Siapa orang di abad ini yang tidak kenal dengan BXS? Mungkin kalau dijumlahkan dalam bentuk statistika, aku dapat dengan percaya diri mengatakan bahwa yang mengenal siapa itu BXS hampir sembilan puluh persen populasi manusia di bumi ini. Dan sisanya sepuluh persen adalah orang-orang kudet parah yang sama sekali tidak menyentuh teknologi! Iya jangan terkejut begitu dengan angkanya karena mereka memang seterkenal dan sefenomenal itu. Kalau dibandingkan dengan generasi jaman dulu mungkin setara dengan One Direction populernya.
Aku tidak tahu darimana awalnya ini terjadi, tapi aku rasa sejak industri musik di dunia ini mulai didominasi oleh genre K-POP setelah BXS masuk dan menyabet berbagai penghargaan acara musik bergengsi di Amerika, mereka menjadi ujung tombak dan bukti mutlak dari keberhasilan K-POP di berbagai negara, bahkan kalau dipikir-pikir sekarang industri musik berkiblat kepada mereka dan dominasi barat mulai menurun. Sedih memang kalau melihat fakta itu.
Sebenarnya mengenai BXS awalanya aku tidak tahu benar siapa itu nereka. Namun sejak wajah mereka mulai wira-wiri muncul di acara show saluran kabel Amerika, dan pertemuan-pertemuan tidak langsung di acara awards seperti grammy, AMA dan MTV, aku mau tidak mau jadi mengenal mereka. Tujuh orang penyanyi atau lebih baik aku menyebutnya anggota boy group? Boy band? Intinya mereka sekumpulan penyanyi pria yang berasal dari Asia. BXS terdiri dari tujuh anggota dari yang tertua hingga yang termuda, yaitu June, August, Hobee, Jimmy, Vins, Jake dan dengan Ramon sebagai leader. Katanya setiap anggota memiliki keunikan tersendiri yang membuat mereka menjadi istimewa dan aku tidak tahu banyak tentang hal itu.
Tapi fakta yang ku tahu kekompakan, solidaritas, kerja keras, dan perjuangan mereka telah membawa BXS ke puncak kesuksesan, dan aku mengakui dan menghormati kegigihan mereka! Tapi agaknya kesuksesan dan popularitas yang mereka memiliki sedikit membuat diriku tidak senang karena direpotkan karena harus bekerja lebih keras agar bisa menyeimbanginya.
“Wah Zee, kamu harus membaca semua komentar ini loh.” Sara menatapku dengan pandangan menyebalkan dari spion di depan. Aku sangat tahu kalau dia sedang memprovokasi diriku sekarang. “Dia adalah gadis yang begitu beruntung karena ditangkap Jake, Heol menjauhkan dari Jake, dasar parasit pencari perhatian!”
Siapa yang mencari perhatian?! batinku kesal. Aku semakin menekuk wajahku dan menatap Cha Sara dengan sangat geram. Walaupun dia hanya membaca komentar di tabletnya entah mengapa aku merasa kalau asistenku itu seolah mengatakan segala umpatan itu sepenuh hati. “Ada lagi nih, dengar karena ini cukup lucu loh Zee, omonaa aku bersyukur bahwa kepala mu tidak jadi bocor. kuharap itu bukan pura-pura untuk mendapatkan perhatian Jake!”
“Hei Cha Sara! berhenti membaca komentarnya kamu kurang kerjaan?!” teriakku karena tidak bisa menolerir lagi hujatan itu. Moodku sangat buruk sekarang dan itu karena komentar sialan itu. Setelah insiden tadi malam, paginya banyak banget headline berita tentang diriku dan Jake, padahal itu hanya sebuah kecelakaan kecil tapi fans, haters dan media membesar-besarkannya.
“Kenapa kamu tidak pingsan saja sekalian! Jangan nanggung-nanggung makannya biar headline beritanya juga enggak nanggung-nanggung gini,” komentar Sara. Wanita itu sama sekali belum kapok!
Aku menghembuskan nafas kasar. Untung Sara adalah Asistenku yang kerjanya paling becus dan memuaskan. Jika bukan mungkin aku benar-benar akan menjambaknya dan mendepaknya dari mobilku sekarang juga.
