Kerjaanku setelah tampil dengan satu lagu, hanya duduk sampai acara selesai. Seharusnya aku membawakan dua lagu, tapi karena kesehatanku yang sedang tidak stabil setelah skandal itu aku hanya diijinkan tampil dengan satu lagu. Aku tahu Michael tidak ingin mengambil resiko. Aku melirik handphone ku yang menampilkan pop up notifikasi pesan dari Charlie.
Charlie Ruth
Aku kembali ke LA maaf. Aku benar-benar sangat menyesal karena membuat kamu harus terlibat skandal. Semoga kamu memaafkan aku ya love you much! Oh iya Zed dan Shawn menyanyakan dirimu kapan kembali, tapi saran ku jangan kembali dulu ya kemari. Aku tidak siap mobil baruku kamu hancurkan lagi. Xoxo salam sayang sahabat kamu yang paling mencintai dirimu Charlie.
Aku mendengus tidak senang setelah membaca pesan yang dia kirimkan padaku. Setelah kejadian hari itu, Charlie bahkan tidak menemui diriku sama sekali. Pria itu menghilang dari jangkauanku.
Aku tahu itu atas saran Sara, tapi tetap saja menyebalkan. Aku nggak semenyeramkan itu kok. Mana bisa aku membunuh sahabat terbaik seperti dia. Aku kan bukan psikopat! Dan karena kejadian itu juga tensi darahku naik drastis dan tubuhku drop memikirkan hatred dan teror yang dilayangkan seminggu ini kepadaku. Intinya rentetan kejadian akhir-akhir ini membuatku hampir tumbang. Hatred fans BXS itu tidak main-main man! Apalagi yang sampai fanatik garis keras, hanya teror saja yang ku dapat.
"Selamat!”
Aku terkejut ketika semua orang berdiri dan memberi selamat kepada seseorang yang memenangkan penghargaan. Aku spontan berdiri menjatuhkan handphone yang ada di pangkuanku tanpa sadar.
Aku membungkuk sopan ketika mereka melewati ku. Ternyata itu adalah BXS oh ya ampun! Aku sudah mencoba semaksimal mungkin menjauh dari mereka, tapi ternyata Vinns sepertinya tidak sependapat karena dia berhenti dan membungkuk mengambil handphone milikku yang jatuh tadi. Dia menyerahkan padaku dengan gerakan sopan. Aku mengucapkan terima kasih tanpa suara kepadanya dan berharap mereka segera menjauh dariku.
Kalau dipikir-pikir ini sepertinya sudah ketujuh kalinya BXS naik ke atas stage untuk menerima penghargaan kali ini Daesang – penghargaan yang paling tinggi atau bisa di bilang grandprize nya. Mereka berkualitas, aku mengakuinya. Mereka semakin bersinar terang, dan semakin berada di puncak dan tenang saja, aku tidak iri dengan hal itu kok!
Ketika mereka selesai memberikan Speech kemenangan, aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. Malas gila melihat Jake yang entah mengapa terlihat begitu sangat menyebalkan. Begitu aku mengalihkan pandanganku, mataku bersibobrok dengan mata wanita cantik di sampingku. Aku tahu wajahnya, tapi tidak tahu namanya. Salah satu grup duo yang punya lagu bagus karena beberapa kali lagunya menjadi soundtrack di film-film kartun.
"Hi, saya adalah penggemar kamu boleh minta tanda tangan?” tanyanya. Malu-malu dia mengulurkan spidol dan case phone miliknya bahkan sebelum aku menjawabnya.
"Sure... for?" Aku bertanya sopan tidak ingin menyinggung dirinya, daripada salah menyebut nama mending aku bertanya.
"Namia.”
Aku tersenyum sambil menandatangani nya dan menulis ‘Namia you doing great!’ di sana. Setelah selesai aku mengulurkan kembali kepadanya dan dia tersenyum lebar lalu menerima case ponselnya dan membalik-balikanya dengan mata berbinar.
"Thank you!”
“Sure.”
