Beranda / Romansa / Choose Me!! / Pertunangan Sepihak

Share

Choose Me!!
Choose Me!!
Penulis: Cherry Sakura

Pertunangan Sepihak

Penulis: Cherry Sakura
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-12 15:29:03

"Astaga. Aku jadi tokoh utama dalam cerita macam apa, sih?" gerutu Ayana kesal.

Tak ada angin, tak ada hujan dan tanpa pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba saja ia diseret datang ke rumah seseorang yang kata bundanya adalah calon tunangan Ayana. Perut Ayana dalam sekejap terasa mulas. Ia mencengkram erat gaun putih yang melekat di tubuhnya hingga gaun itu kusut saking frustasinya. Selaku penulis novel roman, Ayana memang sering menulis cerita tentang pertunangan sepihak atau pernikahan tanpa cinta, tapi ia tidak pernah menyangka kalau ia akan menjadi tokoh utama dalam cerita yang ia tulis sendiri.

"Ternyata benar kata orang. Jangan sembarangan menulis cerita, nanti bisa kejadian." Ayana mendesis penuh penyesalan, teringat pada cerita-ceritanya yang tidak pernah happy ending dan takut itu akan terjadi di kehidupan nyatanya.

Ayana merangkak di tanah dengan sepatu hak tinggi dan membiarkan gaun mahalnya menyapu tanah. Persetan dengan gaun, yang ada dalam benak Ayana saat ini hanyalah melarikan diri dari acara yang akan mempertemukannya dengan calon tunangannya. Begitu tiba di rumah itu, Ayana langsung merasakan firasat buruk dan hati kecilnya berteriak menyuruhnya untuk segera melarikan diri.

Di tengah pelariannya, Ayana kembali mengomel. Seharusnya dari awal ia menaruh curiga kenapa dipaksa berdandan cantik yang diluar kebiasaannya. Seharusnya ia bersikeras tidak ikut dan berpura-pura sakit yang membuatnya harus bedrest di tempat tidur.

Ayana kembali berjalan dengan setengah merangkak, mengendap-endap berusaha menyembunyikan keberadaannya dari siapapun yang bisa menyeretnya masuk ke kediaman yang entah milik siapa. Mengingat tipikal keluarganya yang sangat tidak menjunjung tinggi asas demokrasi, sudah bisa dipastikan penolakan Ayana hanya akan berakhir sia-sia.

“Bagaimana kalau ternyata laki-laki itu psikopat gila? Aku nggak mau mati muda dalam keadaan terpotong-potong,” desis Ayana ketakutan.

Gadis itu bergidik ngeri dengan pikirannya sendiri. Belum apa-apa dirinya sudah overthinking duluan. Semua kemungkinan terburuk sudah berkumpul di dalam kepalanya. Dirinya bukan tokoh utama yang hidup dalam dongeng di mana segala sesuatunya bisa happy ending seperti dongeng Cinderella atau film Bollywood di mana tokoh utamanya bisa melarikan diri dari pelaminan di hari H dengan selamat. Hidupnya bukan sekedar cerita novel atau film di mana kedua tokoh utamanya sekonyong-konyong bisa saling jatuh cinta dan hidup bahagia. Lagipula berdasarkan kebanyakan novel romance yang pernah Ayana baca dan tulis, seorang pria yang ditunangkan secara paksa bisa dipastikan memiliki kekasih. Mana mungkin pria itu jomblo ngenes seperti dirinya yang setiap nembak selalu kena tolak duluan.

“Aku malas mau bersaing. Malas mau nambah-nambahin masalah. Sudahlah, lebih baik aku kabur saja." Tekad Ayana bulat. Ia lebih memilih menyerah sebelum berperang daripada harus menghabiskan waktunya baku hantam dan jambak-jambakan rambut dengan perempuan lain hanya untuk memperebutkan laki-laki. Ayana yakin, melarikan diri adalah keputusan terbaik yang bisa dirinya ambil. Ayana tidak mau merepotkan dirinya sendiri dengan menerima kebencian dari pria yang akan ditunangkan secara paksa dengannya. Menjadi tokoh yang teraniaya tidak pernah dicita-dicitakan oleh Ayana. Hidup damai adalah semboyannya. Salam hidup damai!!!

