Beranda / Young Adult / Cewek Agresif VS Cowok Polos / 7. Seseorang di Masa Lalu

Share

7. Seseorang di Masa Lalu

Penulis: malapalas
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-11 00:26:55

Rian seketika terdiam. Menatap perempuan yang berdiri beberapa meter darinya.

 

Dia ... cewek yang pernah ia lihat saat mengejar kelinci di depan rumah kecil Pak Samsudin dan istrinya—rumah yang emang khusus untuk penjaga sekolah—tempatnya berada di bagian belakang gedung olahraga.

Dia ... cewek yang begitu riang ketika bercerita dengannya sambil memakan nasi bekal yang ia bawa tanpa mempertanyakan siapa namanya.

Dia ... adik kelas yang ia kenal di seminggu terakhir SMA-nya.

Dia ... satu-satunya cewek yang membuat Rian berpikir ulang untuk tidak menjadikannya pacar dan mencoba untuk mempertahankan kepolosannya. 

Dan dia ... cewek yang membuatnya membodohkan diri sendiri karena menyesal tidak mengenalnya sedari dulu.

Akan tetapi, dari semua yang ia ingat, cewek itu bukan seperti cewek yang ada di bayangannya walaupun wajah itu tetap sama dan lebih dewasa. Tatapannya kini terlihat sendu, tidak memancarkan cahaya yang berseri-seri sebagaimana dulu. Tiada lagi keceriaan dan kepercayaan diri yang terpancar dalam dirinya. Yang ada hanya rasa ketakutan, rendah diri, dan juga  ... keputusasaan.

Rian memperhatikan perempuan itu dengan kebingungan yang membuatnya ganjil. Apakah ada sesuatu hal besar yang menjadikannya berubah sedemikian dratis?

Di tengah-tengah Rian berusaha keras untuk mencoba memikirkan sesuatu, tiba-tiba Prima yang duduk di sebelahnya berkata, "Lo tau nggak itu siapa?" 

Ia termenung sejenak. "Bukannya dia adek kelas kita? Namanya Inez, kan?"

Prima mengangguk. "Keluarga dia hancur."

"Hah?" Rian kaget. "Maksud lo?"

"Mamanya ketauan selingkuh dengan pria lain, sedangkan papanya memutuskan bunuh diri setelah menceraikan mamanya."

Rian memandang Prima dengan tatapan seolah tak percaya. "Lo tau dari mana?"

Prima berdecak. "Semua juga udah pada tau, cuma lo aja yang ketinggalan."

"Itu udah cerita lama, Yan. Beritanya pernah masuk di televisi kok," tukas Evi.

"Kapan tepatnya?"

"Kalo nggak salah sesudah dia lulus dari SMA."

Rian mendadak diam. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, tapi entah itu apa. Tatapannya kini kembali beralih pada Inez. Cewek itu terlihat berjalan mendekati beberapa meja, tetapi selalu ditolak dan diusir oleh teman-temannya. Mereka tidak mengizinkannya bergabung terutama para cewek yang menentang keras.

Inez mundur dengan wajah menyedihkan. Tatapannya meredup. Ia berjalan menjauh sembari menyeka air matanya.

Kening Rian berkerut. "Kenapa mereka begitu kejam?"

"Mungkin mereka nggak setuju dengan perbuatan mamanya Inez," ujar Beni, ikut andil memberikan suara.

"Kalo mereka membenci mamanya, kenapa harus dilampiaskan ke Inez? Itu nggak adil buat dia."

Diam-diam hatinya sakit untuk Inez. Tanpa sadar salah satu tangannya mengepal di atas meja.

"Dia sekelas sama adek gue. Katanya, Inez dari dulu anaknya ramah dan ceria, dia juga selalu percaya diri di sekolah, meski lebih suka menyendiri kalo waktu istirahat tiba. Tapi semenjak naik kelas XII, dia menjadi lebih murung dan makin menjaga jarak sama teman-temannya." Sita mengedikkan bahunya. "Mungkin saat itu keluarganya udah mulai ada masalah."

Kemudian Rian menoleh ke arah Inez. Cewek itu sekarang tengah duduk di sebuah meja kosong di pojok ruangan yang tempatnya agak jauh dari mejanya. Tatapan mata Inez mengedar ke segala arah dengan gelisah.

