Home / Romansa / Ceraikan Aku, Mas! / Bab 9. Fakta Masa Lalu

Share

Bab 9. Fakta Masa Lalu

last update Last Updated: 2024-11-02 13:37:58

“Ini… beneran?” tanya Zayyan terbata saat menerima surat gugatan cerai yang diberikan Arga padanya.

“Buka aja.”

Zayyan membuka amplop cokelat itu dan membaca isinya. Rupanya Rana benar-benar ingin bercerai darinya. Rana bahkan tak segan-segan mencantumkan bahwa Zayyan berselingkuh sebagai alasan untuk menggugat Zayyan.

Salah satu alasan yang menguatkan gugatan Rana.

Zayyan mengusap wajahnya kasar. “Aku belum bisa menyetujui gugatan ini, Ga.”

Arga tampak tak senang. “Kenapa?”

“Ada yang harus aku bicarakan denganmu. Kamu ada waktu?”

“Soal apa?”

“Kita bicara sambil makan siang. Kamu sudah makan?” Zayyan memberi penawaran.

Arga tampak berpikir sejenak kemudian mengangguk. “Ya udah ayo, makan di depan aja.”

Mereka berdua berjalan beriringan keluar dari rumah sakit, menuju sebuah rumah makan yang berada di depan rumah sakit tempat Arga bekerja.

“Jadi mau bicara apa?” tanya Arga setelah mereka memesan makanan.

Zayyan memasukkan amplop berisi surat gugatan cerai itu ke dalam tasnya, seolah be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nada Azzah
Btul tuh lepas ajah di Zayn br3n953x
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 10. Rayuan Asha

    “Mas, aku telepon kamu dari tadi tapi nggak diangkat sama sekali. Kamu dari mana?” Asha sudah menunggu di depan apartemen Zayyan saat pria itu pulang ke rumah dengan wajah lesu dan hati yang begitu berat.Zayyan menatap Asha sekilas. Perbuatannya dan Asha beberapa hari lalu kembali berkelebat, tatapan terluka Rana padanya, membuat pundak Zayyan semakin berat rasanya.“Aku habis dari rumah sakit,” Zayyan menjawab pendek sambil membuka pintu apartemennya, masuk ke dalam.Asha segera mengekor, wajahnya tampak khawatir. “Kamu sakit, Mas? Sakit apa?”Zayyan tak langsung menjawab. Ia berjalan ke dapur, meneguk air mineral untuk sedikit memperbaiki suasana hatinya.“Kamu sakit? Sudah beberapa hari ini kamu ke kampus cuma ngajar terus langsung pulang. Kamu baik-baik aja, Mas?” Asha menatap Zayyan khawatir, tangannya terulur, mengusap lengan Zayyan lembut.Zayyan mengusap wajahnya, menyingkir ke ruang tengah. Menghempaskan tubuhnya di sana.Asha mengekor, duduk di sebelah Zayyan. Tangannya kem

    Last Updated : 2024-11-03
  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 11. Permohonan Zayyan

    “Sha, kamu ke sini naik apa?”Asha mengernyit saat tiba-tiba Zayyan mengganti topik pembicaraan. “Aku naik taksi, kenapa?”“Aku antar pulang, ya?” Zayyan menawarkan.“Kenapa? Kamu nggak mau kita menghabiskan waktu berdua? Waktu itu kita kan juga nggak jadi melanjutkan?” tanya Asha, merujuk pada kejadian mereka bercumbu mesra yang dipergoki oleh Rana itu.Zayyan menggeleng tegas. “Nggak ada yang perlu kita lanjutkan, Sha. Aku menginginkan pernikahan ini, jadi seharusnya sebagai wanita yang baik kamu nggak mengusik rumah tanggaku.”Air mata Asha kembali meleleh. “Sekarang menyalahkan aku? Kamu mencampakkan aku setelah apa yang kita lakukan bersama? Kamu juga yang setuju untuk tetap berhubungan denganku, Mas,” lirihnya pilu.“Aku bukan mencampakkanmu, Sha. Sejak awal kita memang salah. Harusnya setelah menikah dengan Rana, aku memutus hubungan denganmu. Tapi aku justru mempermainkan pernikahanku.”“Karena itu ceraikan Rana, Mas. Ayo kita bangun hidup kita berdua.” Asha memohon, memelas d

