbelanja di super market, lagi-lagi tanpa di duga Priscilla di dekati seseorang yang membuat wajahnya langsung berubah, orang itu adalah Arya.“Haiii Priscilla, tak nyangka kita bertemu lagi…selamat berbelanja sepuasnya di super market kami!” sapa Arya ramah.“Arya…ku minta dengan sangat…mulai sekarang kamu jangan dekat-dekat denganku lagi, apalagi menyapa, kuharap pertemuan hari ini merupakan pertemuan kita yang terakhir!” Priscilla menatap tajam Arya yang terkaget-kaget.“Cilla…ma maaf kalo begitu…kalau aku ada salah, aku tidak bermaksud macam-macam, hanya menyapa saja!” Arya tergagap melihat wajah Priscilla yang
“Ehhh gantenggg…mami kangen banget tau ga, tu Abang Rey dan adek Bella bawel nanyain kamu terus sayangg!” Cynthia meggendong dan menciumi wajah baby Salman hingga berbunyi kecericupan di wajah baby Salman.Setelah puas menciumi wajah baby Salman, Cynthia pun mendekati Shania, gadis cilik yang hanya beda setahun dengan baby Salman ini diam saja.“Haloo cantikkk…jangan takut, saya mami kamu juga…mulai sekarang panggil mami yaaa, nanti mau ya tinggal di rumah mama, ada adek Rey dan adek Bella, juga ada lagi Mami Sherin, jadi Shania bakalan punya sodara dan dua mami baru…mau yaaa sayang!” kata Cynthia sambil mendekati Shania dan membelai rambutnya yang panjang dan harum.Shania menatap Priscilla, ketika dilihatnya orang yang selalu dia panggil mami ini tersenyum mengangguk, Shania pun kini tersenyum dan mengangguk ke Cynthia. Cynthia memeluknya dan bilang anak baik serta cantik.Setelah bercanda ria sejenak
“Hmm…mudahnya minta maaf…tempo hari saja ngomong ga enak banget, sampai ngusir segala ke apartemen…sakit masih hati mami!” Priscilla ternyata masih kesal, matanya sampai merah saat mengucapkan itu.Cynthia yang sudah hapal luar dalam karakter Radin tak ada rasa iri sama sekali saat Radin bilang cemburu dengan pertemuan Priscilla dan Arya.Karena sejak awal Radin sudah menekankan, rasa cintanya untuk ketiganya sama kadarnya, terlebih sebelumnya Radin juga sudah meminta ketiganya ikhlas dan jangan saling iri satu sama lain.“Gini dehhh…kalian berdua selesaikan soal ini yaahh, mami pingin ketemuan sama baby Salman dan Shania dan mau ngajak jalan-jalan dulu, nanti biar di kawal Asang dan dua anak buahnya!” tanpa menunggu jawaban Priscilla dan Radin, Cynthia langsung ke kamar dan hanya hitungan menit, dia kini menggandeng kiri kanan baby Salman dan Shania yang terlihat mulai nyetel dengan calon Mami barunya ini.
Priscilla sampai lupa, kalau dia bukanlah satu-satu istri Radin, masih ada dua orang yang tak kalah cintanya pada suaminya ini.Priscilla kemudian meminta Radin menceritakan darimana tau kalau semua ini ulah Yeni yang sengaja membikin suaminya cemburu.“Papi minta bantuan Andre, tunangannya Margareta, nah dalam waktu singkat dengan kemajuan tekhnologi saat ini, Andre langsung bisa mendeteksi di mana lokasi orang yang kirim WA ke papi, terus di amati selama seharian dan akhirnya ketahuannya kalau pengirimnya ternyata Yeni,” kata Radin, sambil memeluk istrinya ini dan keduanya bersandar di kursi, yang sebelumnya menjadi ajang mereka bercinta. “Apakah papi berniat menemui Yeni?”“Iya…papi akan menemuinya dan meminta dia agar jangan lagi mengganggu rumah tangga papi, terutama istri-istri dan anak-anak papi!”“Awasss kalau papi sampai reunian dengan dia, kali ini tiada ampun dari mami, mami a