7 Tahun kemudian
Seoul, Korea Selatan, 2022
Penampilanku kali ini sukses seperti biasa, ditambah sebuah senyuman manis di akhir penampilan, orang akan berpikir kalau aku baik-baik saja. Ya setidaknya, aku kelihatan baik-baik saja dari luar walaupun yang aku rasakan jauh dari kata baik. Kelelahan bukanlah perkara yang baik bagi seorang selebriti seperti kami yang memiliki segudang jadwal padat yang mendekati tidak manusiawi. Kepalaku terasa seperti dipukul tiap kali aku menarik napas, perutku mual, dan semua persendianku rasanya benar-benar nyeri dan aku sekarang benar-benar merasa seperti nenek tua yang sebentar lagi tidak bisa melakukan apa-apa.
"Kamu baik-baik saja kan?" ucap Cha Sara yang menyambut ku di belakang stage. Dia segera membantuku berjalan ke backstage diikuti oleh dua orang hair stylist dan satu orang make up artist yang membenahi penampilan ku. Mereka adalah para staff khusus yang dikirim oleh agensi ku untuk membantu diriku dalam jadwal tour Korea Selatan ku beberapa minggu ini.
"Masih aman kayaknya, tapi serius kepalaku benar-benar masih sakit, obat yang ku minum tadi tidak berguna," gerutuku sambil menghela napas panjang secara berlebihan. Nafasku masih memburu setelah penampilan tadi, ditambah pening yang semakin menjadi-jadi bukanlah perkara yang mengenakkan untuk dirasakan.
Cha Sara terkekeh lalu meletakan botol hitam diatas meja rias. "Obat sakit kepala yang tidak menyebabkan kantuk memang tidak berguna, makanya aku bawakan ini."
Sebelah alisku terangkat menatap botol mencurigakan yang Cha Sara ulurkan kepadaku, "Apa ini?" tanyaku.
"Penambah stamina. Aku harap kamu belum lupa kalau kamu telah menghilangkan semua persediaan suplemen dan vitamin di backstage Asian Artist Awards. Jadi kamu tidak punya pilihan lain, sekarang minumlah, karena ini adalah minuman penyelamatmu jika kamu tidak mau pingsan di atas sana."
"Baiklah, terima kasih atas perhatian kamu tapi ...." Aku memberikan jeda diantara kalimat ku, "ngomong-ngomong darimana kamu mendapatkan obat ini aku tidak melihat kamu keluar ini dari Michael kah?” tanyaku.
"Michael masih sibuk di SN Entertainment mengurus jadwal kamu di Korea. Obat itu dari Gilinsky," sahutnya ringan lalu tidak sampai tiga detik setelah dia mengucapkan itu ia reflek menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan nya. "Ups aku terpaksa menerimanya!" Begitu katanya sambil memandangku dengan tampang sok polosnya.
“Hei Cha Sara! Bukankah aku sudah memberitahu mu jangan mengambil apapun pemberian dari pria itu,” kataku tidak senang. Gilinsky adalah salah satu rekan artis yang memiliki citra lumayan buruk, apalagi kalau itu menyangkut dengan percintaan.
“Maafkan aku, aku tidak bisa menolaknya. Dia sudah menyempatkan memberikan ini kepadaku padahal dia harus mengejar penerbangan kembali ke Los Angeles mana bisa aku menolak niat baiknya,” katanya berkelit seperti biasanya, dan itu adalah salah satu sifat yang paling ku benci dari seorang Cha Sara.
Aku mendengus sebal bukannya aku jahat atau bagaimana! Tapi ini Gilinsky pria itu benar-benar terang terangan menunjukkan perhatiannya kepadaku. Aku tidak mau fans salah paham apalagi fansnya yang didominasi oleh wanita-wanita muda yang ganas! Ditambah dengan deretan mantannya yang masih belum bisa move on. Aku kan tentu saja tidak mau dikaitkan dengan kisah picisan mereka.
"Florenzee-ssi"
Seorang pegawai dari acara pergelaran musik kali ini menyembulkan kepalanya dari balik pintu ruang tunggu milikku. Ada senyum sopan sebelum dia memberikan isyarat dengan menunjuk jam ditangannya dan aku mengerti maksudnya.