Setelah hampir beberapa saat menunggu akhirnya aku dapat tersenyum kecil lantaran acara hampir selesai tinggal penutup seperti biasanya, kepanggung utama untuk merayakan dan mengucapkan terima kasih kepada para fans yang telah datang. Semua berdiri dan berjalan ke stage. Aku memastikan kakiku berdiri dengan tegak dan bertumpu dengan benar agar kejadian tidak menyenangkan tidak terulang lagi.
Wow, aku sering mengalami pening luar biasa, tapi ini yang paling parah. Nafasku sesak walaupun hanya berjalan dengan langkah kecil. Teriakan fans membuat ku bertambah pening. Aku tidak akan mau jatuh sekarang, tidak Sudi jika ada Headline tentang ku yang pingsan besok paginya. Tidak lagi setelah menyadari kalau aku terlalu banyak memiliki skandal setelah kedatangan ku ke Korea Selatan.
Aku berjalan kearah stage dengan senyuman. Hebat sekali kan aku! Masih bisa tersenyum ketika kepalaku rasanya berat. Karena aku berjalan sendiri rasanya jadi kesepian melihat orang-orang yang bersama dengan grupnya. Berjalan kesana kemari bercengkrama dengan para fans.
Aku berjalan di belakang segerombolan yang namanya second dan salah satu anggotanya tadi yang meminta tanda tangan ku. "Florenzee!"
Aku menengok dan tersenyum mendekat ke arah Fans. Aku jongkok dan melihat mereka dari dekat kalau mengabaikan mereka pasti besok akan ada hujatan dan fitnah lagi yang menyebut kalau diriku arogan.
"Hadiah kamu! Ambil!”
Mereka merengsek maju ada beberapa dari mereka yang mengulurkan tangannya, ada yang menyodorkan Beex bomb kepadaku dan ada yang menyodorkan bunga dan boneka maskot kecil. Mereka sedang membuat diriku kembali menjadi gosip karena menerima souvenir yang jelas-jelas milik dari BXS?
"Untuk aku?”
"Just take it!"
Karena kerumunan semakin mencoba meringsak maju untuk mendekati ku, sebelum terjadi keriuhan yang fatal aku memutuskan untuk meraih itu semua dibantu salah satu staf keamanan yang menjaga pagar. "Terima kasih.”
Aku berdiri hampir limbun namun untungnya aku tidak sampai terjatuh mengenaskan. Darah rendah memang selalu tidak menguntungkan kalau duduk berlama-lama.
"Anda baik-baik saja?” Salah seorang anggota girl grup mendekatiku sambil berbisik. Kurasa dia tahu aku tidak sedang dalam kondisi baik. Aku sempat bertemu dengannya beberapa kali di kantor agensiku di Korea.
"Yeah.." Dia membantuku berdiri tegak. Setelah memastikan aku baik, gadis baik hati itu melangkah meninggalkan ku bersama anggotanya. Aku berjalan sambil membawa boneka bunga dan beex bomb ... Well aku tahu ini akan menimbulkan spekulasi lagi, tapi aku harus apa jika fans yang memberi! I don't have a choice.
Aku berjalan sambil mengumbar senyum hingga aku merasa gigiku kering. Aku membungkuk ketika berpapasan dengan salah satu grup pria, mereka tersenyum ramah sambil berlalu. Lalu aku mengalihkan pandanganku ke sisi yang lain dan menemukan Jake Jeon di sana. Aku tidak yakin, tapi ketika aku melihat Jake Di ujung Stage bersama yang lain. Ia tengah menatapku dengan well... I don't know how to describe it.
Pura-pura tidak melihatnya adalah pilihan terbaik. Fancam ada di mana-mana terlalu banyak saksi mata. Namun aku tidak bisa mengabaikan begitu saja tatapan yang tajam itu. Musik berubah dan staff memberikan tanda untuk meninggalkan Stage. Aku melangkah sedikit cepat menghindari BXS, tapi kulihat Jimmy dan Jake juga berjalan bersama dengan cepat.
Yes!
Aku berhasil membaur di tengah-tengah yang lain yang menunggu giliran turun stage, tapi suara seseorang menyeruak. “Kamu tidak sehat?"
Terkejut namun aku mengabaikannya. Itu pasti Jimmy si rambut kuning yang sangat hangat kepada siapa saja, ia berdiri di belakangku dengan Jake. “I am fine.”