    Last Updated : 2024-11-03
  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 12. Rencana Asha

    Rana buru-buru naik ke atas. Tapi ternyata, gerakan Rana ini terlihat dan terdengar oleh Zayyan.“Rana! Rana, tunggu! Ayo kita bicara!” Ia berseru lantang, nyaris menerobos Ambar yang menghalangi pintu.“Jangan jadi nggak sopan kamu, Zayyan!” hardik Ambar keras.Rana terus berlari masuk ke dalam kamar, menghilang di balik pintu.“Ma, tolong, Ma. Biarkan saya bicara sama Rana. Besok saya harus ke Malang, saya harus bertemu Rana malam ini.” Zayyan memohon, memelas di hadapan ibu mertuanya.Ambar menggeleng kuat. “Aku tidak akan pernah membiarkanmu bertemu dengan putriku. Sekarang pulang, Zayyan, tidak ada gunanya kamu di sini.”“Ma, saya mohon. Saya tahu saya salah, karena itu saya

    Last Updated : 2024-11-04
  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 13. Rencana Asha (2)

    Beberapa menit kemudian, Zayyan tampak membaik.Asha kembali membawa makanan dan minuman. “Minum dulu, Mas,” katanya lembut dan manis.Zayyan berusaha duduk, bersandar di headboard kasur dan menerima botol air yang sudah dibuka tutupnya.Ia meneguknya beberapa tegukan.“Makan dulu, ya? Habis itu minum obat. Udah aku pesenkan obat sakit kepala.” Asha duduk di tepi ranjang, membuka bungkusan makanan .“Kita di mana?”“Aku pesenkan kamar di penginapan terdekat dari alun-alun, Mas. Kamu kelihatan kesakitan banget tadi. Sekarang ayo makan dulu,” ucap Asha sambil menyodorkan sesendok nasi.Zayyan menatap Asha sekilas. “Kita balik ke villa aja. Aku sudah merasa jauh lebih baik.”“Eh, tunggu, Mas.” Asha menahan gerakan Zayyan yang hendak bangkit dari posisi duduknya. “Setidaknya habiskan ini dulu,” imbuhnya sambil menunjuk bungkus makanan yang sudah terlanjur ia buka.Zayyan terdiam sejenak, menimbang. Kemudian ia mengan

    Last Updated : 2024-11-05
  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 14. Aku Hamil

    “Apa yang kita lakukan?” Zayyan menatap Asha tak percaya saat ia terbangun keesokan paginya dan mendapati dirinya tidur tanpa busana dengan Asha.“Mas, kamu lupa?” Asha memasang wajah sendu. “Kita… kita… mel–”“Berhenti.” Zayyan mengangkat tangan. Ia menatap Asha yang tubuhnya terbalut selimut. Zayyan menggeleng tegas. “Kita nggak mungkin melakukan itu kan?”Asha menghela nafas pendek. “Kita melakukannya, Mas. Kamu yang memulainya, aku tidak bisa menahanmu, Mas.”“Nggak mungkin. Nggak mungkin.” Zayyan berseru marah.“Tapi kita benar-benar melakukannya, Mas.” Asha mengulurkan tangan, hendak menyentuh Asha, namun segera ditepis oleh Zayyan.“Jangan sentuh aku dulu, Sha. Jangan.” Zayyan menatap Asha ngeri.Ia segera turun dari kasur dan memakai kembali pakaiannya. Kemudian kembali terduduk di tepi ranjang, membelakangi Asha.Melihat pemandangan itu, Asha segera mendekat dan memeluk Zayyan dari belakang.