Pikiranku melayang kembali, agak menyesal karena harus bersinggungan dengan Jake. Aku sudah menduga jika itu akan menjadi Headline panas dan panen hujatan netizen. Entah sekecil apapun itu dia adalah Jake Jeon anggota BXS yang sedang naik daun semua tingkahnya diawasi baik hatersnya, fans atau paparazi yang sedang menunggu sesuatu darinya–menunggu skandal misalnya.
Aku hanya bisa tertawa miris. Dia selalu membuat hidupku tidak tenang entah karena apa. Mungkin kalau BXS tidak setenar ini, aku tidak akan dikirim ke Korea Selatan untuk bekerja lebih keras.
“Heii Zee! Jangan dengarkan Sara dia tidak waras.”
Oh… dia adalah Ibu Periku-Michael Alford benar-benar teman sejatiku terima kasih dude! Setidaknya manager ku yang satu itu lebih pro kepada diriku dan tentu saja lebih waras daripada Cha Sara. Michael melirik sinis Sara dan aku kegirangan karena hal itu.
“Matamu melihat kemana Michael Alford, perhatikan saja jalannya. Kamu sedang mengemudi!” bentak Sara galak. Aku jengah melihat keduanya dan tidak ingin memperpanjang topik ini lagi.
“Ngomong-ngomong kita akan kemana?” tanyaku. Aku memajukan badanku ke depan untuk melihat Sara dan Michael lebih jelas dan juga jalanan yang kini kami lewati.
“Charlie tidak bilang? Dia meminta aku untuk meluangkan waktu kamu sore ini untuknya,” jawab Michael dengan kening berkerut. Dia melemparkan tatapan sekilas padaku sebelum kembali melihat jalanan di depan. “Tidak mengecek ponsel kamu lagi?” tanyanya curiga.
Aku hanya bisa nyengir dengan bodoh. “Lupa,” kataku dengan ringan, sebelum tanganku meraih clutch bag dan mengaduk isinya untuk menemukan ponselku yang ternyata baterainya tinggal dua puluh persen.
Sara dan Michael menggeleng. “Kebiasaan buruk.”
Aku mengabaikanya dan memilih untuk melihat keluar jendela mobil di mana pemandangan Seoul di sore hari begitu berbeda dari Los Angeles. Di sini lebih ramai orang berjalan kaki di trotoar juga banyak sekali bus-bus umum berlalu lalang.
Tidak beberapa lama setelah itu SUV yang dikemudikan Michael berhenti tepat di depan sebuah gedung. Sebuah gedung yang cukup besar daripada gedung-gedung lain di sekelilingnya. Ada tulisan Big Labs di sudut paling atas gedung membuat diriku menyadari satu hal. “Hei, kenapa berhenti di sini! Katanya tadi mau bertemu dengan Charlie?” tanyaku dengan cepat. Aku melihat gedung dan dua orang di depan ku itu secara bergantian.
Panik! Aku panik sekali mengetahui gedung apa yang kami tuju. Itu gedung Big Labs! Gedung agensi milik BXS! Sialan benar-benar luar biasa menjengkelkan kenapa aku harus berurusan dengan mereka lagi padahal headline sebelumnya saja belum turun. Ini namanya cari mati!
“Tidak baca pesannya? Dia tidak memberitahukan kepada kamu kalau dia meminta bertemu di sini?” tanya Michael dia memutar tubuhnya ke belakang, menilik ekspresi yang ku keluarkan.
“Nope.” Aku menggeram kesal saat tidak menemukan kalimat yang mengatakan tempat janji temunya! Dia sengaja Charlie sengaja melakukannya. “Dasar si brengsek itu!!!”
“Cepat masuk sana Zee,” usir Sara. Membuat dirku bertambah kesal, tapi belum sempat aku membalas ucapannya itu, Michael ikutan bersuara juga dengan nada yang lebih lembut.
“Aku tidak bisa parkir lama-lama di sini. Sana cepat masuk sebelum orang-orang curiga.” Michael mengingatkan sebelum keberadaan mereka dicurigai fans BXS atau mungkin paparazi bisa saja mereka berada di sekitar gedung menunggu idola mereka datang. “Kamu bisa memberi pelajaran kepada Charlie di sana,” lanjutnya memprovokasi.
Aku mendengus, tapi diam-diam juga menyetujui usulan Michael untuk memberikan Charlie pelajaran berharga setelah ini. Dengan berat hati aku akhirnya meraih topi dan memasang maskerku bersiap turun.