"Eh, omong-omong saat papanya Inez bunuh diri dan beritanya masuk televisi, di situ kan Inez pernah diwawancarai soal penyebab tragedi itu terjadi, kalian pada inget nggak gimana wajah Inez waktu itu?" kata Evi.

"Gue inget," jawab Lisa sesudah minum seteguk jus jeruk. "Wajahnya kosong banget, dia bahkan nggak mampu jawab pertanyaan itu. Kasian, ya."

Evi mengangguk-angguk, bersimpati akan peristiwa yang melanda keluarga Inez. Sementara jantung Rian serasa ditusuk sembilu.

"Dia pastinya sangat terpukul, Lis. Mamanya mengkhianati cinta papanya, sedangkan papanya sendiri lebih milih bunuh diri ketimbang membawa Inez pergi." Prima ikut menanggapi seraya menikmati makanan di piringnya. 

"Iya, juga sih," balas Lisa.

"Kalo jadi gue, nggak bakal gue milih bunuh diri. Kesenengan entar dia, berasa nggak ada penghalang lagi. Harusnya yang dapat karma dan hukuman si cewek, bukan malah kita berkorban nyakitin diri sendiri. Ya, nggak, Ben?"

Beni yang lagi makan buah peach, segera mengambil kulitnya dan dihantamkan langsung ke depan muka Yoyok. Yang lain pada ketawa ngakak ketika lemparan Beni tepat sasaran.

"Ya, itu lo bales dendam mulu kerjaannya. Beda sama bokapnya Inez. Beliau berbuat begitu, jelas terlihat betapa besar cinta untuk istrinya. Dia hancur saat mengetahui istrinya selingkuh, merasa perasaan istrinya udah memudar dan cinta itu nggak ada lagi buatnya. Bagi lelaki yang buta akan cinta dan nggak bisa hidup tanpa cinta, memilih bunuh diri itu bisa aja terjadi."

"Tapi menurut gue itu tetap aja nggak logis," sungut Yoyok sambil menyendok beberapa suapan.

"Tapi yang jadi masalah kenapa mereka semua kayaknya nggak seneng banget sama Inez? Bukannya kasian malah berbalik musuhin Inez," sambar cewek yang lain tanpa mengiraukan gerutuan Yoyok.

"Ssttt, kalian denger nggak adek kelas yang ada di meja sebelah kita ngomong apa?" Tubuh Evi condong ke depan dan berkata pelan. "Mereka tadi bilang setelah papanya meninggal, keluarganya pindah ke luar kota membawa Inez juga dan mamanya menikah dengan selingkuhannya di sana."

"Mamanya bener-bener nggak tau malu," cerca Edi dengan wajah kaku. 

"Pasti berat ya kalo kita ada di posisi Inez," ucap cewek di sampingnya Lisa yang berambut gelombang. 

Tahu-tahu setelah beberapa menit, Renata—adiknya Sita—menghampiri Inez dan mulai bercakap-cakap.

Mengetahui hal itu Rian refleks melihat ke arah Sita. Tampak cewek itu memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Lo yang nyuruh adek lo ke sana?" tanya Rian.

Sita mengangguk. "Gue rasa ada benernya kata lo, Inez nggak bersalah di sini. Gue cuma nggak mau adek gue jadi jahat."

Rian tersenyum mendengar ucapan Sita.

"Ada desas-desus yang mengatakan Inez beberapa kali gagal menikah," ucap salah satu cewek yang sedari tadi hanya diam.

"Masa, sih? Kenapa? Kok gue baru tau," serbu Evi beruntun.

"Gue nggak tau alasannya. Tapi denger-denger tiap akan berlanjut ke pernikahan, si keluarga pengantin atau bahkan lelakinya sendiri selalu membatalkan secara sepihak."

Semua tercengang mendengar informasi tersebut. Pikiran mereka mengembara dan menerka-nerka.

"Teman-temannya membenci dan memusuhi Inez bisa jadi karena skandal itu. Mereka menganggap Inez wanita yang nggak bener dan berkepribadian buruk," tutur Beni cukup tenang.

"Masuk akal, Ben," sahut Prima usai merenungkan baik-baik.

"Kira-kira alasan apa yang membuat para mantannya sampai membatalkan pernikahan mereka?" timpal yang lain.

Hening. Semua nggak berani menjawab pertanyaan yang hanya berdasarkan perkiraan. Mereka takut apa yang akan diucapkan bisa merugikan orang terkait.