    Last Updated : 2024-11-06
  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 15. Beri Aku Kesempatan

    “Rana?” Zayyan mematung di tempatnya berdiri begitu melihat Rana ada di apartemennya.Ia nyaris tak bisa berkata-kata saking bahagianya. Namun begitu menyadari apa yang Rana lakukan, dada Zayyan mendadak terasa seperti ditusuk sembilu.Rana sedang mengemasi barang-barangnya. Ada dua pria yang keluar masuk apartemen Zayyan sejak tadi. Mereka adalah dari agen pindah rumah yang dipanggil Rana untuk membantunya.“Rana, apa-apaan ini?” Zayyan berusaha menghentikan Rana yang sedang mengangkat kardus.Rana tak menggubris dan terus berjalan. Bahkan sama sekali tak melihat ke arah Zayyan.“Rana, tunggu!” Zayyan meraih pergelangan tangan Rana, yang justru membuat kardus di tangan Rana jatuh dan barang-barang di dalamnya berserakan.Rana melemparkan tatapan tajam, kemudian menunduk dan memungut barang-barangnya sendiri tanpa bicara.Melihat itu, Zayyan jadi merasa bersalah dan membantu Rana.Namun baru saja Zayyan ingin me

    Last Updated : 2024-11-07
  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 16. Ini Semua Salahmu!

    “Kenapa Rana tidak datang?” Zayyan mencegah kuasa hukum Rana setelah sidang ditutup. “Karena klien kami sudah mantap bercerai.” Pria itu menjawab mantap. “Tapi… kenapa?” Zayyan masih terlihat kebingungan. Ia tak menyangka Rana benar-benar mantap bercerai dengannya. Kuasa hukum Rana menatap Zayyan lekat, tatapannya seolah merendahkan. “Harusnya Anda tanyakan itu pada diri Anda sendiri. Saya sebagai laki-laki saja tidak habis pikir dengan kelakukan Anda.” Kernyitan di dahi Zayyan tampak semakin kentara. “Apa maksudnya?” Pria itu mengeluarkan sebuah dokumen yang berisi foto-foto Zayyan dan Asha di kamar penginapan itu. “Ini yang membuat Rana mantap bercerai.” Zayyan membeku di tempat, tangannya bergetar menerima dokumen itu. “Dari mana kamu mendapatkan ini?” “Itu tidak penting. Tapi keaslian foto-foto ini sudah dikonfirmasi, Anda tidak bisa mengelak,” kata sang kuasa hukum dingin. “Saya permisi.” Tanpa menu

    Last Updated : 2024-11-07
  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 17. Resmi Bercerai

    Berminggu-minggu penuh Zayyan habiskan untuk berusaha berbicara pada Rana. Tapi hasilnya nihil. Bahkan meski Zayyan berusaha menemui Rana setelah mengajar di kampus, Rana seperti langsung menghilang ditelan bumi.Rana menutup seluruh akses, seolah benar-benar ingin menghapus Zayyan dari hidupnya.Zayyan frustasi dibuatnya. Tubuhnya semakin kurus dan kusut, ia seperti kehilangan separuh jiwanya.Dan penampilan pria itu semakin berantakan saat surat pemanggilan untuk sidang perceraian lanjutan tiba di mejanya. Meski begitu, di sisi lain ia berharap sidang ini bisa mempertemukan Zayyan dengan Rana. Setidaknya ia bisa membujuk Rana di sidang terakhir ini.Namun sayang seribu sayang, Rana tetap tidak hadir pada sidang lanjutan dan mengirim kuasa hukumnya untuk mewakili dirinya.“Kenapa Rana tidak datang?” tanya Zayyan lesu, nyaris memelas saat kuasa hukum Rana masuk ruang sidang seorang diri.“Dia sudah mantap bercerai. Semua bukti ju