Bola mata Ayana yang berwarna coklat terang berotasi memperhatikan sekelilingnya yang sepi. Pagar pembatas yang menjulang tinggi tertangkap oleh penglihatan Ayana dan helaan nafas kasar serta merta keluar dari mulut Ayana. Ya Tuhan, haruskah dirinya memanjat pagar itu dalam keadaan dirinya memakai gaun? Belum lagi sepatu hak tinggi yang sedari tadi ingin Ayana patahkan haknya karena sudah membuatnya susah berjalan.

“Hey! Kenapa kamu terus saja marah?”

Ayana yang sedang berusaha mencari jalan keluar tersentak kaget mendengar suara bariton yang menembus masuk gendang telinganya. Suara yang entah kenapa berhasil membuat darah Ayana berdesir. Dengan cepat, Ayana memutar tubuhnya guna mengintip arah suara yang tadi mengudara dengan merdu. Dari suaranya saja, Ayana yakin kalau pemilik suara itu pastilah seseorang dengan wajah tampan rupawan nan menawan.

“Wuaaaa.” Mata Ayana membola. Mulutnya terbuka lebar. Sungguh pemandangan yang sangat tidak good looking.

"Kak Aksa,” gumam Ayana dengan penuh damba. “Kenapa Kak Aksa ada di sini? Astaga!” seru Ayana dengan suara tertahan. Ia menutup mulutnya dengan jemari tangannya.

“Jangan-jangan orang yang akan ditunangkan denganku adalah Kak Aksa,” ujar Ayana tersenyum lebar.

Rencana Ayana untuk melarikan diri dalam sekejap menguap seperti langit mendung yang tidak jadi menurunkan air hujan. Ayana bahkan tidak sabar ingin segera berlari kembali masuk ke dalam rumah dan berteriak agar pertunangannya bisa dilaksanakan dalam tempo waktu secepat-cepatnya. Kalau pria yang akan ditunangkan dengannya adalah Aksara Luth Fransakti yang pernah diincarnya, maka Ayana dengan suka rela dan hati ikhlas akan menerima perjodohan sepihak yang dilakukan orangtuanya tanpa banyak drama. Kalau perlu besok mereka langsung ke KUA.

“Kamu menyebalkan.”

“Lho?” Ayana mengerjapkan mata dan memutar kepalanya. Ia pikir akan mendengar suara lembut seorang gadis menghiba kepada Aksa disertai dengan isak tangis menyedihkan seperti yang biasanya ada di dalam film. Tapi, alih-alih mendengar suara lembut atau suara tangisan, Ayana justru mendengar suara bariton yang tidak kalah seksinya dengan suara milik Aksa.

Ayana kembali mengendap-ngendap bak seorang pencuri lalu melongokkan kepalanya dari balik pohon rambutan yang menjadi tempatnya bersembunyi. Sembari berusaha keras mengabaikan buah rambutan berwarna merah ranum yang tampak menggoda, Ayana mencoba untuk tetap fokus mencuri dengar sekaligus mencuri pandang kepada dua sosok pria yang tampaknya sedang berbicara serius. Kening Ayana berkerut begitu ia bisa menangkap penampakan wajah dari pria yang berdiri di depan Aksa. Sagara Abimanyu.

“Kenapa Saga ada di sini juga?” tanya Ayana bingung.

Dengan gerakan slow motion, Ayana berusaha menyembunyikan wajahnya di balik kedua tangannya. Dirinya urung untuk kembali masuk ke dalam rumah dan menemui keluarganya. Mau ditaruh di mana mukanya kalau sampai bertatap muka langsung dengan dua orang laki-laki yang dulu pernah menolaknya mentah-mentah? Malu, oi!!! Mana dulu Ayana nembaknya tidak pakai otak, tidak pakai harga diri pula.

“Kabur, deh! Kabur!!!” racau Ayana panik sembari mengangkat tinggi gaunnya bersiap untuk mengambil langkah kaki seribu.

“Please, kamu jangan marah lagi. Mana mungkin aku suka perempuan-perempuan berisik begitu. Yang aku suka cuma kamu, Ga!" ucap Aksa lembut sembari menyentuh pipi Saga.

“Yang benar?” dengus Saga tidak percaya dengan tangan bersidekap di dada.

“Ah....”

Ayana terperangah sembari mengerjapkan matanya berkali-kali. Ayana merasa telinganya seperti mendengar suara sangkakala berbunyi. Apa kiamat memang sudah dekat? Kenapa bisa ada dua orang laki-laki bercakap dengan begitu mesranya sambil melakukan skinship? Tubuh Ayana merinding. Adegan di depan matanya terlihat lebih menyeramkan dibandingkan adegan gore di film 'Meat Grinder' yang berhasil membuat Ayana mogok makan bakso.