Rian juga terdiam membisu. Perasaan dan benaknya kali ini campur aduk. Begitu rumit. Antara marah, sedih dan beberapa perasaan aneh yang nggak bisa ia ungkapkan.

Ia juga menebak-nebak apa yang terjadi dalam hidup Inez selama ini? Apakah sedemikian sulit hidupnya? Tidak mungkin mantan-mantannya memutuskan jalinan jika tidak ada alasannya, bukan?

Akhirnya Rian angkat bicara. Ia menghela napas pelan. "Kita nggak bisa asal membuat kesimpulan tanpa bukti yang jelas. Alasan apa pun itu kita nggak berhak menghakimi mereka. Terutama Inez. Gue yakin dari semua masalah yang mereka hadapi, yang paling dirugikan di sini pasti sisi wanita. Inez akan mendapatkan efek terburuk dan cenderung dinilai negatif dalam pandangan masyarakat."

Selepas mendengar penuturan Rian, teman-temannya kompak setuju. Mereka menjadi iba atas apa yang telah menimpa Inez.

Perempuan cantik itu tidak sepantasnya mendapatkan perlakukan buruk tanpa adanya dasar kuat dari orang-orang yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

...............................***...................................

Bab terkait

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   8. Kesedihan

    Setelah bahasan soal Inez ditutup, Beni dan yang lainnya kembali menikmati hidangan. Mereka memuji banyaknya makanan lezat yang telah dipesankan oleh Sita. Dengan bangga Sita memamerkan segala kasih sayang suaminya atas dukungan apa pun yang ia lakukan dan memberikan semua keinginkannya.Rumah tangga Sita dipenuhi cinta kasih. Para temannya ikut bahagia untuk Sita. Mereka kembali larut dalam gurauan tanpa menyadari ada salah satu temannya yang masih tenggelam dalam kesedihan.Rian masih aja mencuri pandang ke arah Inez yang kini udah sendirian lagi di tempat duduknya. Ia bahkan tidak menyentuh makanan di piringnya sama sekali. Nafsu makannya telah hilang semenjak kedatangan cewek itu.Tapi kemudian suara musik pop yang awalnya dibawakan oleh grup band di atas panggung, tiba-tiba tergantikan oleh DJ seksi yang mengisi acara, menciptakan suasana lebih meriah."Wow, nggak nyangka lo datangkan DJ juga, Ta!" seru Evi. Cewek lainnya juga pada heboh."Ya,

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-12
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   9. Patah Hati

    Hari minggu harusnya merupakan hari menggembirakan bagi semua anak sekolah. Tetapi buat Dara, minggu ini melambangkan hari yang begitu menyedihkan. Hari kelabu. Hari yang sangat suram baginya.Bagaimana tidak, setelah kemarin ia memutuskan mundur mengejar Kenn, sampai sekarang efeknya masih terasa. Ia laksana orang yang patah hati beneran.Tapi ada bedanya. Jika patah hatinya cewek remaja lain, mereka biasanya kebanyakan sedih dan menangis. Melakukan apa pun enggan. Sedangkan Dara itu beda, dia kalau udah frustrasi dan patah hati begini, bakalan kumat gilanya.Nggak percaya? Lihat aja penampilannya. Kini ia memakai baju bercorak aneh lagi. Aneh banget. Berwarna ungu kombinasi kuning, hijau, cokelat, pink, orange dan banyak lagi campuran lain. Ia juga memakai syal dengan warna senada. Bibir yang diolesi lipstik orange, menggunakan maskara, dan kelopak mata yang dibubuhkan warna ungu dan gold

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-12
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   10. Kejadian di Tempat Arisan

    Satu jam lebih Dara mencatok rambut keritingnya dibantu oleh Tukiyem. Kini rambutnya terlihat lurus dan lembut. Nggak sia-sia juga ia tadi sampai mengobrak-abrik majalah fashion kebanggaannya, membaca halaman berisikan tentang memadukan busana serta makeup secara benar.Lihat, sekarang ia tampak sempurna dengan gaun warna biru tua motif berkerut di lengan dan beberapa bagian lekukan tubuh yang tepat. Riasannya juga lebih natural dan nggak terlalu mencolok. Sehingga penampilannya kini terlihat cute dan manis.Jika Dara lagi normal emang kayak gitu, dandanan pun mengikuti kenormalannya. Nggak menyimpang dan masih dalam kaidah yang lurus.Setelah berpose ini itu ala model di depan cermin, Dara akhirnya tersenyum lebar. Ia udah puas dengan penampilannya, dan kali ini ia juga udah siap berkelana mencari gebetan baru yang super keren dan tampan."Mamaaaa, aku udah siaaaap!" teria