"I’ll be right there! Tunggu sebentar ya,” kataku dengan ramah. Bagaimana pun juga etika dan keramahan adalah nomor satu kalau tidak ingin menjadi buah bibir apalagi di negera orang. Sepertinya aku belum memberitahukan kepadamu dimana aku sekarang, karena tuntutan agensi ku –HW Entertainment– aku melakukan promosi musik di negara orang dan semua jadwalku di Korea Selatan kali ini diurus oleh SN Entertainment, salah satu big three Perushaan hiburan di Korea Selatan. Intinya aku sedang cosplay jadi Idol Korea Selatan, hahaha.
Sara segera membenahi pakaian yang aku kenakan, sebuah gaun maxi berwarna putih gading dengan aksen Swarovski di lehernya. Setelah selesai dengan pakaianku Cha Sara kembali memastikan rambut bergelombang milikku yang tergerai masih rapi paripurna sebelum membiarkanku keluar mengikuti pegawai tadi yang akan mengantarkan diriku kembali ke Panggung utama depan.
Aku melangkah dengan perlahan naik ke atas tangga menuju ke Panggung yang lebih kecil dari panggung utama. Panggung ini diperuntukkan kepada para artis agar dapat menikmati penampilan artis-artis lainnya yang sedang tampil. Pria yang memandu diriku berhenti tepat disamping sederet bangku panjang yang diduduki oleh beberapa wanita yang mengenakan kostum sama. Kurasa itu adalah salah satu girl group pendatang baru. Sudah ada sembilan orang duduk di sana dan tempat duduk itu nampak penuh sekali. Aku tidak yakin kalau aku masih bisa duduk di sana. Memaksa duduk di sana pun nanti pasti akan tidak nyaman kan karena harus berdesak-desakan.
“Ini adalah satu-satunya seat yang tersisa kalau anda ingin duduk bersama wanita,” katanya setengah berbisik memberitahu ku.
“Aku bisa duduk dimana saja, tidak harus dengan mereka karena pasti nanti akan tidak nyaman kalau aku memaksa duduk di sana,” kataku sama-sama berbisik tidak ingin seseorang menjadi salah paham dengan tingkahku. Bukannya sombong atau bagaimana, acara awards ini masih berlangsung cukup lama dan akan tidak nyaman bagi kami semua kalau harus berdesak-desakan.
“Kalau begitu mari sebelah sini,” katanya, lalu dia menunjukkan kursi kosong dibelakang sekumpulan wanita itu tepat diujung kursi ada anggota sekumpulan grup pria yang bernama Wannabe, salah satu grup pria pendatang baru paling populer di Korea Selatan.
Aku mengangguk berterima kasih, menahan segala umpatan kesialan karena aku berada dibangku paling tidak menguntungkan kamera fans menyorot mereka –Wannabe– dari segala sisi. Aku merasa tidak bisa bergerak leluasa.
Aku membungkuk ke kiri, mencoba bersikap sopan kearah anggota wannabe dan mulai duduk dengan tenang menikmati penampilan solois di depan sana. Ya tuhan! Seharusnya aku berendam di Jacuzzi setelah penerbangan Los Angleas – Seoul yang melelahkan bukannya terjebak di acara dengan orang-orang yang hampir semua tak ku kenali. Hampir satu jam acara ini berlangsung namun aku merasa tak kunjung usai. Ini lebih lama dari acara penghargaan di Los Angeles.
Aku hanya memikirkan ingin pulang cepat hingga tidak memedulikan ketika tempat duduk disamping kanan ku sedikit demi sedikit mulai terisi penuh. Aku yakin sekarang aku berada ditengah-tengah pria yang tidak aku kenal. Siapapun yang mengatur tempat duduk ini luar biasa menjengkelkan. Kenapa mereka harus menggunakan sofa? Bukan kursi tunggal saja sih.
Aku merasakan bahuku dicolek. Aku bahkan bersiap memaki orang yang melakukan itu padaku. Tapi belum sempat memaki wajah tampan khas orang barat yang begitu familiar menyambut ku dengan senyuman lebar.
Aku terkejut, "Sejak kapan kamu ada di sana?" tanyaku dengan bingung. Orang yang mencolek ku adalah Charlie Ruth. Bertemu dengannya setelah menghindarinya adalah hal yang menyebalkan. Dia adalah rival ku yang kerap duel di chart musik dan penghargaan, tapi dia juga teman sialan yang sayangnya adalah sahabat dekat yang paling ku sayangi.