"Astaga. Pantas dulu aku ditolak. Ternyata mereka berdua nggak normal," ratap Ayana terkejut sekaligus juga kecewa.

“Jadi please, jangan marah lagi!” pinta Aksa lembut. Wajah tampan Aksa mulai mendekati wajah Saga.

Sebagai penonton tak diundang, Ayana merasa wajah dan lehernya mendadak kaku. Ayana ingin menyelamatkan matanya dari adegan tidak senonoh yang bisa mengotori otak polosnya, tapi demi nenek Tapasya yang tidak kunjung insyaf, Ayana seperti kehilangan kemampuan syaraf sensoriknya. Ayana terdiam kaku seperti Malin Kundang kena kutuk jadi batu.

“Eh?” Ayana yang kena mental breakdown tergeragap saat tiba-tiba penglihatannya menggelap. Bukan, penglihatannya gelap bukan karena ia yang tiba-tiba jatuh pingsan melainkan karena seseorang menutupi matanya. Seseorang yang sudah dengan baik hatinya menyelamatkan mata Ayana dari tontonan laknat bagi kaum homophobia.

“Kamu kenapa ada di sini, bocah? Kamu masih belum pantas melihat adegan semacam itu." Kala berbisik lembut tepat di telinga Ayana sembari menutup mata gadis itu dengan tangannya.

“Hiks.”

“Lho? Kenapa kamu malah nangis?” tanya Kala bingung.

“Bang?” panggil Ayana mewek sambil menarik baju orang yang sudah menyelamatkan penglihatannya.

“A... apa?”

“Abang ada kenalan ustadz yang bisa merukiyah orang yang kemasukan jin?” tanya Ayana terisak dengan hidung meler.

“Ha?”

“Mereka berdua harus dirukiyah sebelum kena azab. Huweeee.”

Tangis Ayana seketika meledak, membuyarkan suasana romantis nan absurd yang diciptakan oleh Aksa dan Saga.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Setyorini
Ayana, kenapa nasib kamu begitu banget, Ya. Aku punya bacaan baru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Choose Me!!   Hubungan Yang Absurd

    "Mereka berdua harus dirukiyah sebelum kena azab. Huweeee.”Tangis Ayana seketika meledak, membuyarkan suasana romantis nan absurd yang diciptakan oleh Aksa dan Saga. Dua orang yang nyaris saling mempertemukan wajah tampan mereka itu tersentak kaget mendengar suara cempreng yang sudah merusak moment syahdu mereka. Kata orang, kalau lagi berdua-duaan akan ada setan sebagai orang ketiga dan sepertinya itu benar. Aksa tidak menyangka kalau pohon rambutan di halaman belakang rumahnya memiliki penunggu yang bisa mengganggu romansanya bersama dengan Saga.“Siapa di sana?” tanya Aksa gusar sambil menolehkan kepalanya ke arah pohon rambutan. Aksa mengernyitkan alis ketika matanya melihat ada orang tak diundang berdiri di dekat pohon rambutan persis seperti penampakan. Bukan hanya satu, tapi ada dua orang yang entah kenapa tampak begitu menyebalkan.Skala Putra Manggala, sepupu Aksa yang sedari dulu suka menggerecoki kencan Aksa dan Saga ada di sana. Ia berdiri ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Choose Me!!   Rengekan Sang Mama

    Tubuh Aksa sedikit terlonjak begitu mendengar bentakan dibarengi raungan mengerikan yang keluar dari mulut papanya. Sekarang papanya tak ubahnya seperti orang yang kemasukan siluman harimau.Pun Kala yang juga duduk dengan hati resah gundah gulana. Sang gadis yang akan menjadi tunangan Aksa benar-benar melarikan diri entah ke mana meninggalkan kedua hak sepatu yang sengaja dipatahkan sebagai tanda kalau gadis itu totalitas kabur meninggalkan tunangannya yang tidak normal.Belum lagi ditambah dengan mama Aksa yang sedari tadi menangis sembari menyeka airmatanya dengan sapu tangan. Keadaan di ruang makan tampak begitu mencekam dan seolah dipenuhi dengan gas beracun yang membuat sesak nafas.“Apa? Kamu menolak pertunangan ini, Aksa!!!” Pria berwajah garang itu kembali berteriak hingga membuat lampu di langit-langit bergetar. Ruang makan seperti terkena gempa bumi lokal di mana hanya mereka saja yang bisa merasakan getarannya.Aksa memijit pelipisnya. Kepalan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Choose Me!!   Penolakan Ayana