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 67. Hari Persidangan

    Hari persidangan Gavin.Tak pernah sekalipun Gavin mengira dalam hidupnya bahwa ia akan datang ke Rotterdam bukan hanya untuk kuliah, melainkan juga merasakan dinginnya kursi pengadilan.Ruang sidang itu terlihat tenang. Di satu sisi ruang, terdapat meja hakim yang berada di posisi lebih tinggi.Rana duduk di kursi yang sudah disediakan bersama pengacaranya. Arga, Zayyan, dan anggota PPI lain duduk di kursi hadirin.Tak lama kemudian, Gavin terlihat memasuki ruangan dengan tangan terborgol dan digiring oleh dua orang polisi. Wanita paruh baya yang sepertinya adalah ibu Gavin terlihat menangis tersedu melihat putranya digiring seperti pesakitan.Salah satu sudut hati Rana terenyuh melihat pemandangan itu. Ia merasa kasihan melihat ibu Gavin menangis. Tapi ia tak ingin perasaan itu mendominasinya dan membuat Gavin lolos dari hukuman.Rana sudah bertekad untuk membawa ini ke jalur hukum.Seorang hakim terlihat duduk tegak dan bicara dengan lantang. “Saudara terdakwa, Anda dituduh melakuk

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 66. Kita Mulai Dari Nol

    “Gavin ditangkap kemarin di apartemennya,” ujar Faisal saat kumpul bersama anggota PPI di rumah Ara.“Oh ya? Syukur deh kalau gitu,” seru Vivi lega. Ia memang menjadi salah satu yang paling menunggu-nunggu saat Gavin ditangkap. “Biar tahu rasa. Enak aja main ngasih anak orang obat perangsang.”Rana meringis saat Vivi mengatakan ‘obat perangsang’ tanpa beban. Ia masih selalu ngeri setiap kali mengingat saat Gavin hampir memerkosanya. “Udah ah nggak usah bahas itu lagi. Kita sekarang lagi seneng-seneng, jadi nggak boleh bahas yang sedih-sedih.” Ara menimpaliSetiap bulan, para anggota PPI memang akan berkumpul di rumah Ara. Entah sekedar makan bersama, membahas proyek, atau ada acara tertentu. Dan hari ini, acaranya adalah makan-makan biasa.Masing-masing anggota PPI membawa makanan, lalu mereka akan mengumpulkan semua makanan di tengah-tengah ruangan dan mereka bebas mencicipi makanan punya siapa saja. Semacam potluck.Dan karena Rana masih belum kembali ke apartemennya, jadi ia hanya

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 65. Lapor Polisi

    “Ka, jangan kasih tahu Papa dulu.” Rana memohon di telepon.Arga terdengar menghembuskan nafas kasar. “Nggak bisa, Ran. Kakak harus bilang sama Papa supaya Papa bantu kasus ini ke polisi. Kamu tahu Papa punya banyak koneksi di kepolisian dan kejaksaan. Papa bisa minta bantuan mereka buat berkomunikasi dengan kepolisian Rotterdam.”Rana menggigit bibir, ia bisa membayangkan bagaimana reaksi papanya saat mengetahui putri bungsunya hampir diperkosa oleh Gavin. Bisa dipastikan, Gavin masih bernyawa saja sudah untung.“Kamu nggak bisa menghalangi kakak buat bilang ke Papa, Ran. Papa berhak tahu.” Arga berkata tegas. “Dan kamu jangan ketemu dia sampai polisi menindaklanjuti kasusmu, oke?”“Iya, Kak. Aku udah tinggal bareng Kak Ara sejak kasus itu. Aku juga selalu bareng Vivi ke kampus dan menghindari kelas yang sama dengan Gavin.” Rana mencoba menjelaskan agar kakaknya tak terlalu khawatir.Arga terdengar menghembuskan nafas berat sekali lagi. “Untungnya kamu masih selamat, Ran.”“Iya, aku