“I’ll pick you in 7 pm see ya dan jangan lupa bersenang-senang,” ujar Michael sebelum aku menutup pintu.
Aku menghela nafas kesal lalu berjalan cepat kearah pintu masuk. Aku menekan bell disamping pintu dan seorang petugas menyembulkan kepalanya menatapku dengan curiga. “Ada yang bisa dibantu?” tanyanya.
“Yeah. Aku memiliki janji dengan Charlie Ruth di sini,” jawabku apa adanya.
“Bisakah kamu memastikannyan lagi?” tanyanya. Dia sepertinya sudah terlalu hapal dengan orang-orang yang membunyikan bell di gedung Big Labs.
“Sure.”
Aku berharap tidak ada yang mencurigai ku di depan pintu Big Labs. Aku ingin segera masuk, tapi aku tidak bisa menerobos. Ada prosedur nya dan aku mengutuk Sara karena tidak mengurus ini. Aku menghubungi Charlie, tapi tidak diangkat hingga dering ketiga dan aku kesal setengah mati karena itu tidak menyerah. Aku mencoba sekali lagi tapi nihil.
“Mau bertemu dengan Charlie?”
Suara itu mengagetkanku yang hampir mengeluarkan sumpah serapah untuk Charlie. Itu Jake? Entah sejak kapan dia ada di belakangku. Hari ini ia cukup … tampan? Dengan pakaian serba hitam, ada beberapa gelang tangan yang melingkar di pergelangan tangannya juga earing yang mengintip dari balik topinya –sangat tampan. Oh Tuhan! Tolong segera kembalikan kewarasan ku! Sadar! Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi!
“Yeah, tapi aku tidak bisa menghubungi Charlie.” Nadaku sarat akan emosi yang gagal untuk ditutupi. Aku tidak bisa melihat raut wajahnya karena maskernya, tapi kutebak dia pasti agak terkejut dengan tempramenku yang kadang memang sukar dikendalikan kalau kamera mati.
Jake maju menggeserku. Tidak benar-benar menggeser sih. Dia yang maju, aku yang menyingkir karena sadar diri. Aku melihatnya memasukan password pada panel pintu. “Ayo,” ajaknya.
“Ha, kemana?” tanyaku membodohi diriku sendiri.
“Katanya kamu ingin bertemu dengan Charlie,” katanya menatapku tidak sabar. Aku membuka mulutku ingin menjawabnya, tapi dia sudah tidak sabar hingga sedikit mendorongku untuk maju dan pada akhirnya aku mengikutinya masuk ke dalam gedung dengan canggung. Dasar pria yang tidak punya sopan santun! Sungguh menyebalkan!
Jake Jeon, adalah anggota BXS yang paling muda, tapi walaupun pria itu yang paling muda perawakannya tidak mendeskripsikan demikian. Pria itu tinggi, lebih tinggi dariku. Bertubuh tegap atletis dan memiliki kesan garang dan bad boy vibe. warna matanya hazel dan dia memiliki tahi lalat super kecil di bawah mulutnya, membuatnya tampak imut.Kalau aku harus mendeskripsikan dia dalam satu kata maka aku mengakui kalau dia itu hampir menyentuh kata sempurna. Dari yang aku dengar di industri ini Jake itu adalah orang yang pendiam, atau mungkin lebih cenderung tidak tersentuh? Intinya dia itu begitu dingin untuk sesama rekan kerja sesama artisnya namun juga begitu hangat dan dapat digapai seperti citra yang selama ini dia tampilkan didepan para penggemarnya. Intinya Jake dapat menempatkan dirinya sendiri dengan baik.Di dalam ruangan sempit disebut sebuah lift itu aku tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan Jake juga sama saja. Dia hanya bicara jika itu me
Kerjaanku setelah tampil dengan satu lagu, hanya duduk sampai acara selesai. Seharusnya aku membawakan dua lagu, tapi karena kesehatanku yang sedang tidak stabil setelah skandal itu aku hanya diijinkan tampil dengan satu lagu. Aku tahu Michael tidak ingin mengambil resiko. Aku melirik handphone ku yang menampilkan pop up notifikasi pesan dari Charlie.Charlie Ruth Aku kembali ke LA maaf. Aku benar-benar sangat menyesal karena membuat kamu harus terlibat skandal. Semoga kamu memaafkan aku ya love you much! Oh iya Zed dan Shawn menyanyakan dirimu kapan kembali, tapi saran ku jangan kembali dulu ya kemari. Aku tidak siap mobil baruku kamu hancurkan lagi. Xoxo salam sayang sahabat kamu yang paling mencintai dirimu Charlie. Aku mendengus tidak senang setelah membaca pesan yang dia kirimkan padaku. Setelah kejadian hari itu, Charlie bahkan tidak menemui diriku sama sekali. Pria itu menghilang dari jangkaua