“Kamu enggak sadar aku baru saja tampil di sana?” tanyanya menatapku dengan jengkel. Aku mengangkat bahuku acuh. “Kali ini melamun apa lagi memangnya?!” lanjutnya mendengus dia tahu betul aku punya kebiasaan buruk melamun disembarang tempat.
“Jaccuzi,” jawabku singkat. Charlie memukul bahu ku pelan, tapi aku mengabaikannya. Lebih tertarik saat para anggota wannabe berdiri bersiap untuk ke backstage –Mereka akan tampil sebentar lagi– melihat itu bagai oase dan aku buru-buru menggeser tubuhku agak menjauh dari Charlie. Dia kelihatan kesal karena aksiku tapi masa bodoh. Tadi aku sempat melihat orang yang ada di samping Charlie Ruth adalah BXS dan keinginanku untuk menjauh darinya semakin tinggi. Aku tidak mau bunuh diri penggemar mereka sangat banyak lebih banyak dari wannabe dan popularitas mereka pun sangat meng-global merata. Duduk bersebelahan saja dengan mereka, aku pastikan aku akan mendapat banyak hatred dan menjadi bulan-bulanan penggemarnya. Aku sudah terlalu muak dengan yang namanya komentar kebencian!
Lima belas menit lagi acara akan selesai dan aku harus bertahan dengan pening luar biasa karena tadi aku memilih untuk tidak minum obat dari Gilinsky. Handphone dipangkuan ku bergetar dan aku segera membukanya – dari Sara katanya ia sudah bersiap dibawah stage menungguku pingsan. Aku hanya bisa mengumpat dalam hati membaca pesan menjengkelkan itu. Sialan, tapi memang benar pening di kepala ku tidak berkurang sama sekali, ditambah suara musik dan teriakan riuh penonton membuat pening di kepalaku semakin menjadi-jadi.
Yesss! Aku bersorak dalam hati saat melihat para artis yang ada di panggung kecil berdiri. Mereka bersiap-siap dan saat salah seorang crew mendekat dan memberikan isyarat mereka semua serentak menuju ke main stage untuk acara penutupan. Aku hampir limbun dan terjungkal ke arah penonton jika saja sebuah tangan tidak menarikku dan menyelamatkan diriku –My Hero. Menyelamatkan diriku dari headline berita karena terjatuh di acara pergelaran musik. Aku bahkan tidak bisa membayangkan jika aku benar-benar jatuh. No! Itu tidak baik untuk karirku dan citraku.
"Tolong berhati-hati," katanya di antara keriuhan orang, suaranya mampu kutangkap dengan baik.
Aku berbalik hendak ingin mengucapkan terima kasih namun terhenti saat aku menemukan sosok tinggi yang tidak familiar di sana.Itu bukan Charlie Ruth namun Jake Jeon! Iya Jake BXS yang itu. Kurasa yang ada di belakang ku tadi Charlie puth kenapa bisa dia? Kenapa dari sekian banyak banget orang harus dia?!
"Terima kasih banyak!" ucapku terburu-buru menunduk dan menarik tanganku dari genggamannya dan setelah itu aku segera berlalu tanpa memberinya kesempatan untuk menjawab. Aku linglung!