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 64. Bukti

    “Mas, kamu bicara apa sih?” Asha tersenyum canggung, masih berusaha mengelak.Zayyan mengangkat ponselnya yang sejak tadi ia genggam dan menyalakan rekaman audio yang ia ambil saat Asha bertelepon dengan Gavin tadi. “Sebaiknya kamu mengaku sekarang sebelum aku berikan rekaman audio ini ke bagian akademik,” ancam Zayyan.“Mas, aku mohon jangan.” Asha berusaha mengambil ponsel Zayyan, tapi gerakan Zayyan jelas jauh lebih cepat.“Kalau kamu mau karirmu sebagai dosen masih aman, sekarang mengakulah, Sha. Aku sudah punya dua alasan kuat untuk menghancurkan karirmu. Sebelum aku benar-benar melakukannya, sebaiknya kamu menurut padaku,” ucap Zayyan tegas, tanpa kompromi.“A-apa maksud kamu, Mas? Kamu nggak mungkin benar-benar akan melapor–”“Aku serius, Asha!” Zayyan mendesis. “Pertama, soal kebohonganmu yang berpura-pura mengandung anakku. Dan sekarang, kamu menjadi dalang dari kasus upaya pemerkosaan. Kamu nggak layak jadi seorang dosen, Asha.”Tatapan Asha berubah horor. “Mas, aku mohon j

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 63. Kamu Dalangnya?

    “Maaf karena nggak dengerin peringatan kamu.” Rana berkata pelan. “Dan makasih karena sudah berusaha menyelamatkan aku kamu jauh banget di sana.”Zayyan menatap layar ponselnya dengan senyum tipis. Dadanya terasa ngilu saat melihat wajah Rana yang pucat dengan lingkaran hitam di sekitar matanya. Gadis itu pasti tidak bisa tidur.“Padahal kamu nggak perlu repot-repot mikirin aku, Mas. Kita udah nggak punya hubungan apa-apa.” Rana tertunduk, tak berani menatap Zayyan.“Aku nggak peduli meski kita nggak punya hubungan apa-apa. Aku nggak akan membiarkan kamu mengalami kesulitan, Ran.” Zayyan berkata lembut.Di tempat Rana masih siang, semenara di Jakarta sudah mulai gelap.“Aku bener-bener makasih, Mas.” Rana akhirnya mendongak, menatap Zayyan dengan mata berkaca-kaca. “Kalau bukan karena kamu, pasti sekarang aku sudah … aku pasti sud–”“Sshh … Ran, sudah. Jangan diingat.” Zayyan menegur dengan nada lembut, menatap Rana prihatin. “Sekarang kamu aman, oke? Kamu aman. Kamu di rumah Ara, kan

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 62. Berkat Zayyan

    “Ran, kamu nggak apa-apa?” Vivi, tetangga apartemen Rana datang keesokan harinya. “Aku udah denger dari Kak Ara, temen-temen PPI juga sudah pada tahu jadi sekarang mereka pasti bakal bantu jauhin kamu dari Gavin.”“Temen-temen PPI tahu?” Rana membulatkan matanya. Ia menghela nafas pelan, merasa malu.Vivi menangkap gestur itu dan menggengam tangan Rana lembut. “Ran, kamu korban. Harusnya yang merasa malu itu si Gavin brengsek itu, bukan kamu.”“Tapi tetep aja, Vi. Itu memalukan.” Rana tersenyum sendu.Vivi memeluk Rana erat. “Tenang aja, jangan malu, ya? Temen-temen PPI nggak akan meledek kamu. Mereka justru prihatin dan mau bantuin kamu menjauhi Gavin. Dia sudah keterlaluan, Ran. Masa mencekoki kamu dengan obat perangsang?”Rana membalaskan pelukan Vivi erat, ia selalu bergetar ketakutan saat teringat kejadian itu. Ia tak pernah menyangka Gavin akan melakukan hal seperti itu padanya.“Aku jijik sama diriku sendiri, Vi. Aku … dipegang-pegang begitu….” Rana tak berhasil menyelesaikan k

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 61. Pemerkosaan (?)