Aku terbangun dari tidurku ketika mendengar suara berisik beberapa orang disekelilingku dan aku mengerjapkan mataku beberapa kali setelah mendengar bunyi bip pelan yang konstan. Karena penasaran dari mana bunyi itu berasal aku menggulirkan pandanganku ke samping dan berakhir mendapati selang infus dan alat-alat vital sign terpasang ditanganku.“Florenzee Hwang, can you hear me how do you feel?" Pertanyaan itu terdengan tidak beberapa lama setelah aku membuka mataku. Aku menoleh ke kanan dimana di sana terdapat seseorang berseragam putih bersih dengan name tag - Chaeyon— berdiri tepat di sampingku wanita tersebut mengecek patient monitor sign sebelum kembali beralih bertanya kepadaku. Tidak perlu bertanya dengan apa yang terjadi karena aku cukup ingat apa yang terjadi padaku hingga aku berbaring disini dengan selang infus. "Jadi kali ini berapa lama?" Tanyaku dengan suara yang pelan dan serak, melihat bagaiman alat medis yang terpasang di tubuhku sebenarnya itu sudah mendeskripsikan k
Florenzee Hwang menatap Cha Sara dengan kening berkerut dalam saat melihat wanita tersebut hanya berdiri di depan pintu kamar hotelnya saat dirinya dan Michael jelas sedang sibuk membereskan koper-koper mereka yang hendak di bawa ke Hongkong. Sejujurnya Florenzee agak tidak mengerti dengan apa yang wanita itu lakukan di sana karena bukannya membantu wanita itu malah terlihat gelisah dan sibuk sendiri dengan pikirannya hingga Michael menegur wanita itu dengan suara beratnya, “Ngapain kamu di sana enggak mencoba membantu kami yang sedang meringankan pekerjaan kamu?” walaupun kalimat Michael disusun dengan kata sindirian yang terang-terangan, Sara masih tidak bereaksi untuk segera membantu. Wanita itu malah berkaca pinggang dan menatap Michael jufga Florenzee dengan kening yang berkerut dalam, “Aku sedang enggak ingin meladeni kamu ya Michael … ada yang lebih penting dari itu understand?!” katanya dengan suara agak keras dengan jari telunjuk yang mengarah ke wajah Michael dengan tidak s
People be starvin' and people be killin' for luv with that crack and that spoon but these rich mothafuckas, they stay eatin' good Brian menatap Florenzee dengan seringai membuat wanita itu menjafi agak malas namun tetap menatapnya dengan menantang, dia melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Florenzee dan sambil terus melakukan rap mengikuti alunan melodi yang terdengar keras memenuhi hall konser malam ini. Droppin' wage livin' good holdin' steel socks, but you been a suck a thick cock shit a Crip walk, hit the strip like in Hongkong Florenzee mendorong Brian menjauh dan menaikan sebelah alisnya sambil terus menyanyikan bagiannya dan tidak lupa juga ia menunjukkan wajah songongnya dihadapan Brian untuk membalasnya yang agak kurang ajar di atas panggung. Bagaimana pun juga sebenarnya Florenzee masih kesal pada adiknya tersebut karena merasa terlalu posesif dan menganggapnya sebagai anak kecil padahal dia ini kan kakaknya! Florenzee melakukan rap