Siapa orang di abad ini yang tidak kenal dengan BXS? Mungkin kalau dijumlahkan dalam bentuk statistika, aku dapat dengan percaya diri mengatakan bahwa yang mengenal siapa itu BXS hampir sembilan puluh persen populasi manusia di bumi ini. Dan sisanya sepuluh persen adalah orang-orang kudet parah yang sama sekali tidak menyentuh teknologi! Iya jangan terkejut begitu dengan angkanya karena mereka memang seterkenal dan sefenomenal itu. Kalau dibandingkan dengan generasi jaman dulu mungkin setara dengan One Direction populernya.Aku tidak tahu darimana awalnya ini terjadi, tapi aku rasa sejak industri musik di dunia ini mulai didominasi oleh genre K-POP setelah BXS masuk dan menyabet berbagai penghargaan acara musik bergengsi di Amerika, mereka menjadi ujung tombak dan bukti mutlak dari keberhasilan K-POP di berbagai negara, bahkan kalau dipikir-pikir sekarang industri musik berkiblat kepada mereka dan dominasi barat mulai menurun. Sedih memang kalau melihat fakta itu.Sebe
Jake Jeon, adalah anggota BXS yang paling muda, tapi walaupun pria itu yang paling muda perawakannya tidak mendeskripsikan demikian. Pria itu tinggi, lebih tinggi dariku. Bertubuh tegap atletis dan memiliki kesan garang dan bad boy vibe. warna matanya hazel dan dia memiliki tahi lalat super kecil di bawah mulutnya, membuatnya tampak imut.Kalau aku harus mendeskripsikan dia dalam satu kata maka aku mengakui kalau dia itu hampir menyentuh kata sempurna. Dari yang aku dengar di industri ini Jake itu adalah orang yang pendiam, atau mungkin lebih cenderung tidak tersentuh? Intinya dia itu begitu dingin untuk sesama rekan kerja sesama artisnya namun juga begitu hangat dan dapat digapai seperti citra yang selama ini dia tampilkan didepan para penggemarnya. Intinya Jake dapat menempatkan dirinya sendiri dengan baik.Di dalam ruangan sempit disebut sebuah lift itu aku tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan Jake juga sama saja. Dia hanya bicara jika itu me
Kerjaanku setelah tampil dengan satu lagu, hanya duduk sampai acara selesai. Seharusnya aku membawakan dua lagu, tapi karena kesehatanku yang sedang tidak stabil setelah skandal itu aku hanya diijinkan tampil dengan satu lagu. Aku tahu Michael tidak ingin mengambil resiko. Aku melirik handphone ku yang menampilkan pop up notifikasi pesan dari Charlie.Charlie Ruth Aku kembali ke LA maaf. Aku benar-benar sangat menyesal karena membuat kamu harus terlibat skandal. Semoga kamu memaafkan aku ya love you much! Oh iya Zed dan Shawn menyanyakan dirimu kapan kembali, tapi saran ku jangan kembali dulu ya kemari. Aku tidak siap mobil baruku kamu hancurkan lagi. Xoxo salam sayang sahabat kamu yang paling mencintai dirimu Charlie. Aku mendengus tidak senang setelah membaca pesan yang dia kirimkan padaku. Setelah kejadian hari itu, Charlie bahkan tidak menemui diriku sama sekali. Pria itu menghilang dari jangkaua
Aku terbangun dari tidurku ketika mendengar suara berisik beberapa orang disekelilingku dan aku mengerjapkan mataku beberapa kali setelah mendengar bunyi bip pelan yang konstan. Karena penasaran dari mana bunyi itu berasal aku menggulirkan pandanganku ke samping dan berakhir mendapati selang infus dan alat-alat vital sign terpasang ditanganku.“Florenzee Hwang, can you hear me how do you feel?" Pertanyaan itu terdengan tidak beberapa lama setelah aku membuka mataku. Aku menoleh ke kanan dimana di sana terdapat seseorang berseragam putih bersih dengan name tag - Chaeyon— berdiri tepat di sampingku wanita tersebut mengecek patient monitor sign sebelum kembali beralih bertanya kepadaku. Tidak perlu bertanya dengan apa yang terjadi karena aku cukup ingat apa yang terjadi padaku hingga aku berbaring disini dengan selang infus. "Jadi kali ini berapa lama?" Tanyaku dengan suara yang pelan dan serak, melihat bagaiman alat medis yang terpasang di tubuhku sebenarnya itu sudah mendeskripsikan k
