Chapter: Bab 77. Pelecehan“Akhirnya kamu ikut, Ran?” Bagus menyapa Rana saat sesi pertama workshop yang dilaksanakan Fakultas Bisnis dan Ekonomi UGN baru saja selesai.“Iya, Pak.” Rana tersenyum pada Bagus. “Nggak enak masa anak baru kayak saya udah nggak ikut workshop aja.”Bagus mengangguk-angguk dan mendekati Rana ketika para dosen beranjak keluar ruangan untuk menikmati kopi dan camilan yang sudah disediakan. Rana masih berdiri di dekat mejanya di dalam hall tempat sesi pertama workshop berlangsung tadi.Bagus berdiri sangat dekat, membuat Rana merasa agak tidak nyaman. “Betul sekali, sebaiknya jangan mengabaikan acara fakultas. Dan saya juga ingin mengapresiasi, presentasi Anda tadi itu luar biasa. Anda benar-benar membuat fakultas kita bangga.”Rana tersenyum tipis. “Terima kasih, Pak. Itu hasil kerja tim, kok.”Bagus tertawa kecil. “Jangan terlalu rendah hati. Saya yakin, kalau Anda terus seperti ini, Anda akan melangkah jauh di dunia akademik.”“Terima kasih, Pak,” jawab Rana singkat, mencoba mengakhir
Terakhir Diperbarui: 2025-01-28
Chapter: Bab 76. Ciuman Pertama Zayyan-RanaAula kecil di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGN dipenuhi oleh mahasiswa yang antusias. Seminar hari itu bertajuk "Mewujudkan Mimpi dengan Beasiswa: Tips Menjadi Awardee LPDP dan Erasmus Mundus". Di panel pembicara ada Rana sebagai awardee Erasmus Mundus, duduk berdampingan dengan Zayyan yang pernah menjadi awardee LPDP.Ya, Rana akhirnya menerima undangan itu. Ia senang berbagi pengalamannya menjadi penerima beasiswa Erasmus Mundus, salah satu beasiswa paling bergengsi bagi calon mahasiswa magister khususnya di perguruan tinggi yang ada di Eropa.Rana terlihat anggun dengan blazer biru, menatap audiens dengan senyum percaya diri. Di sebelahnya, Zayyan menyambut mahasiswa dengan gaya santai namun berwibawa.“Semua orang punya mimpi besar.” Zayyan membuka seminar dengan suara lantang. “Dan beasiswa seperti LPDP dan Erasmus adalah salah satu jembatan untuk mewujudkan mimpi itu. Hari ini, saya dan Bu Rana akan berbagi pengalaman kami agar kalian juga bisa meraihnya.”Giliran pertama adalah
Terakhir Diperbarui: 2025-01-25
Chapter: Bab 75. Fitnah“Asha?” Rana mengernyit. “Jadi ini gara-gara laporan Bu Asha?”“Jangan bicara seolah-olah Asha memfitnah kamu, Rana.” Lia menegur dengan nada tajam.Rana menarik nafas dalam. Ia tak boleh gegabah menjawab karena sebagai orang baru di lingkungan kerja ini, pasti orang-orang akan lebih mendukung Asha daripada dirinya.“Baik. Karena Bu Lia sudah mendengar cerita itu dari sudut pandang Bu Asha, sekarang biar saya menceritakan dari sudut pandang saya.”Lia menatap Rana skeptis, tapi ia mengangguk dan mempersilakan. “Coba ceritakan versi kamu.”Rana menarik nafas dalam dan mulai menceritakan kejadian siang itu. “Waktu itu memang Bu Asha meminta bergabung ke meja saya. Saya memang meninggalkan beliau sendiri dan memilih untuk makan di kantor saja. Tapi apa Bu Lia tahu apa alasan saya melakukan itu?”Lia mengernyit dan menggeleng. “Memangnya kenapa?”“Pertama, pasti Bu Lia pernah dengan soal perceraian Pak Zayyan dengan seorang mahasiswi di sini. Mahasiswi itu adalah saya.”Lia terkesiap mend
Terakhir Diperbarui: 2025-01-22