Bohong! Mana ada orang yang baik-baik saja hampir terjerembab ke bawah stage? Dasar bad liar!
“Kamu sakit Florenzee?" Suara datar dan bernada berat itu milik Jake.
“…”
"Mana yang sakit?”
Tolong ! Aku hanya butuh ketenangan. Mendengar ocehan mereka berdua membuatku benar-benar pusing luar biasa.
"Maaf, tolong beri jalan.”
Jake tiba-tiba berjalan tepat di sampingku, terang-terangan mencoba menyerobot antrian di depannya membuat diriku membelak saking terkejutnya. Dia sedang mencoba melakukan apa sih?
“Hei Jake!” cegahku karena terkejut.
"Diam lihat keringatmu itu Jangan sok kuat!" kata Jake mengomel dengan suara yang agak menyeramkan. Aku memejamkan mataku dan membukanya lagi dan benar saja rasanya berputar. Aku spontan berpegang pada lengan Jake ketika aku sulit bernafas. Kesadaran ku seperti ditarik paksa semua tampak buram dan yang kudengar terakhir kali adalah riuh dan suara teriakan Jake memanggilku.
[BREAKING NEWS] JAKE BXS DATING?
Berita mengejutkan datang dari personil termuda BXS Boys – Jake Jeon. Banyak netizen yang berspekulasi tentang kedekatannya dengan penyanyi papan atas asal Hollywood Florenzee Hwang. Baru-baru ini keduanya sering tertangkap kamera bersama, yang terakhir adalah salah satu fancam yang sudah ditonton puluhan juta orang di mana dalam video berdurasi kurang dari tiga puluh detik tersebut memperlihatkan orang yang diyakini adalah Jake Jeon membopong wanita yang juga diyakini sebagai Florenzee Hwang dengan raut wajah yang sangat khawatir. Sampai berita ini diturunkan tidak ada konfirmasi apapun dari Big Labs dan HW Entertainment maupun SN Entertainment yang menaungi segala jadwal Florenzee Hwang di Korea Selatan. (Source: aiilkpoptren)
Aku terbangun dari tidurku ketika mendengar suara berisik beberapa orang disekelilingku dan aku mengerjapkan mataku beberapa kali setelah mendengar bunyi bip pelan yang konstan. Karena penasaran dari mana bunyi itu berasal aku menggulirkan pandanganku ke samping dan berakhir mendapati selang infus dan alat-alat vital sign terpasang ditanganku.“Florenzee Hwang, can you hear me how do you feel?" Pertanyaan itu terdengan tidak beberapa lama setelah aku membuka mataku. Aku menoleh ke kanan dimana di sana terdapat seseorang berseragam putih bersih dengan name tag - Chaeyon— berdiri tepat di sampingku wanita tersebut mengecek patient monitor sign sebelum kembali beralih bertanya kepadaku. Tidak perlu bertanya dengan apa yang terjadi karena aku cukup ingat apa yang terjadi padaku hingga aku berbaring disini dengan selang infus. "Jadi kali ini berapa lama?" Tanyaku dengan suara yang pelan dan serak, melihat bagaiman alat medis yang terpasang di tubuhku sebenarnya itu sudah mendeskripsikan k
Florenzee Hwang menatap Cha Sara dengan kening berkerut dalam saat melihat wanita tersebut hanya berdiri di depan pintu kamar hotelnya saat dirinya dan Michael jelas sedang sibuk membereskan koper-koper mereka yang hendak di bawa ke Hongkong. Sejujurnya Florenzee agak tidak mengerti dengan apa yang wanita itu lakukan di sana karena bukannya membantu wanita itu malah terlihat gelisah dan sibuk sendiri dengan pikirannya hingga Michael menegur wanita itu dengan suara beratnya, “Ngapain kamu di sana enggak mencoba membantu kami yang sedang meringankan pekerjaan kamu?” walaupun kalimat Michael disusun dengan kata sindirian yang terang-terangan, Sara masih tidak bereaksi untuk segera membantu. Wanita itu malah berkaca pinggang dan menatap Michael jufga Florenzee dengan kening yang berkerut dalam, “Aku sedang enggak ingin meladeni kamu ya Michael … ada yang lebih penting dari itu understand?!” katanya dengan suara agak keras dengan jari telunjuk yang mengarah ke wajah Michael dengan tidak s