Florenzee Hwang menatap Cha Sara dengan kening berkerut dalam saat melihat wanita tersebut hanya berdiri di depan pintu kamar hotelnya saat dirinya dan Michael jelas sedang sibuk membereskan koper-koper mereka yang hendak di bawa ke Hongkong. Sejujurnya Florenzee agak tidak mengerti dengan apa yang wanita itu lakukan di sana karena bukannya membantu wanita itu malah terlihat gelisah dan sibuk sendiri dengan pikirannya hingga Michael menegur wanita itu dengan suara beratnya, “Ngapain kamu di sana enggak mencoba membantu kami yang sedang meringankan pekerjaan kamu?” walaupun kalimat Michael disusun dengan kata sindirian yang terang-terangan, Sara masih tidak bereaksi untuk segera membantu. Wanita itu malah berkaca pinggang dan menatap Michael jufga Florenzee dengan kening yang berkerut dalam, “Aku sedang enggak ingin meladeni kamu ya Michael … ada yang lebih penting dari itu understand?!” katanya dengan suara agak keras dengan jari telunjuk yang mengarah ke wajah Michael dengan tidak s
People be starvin' and people be killin' for luv with that crack and that spoon but these rich mothafuckas, they stay eatin' good Brian menatap Florenzee dengan seringai membuat wanita itu menjafi agak malas namun tetap menatapnya dengan menantang, dia melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Florenzee dan sambil terus melakukan rap mengikuti alunan melodi yang terdengar keras memenuhi hall konser malam ini. Droppin' wage livin' good holdin' steel socks, but you been a suck a thick cock shit a Crip walk, hit the strip like in Hongkong Florenzee mendorong Brian menjauh dan menaikan sebelah alisnya sambil terus menyanyikan bagiannya dan tidak lupa juga ia menunjukkan wajah songongnya dihadapan Brian untuk membalasnya yang agak kurang ajar di atas panggung. Bagaimana pun juga sebenarnya Florenzee masih kesal pada adiknya tersebut karena merasa terlalu posesif dan menganggapnya sebagai anak kecil padahal dia ini kan kakaknya! Florenzee melakukan rap
Jam menunjukkan pukul setengah dua dini hari ketika Florenzee berniat menyelinap keluar dari kamar hotelnya, wanita itu tidak bisa tidur jadi dia berencana akan keluar sebentar untuk menghirup udara segar dikawasan The Ritz Carlton. Ini tengah malam jadi presentase diketahui oleh fans maupun paparazi adalah kurang dari lima puluh persen kan? — setidaknya itu yang dipikirkan Florenzee saat dia memantapkan niatannya. Setelah memastikan semua orang staffnya telah tertidur dengan lelap karena kelelahan setelah pertunjukan —karena mungkin mereka kelelahan setelah jadwal padat yang hampir menguras seluruh engergi mereka. Florenzee mengendap keluar dengan hati?hati dan menutup pintu kamar hotelnya dengan gerakan pelan. Wanita itu berharap Michael dan Sara yang menempati kamar di sampingnya tidak terbangun karena hal itu. Sembari menunggu pintu lift terbuka, Florenzee kembali memastikan kalau dia telah membawa dompet dan handphone miliknya, walaupun belum tentu akan ia gunakan tapi siapa
Florenzee Hwang meluruskan kakinya sebelum mendorong tubuhnya ke belakanga untuk merebahkan dirinya di atas ubin dingin gym center The Ritz Carlton Hotel sore hari ini. Keringatnya sudah bercucuran deras dan cukup hampir membasahi seluruh pakaian stretch yang dia kenakan sore hari ini. Matanya terpejam rapat, sembari mencoba mengatur nafasnya yang menderu — secara fisik dia benar-benar lelah dan mungkin secara mental pun sama .... Satu menit .... dua menit ... tiga menit. Florenzee, mau jadi pacarku? —pertanyaan yang dilontarakan kemarin oleh Jake terngiang kembali di otak Florenzee membuat wanita itu menghembuskan nafasnya kesal lalu membuka matanya yang sebelumnya terpejam erat. Sialan! Florenzee bukan jenis wanita yang baru gede yang gampang terbawa perasas , dia bukan juga sejenis tipe yang mudah tersipu atau mudah memikirkan sesuatu dengan serius tapi entah mengapa pengakuan Jake kemarin banyak mempengaruhinya —dia jadi banyak berpikir hingga sulit mengenyahkan pertanyaan itu