Jam menunjukkan pukul setengah dua dini hari ketika Florenzee berniat menyelinap keluar dari kamar hotelnya, wanita itu tidak bisa tidur jadi dia berencana akan keluar sebentar untuk menghirup udara segar dikawasan The Ritz Carlton. Ini tengah malam jadi presentase diketahui oleh fans maupun paparazi adalah kurang dari lima puluh persen kan? — setidaknya itu yang dipikirkan Florenzee saat dia memantapkan niatannya. Setelah memastikan semua orang staffnya telah tertidur dengan lelap karena kelelahan setelah pertunjukan —karena mungkin mereka kelelahan setelah jadwal padat yang hampir menguras seluruh engergi mereka. Florenzee mengendap keluar dengan hati?hati dan menutup pintu kamar hotelnya dengan gerakan pelan. Wanita itu berharap Michael dan Sara yang menempati kamar di sampingnya tidak terbangun karena hal itu. Sembari menunggu pintu lift terbuka, Florenzee kembali memastikan kalau dia telah membawa dompet dan handphone miliknya, walaupun belum tentu akan ia gunakan tapi siapa
Florenzee Hwang meluruskan kakinya sebelum mendorong tubuhnya ke belakanga untuk merebahkan dirinya di atas ubin dingin gym center The Ritz Carlton Hotel sore hari ini. Keringatnya sudah bercucuran deras dan cukup hampir membasahi seluruh pakaian stretch yang dia kenakan sore hari ini. Matanya terpejam rapat, sembari mencoba mengatur nafasnya yang menderu — secara fisik dia benar-benar lelah dan mungkin secara mental pun sama .... Satu menit .... dua menit ... tiga menit. Florenzee, mau jadi pacarku? —pertanyaan yang dilontarakan kemarin oleh Jake terngiang kembali di otak Florenzee membuat wanita itu menghembuskan nafasnya kesal lalu membuka matanya yang sebelumnya terpejam erat. Sialan! Florenzee bukan jenis wanita yang baru gede yang gampang terbawa perasas , dia bukan juga sejenis tipe yang mudah tersipu atau mudah memikirkan sesuatu dengan serius tapi entah mengapa pengakuan Jake kemarin banyak mempengaruhinya —dia jadi banyak berpikir hingga sulit mengenyahkan pertanyaan itu
[BREAKING NEWS] Newcomer Hollywood worldwide artist Florenzee Hwang was harshly criticized for exploiting the popularity of Jay Bieber, both fans at war. (Source : TZM News) Kinabalu, Sabah, Malaysia, 2015 Sekali lagi aku menatap layar ponsel milikku yang menunjukkan tajuk utama sebuah berita teratas nomor satu dengan nanar. Mengapa rasanya tetap sakit sekali? Perasaan tidak terima itu tetap ada menyelimuti hatiku padahal sebenarnya aku sudah tahu konsekuensi yang akan aku hadapi tetapi tetap saja aku tidak bisa terbiasa. Harusnya aku menganggap ini bukan apa-apa, harusnya respons negatif media ujaran kebencian dari para pembenci bukan apa-apa itu adalah hal wajar karena yang menimpaku kali ini adalah harga yang harus diriku bayar untuk menjadi selebriti terkenal. Aku menatap sekeliling dengan pandangan sendu. Keindahan laut Kinabalu malam ini, ketenangan yang ditawarkannya sama sekali tidak bisa mengobati rasa sakitku. Aku mengangkat botol berisi minuman keras itu, ingin menegukny
Florenzee Hwang meluruskan kakinya sebelum mendorong tubuhnya ke belakanga untuk merebahkan dirinya di atas ubin dingin gym center The Ritz Carlton Hotel sore hari ini. Keringatnya sudah bercucuran deras dan cukup hampir membasahi seluruh pakaian stretch yang dia kenakan sore hari ini. Matanya terpejam rapat, sembari mencoba mengatur nafasnya yang menderu — secara fisik dia benar-benar lelah dan mungkin secara mental pun sama .... Satu menit .... dua menit ... tiga menit. Florenzee, mau jadi pacarku? —pertanyaan yang dilontarakan kemarin oleh Jake terngiang kembali di otak Florenzee membuat wanita itu menghembuskan nafasnya kesal lalu membuka matanya yang sebelumnya terpejam erat. Sialan! Florenzee bukan jenis wanita yang baru gede yang gampang terbawa perasas , dia bukan juga sejenis tipe yang mudah tersipu atau mudah memikirkan sesuatu dengan serius tapi entah mengapa pengakuan Jake kemarin banyak mempengaruhinya —dia jadi banyak berpikir hingga sulit mengenyahkan pertanyaan itu