    "Ehem."Kala berdehem setelah berhasil menelan potongan daging yang entah kenapa mendadak terasa alot di dalam mulutnya. Ucapkan terima kasih pada dua anak manusia di depan dan di sampingnya yang saling menatap dengan tatapan membunuh hingga membuat Kala tidak bisa menikmati steak daging sapi kesukaannya. Kalau kedua orang itu didiamkan lebih lama lagi, Kala khawatir baik Aksa maupun Ayana akan saling melemparkan garpu ke wajah mereka masing-masing."Kenapa kalian saling menatap dengan tatapan membunuh begitu?" tanya Kala was-was. Sepertinya yang menyadari tatapan sengit itu hanya dirinya saja. Para orang tua yang ada di ruang makan itu masih tampak asyik dengan obrolan tentang pertunangan anak mereka tanpa mempedulikan wajah kusut sang calon mempelai."Jadi kapan kita bisa meresmikan pertunangan Aksa dan Ayana? Mama sudah nggak sabar, lho, mau pamer ke teman-teman arisan mama," ujar mama

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Choose Me!!   Kala

    "Uhuk."Kala yang sedari tadi menyantap makanan dengan damai tanpa ada niatan untuk melibatkan diri dalam keriuhan para orang tua yang ngotot ingin menjodohkan putra putri mereka, nyaris menelan garpunya sendiri mendengar ocehan Ayana. Kalau dirinya tidak salah dengar, gadis itu baru saja memproklamirkan kalau Kala dan Ayana adalah sepasang kekasih. Gadis itu benar-benar membuat Kala nyaris berakhir dengan menelan garpu.Sambil menepuk dadanya, Kala yang megap-megap melirik ke arah Aksa dengan panik, berharap sepupunya itu mewakili Kala untuk mengatakan sesuatu. Kala yang masih terbatuk-batuk sama sekali tidak bisa berkata apa-apa untuk membela diri sedangkan semua mata sudah tertuju padanya menuntut penjelasan."Ngomong apa, sih, kamu ini?" sergah bunda Ayana jengkel. Sedari tadi putri bungsunya itu terus saja mengatakan sesuatu yang bisa menjatuhkan nilai dirinya sebagai menantu id

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Choose Me!!   Obrolan Di Pagi Hari

    Karin yang tengah menyendok bubur ayamnya sontak mengerutkan kening begitu melihat Ayana berjalan ke arahnya dengan susah payah karena tas backpack segede gaban yang dipanggulnya."Tumben bawaan kamu sebanyak itu? Mau ngapain?" tanya Karin heran. Biasanya Ayana selalu datang ke kampus dengan bawaan seminimal mungkin. Bahkan saking kecilnya tas yang dibawa Ayana, gadis itu sering kali terlihat seperti mahasiswi yang tak berniat untuk ngampus. Tapi, hari ini Ayana datang dengan bawaan bak orang yang akan mendaki gunung Himalaya."Otakku sedang dipenuhi banyak inspirasi untuk menulis novel. Outline dan premis sudah matang, tinggal eksekusi," jawab Ayana sambil nyengir kuda. Ia sudah tidak sabar untuk segera menulis kisah cinta tak biasa antara dua anak Adam dan mengazab mereka di dalam novel yang akan Ayana tulis. Ayana sudah bertekad akan memberikan ending yang tragis untuk kedua orang itu sebagai bentuk balas dendam at

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Choose Me!!   Keplinplanan Ayana

    Tap. Ayana tiba-tiba menghentikan langkah kakinya. Padahal hanya tinggal selangkah ia menuju atap dan membuka pintu, tapi entah kenapa Ayana seperti merasakan firasat buruk. Dari arah pintu yang menghubungkan dengan atap, Ayana seperti merasakan adanya hembusan aura negatif yang sangat kuat. Tiba-tiba Ayana merasa dirinya seperti menjelma menjadi Sara Wijayanto yang bisa mendeteksi keberadaan makhluk halus. "Setiap kali aku menulis cerita, atap selalu menjadi tempat laknat yang membawa sial. Biasanya bakalan ada adegan-adegan mengerikan di atap, mending aku putar arah, deh!" desis Ayana was-was menghindari petaka yang mungkin saja akan terjadi. Sedari tadi firasat buruk terasa menggerayangi hatinya. "Eits, tunggu dulu!" Ayana berseru pada dirinya sendiri, mencegah dirinya untuk kabur begitu saja. Berdasarkan cerita-cerita yang sudah berhasil ia tulis di dalam nove