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-13
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   11. Jodoh Emang Nggak ke Mana

    "Uh, gagal lagi deh dapet cowok tampan!" gerutu Dara sambil mengentak-entakkan telapak kakinya ke lantai.Iya, dia emang nggak pakai alas kaki apa pun. Sepatunya yang ia lempar ke sembarang tempat itu juga dibiarkan begitu aja. Nggak tahu ada di mana. Ia tinggal keluar dengan membawa kekesalan sampai ke ubun-ubun.Cewek itu sekarang ada di luar, di depan pagar tinggi sebagai pintu masuk utama. Bibirnya mengerucut sebal, kedua tangannya terlipat di depan dada. Berdiri seraya menatap jalan raya yang dilalui berbagai macam kendaraan."Masih lama nggak sih acaranya?" tanyanya pada diri sendiri. Sesekali ia melihat jam tangan. "Kalo tau gini mending gue tadi nggak ikutan mama ke sini deh."Ia cemberut. Tangannya mencengkeram asal tanaman pucuk merah di sampingnya, lalu ia cabut beberapa daun dan diremas-remas hingga tak berbentuk."Aduh-aduh, panas." Telapak kakinya kepanasan. Otomatis ia berje

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-16
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   12. Putar Haluan

    Bunyi genderang perang berdentum-dentum di pikiran Dara. Sorak-sorai beramai-ramai mengobarkan semangat kemenangan. Nyanyian perasaan pun ikut mengalun seakan memberikan tambahan energi, mendorong suasana hati kian hidup.Ya, sang pencinta sekarang kelihatannya telah kembali. Harum bunga mekar pun kini tengah mengurai, menebarkan pesona hingga sang gelombang putus asa musnah, hilang dan bergantikan kekuatan dengan harapan baru.Patah hati? Nggak ada! Sedih? Udah lupa! Yang ada saat ini hanya rasa bahagia yang begitu menggelora. Perasaan Dara meledak-ledak, bergolak hebat, hampir menyaingi gejolak semangat pemuda dalam memberantas pemberontakan.Emang gitu. Dara emang lagi bahagia. Hanya karena ia berhasil memperoleh nomor HP kakak kelas incarannya—Ari.Dara yakin, kali ini ia akan berhasil menggaet gebetannya. Kenn dan Ari tentu berbeda.Jika sama Kenn, belum apa-apa Dara udah do

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-17
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   13. Tamu dan Isi Hati

    Rian berjalan ogah-ogahan. Bukan bermaksud untuk tidak sopan pada tamu yang datang untuk berkunjung, melainkan emang hari ini dia males ngapa-ngapain selain di rumah dan kumpul keluarga. Ia bahkan hari ini udah janji pada dirinya sendiri mau ngajak papanya main catur bersama. Mumpung libur kerja, ia nggak mau keluar dan melakukan sesuatu yang membosankan di luar.Padahal kalau dipikir-pikir tiap minggu atau libur kerja gini, dia biasanya ada aja kegiatan di luar. Dari pergi ke gym, belanja kebutuhan khusus pria, atau bahkan ngopi di kafe yang secangkir harganya ratusan ribu rupiah.Nah, sekarang aneh banget, kan?Ya, emang aneh. Keanehan itu muncul setelah pulang dari acara reuni. Lebih tepatnya usai pertemuannya dengan Inez.Rian menarik tubuhnya tetap jalan ke ruang tamu. Ada kepala menyembul dari balik sofa. Punggungnya yang tegak dan potongan rambut klimis ala mafia yang selalu ditata rapi ke belakang sontak membuat Rian memasang wajah makin males.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   14. Ulah Alvin si Playboy Sarap

    Brak!Suara bantingan pintu mobil terdengar cukup keras."Ar, lo marah?"Tanpa menghiraukan pertanyaan dari sahabat gilanya tersebut, Ari terus berjalan ke arah pintu masuk rumahnya dengan membawa kekesalan yang menggunung."Ar, beneran lo marah? Serius?"Lagi-lagi Ari nggak menjawab apa pun. Ia malah semakin mempercepat langkah sembari mencengkeram kuat kepalan tangan. Rasanya ia ingin sekali menonjok orang saat ini juga."Ah, masa gitu doang marah? Cemen lo, Ar!"Sontak Ari berhenti tepat saat kakinya menapak di anak tangga pertama. Ia kemudian berbalik dengan tampang murka."Gitu doang, lo bilang?!" Ari mendelik, sedangkan Alvin nyengir tanpa dosa. "Gara-gara tingkah lo, kita semua diusir dari bioskop. Berkat ulah lo juga, cewek-cewek ganjen itu ... argh, udahlah!" Ari kembali berbalik sembari memijat pelipisnya. Kepalanya nyut

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-19
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   15. Calon Pacar?

