Share

58. Oke, Deal!

Penulis: Sayap Ikarus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-07 22:42:19

Ann keluar dari dalam mobil dipapah oleh Arino yang menyambut sambil melebarkan senyum. Sementara, Ben sudah bergegas lebih dulu, seperti tak sabar untuk memberi pelajaran pada orang yang sudah berani menyuruh teman satu profesi Ann untuk mencelakai calon istrinya itu. Ben memang tidak pernah main-main dalam bertindak dan membunuh orang bukan hal sulit baginya.

"Nggak bakalan kejadian hal yang aneh-aneh kan Bang?" tanya Ann ikut menyusul didampingi Arino.

"Perlu kursi roda nggak lo?" tanya Arino balik.

"Jawab gue dulu!" desis Ann kesal. "Mukanya Mas Ben garang gitu, siap berburu kayaknya dia, jangan aneh-aneh ya Bang," pintanya.

"Kalau mereka salah, Ben adalah orang yang tanpa ampun, Ann," balas Arino. "Lo udah cukup kenal kayak apa pacar lo itu," tandasnya.

"Kami nggak pacaran!" elak Ann malu-malu.

"Ya apalah sebutannya, yang jelas gue tau lo berdua saling cinta," ujar Arino menyempatkan diri untuk berhenti sebentar. "Ben bukan tipe cowok yang gampang bilang cinta ke perempuan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Candu Cinta Bos Mafia   59. Mencintai Joanna

    Tepat seminggu sebelum pernikahan Ben dan Ann digelar, Eriska meminta bertemu. Seperti di hari-hari lain, meski sudah tidak menyimpan perasaan, Ben tetap tidak bisa mengelak dari permintaan itu. Inilah kelemahan terbesar seorang Big Ben yang sampai saat ini belum bisa Ann atasi. "Lo yakin bakalan nikahin tu cewek?" tanya Eriska tanpa basa-basi. Senyum sinis Ben terkembang, "Kenapa? Lo bakalan makin getol buat nyoba nyelakain dia? Nggak dapet peringatan dari gue lewat orang suruhan lo kemaren? Itu baru 3 jarinya yang gue potong, masih ringan," ujarnya. Eriska diam. Sebenarnya ia tahu bahwa mengundang Ben untuk datang ke pertemuan ini adalah sama saja dengan mengakui bahwa tuduhan Ben memanglah benar. Ia yang menyuruh orang untuk mencelakai Ann, membuat calon istri Ben itu kesakitan. Jika boleh jujur, meski ia telah khilaf tidur dengan Petra, di dasar hatinya ia masih menyimpan rasa yang besar untuk Ben. "Gue bisa hancurin

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Candu Cinta Bos Mafia   60. I'm Already Yours

    Begitu tahu jika Ann saat ini ada di rumah, Ben langsung melajukan mobilnya ke satu tujuan tanpa pikir panjang. Ada perasaan bersalah pada Ann yang tak bisa Ben jelaskan alasannya. Apakah karena ia merasa berkhianat di detik-detik jelang pernikahannya dengan menemui Eriska tanpa sepengetahuan Ann?"Mas!" Ann menyambut ceria saat melihat Ben masuk lewat pintu samping. Kebetulan Ann baru saja mengontrol makan dan minum Chester di kandangnya. "Pulang cepet hari ini," tegurnya senang."Kamu nggak ada kerjaan hari ini?" tanya Ben. Ann menggeleng, "Kamu udah atur jadwalku ke Bang Choky buat bebas sampe minggu depannya kan, jadinyab aku gabut di rumah cuma main sama Chester doang," jawabnya. Ben mengangguk, sesaat ia kehilangan suara, tak tahu harus berucap bagaimana. Mengetahui bahwa Ann hanya bersama Chester di kandang, Ben tak mampu menahan diri. Ia raih rahang Ann dan dikecupnya bibir Ann spontan. Kaget mendapat perlakuan manis yang tiba-tiba itu, Ann terhuyung. Beruntung, Ben sigap me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Candu Cinta Bos Mafia   61. Sangat Istimewa