People be starvin' and people be killin' for luv with that crack and that spoon but these rich mothafuckas, they stay eatin' good Brian menatap Florenzee dengan seringai membuat wanita itu menjafi agak malas namun tetap menatapnya dengan menantang, dia melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Florenzee dan sambil terus melakukan rap mengikuti alunan melodi yang terdengar keras memenuhi hall konser malam ini. Droppin' wage livin' good holdin' steel socks, but you been a suck a thick cock shit a Crip walk, hit the strip like in Hongkong Florenzee mendorong Brian menjauh dan menaikan sebelah alisnya sambil terus menyanyikan bagiannya dan tidak lupa juga ia menunjukkan wajah songongnya dihadapan Brian untuk membalasnya yang agak kurang ajar di atas panggung. Bagaimana pun juga sebenarnya Florenzee masih kesal pada adiknya tersebut karena merasa terlalu posesif dan menganggapnya sebagai anak kecil padahal dia ini kan kakaknya! Florenzee melakukan rap
Jam menunjukkan pukul setengah dua dini hari ketika Florenzee berniat menyelinap keluar dari kamar hotelnya, wanita itu tidak bisa tidur jadi dia berencana akan keluar sebentar untuk menghirup udara segar dikawasan The Ritz Carlton. Ini tengah malam jadi presentase diketahui oleh fans maupun paparazi adalah kurang dari lima puluh persen kan? — setidaknya itu yang dipikirkan Florenzee saat dia memantapkan niatannya. Setelah memastikan semua orang staffnya telah tertidur dengan lelap karena kelelahan setelah pertunjukan —karena mungkin mereka kelelahan setelah jadwal padat yang hampir menguras seluruh engergi mereka. Florenzee mengendap keluar dengan hati?hati dan menutup pintu kamar hotelnya dengan gerakan pelan. Wanita itu berharap Michael dan Sara yang menempati kamar di sampingnya tidak terbangun karena hal itu. Sembari menunggu pintu lift terbuka, Florenzee kembali memastikan kalau dia telah membawa dompet dan handphone miliknya, walaupun belum tentu akan ia gunakan tapi siapa
Florenzee Hwang meluruskan kakinya sebelum mendorong tubuhnya ke belakanga untuk merebahkan dirinya di atas ubin dingin gym center The Ritz Carlton Hotel sore hari ini. Keringatnya sudah bercucuran deras dan cukup hampir membasahi seluruh pakaian stretch yang dia kenakan sore hari ini. Matanya terpejam rapat, sembari mencoba mengatur nafasnya yang menderu — secara fisik dia benar-benar lelah dan mungkin secara mental pun sama .... Satu menit .... dua menit ... tiga menit. Florenzee, mau jadi pacarku? —pertanyaan yang dilontarakan kemarin oleh Jake terngiang kembali di otak Florenzee membuat wanita itu menghembuskan nafasnya kesal lalu membuka matanya yang sebelumnya terpejam erat. Sialan! Florenzee bukan jenis wanita yang baru gede yang gampang terbawa perasas , dia bukan juga sejenis tipe yang mudah tersipu atau mudah memikirkan sesuatu dengan serius tapi entah mengapa pengakuan Jake kemarin banyak mempengaruhinya —dia jadi banyak berpikir hingga sulit mengenyahkan pertanyaan itu
[BREAKING NEWS] Newcomer Hollywood worldwide artist Florenzee Hwang was harshly criticized for exploiting the popularity of Jay Bieber, both fans at war. (Source : TZM News) Kinabalu, Sabah, Malaysia, 2015 Sekali lagi aku menatap layar ponsel milikku yang menunjukkan tajuk utama sebuah berita teratas nomor satu dengan nanar. Mengapa rasanya tetap sakit sekali? Perasaan tidak terima itu tetap ada menyelimuti hatiku padahal sebenarnya aku sudah tahu konsekuensi yang akan aku hadapi tetapi tetap saja aku tidak bisa terbiasa. Harusnya aku menganggap ini bukan apa-apa, harusnya respons negatif media ujaran kebencian dari para pembenci bukan apa-apa itu adalah hal wajar karena yang menimpaku kali ini adalah harga yang harus diriku bayar untuk menjadi selebriti terkenal. Aku menatap sekeliling dengan pandangan sendu. Keindahan laut Kinabalu malam ini, ketenangan yang ditawarkannya sama sekali tidak bisa mengobati rasa sakitku. Aku mengangkat botol berisi minuman keras itu, ingin menegukny