Florenzee Hwang meluruskan kakinya sebelum mendorong tubuhnya ke belakanga untuk merebahkan dirinya di atas ubin dingin gym center The Ritz Carlton Hotel sore hari ini. Keringatnya sudah bercucuran deras dan cukup hampir membasahi seluruh pakaian stretch yang dia kenakan sore hari ini. Matanya terpejam rapat, sembari mencoba mengatur nafasnya yang menderu — secara fisik dia benar-benar lelah dan mungkin secara mental pun sama .... Satu menit .... dua menit ... tiga menit. Florenzee, mau jadi pacarku? —pertanyaan yang dilontarakan kemarin oleh Jake terngiang kembali di otak Florenzee membuat wanita itu menghembuskan nafasnya kesal lalu membuka matanya yang sebelumnya terpejam erat. Sialan! Florenzee bukan jenis wanita yang baru gede yang gampang terbawa perasas , dia bukan juga sejenis tipe yang mudah tersipu atau mudah memikirkan sesuatu dengan serius tapi entah mengapa pengakuan Jake kemarin banyak mempengaruhinya —dia jadi banyak berpikir hingga sulit mengenyahkan pertanyaan itu
Jam menunjukkan pukul setengah dua dini hari ketika Florenzee berniat menyelinap keluar dari kamar hotelnya, wanita itu tidak bisa tidur jadi dia berencana akan keluar sebentar untuk menghirup udara segar dikawasan The Ritz Carlton. Ini tengah malam jadi presentase diketahui oleh fans maupun paparazi adalah kurang dari lima puluh persen kan? — setidaknya itu yang dipikirkan Florenzee saat dia memantapkan niatannya. Setelah memastikan semua orang staffnya telah tertidur dengan lelap karena kelelahan setelah pertunjukan —karena mungkin mereka kelelahan setelah jadwal padat yang hampir menguras seluruh engergi mereka. Florenzee mengendap keluar dengan hati?hati dan menutup pintu kamar hotelnya dengan gerakan pelan. Wanita itu berharap Michael dan Sara yang menempati kamar di sampingnya tidak terbangun karena hal itu. Sembari menunggu pintu lift terbuka, Florenzee kembali memastikan kalau dia telah membawa dompet dan handphone miliknya, walaupun belum tentu akan ia gunakan tapi siapa
People be starvin' and people be killin' for luv with that crack and that spoon but these rich mothafuckas, they stay eatin' good Brian menatap Florenzee dengan seringai membuat wanita itu menjafi agak malas namun tetap menatapnya dengan menantang, dia melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Florenzee dan sambil terus melakukan rap mengikuti alunan melodi yang terdengar keras memenuhi hall konser malam ini. Droppin' wage livin' good holdin' steel socks, but you been a suck a thick cock shit a Crip walk, hit the strip like in Hongkong Florenzee mendorong Brian menjauh dan menaikan sebelah alisnya sambil terus menyanyikan bagiannya dan tidak lupa juga ia menunjukkan wajah songongnya dihadapan Brian untuk membalasnya yang agak kurang ajar di atas panggung. Bagaimana pun juga sebenarnya Florenzee masih kesal pada adiknya tersebut karena merasa terlalu posesif dan menganggapnya sebagai anak kecil padahal dia ini kan kakaknya! Florenzee melakukan rap
Florenzee Hwang menatap Cha Sara dengan kening berkerut dalam saat melihat wanita tersebut hanya berdiri di depan pintu kamar hotelnya saat dirinya dan Michael jelas sedang sibuk membereskan koper-koper mereka yang hendak di bawa ke Hongkong. Sejujurnya Florenzee agak tidak mengerti dengan apa yang wanita itu lakukan di sana karena bukannya membantu wanita itu malah terlihat gelisah dan sibuk sendiri dengan pikirannya hingga Michael menegur wanita itu dengan suara beratnya, “Ngapain kamu di sana enggak mencoba membantu kami yang sedang meringankan pekerjaan kamu?” walaupun kalimat Michael disusun dengan kata sindirian yang terang-terangan, Sara masih tidak bereaksi untuk segera membantu. Wanita itu malah berkaca pinggang dan menatap Michael jufga Florenzee dengan kening yang berkerut dalam, “Aku sedang enggak ingin meladeni kamu ya Michael … ada yang lebih penting dari itu understand?!” katanya dengan suara agak keras dengan jari telunjuk yang mengarah ke wajah Michael dengan tidak s
Aku terbangun dari tidurku ketika mendengar suara berisik beberapa orang disekelilingku dan aku mengerjapkan mataku beberapa kali setelah mendengar bunyi bip pelan yang konstan. Karena penasaran dari mana bunyi itu berasal aku menggulirkan pandanganku ke samping dan berakhir mendapati selang infus dan alat-alat vital sign terpasang ditanganku.“Florenzee Hwang, can you hear me how do you feel?" Pertanyaan itu terdengan tidak beberapa lama setelah aku membuka mataku. Aku menoleh ke kanan dimana di sana terdapat seseorang berseragam putih bersih dengan name tag - Chaeyon— berdiri tepat di sampingku wanita tersebut mengecek patient monitor sign sebelum kembali beralih bertanya kepadaku. Tidak perlu bertanya dengan apa yang terjadi karena aku cukup ingat apa yang terjadi padaku hingga aku berbaring disini dengan selang infus. "Jadi kali ini berapa lama?" Tanyaku dengan suara yang pelan dan serak, melihat bagaiman alat medis yang terpasang di tubuhku sebenarnya itu sudah mendeskripsikan k
