Beranda / Romansa / Cinta 85% / Chapter 10

Share

Chapter 10

Penulis: Elya Ra Fanani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-11 09:28:29

Chapter 10

Setelah diam kurang lebih lima belas menit mengamati Yasmin, Haikal akhinya melontarkan pertanyaan. Seketika Yasmin pun mengangkat pandangan. Menatap Haikal yang memberinya tatapan aneh.

“Kenapa, Mas? Kamu nggak suka makanannya?” balas Yasmin bertanya.

“Aku bicara tentang kamu, Yasmin. Ada sesuatu yang terjadi kan? Nggak biasanya kamu seperti ini. Nggak peduli kalau kamu emang banyak bicara. Tapi kalo saat sedang makan kamu bakal tenang. Jadi apa yang terjadi?” lanjut Haikal bertanya lembut.

Perlahan Yasmin meletakkan sumpitnya. Kemudian mengembuskan napas panjang. Ia menatap legas Haikal yang duduk di seberang meja. Senyum manisnya perlahan terbentuk di bibir.

“Aku sudah mengambil keputusan, Mas,” ucap lirih Yasmin. Wajahnya tampak gembira saat mengatakan hal itu.

“Apa yang kamu putuskan?” Haikal menanggapi sambil melayangkan senyum tipis di bibir.

Sejenak Ya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta 85%   Chapter 11

    “Mbak Jihan yang akan mengambil alih proyek penataan panggung untuk festival musik klasik. Dan Yasmin, kamu bisa mengerjakan proyek festival di Hessal Galeri. Bu Laras, CEO dari galeri itu ingin melakukan rapat denganmu besok. Jadi jangan terlambat. Jika kamu terlambat, kita semua mati. Kamu tau kan betapa berpengaruhnya Hessal Grup?”Perkataan Bu Indah terdengar seperti ancaman di telinga Yasmin. Tetapi Yasmin yang telah mengetahui karakter CEO-nya yang memang seperti itu, hanya menganggukkan kepala dan mengiyakan perintah.“Siap, Bu Indah. Saya tidak akan terlambat.”“Bagas besok bisa ikut rapat dengan Yasmin. Jangan macam-macam, cukup ikuti perintah Yasmin. Kamu mengerti?” lanjut Bu Indah yang tengah memimpin rapat sore ini.Seketika itu laki-laki dua puluh lima tahun yang duduk di sebelah Yasmin mengangguk. “Siap, Bu Indah,” jawabnya bersemangat.Pandangan Indah teralih pada wani

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-28
  • Cinta 85%   Chapter 12

    “Tumben sekali Mas datang tanpa hubungi aku lebih dulu?” Yasmin bertanya selagi menoleh pada Haikal yang tengah mengendarai mobil.Pria itu datang secara mendadak karena ingin mengajak Yasmin pergi ke suatu tempat. Namun tanpa sengaja ia melihat Yasmin bersama Rezza sedang berbicara di samping gedung perusahaan. Haikal mengamati mereka selama beberapa waktu sebelum akhirnya Yasmin datang menghampirinya.“Ada suatu hal yang ingin kukatakan padamu.” Haikal menjawab sembari menaruh konsentrasi penuh pada jalanan dan mesin kendali mobil. “Kamu belum makan kan? Kita makan dulu. Lalu bicara nanti,” lanjut Haikal berujar. Sekilas ia menoleh pada Yasmin dan menguntai senyum.“Baiklah.”Keduanya melesat menuju sebuah restoran untuk makan malam. Yasmin menikmati makan malamnya dengan nikmat sementara Haikal terlihat aneh. Laki-laki itu seperti menyimpan kepedihan kepada Yasmin. Raut wajahnya tampak sendu. Tidak sepert

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-28
  • Cinta 85%   Chapter 13

    “Untuk item coupe de diamant, bagaimana jika pencahayaannya berwarna biru? Saya pikir warna biru akan lebih menonjolkan kesan dari berliannya.” Yasmin menyampaikan pendapatnya mengenai tampilan cangkir berlian bernama ‘coupe de diamant’. Cangkir itu merupakan salah satu item unggulan buatan seniman terkenal Perancis yang akan dipamerkan dalam pameran seni musiman yang diselenggarakan oleh Hessal Galeri pada pertengahan musim gugur mendatang.“Ya. Aku menyukainya,” sahut Laras. Untuk pameran seninya pada pertengahan musim gugur nanti, ia bekerja sama dengan Quirech dalam dekorasi ruang dan panggung untuk pameran. “Tapi kalau menggunakan lampu biru, apa tidak terlalu mencolok? Item utama yang akan dipamerkan adalah lukisan dari Rusia. Kalau dibuat seperti itu, takutnya coupe de diamant yang akan lebih menarik pengunjung,” imbuh Laras.Yasmin yang duduk bersebera