7 Tahun kemudian Seoul, Korea Selatan, 2022 Penampilanku kali ini sukses seperti biasa, ditambah sebuah senyuman manis di akhir penampilan, orang akan berpikir kalau aku baik-baik saja. Ya setidaknya, aku kelihatan baik-baik saja dari luar walaupun yang aku rasakan jauh dari kata baik. Kelelahan bukanlah perkara yang baik bagi seorang selebriti seperti kami yang memiliki segudang jadwal padat yang mendekati tidak manusiawi. Kepalaku terasa seperti dipukul tiap kali aku menarik napas, perutku mual, dan semua persendianku rasanya benar-benar nyeri dan aku sekarang benar-benar merasa seperti nenek tua yang sebentar lagi tidak bisa melakukan apa-apa."Kamu baik-baik saja kan?" ucap Cha Sara yang menyambut ku di belakang stage. Dia segera membantuku berjalan ke backstage diikuti oleh dua orang hair stylist dan satu orang make up artist yang membenahi penampilan ku. Mereka adalah para
Siapa orang di abad ini yang tidak kenal dengan BXS? Mungkin kalau dijumlahkan dalam bentuk statistika, aku dapat dengan percaya diri mengatakan bahwa yang mengenal siapa itu BXS hampir sembilan puluh persen populasi manusia di bumi ini. Dan sisanya sepuluh persen adalah orang-orang kudet parah yang sama sekali tidak menyentuh teknologi! Iya jangan terkejut begitu dengan angkanya karena mereka memang seterkenal dan sefenomenal itu. Kalau dibandingkan dengan generasi jaman dulu mungkin setara dengan One Direction populernya.Aku tidak tahu darimana awalnya ini terjadi, tapi aku rasa sejak industri musik di dunia ini mulai didominasi oleh genre K-POP setelah BXS masuk dan menyabet berbagai penghargaan acara musik bergengsi di Amerika, mereka menjadi ujung tombak dan bukti mutlak dari keberhasilan K-POP di berbagai negara, bahkan kalau dipikir-pikir sekarang industri musik berkiblat kepada mereka dan dominasi barat mulai menurun. Sedih memang kalau melihat fakta itu.Sebe
Florenzee Hwang meluruskan kakinya sebelum mendorong tubuhnya ke belakanga untuk merebahkan dirinya di atas ubin dingin gym center The Ritz Carlton Hotel sore hari ini. Keringatnya sudah bercucuran deras dan cukup hampir membasahi seluruh pakaian stretch yang dia kenakan sore hari ini. Matanya terpejam rapat, sembari mencoba mengatur nafasnya yang menderu — secara fisik dia benar-benar lelah dan mungkin secara mental pun sama .... Satu menit .... dua menit ... tiga menit. Florenzee, mau jadi pacarku? —pertanyaan yang dilontarakan kemarin oleh Jake terngiang kembali di otak Florenzee membuat wanita itu menghembuskan nafasnya kesal lalu membuka matanya yang sebelumnya terpejam erat. Sialan! Florenzee bukan jenis wanita yang baru gede yang gampang terbawa perasas , dia bukan juga sejenis tipe yang mudah tersipu atau mudah memikirkan sesuatu dengan serius tapi entah mengapa pengakuan Jake kemarin banyak mempengaruhinya —dia jadi banyak berpikir hingga sulit mengenyahkan pertanyaan itu