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Choose Me!!   Rahasia Yang Nyaris Terbongkar

    Ayana masih terus memelototi penampakan wajahnya yang terpantul di cermin dengan gunting di tangan kanannya. Sedari tadi Ayana membulatkan tekad dan mengumpulkan kekuatan untuk menggunting pendek rambutnya agar bisa terlihat seperti potongan rambut anak laki-laki. Tapi, yang Ayana takutkan adalah rambut cepak akan membuat wajahnya semakin terlihat buruk rupa. Ayana tentu belum lupa dengan keadaan parasnya yang tak segood looking Karin."Aduh, aku nggak sanggup." Ayana mengeluh lesu seraya menundukkan kepalanya. "Mana bisa aku memotong rambutku yang berharga. Rambut itu, kan, mahkota perempuan. Huhuhu," ratap Ayana sembari merebahkan kepalanya ke wastafel dan menjatuhkan gunting yang ada di tangannya."Hey!" tegur Kala sembari menepuk pundak Ayana pelan-pelan."Kamu kenapa ada di sini?" tanya Kala begitu Ayana menolehkan kepalanya. Gadis itu menatap Kala dengan ekspresi tanpa dosa, sama sekali ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Choose Me!!   Huru Hara

    "Sebenarnya dia ngapain, sih?" tanya Aksa jengah. Begitu ia masuk ke dalam toilet, penampakan suram Ayanalah yang tertangkap oleh matanya. Gadis itu berjongkok tidak jelas di pojok toilet seperti mahasiswi sengsara yang setiap harinya diomeli dosen killer dan dibully teman sekelas."Kenapa dia jadi kayak hantu penunggu toilet begitu?"Kala ikut bertanya, tapi tatapan para penghuni toilet membuat Aksa maupun Kala dalam sekejap melupakan pertanyaan mereka sendiri. Bulu kuduk Aksa tiba-tiba berdiri dan tengkuknya terasa kaku, entah karena kolesterolnya yang tiba-tiba naik atau memang tatapan teman-temannya yang terasa tajam menusuk. Tatapan tajam, sinis dan kepo semua tertuju kepada Aksa yang berdiri bingung."Kenapa kalian menatapku begitu?" tanya Aksa merinding."Perasaanku nggak enak, lho, Sa." Kala menyeletuk. "Jangan-jangan...."

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17

Bab terbaru

  • Choose Me!!   Memberi Peringatan

    "Canggung banget," ucap Yusa buka suara. Beberapa menit sudah berlalu, tapi baik Aksa ataupun Saga, tidak ada satupun dari kedua orang itu yang membuka mulut. Padahal kedua orang itulah yang mengajak Yusa, lebih tepatnya lagi memaksa untuk bertemu di atas atap. Bukannya berbicara, mereka bertiga malah saling melempar tatapan tidak nyaman satu sama lain. "Kalian berdua masih nggak tahu apa yang mau dibicarakan? Kalau memang nggak ada yang mau dibicarakan, kenapa mengajakku ketemu di sini? Kan, buang-buang waktu. Mana panas lagi. Mending aku menemani Ayana di ruang kesehatan," kata Yusa pelan. Ia yang sudah merasa bosan ingin secepatnya angkat kaki meninggalkan tempat itu."Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Aksa to the point, mencegah Yusa yang tidak sabar ingin menyelonong pergi."Kenapa aku ada di sini?" ulang Yusa dengan ekspresi mencemooh. "Ini kampus, Aksa. Tentu saja aku ada di sini untuk belajar. Memangnya aku mau apa lagi? Nggak mungkin mau jual