Chapter: Bab 74. Hanya Kamu dan Aku“Kenapa nggak jadi makan di kantin?” tanya Zayyan sambil menjajari langkah Rana yang keluar dari kantin. Ia sudah meminta pada salah satu pekerja di kantin untuk membawakan makanan mereka ke kantor.“Kamu nggak lihat, Asha duduk sama kita tuh.” Rana menyahut ketus.Zayyan melirik meja tempat mereka duduk tadi dan merengut kesal mendapati Asha masih di sana. “Dia kenapa nggak kapok, ya? Masa nggak malu sama statusnya sebagai dosen?”Rana menghela nafas kasar. “Aku nggak pengen jahat sama dia, tapi dia bikin aku pengen berbuat jahat.”Zayyan bisa merasakan kekesalan di hati Rana, maka ia menggenggam tangan Rana setelah memastikan tak ada yang melihat mereka. “Kalau dia udah kelewat batas, aku nggak akan menghalangi kamu kalau kamu mau balas dendam sama dia. Aku aja heran kamu nggak memproses rekaman audio yang aku kirim ke kamu.”“Soal itu ….” Rana membalas genggaman tangan Zayyan. “Sebenarnya setelah urusan sama Gavin beres, aku udah mau memprosesnya. Tapi setelah aku tahu dari kamu ka
Terakhir Diperbarui: 2025-01-20
Chapter: Bab 73. Hari Pertama Jadi DosenRana berjalan ke ruang kelas besar dengan deretan kursi yang sudah dipenuhi mahasiswa. Beberapa mahasiswa menoleh penasaran, mungkin terkejut melihat dosen yang masih muda.Rana berdiri di depan podium, mengatur napas, lalu memulai dengan senyuman.“Selamat pagi, semuanya. Saya Rana Rafika, dosen baru di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hari ini kita akan membahas Global Economic Trends. Sebelum itu, saya ingin kita saling mengenal lebih dulu. Bagaimana kalau kalian perkenalkan diri satu per satu?”Mahasiswa mulai memperkenalkan diri, dan suasana perlahan mencair. Rana mulai merasa lebih percaya diri. Ia kemudian memaparkan materi menggunakan slide presentasi yang sudah ia siapkan semalaman.“Kalian pasti pernah mendengar istilah digital economy, bukan? Bisa seseorang beri contoh nyata yang kalian lihat di kehidupan sehari-hari?” tanyanya memancing diskusi.Seorang mahasiswa mengangkat tangan. “Fintech, Bu, seperti Gopay atau OVO.”“Bagus! Itu contoh yang tepat,” Rana menjawab dengan antu
Terakhir Diperbarui: 2025-01-17
Chapter: Bab 72. Menjadi Pemeran AntagonisRana benar-benar mengajukan lamaran sebagai dosen di Universitas Global Nusantara, universitas tempat kuliahnya dulu. Dan hari ini, adalah hari pertamanya bekerja.“Sudah siap ngajar hari pertama?” goda Zayyan saat mereka berjalan beriringan menuju ruang dosen.“Siap dong.” Rana menyengir. Ia senang karena hubungannya dengan Zayyan sejauh ini baik-baik saja.Tapi dengan melamar sebagai dosen di UGN, Rana pasti akan bertemu dengan Asha lagi. Dan ia lebih berdebar akan pertemuan pertama mereka itu daripada hari pertamanya mengajar.“Soal kita gimana, Ran?” tanya Zayyan tiba-tiba. Mereka sudah semakin dekat dengan ruang dosen.“Maksudnya?” Rana mengernyit bingung.“Kita mau terang-terangan soal hubungan kita di depan dosen lain atau backstreet?”“Ah, itu ….” Rana terdiam. Sesungguhnya ia tidak memikirkan soal itu. “Menurut kamu gimana, Mas?”“Nggak ada aturan tertentu soal itu sih di kampus kita, jadi menurutku nggak masalah. Tapi aku bakal berusaha nggak terlalu PDA kalau di kampus.” Za
Terakhir Diperbarui: 2025-01-16