    Ari mengumpat dan merutuk di dalam kamarnya. Ia sampai menyebutkan binatang apa aja yang berada di kebun binatang gara-gara si Alvin.Ia tak habis pikir, bisa-bisanya Alvin melontarkan pertanyaan sampah macam gitu. Homo? Shit!Jika tadi tak mengingat cowok brengsek itu adalah salah satu sahabatnya dari dulu—jauh sebelum mengenal Kevan—ia yakin kepalan tangannya ini udah mendarat di mulut bocor Alvin."Alvin, brengsek! Makhluk nggak tau diuntung! Kampret lo! sialan! Mulut sampah! Playboy sarap!!"Sembari mondar-mandir, ia mengutuk Alvin sejadi-jadinya. Mengeluarkan kata-kata keji dan memaki tuh cowok dengan membabi buta."Gue bukan homo. Gue cowok tulen. Gue juga doyan cewek, tap-tapi ... arghhh!"Ari melempar jaketnya kasar ke atas kasur. Giginya gemeretak, serasa ingin meremukkan apa pun di hadapannya.Tok ... tok ... tok

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-20

Bab terbaru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   104. Akhir dari Penderitaan

    "Kamu nggak apa-apa?"Mata Inez mengerjap pelan, tetapi hanya diam. Ia seolah belum bisa memahami kejadian terakhir yang terjadi di depannya.Pria itu memeluknya dengan posesif dan sangat hati-hati. Inez mengenal pelukan hangat itu, kepalanya mendongak dan menatap cowok di depannya.Seketika Inez menangis dalam pelukan itu. Ia terisak keras.Rian. Ya, Rian. Akhirnya kekasihnya datang dan menghajar pria brengsek itu. Tangisan Inez makin kencang, dan Rian pun makin memeluknya erat. Setelah beberapa saat ia buru-buru melepas pelukannya, dengan panik mengamati tubuh Inez dari bawah sampai atas. Seolah ia takut telah datang terlambat dan mengakibatkan sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi pada cewek yang dicintainya."Sayang, lo beneran nggak apa-apa?" tanya Rian lagi sembari menangkup wajah Inez.Ia bahkan tidak sadar dua pertanyaan yang ia lontarkan barusan menjadi belepotan, dari memanggilnya dengan kata "kamu" lalu pertanyaan berikutnya menggunakan kata "lo". Rian benar-benar diserang

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   103. Kenyataan yang Telah Lama Disembunyikan

    Brak!Pintu itu dibuka agak kasar oleh seseorang hingga membuat Inez kaget dan terbangun dari tidurnya. Dan benar saja orang itu penculiknya, cowok brengsek yang juga adalah ayah tirinya Inez.Ari terdiam sejenak. Ia tidak boleh terlalu lama di satu titik jika tidak mau ketahuan, apalagi ada anak sekecil Tio dan Bella. Tempat persembunyian mereka terlalu berisiko dan ia tak mau terjadi sesuatu terhadap mereka semua.Setelah berpikir beberapa saat, ia memutuskan mengajak mereka menjauh dari gudang. Ia meminta Dara menghubungi Rian, juga polisi untuk menyergap si pelaku secepat mungkin.Sementara itu, Inez yang terbangun dari tidurnya menyipitkan mata tatkala sinar matahari pagi masuk melalui pintu yang dibuka dan tepat mengenai netranya."Selamat pagi, Sayang."Mendengar suara menjijikkan yang ia kenal tersebut, seketika Inez tersadar, lalu menoleh ke arah sumber suara. Netranya membelalak panik. Saat Inez hendak bergerak ia merasa tangan dan kakinya tak bisa berfungsi. Sehingga ia haru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   102. Penculikan