  • Choose Me!!   Mahasiswa Baru

    "Kalian itu ngapain, sih?" tanya Aksa bingung melihat kelakuan Ayana dan Karin di depan pintu kelas. Karin dengan gigihnya berusaha menyeret Ayana untuk masuk kelas, begitupun dengan Ayana yang tidak kalah gigih bertahan di daun pintu. Saking gigihnya, Ayana nyaris menggigit pintu. Bosan berlagak seperti kelinci yang suka loncat ke sana ke mari, sepertinya Ayana ingin berubah menjadi tikus yang menggerogoti kayu."Kak Aksa, lihat 'nih kelakuan tunangan Kakak. Dia nggak mau menuntut ilmu dengan baik dan benar," lapor Karin dengan tangan masih menarik tali tas punggung Ayana."Kamu itu kenapa? Masa stress hanya gara-gara aku nggak mau ke kampus bareng?" tanya Aksa pada Ayana."Mas Aksa, Mas Aksa bisa merasakan atau ngelihat hantu nggak?" tanya Ayana tidak nyambung, membuat Aksa semakin yakin kalau Ayana benar-benar mabok akibat kebanyakan makan daging sapi. Sepertinya otak Ayana ketutupan lemak sampai-sampai hari ini Ayana semakin menggila dan bersikap tidak

  • Choose Me!!   Hari Yang Aneh

    "Pagi-pagi anak itu sudah membuatku sakit kepala," sungut Aksa.Ia berjalan dengan tergesa sambil menyugar kasar rambutnya sendiri. Setelah kemaren ia nyaris mati kebosanan menunggu lama bunda Ayana berbelanja daging, pagi-pagi buta Ayana kembali berbuat ulah dengan menelponnya. Sepertinya gadis itu mabok kebanyakan makan daging sapi sampai-sampai tidak ada angin tidak ada hujan merengek minta berangkat ke kampus bareng. Sejak kapan coba mereka punya hubungan semesra itu?"Ayo, kita ke kampus bareng!"Begitu Aksa mengangkat panggilan telpon dari Ayana, suara cempreng itulah yang menerobos gendang telinga Aksa. Tidak ada ucapan salam ataupun basa basi. Bahkan sekedar say halo pun tidak diucapkan Ayana, apalagi ucapan Assalamualaikum yang jauh lebih panjang. Aksa yang masih mengantuk bahkan langsung sadar dari alam bawah sadarnya. Matany

  • Choose Me!!   Menjadi Tamu Di Rumah Ayana

    "Akhirnya aku sehat dan bisa bersih-bersih rumah," ujar Ayana berbicara sendiri.Ia menyapu lantai ruang tamu dengan begitu bersemangat. Setelah mendapat pelatihan memasak dari Tante Anna yang tidak juga membuahkan hasil, Ayana berinisiatif untuk latihan beberes rumah yang baik dan benar. Meskipun kemungkinan untuknya menjadi istri Aksa sangatlah kecil, Ayana tetap bersemangat berlatih menjadi ibu rumah tangga. Karena itu dengan senang hati Ayana mengambil alih pekerjaan asisten rumah tangganya untuk bersih-bersih teras."Tapi, kenapa lantai yang kusapu nggak bersih-bersih juga, ya?" tanya Ayana bingung."Arah sapuanmu salah, Yan!" tegur seseorang.Ayana sontak menoleh ke arah suara yang menegurnya. Kakak sulungnya berdiri sambil menutup hidung dengan sapu tangan, menghindari debu yang beterbangan agar tidak masuk ke dalam hidungnya

  • Choose Me!!   Perasaan Was-was

    Sreeet.Aksa merobek bungkus obat pereda demam yang baru saja ia beli di apotek sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. Begitu bangun dari pingsannya, Ayana tiba-tiba terserang demam sehingga membuat Aksa terpaksa singgah ke apotek dalam perjalanan pulang.Apa di tubuh Yusa tertempel jin sehingga bisa membuat seseorang yang dipeluknya terserang demam tinggi? Aksa bertanya-tanya dalam hati.“Kenapa kamu malah terkena demam begini? Segitu senangnya, ya, dapat pernyataan cinta dari cowok tadi?” tanya Aksa, tentu saja dengan maksud untuk menyindir Ayana yang duduk di sampingnya. Ayana yang masih menggigil mengabaikan Aksa dan sibuk menenggak air untuk mengenyahkan rasa pahit yang tertinggal di lidahnya.Aksa ingin fokus dengan setir kemudi di depannya, tapi suara gigi Ayana yang bergemeletukan membuat Aksa terpaksa menolehkan kepalanya k