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Cinta 85%   Chapter 14

    Setelah seharian ini bekerja di lapangan untuk penelitiannya. Haikal hendak mengistirahatkan tubuh dan otaknya. Pria itu baru selesai mandi dan sedang membaringkan tubuhnya ke atas kasur hotel yang nyaman. Tetapi dering telepon menghentikan niatan Haikal yang ingin tidur setelah mematikan lampu kamar hotel tempatnya menginap.“Yasmin? Kamu belum tidur?”Haikal kembali duduk di atas kasur. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur. Kaki Haikal lurus menyilang di balik selimut tebal berwarna putih sementara kedua sikunya menumpu di atas bantal tidur yang ia pangku. Di antara kegelapan ruangan yang hanya diterangi oleh lampu tidur kuning temaram, Haikal mengukir senyumnya yang menawan. Ia merasa senang mendengar suara Yasmin yang ia rindukan sejak hari pertama keberangkatannya ke Malaysia. Tidak. Haikal bahkan telah merindukan Yasmin sejak ia tiba di Bandara Kansai, Malaysia.[Mas sudah mau tidur? Kamu pasti sudah lelah seharian bekerja. Ap

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Cinta 85%   Prolog

    Ruang resepsi amat indah nan luas. Cahaya lampu temaram mewah memancar keemasan dari langit-langit ruang yang penuh dekorasi. Ratusan, bahkan ribuan tangkai bunga mawar aneka warna menghiasi setiap sudut ruang tempat dilaksanakannya pernikahan.Tidak ada seorang pun di ruangan ini yang tak menunjukkan kebahagiaan. Senyum bahagia. Senyum haru. Senyuman indah dari setiap orang. Kehangatan terpancar jelas melalui senyuman yang memekar indah bersama ribuan kelopak mawar di penjuru ruang. Menebarkan aroma kebahagiaan. Menebarkan aroma indah yang tak dapat seorang pun deskripsikan.Gaun putih berenda perak membalut tubuh Yasmin yang ramping dengan indah. Entah karena pencahayaan ruang yang pas, atau karena pengaruh glitter yang dibalurkan di seluruh tubuh pengantin wanita. Kulit Yasmin yang seputih susu tampak berkilauan di bawah cahaya keemasan ruangan. Wajahnya yang cantik alami semakin menawan dengan balutan wedding make up. Wanita itu terlihat cantik da

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Cinta 85%   Chapter 1

    Cahaya matahari yang terik pada musim panas membias jendela kaca ruang konseling Dokter Haikal pada pukul setengah satu siang ini. Gorden tropical green menyisih membelah dinding kaca sebelah barat ruangan menjadi dua bagian. Warna itu terkesan menyejukkan di tengah berjalannya musim panas. Dekorasi dalam ruang konseling yang berukuran cukup luas pun mengundang perasaan nyaman bagi orang yang berada di dalamnya. Haikal, yang seorang dokter spesialis kejiwaan—psikiater—sengaja mendekorasi ruang kerjanya menjadi senyaman mungkin untuk pasien yang melakukan konsultasi maupun konseling.Di seberang meja kerja yang terbuat dari kayu berwarna coklat kilap Haikal duduk terdiam. Komputer di atas mejanya menampilkan warna hitam pada layar setelah beberapa waktu lalu ia menekan tombol shut down.‘Klinik Psikiatri Dokter Haikal’Tulisan berwarna biru itu menempel di saku jubah dokter berwarna putih yang membalut tubuh tegap Haikal.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Cinta 85%   Chapter 2