Jam menunjukkan pukul setengah dua dini hari ketika Florenzee berniat menyelinap keluar dari kamar hotelnya, wanita itu tidak bisa tidur jadi dia berencana akan keluar sebentar untuk menghirup udara segar dikawasan The Ritz Carlton. Ini tengah malam jadi presentase diketahui oleh fans maupun paparazi adalah kurang dari lima puluh persen kan? — setidaknya itu yang dipikirkan Florenzee saat dia memantapkan niatannya. Setelah memastikan semua orang staffnya telah tertidur dengan lelap karena kelelahan setelah pertunjukan —karena mungkin mereka kelelahan setelah jadwal padat yang hampir menguras seluruh engergi mereka. Florenzee mengendap keluar dengan hati?hati dan menutup pintu kamar hotelnya dengan gerakan pelan. Wanita itu berharap Michael dan Sara yang menempati kamar di sampingnya tidak terbangun karena hal itu. Sembari menunggu pintu lift terbuka, Florenzee kembali memastikan kalau dia telah membawa dompet dan handphone miliknya, walaupun belum tentu akan ia gunakan tapi siapa
People be starvin' and people be killin' for luv with that crack and that spoon but these rich mothafuckas, they stay eatin' good Brian menatap Florenzee dengan seringai membuat wanita itu menjafi agak malas namun tetap menatapnya dengan menantang, dia melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Florenzee dan sambil terus melakukan rap mengikuti alunan melodi yang terdengar keras memenuhi hall konser malam ini. Droppin' wage livin' good holdin' steel socks, but you been a suck a thick cock shit a Crip walk, hit the strip like in Hongkong Florenzee mendorong Brian menjauh dan menaikan sebelah alisnya sambil terus menyanyikan bagiannya dan tidak lupa juga ia menunjukkan wajah songongnya dihadapan Brian untuk membalasnya yang agak kurang ajar di atas panggung. Bagaimana pun juga sebenarnya Florenzee masih kesal pada adiknya tersebut karena merasa terlalu posesif dan menganggapnya sebagai anak kecil padahal dia ini kan kakaknya! Florenzee melakukan rap
Florenzee Hwang menatap Cha Sara dengan kening berkerut dalam saat melihat wanita tersebut hanya berdiri di depan pintu kamar hotelnya saat dirinya dan Michael jelas sedang sibuk membereskan koper-koper mereka yang hendak di bawa ke Hongkong. Sejujurnya Florenzee agak tidak mengerti dengan apa yang wanita itu lakukan di sana karena bukannya membantu wanita itu malah terlihat gelisah dan sibuk sendiri dengan pikirannya hingga Michael menegur wanita itu dengan suara beratnya, “Ngapain kamu di sana enggak mencoba membantu kami yang sedang meringankan pekerjaan kamu?” walaupun kalimat Michael disusun dengan kata sindirian yang terang-terangan, Sara masih tidak bereaksi untuk segera membantu. Wanita itu malah berkaca pinggang dan menatap Michael jufga Florenzee dengan kening yang berkerut dalam, “Aku sedang enggak ingin meladeni kamu ya Michael … ada yang lebih penting dari itu understand?!” katanya dengan suara agak keras dengan jari telunjuk yang mengarah ke wajah Michael dengan tidak s
Aku terbangun dari tidurku ketika mendengar suara berisik beberapa orang disekelilingku dan aku mengerjapkan mataku beberapa kali setelah mendengar bunyi bip pelan yang konstan. Karena penasaran dari mana bunyi itu berasal aku menggulirkan pandanganku ke samping dan berakhir mendapati selang infus dan alat-alat vital sign terpasang ditanganku.“Florenzee Hwang, can you hear me how do you feel?" Pertanyaan itu terdengan tidak beberapa lama setelah aku membuka mataku. Aku menoleh ke kanan dimana di sana terdapat seseorang berseragam putih bersih dengan name tag - Chaeyon— berdiri tepat di sampingku wanita tersebut mengecek patient monitor sign sebelum kembali beralih bertanya kepadaku. Tidak perlu bertanya dengan apa yang terjadi karena aku cukup ingat apa yang terjadi padaku hingga aku berbaring disini dengan selang infus. "Jadi kali ini berapa lama?" Tanyaku dengan suara yang pelan dan serak, melihat bagaiman alat medis yang terpasang di tubuhku sebenarnya itu sudah mendeskripsikan k