  • Choose Me!!   Pernyataan Cinta Yusa

    "Lebih baik kita pulang sekarang," ajak Aksa."Lho, kenapa? Mas Aksa bahkan belum berbincang-bincang dengan Saga," tanya Ayana bingung. Disuguhkan minum pun belum, tapi Aksa sudah mengajak untuk pulang. Padahal tadi butuh waktu hampir dua jam mereka berdua berdebat karena Ayana yang ngotot ingin ikut dan Aksa yang juga bersikeras menolak membawa Ayana berkunjung ke rumah Saga. Masa belum apa-apa mereka sudah mau pulang? Kepala Ayana saja masih pusing karena pingsan tadi."Nggak ada gunanya juga aku bertemu Saga kalau ada kamu dan orang menyebalkan itu di sini," ujar Aksa dongkol.Ayana menggelengkan kepalanya. "Kenapa Mas Aksa selalu menganggap semua orang menyebalkan? Nggak boleh, lho, berburuk sangka kayak gitu mulu" tukas Ayana menasehati Aksa.Aksa mendengus. Ingin balas melemparkan nasehat pada Ayana yang dinilainya selalu berpikir kelewat positif terhadap orang

  • Choose Me!!   Aneh!

    "Ngik!" Ayana yang baru sadar dari pingsannya sontak menutup hidungnya sendiri, berusaha menyamarkan suara nafasnya yang tak ubahnya seperti babi yang menguik. Ia kaget sendiri mendengar suara bunyi nafasnya yang mendadak terdengar seperti orang terserang asma. Dengan gugup, Ayana melirik seseorang yang duduk di tepi tempat tidur dan langsung menghembuskan nafas lega begitu tahu kalau orang yang menunggunya adalah Aksa, bukan orang lain. Ia tidak perlu malu karena Aksalah yang mendengar bunyi nafasnya yang terdengar seperti suara babi, bukan pria tampan yang tadi tiba-tiba memeluknya. "Bodoh," ejek Aksa. "Kenapa kamu malah pingsan?" "Mas Aksa?" "Dan wajahmu itu terus-terusan memerah. Jangan bilang kalau kamu tergoda dengan tampangnya itu!" sindir Aksa dengan wajah tidak percaya. &nb

  • Choose Me!!   Yusa, What Are You Doing?

    "Bersaing?" desis Saga sinis. "Sayang sekali, selera kita berdua beda. Jadi lupakan saja!""Kamu benar-benar membuatku ingin tertawa," ledek Yusa dengan senyum terkulum. "Padahal aku punya banyak cewek can..."Lagi-lagi Saga berdecak dan menganggap perkataan Yusa tak lebih dari angin lalu. Angin lalu yang lebih baik jika diabaikan. Saga meraih ponselnya yang tergeletak di meja dan berjalan ke arah pintu menuju ruang tamu."Ga!!!" Yusa berteriak. "Kamu mau pergi ke luar?""Ya. Aku ada janji dengan seseorang," jawab Saga acuh."Kamu mau meninggalkan aku? Padahal hari ini aku mau mengajakmu ke cafe favoritnya ayah dan ibu," kata Yusa dengan nada memelas."Jangan harap aku mau!" tandas Saga cuek. Lagipula ibu yang Yusa maksud adalah ibunya, bukan ibu Saga. Lalu untuk apa ia peduli? Saga mendesah pelan. Ia dan Yusa

  • Choose Me!!   Tamu Tak Diharapkan

    "Shit!"Saga mengumpat pelan sembari meremas rambutnya sendiri. Sedari tadi ia terus saja merasa gelisah. Ah, lebih tepatnya semenjak kejadian ia melihat Aksa menyentuh rambut Ayana di taman ria kemaren, Saga mulai merasakan kegelisahan yang sangat mengganggu. Ia seperti sedang diusik dan sialnya Saga tidak tahu di antara dua orang itu siapa yang sudah mengusik ketenangannya. Aksa atau Ayana?Saga memejamkan matanya, berusaha mengenyahkan adegan yang menggentayangi otaknya. Adegan yang membuatnya marah, kesal dan juga gelisah."Entah kenapa rasanya aku jadi kesal," desis Saga dengan mata terpejam. Ia bersandar di sofa yang seharusnya terasa nyaman, tapi sayangnya rasa nyaman itu tidak terasa sama sekali."Kamu mencemburui seseorang?"Saga menghela nafas panjang mendengar suara bisikan yang singgah di telinganya. Itu bukan suara ibun

DMCA.com Protection Status