    Chapter 2“Kamu masih sering lembur?” sahut Haikal. Ia benar melihat area bawah mata Yasmin yang kehitaman seperti panda karena kurang tidur.Sambil menggerutu Yasmin menjawab, “Iyalah. Kalo nggak lembur gimana? Aku butuh uang tambahan untuk biaya les adikku, Yoga.”Tatapan Haikal menyendu dalam sekejap. Napas panjangnya berembus. Ia menatap kalut Yasmin yang bekerja begitu keras untuk keluarganya. Terutama untuk Yoga yang merupakan adik laki-laki Yasmin.Saat melirik jam dinding, Yasmin menyadari jika waktu yang ia habiskan untuk bercerita dengan Haikal baru dua puluh menit. Jam pukkuk yang ada di dalam ruang konseling menunjukkan pukul satu kurang sepuluh menit. Ia masih memiliki waktu empat puluh menit sebelum jam istirahat klinik ini berakhir.Sambil menenteng tas selempangnya yang cukup berat Yasmin beranjak bangkit dari duduk. Ia meninggalkan Haikal di meja kerja. Berjalan menuju sofa berwarna

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Cinta 85%   Chapter 3

    “Yaampun. Aku nggak ngerti kenapa temenku yang sempurna ini jadi bego.”Fernan menggumam pelan di samping Haikal yang berdiri menghadap jendela. Pandangan Haikal terpaku pada sosok wanita yang baru berlari keluar dari ruangannya. Yang sekarang ada di depan klinik untuk menghampiri sang kekasih.Lima menit lalu Yasmin bergegas keluar dari ruang konseling. Ia mendapat telepon dari Rezza yang berkata sekarang sedang berada di depan klinik Haikal. Sepertinya pria itu hendak mengajak kekasihnya untuk makan siang bersama. Yasmin bergegas keluar dan turun menuju Rezza yang menunggu di dalam mobil depan klinik. Tepat setelah Yasmin keluar, Fernan yang baru selesai makan siang masuk ke dalam ruang konseling Haikal. Ia melihat temannya itu yang mengamati Yasmin dari lantai dua gedung klinik berada.“... Sampai kapan kamu mendam perasaanmu itu, Haikal? Kamu pikir Yasmin bakal tahu perasaanmu dengan cara kayak gini?” lanjut Fernan merutuk. L

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04

Bab terbaru

  • Cinta 85%   Chapter 14

    Setelah seharian ini bekerja di lapangan untuk penelitiannya. Haikal hendak mengistirahatkan tubuh dan otaknya. Pria itu baru selesai mandi dan sedang membaringkan tubuhnya ke atas kasur hotel yang nyaman. Tetapi dering telepon menghentikan niatan Haikal yang ingin tidur setelah mematikan lampu kamar hotel tempatnya menginap.“Yasmin? Kamu belum tidur?”Haikal kembali duduk di atas kasur. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur. Kaki Haikal lurus menyilang di balik selimut tebal berwarna putih sementara kedua sikunya menumpu di atas bantal tidur yang ia pangku. Di antara kegelapan ruangan yang hanya diterangi oleh lampu tidur kuning temaram, Haikal mengukir senyumnya yang menawan. Ia merasa senang mendengar suara Yasmin yang ia rindukan sejak hari pertama keberangkatannya ke Malaysia. Tidak. Haikal bahkan telah merindukan Yasmin sejak ia tiba di Bandara Kansai, Malaysia.[Mas sudah mau tidur? Kamu pasti sudah lelah seharian bekerja. Ap

  • Cinta 85%   Chapter 13

    “Untuk item coupe de diamant, bagaimana jika pencahayaannya berwarna biru? Saya pikir warna biru akan lebih menonjolkan kesan dari berliannya.” Yasmin menyampaikan pendapatnya mengenai tampilan cangkir berlian bernama ‘coupe de diamant’. Cangkir itu merupakan salah satu item unggulan buatan seniman terkenal Perancis yang akan dipamerkan dalam pameran seni musiman yang diselenggarakan oleh Hessal Galeri pada pertengahan musim gugur mendatang.“Ya. Aku menyukainya,” sahut Laras. Untuk pameran seninya pada pertengahan musim gugur nanti, ia bekerja sama dengan Quirech dalam dekorasi ruang dan panggung untuk pameran. “Tapi kalau menggunakan lampu biru, apa tidak terlalu mencolok? Item utama yang akan dipamerkan adalah lukisan dari Rusia. Kalau dibuat seperti itu, takutnya coupe de diamant yang akan lebih menarik pengunjung,” imbuh Laras.Yasmin yang duduk bersebera