    Hari ini demi sang kakak, Dara terpaksa bolos sekolah. Mau bagaimana lagi, semalam kakaknya pulang larut malam dalam kondisi yang mengenaskan. Baju kantor yang kusut, bau dan kotor. Belum lagi rambut yang acak-acakan dan dengan wajahnya yang begitu menyedihkan.Saat ia menyerbu kamarnya dan memaksa Rian untuk bicara, ternyata hal yang mengejutkan terjadi. Calon kakak iparnya diculik.Oh, tidak! Itu memang hanya pemikiran Dara, akan tetapi begitu sang kakak menceritakan awal mula Inez menghilang, tentu saja semua berpusat pada kemungkinan tersebut. Dan Dara sangat yakin calon kakak iparnya yang cantik itu pasti diculik oleh pria brengsek yang telah memerkosanya dulu.Membayangkan kenangan buruk dari calon kakak iparnya itu lagi, Dara merasakan kesedihan yang mendalam. Menurutnya memori tersebut sangat kejam dan memilukan.Maka dari itu, pagi-pagi meski ia pamitnya pergi sekolah—saat ia tiba di depan gerbang dan setelah menyuruh sopir pribadinya pulang—nyatanya ia tidak masuk melainkan m

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   101. Rahasia Terungkap

    Rian segera memarkirkan mobilnya di depan minimarket begitu melihat mobil yang ditumpangi Desi dan Dina telah berjalan menjauh. Cowok itu sontak berlari mengejar Devita yang berjalan tak seberapa jauh darinya.Rian sengaja menunggu sampai Devita berbelok, di sebuah gang yang cukup sepi ia memanggil Devita yang kini menoleh ke arahnya."Tante, selamat malam," sapa Rian dengan sopan saat sudah tepat di depan Devita, dan memang saat ini waktu menunjukkan pukul 6.00 malam."Nak Rian? Malam juga. Ada apa kok malam-malam ke sini?" jawab Devita, dahinya berkerut bingung."Begini, Tante. Saya cuma mau tanya, apa ... Inez sudah pulang ke rumah?"Ada sekilas kilatan kaget terlintas di mata itu. "Bukannya Inez bersama Nak Rian?" tanya balik Devita. Tiba-tiba pandangannya meredup dan berubah sedih. "Semenjak Inez memutuskan pergi dari rumah, sampai sekarang dia nggak pernah pulang, Nak," lanjutnya, lalu berubah panik. "Katakan sama tante, apa terjadi sesuatu dengan Inez?"Sejenak Rian terlihat rag

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   100. Inez Menghilang

    Sore hari sekitar pukul 16.45 Rian tiba di depan rumah kontrakan yang bergaya minimalis, tentu saja menemui pujaan hatinya. Ia buru-buru memarkir mobil dan turun sambil membawa dua buket bunga yaitu mawar merah dan bunga tulip putih. Inilah alasan mengapa ia telat datang. Sepulang kerja bukannya langsung menemui sang pacar sesuai janjinya, ia malah mendatangi toko bunga terlebih dahulu.Cowok itu tak tahu pacarnya menyukai bunga apa, karena ia takut salah sehingga ia memilih dua macam bunga sekaligus agar nanti sang kekasih bisa memilih sendiri di antara kedua bunga tersebut. Setahu Rian dari pengalaman dia sebagai playboy selama ini—dari banyaknya cewek yang ia kencani—mereka lebih dominan menyukai bunga mawar dan tulip putih. Tapi jika nanti Inez tidak menyukai keduanya, ia akan dengan senang hati mengantar cewek yang dicintainya itu langsung ke toko bunga untuk memilih bunga kesukaannya secara langsung. Jangan lupa ia juga membelikan cokelat berbentuk hati untuk Inez dan berharap g

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   99. Teror Beruntun

    Menilik raut wajah dan gelagat aneh dari kekasihnya, membuat Rian tak kuasa menahan rasa penasarannya."Siapa, Sayang?" tanya Rian.Inez tersentak."Oh, nggak siapa-siapa kok." Gugup menghinggapi. Ia menggenggam ponselnya kuat-kuat. "Cuma iklan nggak penting," lanjutnya sembari berusaha tersenyum senatural mungkin.Inez tak mau memberitahukan kepada Rian, bukan bermaksud apa-apa, ia hanya tak ingin membuatnya khawatir. Ia sudah terlalu banyak membebani dan merepotkan Rian.Meski Inez berusaha keras menampilkan wajah senormal apa pun, tetap saja senyum kaku dan gestur tubuhnya tak bisa membohongi Rian. Lelaki itu hanya tersenyum tipis, mencoba mengerti dan tak mau memaksa kekasihnya untuk jujur padanya. Ia yakin Inez mempunyai alasan sendiri, ketika saatnya tiba ia percaya bahwa kekasihnya akan mengutarakan semuanya."Ya udah gue cabut dulu," ujar Rian, berdiri seraya merapikan kemejanya."Kok cepat banget?" Inez berkata cepat seraya ikut berdiri, menatap kecewa ke arah cowok yang dici