    Suara deru napas dan desahan kecil Ann terdengar mengisi ruangan besar Ben. Mereka kini dimabuk cinta, Ben sengaja membawa Ann ke dalam kamarnya agar mereka lebih intim dan leluasa saling goda. Dari hanya menyesap bibir Ann yang kini ada di atas pangkuannya, Ben berpindah mengecupi leher jenjang Ann, ia berikan tanda kepemilikan yang sangat jelas di sana. "Masih ada seminggu, aku bisa sabar nunggu," ucap Ben sengaja mendongak di antara dua dada Ann yang masih disembunyikan rapat oleh baju yang dikenakannya. Ann tampak terengah, ia berusaha mengatur napasnya sebelum menjawab. Jemarinya meraba wajah tampan Ben, mengagumi pahatan Tuhan atas keindahan di depannya. "Kamu ngomong cinta ke aku bukan biar bisa nidurin aku kan Mas?" tanya Ann lirih. "Kamu tau kalau aku mau, aku udah nidurin kamu sejak dulu. Bener?" Ann mengangguk lemah, "Kenapa nggak dari dulu?" tanyanya sembari mengecup lembut kening Ben. "Anggep aja aku mensucikan diri," kekeh Ben. "Sebelum sama kamu, aku ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Candu Cinta Bos Mafia   62. Memiliki Joanna Sepenuhnya (Rate 21++)

    Tubuh Ann menggelinjang lagi-lagi saat sentuhan Ben menyentuh titik paling sensitifnya. Ini adalah sentuhan pertama seorang lelaki di bagian terdalam yang selalu dijaganya sekuat tenaga. Ben yang sudah sangat ahli dan memiliki jam terbang tinggi, ia benar-benar memberi kenikmatan pada Ann hingga hanya desahan dan erangan manis yang keluar dari mulut Ann. "Mas Ben," erang Ann kelimpungan tapi ia tak menahan pergerakan Ben di bawah sana. Semua terjadi begitu alami, mengalir, termasuk bagi seorang Ben yang terbiasa dilayani. Ia memang butuh pelampiasan hasrat kali ini, tapi melakukannya bersama Ann cukup memicu adrenalinnya. Ben bertindak sangat dominan dan penuh pelayanan, seakan paham bahwa Ann pasti cukup kikuk di percobaan pertamanya. "Mas!!" pekik Ann spontan, ia gigit bibir bawahnya kuat-kuat dengan kepala yang separuh mendongak. "Kok sakit," keluhnya imut.Ben tersenyum tampan, ia kecup tulang selangka Ann dua kali, "Bentar lagi kubiki

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Candu Cinta Bos Mafia   63. Calon Nyonya Amatir

    Ann terbangun oleh wangi aroma kopi yang menyeruak ke dalam indera penciumannya. Ia membuka matanya perlahan, memicingkannya demi menghindari sorot sinar matahari yang menyusup dari celah tirai jendela. Tubuhnya masih terbalut selimut dengan aman, ia menggeliat pelan. "Bau kopi ya," erang Ann malas-malasan. "Aku yang bikin," sahut Ben keluar dari kamar mandi, rambutnya sudah basah dan ia masih bertelanjang dada. "Bikin aku kebangun, wangi banget," tukas Ann lantas berusaha bangkit untuk duduk bersandar di leher ranjang, tapi ia justru meringis lebar. "Linu?" tebak Ben. Ia tunjuk bagian ranjang sebelah kiri, "jejak kamu," desisnya kagum. "Darah perawan by the way," sahut Ann langsung tersadar. "Nggak terlalu amatir untuk ukuran pemula kan?" gumamnya sombong. Ben tersenyum simpul. Ia raih cangkir kopinya yang masih mengepulkan asap dari atas nakas dan duduk di sebelah Ann. Dikecupnya lembut kening Ann lama, memberi energi semangat pagi pada sang calon istri. "Amatir banget