Kerjaanku setelah tampil dengan satu lagu, hanya duduk sampai acara selesai. Seharusnya aku membawakan dua lagu, tapi karena kesehatanku yang sedang tidak stabil setelah skandal itu aku hanya diijinkan tampil dengan satu lagu. Aku tahu Michael tidak ingin mengambil resiko. Aku melirik handphone ku yang menampilkan pop up notifikasi pesan dari Charlie.Charlie Ruth Aku kembali ke LA maaf. Aku benar-benar sangat menyesal karena membuat kamu harus terlibat skandal. Semoga kamu memaafkan aku ya love you much! Oh iya Zed dan Shawn menyanyakan dirimu kapan kembali, tapi saran ku jangan kembali dulu ya kemari. Aku tidak siap mobil baruku kamu hancurkan lagi. Xoxo salam sayang sahabat kamu yang paling mencintai dirimu Charlie. Aku mendengus tidak senang setelah membaca pesan yang dia kirimkan padaku. Setelah kejadian hari itu, Charlie bahkan tidak menemui diriku sama sekali. Pria itu menghilang dari jangkaua
Jake Jeon, adalah anggota BXS yang paling muda, tapi walaupun pria itu yang paling muda perawakannya tidak mendeskripsikan demikian. Pria itu tinggi, lebih tinggi dariku. Bertubuh tegap atletis dan memiliki kesan garang dan bad boy vibe. warna matanya hazel dan dia memiliki tahi lalat super kecil di bawah mulutnya, membuatnya tampak imut.Kalau aku harus mendeskripsikan dia dalam satu kata maka aku mengakui kalau dia itu hampir menyentuh kata sempurna. Dari yang aku dengar di industri ini Jake itu adalah orang yang pendiam, atau mungkin lebih cenderung tidak tersentuh? Intinya dia itu begitu dingin untuk sesama rekan kerja sesama artisnya namun juga begitu hangat dan dapat digapai seperti citra yang selama ini dia tampilkan didepan para penggemarnya. Intinya Jake dapat menempatkan dirinya sendiri dengan baik.Di dalam ruangan sempit disebut sebuah lift itu aku tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan Jake juga sama saja. Dia hanya bicara jika itu me
Siapa orang di abad ini yang tidak kenal dengan BXS? Mungkin kalau dijumlahkan dalam bentuk statistika, aku dapat dengan percaya diri mengatakan bahwa yang mengenal siapa itu BXS hampir sembilan puluh persen populasi manusia di bumi ini. Dan sisanya sepuluh persen adalah orang-orang kudet parah yang sama sekali tidak menyentuh teknologi! Iya jangan terkejut begitu dengan angkanya karena mereka memang seterkenal dan sefenomenal itu. Kalau dibandingkan dengan generasi jaman dulu mungkin setara dengan One Direction populernya.Aku tidak tahu darimana awalnya ini terjadi, tapi aku rasa sejak industri musik di dunia ini mulai didominasi oleh genre K-POP setelah BXS masuk dan menyabet berbagai penghargaan acara musik bergengsi di Amerika, mereka menjadi ujung tombak dan bukti mutlak dari keberhasilan K-POP di berbagai negara, bahkan kalau dipikir-pikir sekarang industri musik berkiblat kepada mereka dan dominasi barat mulai menurun. Sedih memang kalau melihat fakta itu.Sebe
7 Tahun kemudian Seoul, Korea Selatan, 2022 Penampilanku kali ini sukses seperti biasa, ditambah sebuah senyuman manis di akhir penampilan, orang akan berpikir kalau aku baik-baik saja. Ya setidaknya, aku kelihatan baik-baik saja dari luar walaupun yang aku rasakan jauh dari kata baik. Kelelahan bukanlah perkara yang baik bagi seorang selebriti seperti kami yang memiliki segudang jadwal padat yang mendekati tidak manusiawi. Kepalaku terasa seperti dipukul tiap kali aku menarik napas, perutku mual, dan semua persendianku rasanya benar-benar nyeri dan aku sekarang benar-benar merasa seperti nenek tua yang sebentar lagi tidak bisa melakukan apa-apa."Kamu baik-baik saja kan?" ucap Cha Sara yang menyambut ku di belakang stage. Dia segera membantuku berjalan ke backstage diikuti oleh dua orang hair stylist dan satu orang make up artist yang membenahi penampilan ku. Mereka adalah para