  • Cinta 85%   Chapter 12

    “Tumben sekali Mas datang tanpa hubungi aku lebih dulu?” Yasmin bertanya selagi menoleh pada Haikal yang tengah mengendarai mobil.Pria itu datang secara mendadak karena ingin mengajak Yasmin pergi ke suatu tempat. Namun tanpa sengaja ia melihat Yasmin bersama Rezza sedang berbicara di samping gedung perusahaan. Haikal mengamati mereka selama beberapa waktu sebelum akhirnya Yasmin datang menghampirinya.“Ada suatu hal yang ingin kukatakan padamu.” Haikal menjawab sembari menaruh konsentrasi penuh pada jalanan dan mesin kendali mobil. “Kamu belum makan kan? Kita makan dulu. Lalu bicara nanti,” lanjut Haikal berujar. Sekilas ia menoleh pada Yasmin dan menguntai senyum.“Baiklah.”Keduanya melesat menuju sebuah restoran untuk makan malam. Yasmin menikmati makan malamnya dengan nikmat sementara Haikal terlihat aneh. Laki-laki itu seperti menyimpan kepedihan kepada Yasmin. Raut wajahnya tampak sendu. Tidak sepert

  • Cinta 85%   Chapter 11

    “Mbak Jihan yang akan mengambil alih proyek penataan panggung untuk festival musik klasik. Dan Yasmin, kamu bisa mengerjakan proyek festival di Hessal Galeri. Bu Laras, CEO dari galeri itu ingin melakukan rapat denganmu besok. Jadi jangan terlambat. Jika kamu terlambat, kita semua mati. Kamu tau kan betapa berpengaruhnya Hessal Grup?”Perkataan Bu Indah terdengar seperti ancaman di telinga Yasmin. Tetapi Yasmin yang telah mengetahui karakter CEO-nya yang memang seperti itu, hanya menganggukkan kepala dan mengiyakan perintah.“Siap, Bu Indah. Saya tidak akan terlambat.”“Bagas besok bisa ikut rapat dengan Yasmin. Jangan macam-macam, cukup ikuti perintah Yasmin. Kamu mengerti?” lanjut Bu Indah yang tengah memimpin rapat sore ini.Seketika itu laki-laki dua puluh lima tahun yang duduk di sebelah Yasmin mengangguk. “Siap, Bu Indah,” jawabnya bersemangat.Pandangan Indah teralih pada wani

  • Cinta 85%   Chapter 10

    Chapter 10Setelah diam kurang lebih lima belas menit mengamati Yasmin, Haikal akhinya melontarkan pertanyaan. Seketika Yasmin pun mengangkat pandangan. Menatap Haikal yang memberinya tatapan aneh.“Kenapa, Mas? Kamu nggak suka makanannya?” balas Yasmin bertanya.“Aku bicara tentang kamu, Yasmin. Ada sesuatu yang terjadi kan? Nggak biasanya kamu seperti ini. Nggak peduli kalau kamu emang banyak bicara. Tapi kalo saat sedang makan kamu bakal tenang. Jadi apa yang terjadi?” lanjut Haikal bertanya lembut.Perlahan Yasmin meletakkan sumpitnya. Kemudian mengembuskan napas panjang. Ia menatap legas Haikal yang duduk di seberang meja. Senyum manisnya perlahan terbentuk di bibir.“Aku sudah mengambil keputusan, Mas,” ucap lirih Yasmin. Wajahnya tampak gembira saat mengatakan hal itu.“Apa yang kamu putuskan?” Haikal menanggapi sambil melayangkan senyum tipis di bibir.Sejenak Ya

  • Cinta 85%   Chapter 9

    Chapter 9Pukul enam pagi Yasmin mengerjapkan mata, terbangun dari tidur panjangnya karena mabuk. Seketika itu juga kepalanya dihujami rasa pening dan pengar. Tubuhnya terasa berputar-putar. Perutnya mual. Karena bir yang diminumnya semalam, Yasmin sama sekali tak ingat apa yang terjadi padanya. Bagaimana ia bisa pulang. Bagaimana ia bisa tidur di kasur yang terasa begitu empuk sampai ia mengira jika ini bukanlah kasurnya.Benar. Kasur ini begitu nyaman dan bukan kasur yang selama ini Yasmin gunakan. Di sela-sela rasa pening itu Yasmin membuka mata lebar-lebar. Ia menghadap langit-langit ruang. Lalu menyadari, ini bukan apartemennya!Kedua mata Yasmin sontak terbelalak. Ia segera bangun dari tidur. Duduk di atas kasur empuk dan mengamati sekeliling.Kamar yang luas dan berkelas. Dindingnya yang berwarna latte. Lemari pakaian besar. Sofa berwarna abu dan kursi panjang yang terlihat nyaman. Sudah dapat dipastikan, ini buka