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Candu Cinta Bos Mafia   64. Love Is In The Air

    "Maaf malah jadi ngerepotin ya Om," ujar Ann tak enak hati. "Nggak ngerepotin," sahut Ben. "Mereka yang mau kita nikah. Udah seharusnya mereka yang urus semuanya," tukasnya. "Jangan mau ditidurin Ben lagi sebelum lo resmi jadi istrinya, Ann!" celetuk Danisha. "Oh, iya," Ann manggut-manggut polos, ia lirik Ben sekejap. "Shut your fucking mouth!" gemas Ben galak. "Nikmatin aja sarapan lo," ajaknya demi mengalihkan topik. "Nggak usah ditutupin Ann, kami maklum kok," kekeh Danisha puas sekali. "Ditato aja lehernya biar kalau vampirnya ngegigit, nggak keliatan bekasnya," sarannya absurd. "Bisa diem nggak lo Sha?" gumam Ben penuh ancaman. "Udah, udah. Sarapan dulu!" lerai Taka sengaja mengambilkan nasi untuk sang calon menantu. "Cukup nasinya, Ann?" tanyanya."Cukup Om, makasih," balas Ann segera meraih mangkok yang Taka sodorkan. "Mas, kamu mau aku ambilin?" tawarnya pada Ben kemudian."Aku ambil send

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Candu Cinta Bos Mafia   65. Ancaman Eriska

    "Joanna." Sang pemilik nama hanya terdiam angkuh saat perempuan di depannya menyebut panggilan itu dengan wajah sinis. Ann tak akan gentar meski ia diancam sendirian, bukankah ia memang harus memiliki mental seperti ini mulai sekarang? "Eriska," desis Ann santai. "Lo udah tau soal gue ternyata," ucap Eriska tertawa kecut, "perasaan, lo nggak ada takut-takutnya. Ngerasa udah pasti jadi istrinya Ben?" cecarnya tak sabaran. Ann menyeringai, "Ben cinta sama gue, itu udah cukup membungkam lo kan, Nona Eriska yang terhormat?" tukasnya sombong. "Jangan gampang bikin kesimpulan sendiri, gue kenal Ben itu kayak apa!" sergah Eriska kesal. Dipancing seperti itu saja sudah membuatnya merasa dikalahkan. "Lo nggak tau apa yang bisa gue lakuin buat bikin Ben nendang lo dari hidupnya. Hati-hati kalau bicara!" ancamnya. Bukannya gentar, Ann justru menyilangkan kedua kakinya angkuh, "Harusnya lo yang hati-ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Candu Cinta Bos Mafia   66. Stuck On You

    Tak ada yang terjadi setelahnya. Diikuti oleh dua orang anak buahnya yang tadi sempat menahan Ann, Eriska berlalu melewati sang mantan pacar. Keduanya hanya saling tatap sebentar, Ben tetap kaku di ambang pintu tanpa melakukan sesuatu untuk menahan Eriska pergi dan memberi pelajaran padanya. Sekarang, yang tersisa hanya Ann dan Ben di dalam ruangan. Berjarak sekitar 4 meter jauhnya, mereka saling tatap dalam diam. Beberapa kali Ann terlihat menelan ludahnya, tapi enggan juga untuk sekadar menyapa atau menjelaskan yang terjadi sebenarnya. Jika boleh jujur, ia sedikit sakit hati saat Ben hanya membiarkan Eriska pergi begitu saja setelah kepergok berusaha membunuhnya di depan mata. "Besok kita nikah, nggak bisa kah kamu diem di rumah atau seenggaknya minta orang buat ngawal kamu kalau pengin keluar?" tegur Ben akhirnya buka suara. Ia menghela napas panjang, berkacak pinggang. "Aku ngurus jadwal setelah kita nikah di agensiku, perusahaan yang masih ada di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14

Bab terbaru

  • Candu Cinta Bos Mafia   195. Candu Cinta (Ending)