Kerjaanku setelah tampil dengan satu lagu, hanya duduk sampai acara selesai. Seharusnya aku membawakan dua lagu, tapi karena kesehatanku yang sedang tidak stabil setelah skandal itu aku hanya diijinkan tampil dengan satu lagu. Aku tahu Michael tidak ingin mengambil resiko. Aku melirik handphone ku yang menampilkan pop up notifikasi pesan dari Charlie.Charlie Ruth Aku kembali ke LA maaf. Aku benar-benar sangat menyesal karena membuat kamu harus terlibat skandal. Semoga kamu memaafkan aku ya love you much! Oh iya Zed dan Shawn menyanyakan dirimu kapan kembali, tapi saran ku jangan kembali dulu ya kemari. Aku tidak siap mobil baruku kamu hancurkan lagi. Xoxo salam sayang sahabat kamu yang paling mencintai dirimu Charlie. Aku mendengus tidak senang setelah membaca pesan yang dia kirimkan padaku. Setelah kejadian hari itu, Charlie bahkan tidak menemui diriku sama sekali. Pria itu menghilang dari jangkaua
Jake Jeon, adalah anggota BXS yang paling muda, tapi walaupun pria itu yang paling muda perawakannya tidak mendeskripsikan demikian. Pria itu tinggi, lebih tinggi dariku. Bertubuh tegap atletis dan memiliki kesan garang dan bad boy vibe. warna matanya hazel dan dia memiliki tahi lalat super kecil di bawah mulutnya, membuatnya tampak imut.Kalau aku harus mendeskripsikan dia dalam satu kata maka aku mengakui kalau dia itu hampir menyentuh kata sempurna. Dari yang aku dengar di industri ini Jake itu adalah orang yang pendiam, atau mungkin lebih cenderung tidak tersentuh? Intinya dia itu begitu dingin untuk sesama rekan kerja sesama artisnya namun juga begitu hangat dan dapat digapai seperti citra yang selama ini dia tampilkan didepan para penggemarnya. Intinya Jake dapat menempatkan dirinya sendiri dengan baik.Di dalam ruangan sempit disebut sebuah lift itu aku tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan Jake juga sama saja. Dia hanya bicara jika itu me
Siapa orang di abad ini yang tidak kenal dengan BXS? Mungkin kalau dijumlahkan dalam bentuk statistika, aku dapat dengan percaya diri mengatakan bahwa yang mengenal siapa itu BXS hampir sembilan puluh persen populasi manusia di bumi ini. Dan sisanya sepuluh persen adalah orang-orang kudet parah yang sama sekali tidak menyentuh teknologi! Iya jangan terkejut begitu dengan angkanya karena mereka memang seterkenal dan sefenomenal itu. Kalau dibandingkan dengan generasi jaman dulu mungkin setara dengan One Direction populernya.Aku tidak tahu darimana awalnya ini terjadi, tapi aku rasa sejak industri musik di dunia ini mulai didominasi oleh genre K-POP setelah BXS masuk dan menyabet berbagai penghargaan acara musik bergengsi di Amerika, mereka menjadi ujung tombak dan bukti mutlak dari keberhasilan K-POP di berbagai negara, bahkan kalau dipikir-pikir sekarang industri musik berkiblat kepada mereka dan dominasi barat mulai menurun. Sedih memang kalau melihat fakta itu.Sebe
7 Tahun kemudian Seoul, Korea Selatan, 2022 Penampilanku kali ini sukses seperti biasa, ditambah sebuah senyuman manis di akhir penampilan, orang akan berpikir kalau aku baik-baik saja. Ya setidaknya, aku kelihatan baik-baik saja dari luar walaupun yang aku rasakan jauh dari kata baik. Kelelahan bukanlah perkara yang baik bagi seorang selebriti seperti kami yang memiliki segudang jadwal padat yang mendekati tidak manusiawi. Kepalaku terasa seperti dipukul tiap kali aku menarik napas, perutku mual, dan semua persendianku rasanya benar-benar nyeri dan aku sekarang benar-benar merasa seperti nenek tua yang sebentar lagi tidak bisa melakukan apa-apa."Kamu baik-baik saja kan?" ucap Cha Sara yang menyambut ku di belakang stage. Dia segera membantuku berjalan ke backstage diikuti oleh dua orang hair stylist dan satu orang make up artist yang membenahi penampilan ku. Mereka adalah para