Jam menunjukkan pukul setengah dua dini hari ketika Florenzee berniat menyelinap keluar dari kamar hotelnya, wanita itu tidak bisa tidur jadi dia berencana akan keluar sebentar untuk menghirup udara segar dikawasan The Ritz Carlton. Ini tengah malam jadi presentase diketahui oleh fans maupun paparazi adalah kurang dari lima puluh persen kan? — setidaknya itu yang dipikirkan Florenzee saat dia memantapkan niatannya. Setelah memastikan semua orang staffnya telah tertidur dengan lelap karena kelelahan setelah pertunjukan —karena mungkin mereka kelelahan setelah jadwal padat yang hampir menguras seluruh engergi mereka. Florenzee mengendap keluar dengan hati?hati dan menutup pintu kamar hotelnya dengan gerakan pelan. Wanita itu berharap Michael dan Sara yang menempati kamar di sampingnya tidak terbangun karena hal itu. Sembari menunggu pintu lift terbuka, Florenzee kembali memastikan kalau dia telah membawa dompet dan handphone miliknya, walaupun belum tentu akan ia gunakan tapi siapa
People be starvin' and people be killin' for luv with that crack and that spoon but these rich mothafuckas, they stay eatin' good Brian menatap Florenzee dengan seringai membuat wanita itu menjafi agak malas namun tetap menatapnya dengan menantang, dia melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Florenzee dan sambil terus melakukan rap mengikuti alunan melodi yang terdengar keras memenuhi hall konser malam ini. Droppin' wage livin' good holdin' steel socks, but you been a suck a thick cock shit a Crip walk, hit the strip like in Hongkong Florenzee mendorong Brian menjauh dan menaikan sebelah alisnya sambil terus menyanyikan bagiannya dan tidak lupa juga ia menunjukkan wajah songongnya dihadapan Brian untuk membalasnya yang agak kurang ajar di atas panggung. Bagaimana pun juga sebenarnya Florenzee masih kesal pada adiknya tersebut karena merasa terlalu posesif dan menganggapnya sebagai anak kecil padahal dia ini kan kakaknya! Florenzee melakukan rap
Florenzee Hwang menatap Cha Sara dengan kening berkerut dalam saat melihat wanita tersebut hanya berdiri di depan pintu kamar hotelnya saat dirinya dan Michael jelas sedang sibuk membereskan koper-koper mereka yang hendak di bawa ke Hongkong. Sejujurnya Florenzee agak tidak mengerti dengan apa yang wanita itu lakukan di sana karena bukannya membantu wanita itu malah terlihat gelisah dan sibuk sendiri dengan pikirannya hingga Michael menegur wanita itu dengan suara beratnya, “Ngapain kamu di sana enggak mencoba membantu kami yang sedang meringankan pekerjaan kamu?” walaupun kalimat Michael disusun dengan kata sindirian yang terang-terangan, Sara masih tidak bereaksi untuk segera membantu. Wanita itu malah berkaca pinggang dan menatap Michael jufga Florenzee dengan kening yang berkerut dalam, “Aku sedang enggak ingin meladeni kamu ya Michael … ada yang lebih penting dari itu understand?!” katanya dengan suara agak keras dengan jari telunjuk yang mengarah ke wajah Michael dengan tidak s
Aku terbangun dari tidurku ketika mendengar suara berisik beberapa orang disekelilingku dan aku mengerjapkan mataku beberapa kali setelah mendengar bunyi bip pelan yang konstan. Karena penasaran dari mana bunyi itu berasal aku menggulirkan pandanganku ke samping dan berakhir mendapati selang infus dan alat-alat vital sign terpasang ditanganku.“Florenzee Hwang, can you hear me how do you feel?" Pertanyaan itu terdengan tidak beberapa lama setelah aku membuka mataku. Aku menoleh ke kanan dimana di sana terdapat seseorang berseragam putih bersih dengan name tag - Chaeyon— berdiri tepat di sampingku wanita tersebut mengecek patient monitor sign sebelum kembali beralih bertanya kepadaku. Tidak perlu bertanya dengan apa yang terjadi karena aku cukup ingat apa yang terjadi padaku hingga aku berbaring disini dengan selang infus. "Jadi kali ini berapa lama?" Tanyaku dengan suara yang pelan dan serak, melihat bagaiman alat medis yang terpasang di tubuhku sebenarnya itu sudah mendeskripsikan k