    "Baru pertama kali ini aku liburan ke Eropa. Mimpi apa aku bisa ke sini sama orang yang paling berarti di hidupku," desis Ann lirih. Matanya mengitar takjub, masih tidak percaya pada apa yang kini tengah dialaminya. London tengah ada di awal musim gugur saat ini. Suhu udara cukup dingin untuk kulit Ann yang terbiasa dengan suhu tropis khatulistiwa. Ia sampai memeluk tubuhnya sendiri dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada untuk menghangatkan tubuhnya. Liburan musim panas di Inggris Raya baru akan selesai dan Westminster cukup sepi dari wisatawan di bulan-bulan ini. "Pilihan yang tepat kita keluar malam hari, untungnya Christ udah akrab sama Lala, jadi kita bisa keluar malem-malem gini, biar Christ istirahat," ujar Ben sengaja merangkul leher istrinya mesra. "Lala udah kenal Danisha lama, jadi kayaknya Christ sering diajak jalan bareng juga sama Lala, makanya mereka cepet akrab," gumam Ann. "Mas, indah banget Inggris Raya," ujarnya tak hentinya berdecak. Meninggalkan

  • Candu Cinta Bos Mafia   194. Rencana Kejutan

    Ann menyesap teh melati buatan Ben sambil memejamkan mata. Sungguh pagi yang begitu damai dan menenangkan baginya, tanpa beban. Christ sedang sarapan pagi bersama Ben di ruang makan, sedangkan Ann sendiri duduk di halaman belakang, sesekali mengusap punggung Chester yang kini memang sengaja diboyong ke rumah baru demi memulihkan kesehatannya. Minggu depan kuliah Ann sebagai Maba akan dimulai, jadi, ia sengaja menikmati momen-momen emas ini tanpa gangguan. "Ane-san, berangkat seolah dulu," kata Christ mendatangi Ann sambil membungkukkan badannya. "Oke, hati-hati ya, semangat sekolahnya!" balas Ann melambaikan tangannya ceria, menatap punggung kecil nan kokoh Christ yang berlalu menjauh. Untuk kegiatan sekolah dan les privat yang harus dijalani Christ, Ann menyiagakan seorang sopir antar-jemput. Ben juga meminta Sony untuk menjadi penjaga Christ selama berkegiatan di luar rumah. "Kamu nggak ada agenda ke mana-mana hari ini, Ann?" tegur Ben yang menyusul duduk di seberang Ann, menent

  • Candu Cinta Bos Mafia   193. Pilihan Christ

    "Hai, Christoper!" sapa Eriska yang sudah datang lebih dulu di sebuah coutage tempat mereka dijadwalkan bertemu. Seperti rencana, Ann dan Ben mengantar Christ bertemu dengan Eriska. Satu titik balik kehidupan Christ akan ditentukan hari ini. Ann tidak tahu apa yang tengah dirancang oleh Eriska untuk mengusiknya lagi, tapi ia percaya Ben bisa mengatasi gangguan Eriska lebih baik ketimbang sebelumnya."Mami Eris," balas Christ melambaikan tangan sekenanya, juga memberi senyum simpul yang asing. "Kamu tambah tinggi ya," puji Eriska. "Makanmu pasti enak-enak pas ikut Ben," katanya. "Makasih udah menuhin permintaanku," tambahnya ke arah Ben sambil memeluk Christ yang tampak canggung. "Gue pengin urusan kita segera selesai," balas Ben. "Biar Christ mesen makanan dulu ya," tandas Eriska. "Aku udah makan sama Ann dan Ben sebelum ke sini," ucap Christ sangat fasih. "Kata Ann, Mami kangen sama aku," gumamnya. "Iya," jawab Eriska mengangguk. "Mami nggak bawa makanan kesukaanku?" tembak Ch