  • Cinta 85%   Chapter 8

    Chapter 8Semua itu sungguh terjadi. Hal yang sungguh tidak diharapkan Yasmin benar terjadi. Sore pada Minggu yang harusnya ia lalui dengan nyaman ini menjadi waktu yang menyesakkan untuk Yasmin.Yasmin berdiri mematung di depan televisi dalam apartemennya yang menyala. Gadis itu tengah melihat berita terkini tentang sepasang manusia yang berlibur bersama ke Tokyo. Benar. Laki-laki yang saat ini ada di layar televisi dan ketahuan pacaran dengan seorang aktris terkenal Hera itu adalah Rezza. Ya, Rezza yang sampai hari ini masih berpacaran dengan Yasmin.Satu hal kini Yasmin sadari. Alasan keberangkatan pria itu ke Tokyo yang begitu mendadak. Ternyata adalah untuk pacaran dengan Hera di Tokyo. Keduanya berangkat hari Sabtu kemarin. Dan menginap di hotel bintang lima Tokyo. Yang kemudian keesokan sorenya ketahuan oleh paparazi yang entah bagaimana caranya mengikuti Hera dari Indonesia.Laki-laki itu selingkuh!Y

  • Cinta 85%   Chapter 7

    Yasmin duduk melamun memakan es krim yang baru diantarkan oleh seorang pelayan di mejanya. Wanita itu tengah menunggu kedatangan Haikal yang berkata akan datang setelah pertemuannya dengan kedua kakak. Yasmin yang hari ini bersuasana hati buruk, hendak menghibur dirinya dengan memakan es krim. Ia juga memangggil Haikal yang mungkin—atau sudah pasti—bisa membuat suasana hatinya membaik.Anehnya tidak ada satu orang pun yang terbesit di benak Yasmin selain Haikal. Di saat dirinya merasa sedih atau pun bahagia, hanya nama Haikal yang terlintas di benak Yasmin. Bukan yang lain. Tetapi Haikal.Alasan kemurungan Yasmin hari ini adalah kekasihnya, Rezza. Laki-laki itu berkata ingin kencan dengan Yasmin di akhir pekan sebelum keberangkatannya ke Tokyo. Tetapi tiba-tiba saja ia membatalkan janjinya karena ada janji lain yang lebih mendesak sejak pagi. Bahkan, pada pukul sepuluh tadi Rezza telah berangkat ke Tokyo tanpa memberi kabar apa-apa pada Yasmin. Keberangkata

  • Cinta 85%   Chapter 6

    Chapter 6 Sejak kecil Haikal bercita-cita menjadi dokter. Dan sekarang cita-cita itu telah terpenuhi. Haikal menjadi dokter spesialis kejiwaan dan mempunyai satu klinik psikiatri di daerah Jakarta. Yang sekarang klinik itu menjadi klinik psikiatri ternama di Jakarta. Siapa yang menyangka jika tiga orang yang memiliki minat berbeda-beda itu bersaudara? Tidak. Lebih tepatnya, siapa yang menyangka jika tiga orang yang berasal dari rahim yang sama itu memiliki garis hidup yang berbeda-beda dan tentunya tidak bersinggungan satu sama lainnya? Mulai dari bisnis hotel dan vila, galeri seni, sampai klinik psikiatri. Ketiga hal tersebut sangatlah berbeda dan sama sekali tidak bersinggungan satu sama lain. Oleh karena kedua adiknya memiliki minat yang berbeda dan telah lepas dari tanggung jawab mengelola bisnis Hessal Grup. Wahyu yang sejak satu tahun lalu memegang tanggung jawab penuh atas Hessal Grup dan keluarga, mengadakan pertemuan saudara se

DMCA.com Protection Status