Kerjaanku setelah tampil dengan satu lagu, hanya duduk sampai acara selesai. Seharusnya aku membawakan dua lagu, tapi karena kesehatanku yang sedang tidak stabil setelah skandal itu aku hanya diijinkan tampil dengan satu lagu. Aku tahu Michael tidak ingin mengambil resiko. Aku melirik handphone ku yang menampilkan pop up notifikasi pesan dari Charlie.Charlie Ruth Aku kembali ke LA maaf. Aku benar-benar sangat menyesal karena membuat kamu harus terlibat skandal. Semoga kamu memaafkan aku ya love you much! Oh iya Zed dan Shawn menyanyakan dirimu kapan kembali, tapi saran ku jangan kembali dulu ya kemari. Aku tidak siap mobil baruku kamu hancurkan lagi. Xoxo salam sayang sahabat kamu yang paling mencintai dirimu Charlie. Aku mendengus tidak senang setelah membaca pesan yang dia kirimkan padaku. Setelah kejadian hari itu, Charlie bahkan tidak menemui diriku sama sekali. Pria itu menghilang dari jangkaua
Jake Jeon, adalah anggota BXS yang paling muda, tapi walaupun pria itu yang paling muda perawakannya tidak mendeskripsikan demikian. Pria itu tinggi, lebih tinggi dariku. Bertubuh tegap atletis dan memiliki kesan garang dan bad boy vibe. warna matanya hazel dan dia memiliki tahi lalat super kecil di bawah mulutnya, membuatnya tampak imut.Kalau aku harus mendeskripsikan dia dalam satu kata maka aku mengakui kalau dia itu hampir menyentuh kata sempurna. Dari yang aku dengar di industri ini Jake itu adalah orang yang pendiam, atau mungkin lebih cenderung tidak tersentuh? Intinya dia itu begitu dingin untuk sesama rekan kerja sesama artisnya namun juga begitu hangat dan dapat digapai seperti citra yang selama ini dia tampilkan didepan para penggemarnya. Intinya Jake dapat menempatkan dirinya sendiri dengan baik.Di dalam ruangan sempit disebut sebuah lift itu aku tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan Jake juga sama saja. Dia hanya bicara jika itu me
Siapa orang di abad ini yang tidak kenal dengan BXS? Mungkin kalau dijumlahkan dalam bentuk statistika, aku dapat dengan percaya diri mengatakan bahwa yang mengenal siapa itu BXS hampir sembilan puluh persen populasi manusia di bumi ini. Dan sisanya sepuluh persen adalah orang-orang kudet parah yang sama sekali tidak menyentuh teknologi! Iya jangan terkejut begitu dengan angkanya karena mereka memang seterkenal dan sefenomenal itu. Kalau dibandingkan dengan generasi jaman dulu mungkin setara dengan One Direction populernya.Aku tidak tahu darimana awalnya ini terjadi, tapi aku rasa sejak industri musik di dunia ini mulai didominasi oleh genre K-POP setelah BXS masuk dan menyabet berbagai penghargaan acara musik bergengsi di Amerika, mereka menjadi ujung tombak dan bukti mutlak dari keberhasilan K-POP di berbagai negara, bahkan kalau dipikir-pikir sekarang industri musik berkiblat kepada mereka dan dominasi barat mulai menurun. Sedih memang kalau melihat fakta itu.Sebe
7 Tahun kemudian Seoul, Korea Selatan, 2022 Penampilanku kali ini sukses seperti biasa, ditambah sebuah senyuman manis di akhir penampilan, orang akan berpikir kalau aku baik-baik saja. Ya setidaknya, aku kelihatan baik-baik saja dari luar walaupun yang aku rasakan jauh dari kata baik. Kelelahan bukanlah perkara yang baik bagi seorang selebriti seperti kami yang memiliki segudang jadwal padat yang mendekati tidak manusiawi. Kepalaku terasa seperti dipukul tiap kali aku menarik napas, perutku mual, dan semua persendianku rasanya benar-benar nyeri dan aku sekarang benar-benar merasa seperti nenek tua yang sebentar lagi tidak bisa melakukan apa-apa."Kamu baik-baik saja kan?" ucap Cha Sara yang menyambut ku di belakang stage. Dia segera membantuku berjalan ke backstage diikuti oleh dua orang hair stylist dan satu orang make up artist yang membenahi penampilan ku. Mereka adalah para