  • Candu Cinta Bos Mafia   192. Daya Juang

    Setelah sekian lama tidak beraktivitas di ranjang karena kondisi kesehatannya, Ben cukup berhati-hati bergerak. Ann lebih banyak memimpin permainan, sang istri berbalik memegang posisi dominan. "Joanna," Ben mengerang lirih, menikmati pemandangan sang istri yang meliuk-liuk di atasnya. "Berasa liat aku di Queen's Diary lagi ya Mas," goda Ann masih sempat bercanda. "Ini lebih juara sensasinya," balas Ben merem-melek, terbakar gairah. Ann terkikik, ia bergerak makin cepat, tapi tetap berhati-hati. Ben yang tengah berbaring di bawahnya itu masih belum sembuh total, jadi mereka tidak boleh bermain liar. "Ane-san!" Ben mengeja panggilan istrinya, ia tiba di puncak dengan senyuman lepas yang puas. "Wah," deru napas Ann masih terengah, "lega, Big Ben? 250 juta transfer ke rekeningku ya," candanya lucu. Ia bangkit dan duduk di sebelah suaminya, membiarkan Ben meriah selimut untuk menutupi tubuh mereka. "Nggak 300 juta sekalian?" tawar Ben. Ann mengangguk, "Boleh. Dikasih 500 juta lebi

  • Candu Cinta Bos Mafia   191. Memenangkan Pikiran

    Setitik air mata Ann jatuh, ia berpaling agar tak ketahuan tengah bersedih. Sesak di dadanya berusaha ia sembunyikan sebisa mungkin, hatinya telah jatuh teramat banyak pada Christ. "Kenapa aku harus milih? Aku udah tinggal di sini kan?" gumam Christ lugu. "Kamu bukan anggota keluarga, Eriska minta kamu kembali ke keluarga kamu," ungkap Ben gamblang, terdengar sangat tega. "Ane-san," Christ menoleh Ann, "apa aku harus milih? Aku aku harus ikut Mami Eris?" tanyanya hampir menangis. "Kamu boleh tetep tinggal di sini kalau kamu mau, Christ," jawab Ann. "Asal kamu memilih tinggal bersama kami, kamu boleh tinggal selamanya di sini," sambar Ben. Christ terdiam, ia tampak bingung dan hanya memainkan kancing bajunya sebagai bentuk pelarian. Anak sekecil Christ tentu mempunyai banyak perspektif pada setiap orang yang pernah merawatnya. Ann meski galak dan tegas, tidak pernah memukul atau menggunakan kekerasan. Begitu pula dengan Ben, meski ia keras dan kejam, selalu menekan Christ dengan

  • Candu Cinta Bos Mafia   190. Memberinya Pilihan

    "Marah, Ane-san?" tegur Ben yang menyadari perubahan sikap istrinya semenjak pulang dari rumah makan tadi siang. "Hem?" Ann melirik suaminya sekejap, lantas fokus lagi memainkan ponselnya. "Kamu marah sama aku, Ann?" ulang Ben sabar. "Marah? Emangnya kamu kenapa?" tanya Ann balik. Ben mendecak, ia tahu Ann sedang tidak mau diajak mengobrol. Istrinya ini tengah marah, enggan ditanya-tanya tapi jika Ben tak acuh, kemarahan itu akan semakin membesar. "Coba bilang, salahku di mana?" pancing Ben. "Wah," Ann tertawa dalam tatapan piasnya yang tak menyangka. "Nggak sadar salahnya?" "Oke, aku salah ngambil keputusan setuju sama Eriska? Bener?" "Terus?" "Aku mengabaikan kamu," desis Ben meringis, takut salah. "Bukan cuma mengabaikan, Mas. Aku nggak kamu anggep ada di tempat itu. Seharusnya kamu tanya dulu keputusanku, kan?" sergah Ann bagai siap memuntahkan lahar panas dari mulutnya. "Iya, aku minta maaf," ungkap Ben tak mau memperpanjang masalah. Salah atau tidak salah, ia tetap ha