    Gavin tak menjawab dan langsung menerkam Rana. Kali ini ia jadi semakin brutal.“Nggak usah sok suci kamu, Ran. Si Zayyan itu pasti sudah pernah mencicipi tubuhmu kan? Nah, apa bedanya kalau aku juga merasakannya? Sekarang aku pacarmu kan?”Rana mulai menitikkan air mata ketika tubuh Gavin kembali menindihnya hingga ia kesulitan bergerak. Cengkraman tangan Gavin di pergelangan tangan Rana mencengkram sangat kuat hingga membuatnya meringis menahan sakit.Rana sudah melakukan segala cara untuk bebas dari laki-laki ini, tapi tubuhnya yang semakin kehilangan kendali karena obat perangsang yang dimasukkan Gavin ke dalam cokelat itu membuat usaha Rana untuk lepas semakin berkurang.Saat Rana mulai merasa putus asa, sebuah ketukan di pintu terdengar. Namun Gavin tak memedulikannya.Ia terus menyerang Rana, menciumi gadis itu meski Rana terus meronta.Namun ketukan di pintu juga semakin kencang dan datang berkali-kali.“Gavin, buka pintunya! Aku tahu kamu ada di dalam!” Suara seorang wanita t

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 60. Obat Perangsang

    “Kenapa, Ran?” tanya Gavin sambil memegangi kedua bahu Rana.Rana menggelengkan kepalanya, berusaha tetap sadar sepenuhnya. Namun kepalanya terasa berat dan tubuhnya terus memanas.“Aku harus pulang,” ucap rana sambil berdiri. Namun tubuhnya langsung oleng.Beruntung, Gavin sigap menangkapnya. “Mau ke mana, Ran?” Ia melingkarkan lengannya di pinggang Rana, mendekapnya erat.“Mau pulang, Vin. Kayaknya aku nggak enak badan. Biarin aku pulang.” Rana berusaha meronta di pelukan Gavin, tapi dekapan lengan Gavin sangat erat hingga membuatnya tak bisa melepaskan diri.“Ini udah malem, Ran. Kamu kayaknya nggak akan bisa jalan pulang. Udah, istirahat di sini aja,” kata Gavin persuasif.Rana menggeleng. Di tengah-tengah usahanya untuk tetap sadar, ia kembali teringat kalimat Zayyan.“Berhati-hatilah pada Gavin, Ran. Jangan berduaan dengannya terutama di apartemennya.”“Aku harus pulang, Vin.” Rana meronta-ronta, berusaha melepaskan diri.Tapi sekali lagi, cengkraman Gavin di tubuh Rana begitu e

  • Ceraikan Aku, Mas!   Bab 59. Hati-hati, Ran

    “Berhati-hatilah pada Gavin, Ran.” Begitu kalimat pertama Zayyan ketika Rana bertanya soal apa maksud pesan Zayyan di kartu ucapan itu.“Memangnya Gavin bilang apa, Mas?” tanya Rana dengan wajah mengernyit.“Aku nggak tahu kamu akan percaya atau enggak kalau aku beri tahu kamu, tapi aku berharap kamu nggak pernah membiarkan Gavin berduaan denganmu di apartemennya sendiri atau di hotel, atau di apartemenmu. Pokoknya jangan berduaan sama Gavin.”Kernyitan di antara kedua alis Rana tampak semakin kentara. “Aku dan Gavin pacaran, Mas. Sudah sewajarnya kami sering menghabiskan waktu berdua. Kamu nggak bisa mengatur-atur hidup aku, Mas!”Terdengar helaan nafas Zayyan di ujung telepon. “Aku tahu kamu nggak akan percaya padaku.” Suaranya terdengar sendu. “Karena itu aku memilih buat berhenti mengirimkan bunga untukmu. Tapi kamu harus ingat, Ran, aku melakukannya karena aku nggak mau Gavin berbuat macam-macam denganmu.”Rana mulai kehilangan kesabaran. Ia mengetatkan rahangnya saking kesalnya

DMCA.com Protection Status