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   98. Pamer Kemesraan

    Andin terperangah mendengar Ari bertanya kepadanya bahwa siapa cewek yang pantas untuk menjadi pacarnya? Dan apakah itu dirinya?Andin terdiam sambil berpikir. Apakah ia harus mengiyakan?Tentu saja siapa cewek yang nggak ingin punya pacar sebaik Ari. Selain baik, cowok itu sangat setia.Sejak ia bertemu Ari di tempat karaoke yang dipesan Alvin dan menyuruhnya serta teman-temannya untuk menjebak Ari waktu itu, ia sudah sangat terkesan dengan kesetiaannya yang notabene tidak tergoda sama sekali atas rayuan mereka. Bahkan bisa dikatakan rencana mereka gagal total.Tapi bagi Andin, jarang ada cowok yang begitu setia akan pasangannya dan tidak tergoda satu pun oleh banyaknya cewek cantik yang mengelilinginya. Apalagi menurutnya, Ari terlihat tampan, kalem dan begitu menghargai cewek.Andin membasahi bibirnya gugup. "Ar, bukan gitu maksud gue—""Lalu apa?"Tatapan Ari masih begitu dingin. Ia sebenarnya tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadapnya, bahwa perubahan sikap Dara ada sangkut p

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   97. Membongkar Kedoknya

    Sejak Dara berani berkata jujur di depan Rian, Inez, dan Ari waktu itu, kini hubungan keduanya makin adem ayem dan sejahtera. Dara tak lagi menuntut Ari untuk menciumnya ataupun melakukan sesuatu yang nyeleneh, di mana Dara selalu ingin menerkam Ari dengan khayalan tingkat tingginya.Ari juga merasa aman tatkala melihat perubahan Dara sekarang. Sejujurnya inilah yang diinginkan Ari dalam sebuah hubungan. Seperti air mengalir, tak harus terburu-buru seolah dikejar sesuatu. Bahkan Ari sangat bersyukur karena kini ia tak pernah mengalami mimpi buruk lagi.Dara yang sekarang adalah cewek yang lumayan terkendali. Ia tak pernah lagi meminta hal-hal yang tak disukai Ari, tidak memaksa melakukan suatu hal yang berlebihan dalam berpacaran. Walaupun dalam mengungkapkan sesuatu masih dengan gaya lebay, tetapi itu tak membuat Ari muak atau menjauhinya. Bisa dibilang ia udah mulai terbiasa dengan tingkah absurd Dara. Selama itu masih dalam batas wajar, Ari rasa semua bisa diterima.Siang ini tampa

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   96. Tidak Tahan Lagi

    "Kamu nggak akan meninggalkanku kan, Sayang? Kamu nggak akan mengkhianatiku, kan?""Kenapa? Apa kamu takut aku akan mengkhianatimu seperti kamu mengkhianati suamimu yang dulu?"Devita terperangah. Hatinya mendadak getir. Ia meneguk ludahnya kasar, lalu mengangguk pelan.Fery mendengkus. Ia mengangkat tangannya, menjepit dagu Devita sambil tersenyum sinis. "Tenang saja. Aku nggak akan meninggalkanmu selama kamu menuruti semua yang aku mau."Setelahnya, ia beranjak keluar dari kamar, meninggalkan Devita yang menatapnya sedih.Melewati dapur, Fery melihat Inez sedang meraih teko di meja makan. Gadis itu menuangkan air ke dalam gelas, lalu meminumnya. Gerakan gadis itu sangat tenang dan terlihat tak menyadari kedatangannya. Tiba-tiba Fery tertegun. Ia merasa leher jenjang itu sangat mulus, indah dan cantik. Setiap tegukan yang Inez minum, Fery merasa tubuhnya bereaksi tak normal.Ini adalah reaksi kesekian kalinya tiap ia menatap Inez. Dari dulu dan sampai sekarang, tidak pernah berubah.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status