  • Candu Cinta Bos Mafia   189. Biarkan Memilih

    "How's life, Ann? Kamu bahagia?" tanya Eriska yang ditemui oleh Ann di sebuah rumah makan besar. Ann melirik sang suami yang duduk di sebelahnya. Ben tampak tak acuh, ia itarkan pandangan ke sekeliling, enggak bertemu tatap dengan Eriska. Dari sorot matanya, tampak Eriska masih begitu mendamba suami Ann itu. "Gue nggak punya alasan buat nggak bahagia setelah suami masih hidup di sisi gue," jawab Ann jumawa. "Asal nggak ada orang yang mengusik kami lagi, gue yakin bahagia selamanya," gumamnya. "Ben," Eriska tersenyum, mencoba mengambil perhatian mantan pacarnya itu. "Aku nggak akan ngusik kalian lagi. Cuma satu penginku, aku diijinin buat ketemu sama Christ. Sekarang udah nggak ada Papa yang bakalan nyakitin dia, boleh nggak Christ disuruh milih, mau ikut aku atau kalian? Aku janji, setelah Christ milih, aku nggak akan pernah muncul dalam kehidupan kalian lagi," ujarnya. Ben yang semula tak peduli akhirnya memfokuskan pandangannya pada Eriska. Keduanya bertemu tatap, diam dan tak a

  • Candu Cinta Bos Mafia   188. Segalanya Bagiku

    Proses recovery Ben memakan banyak waktu dan perjuangan yang cukup panjang. Selama itu, Ann setia mendampingi, membantu sang suami mendapatkan tubuh bugarnya lagi. "Dua tusukan yang nggak akan pernah bisa dilupain," desis Ann sambil menunjuk bekas luka di dada dan perut Ben yang kancing kemejanya sengaja tidak dikancingkan. "Nggak kamu bikin tato, Mas?" tanyanya. Ben menggeleng, "Luka tembak ini sengaja kutato karena pengin kuhilangkan. Kalau luka tusuk beda cerita, ini award perasaanku atas kamu Ann. Aku terluka buat ngelindungin kamu, itu kebanggaan tersendiri," ujarnya. "Tapi aku jadi ngerasa bersalah kalau liat bekas luka ini. Kamu ada di ambang kematian selama 5 bulan, gimana aku nggak sedih.""Apa mau kutato aja biar kamu nggak sedih?" tawar Ben. Gelengan Ann berikan, "Kalau kamu nggak ngeliat aku sebagai bentuk kesalahan, sedihku bisa ganti jadi kebahagiaan kok Mas," ucapnya lembut, plin-plan. Senyuman Ben terkembang, ia kibaskan lagi pedangnya untuk kembali memulai latiha

  • Candu Cinta Bos Mafia   187. Obrolan Berdua

    Dua puluh empat jam pasca hidup kembali, Ben dinyatakan dalam kondisi yang sangat bagus oleh dokter. Tubuhnya sudah melewati pemeriksaan dan pengecekan dan tidak ada organ tubuhnya yang malfungsi. Ben hanya memerlukan banyak latihan bergerak dan berjalan untuk menormalkan kembali sendi-sendi dan tulangnya. "Dia minta pindah sekolah di sini, pengin jagain Ketua tapi dia ngeluh bosan nunggu kamu bangun, tiap hari begitu," ucap Ann tertawa. "Dia jagain kamu dengan baik ya," kekeh Ben sudah mulai lancar berkomunikasi. Ann mengangguk, "Kadang dia ngomel, kenapa Ketua nggak bangun-bangun padahal dia mau cerita gimana dia ngelawan anak-anak lain yang nyoba ngerundung dia," ceritanya. "Udah ya Mas, biar dia stay di Indo aja, Christ pasti nggak mau kalau disuruh balik ke Jepang lagi. Nanti aja kalau dia udah bisa milih mau lanjut studi di Jepang atau di negara mana pun, kita bisa atur lagi," urainya. "Aku ikut kebijakan kamu, Ane-san," kata Ben lembut. "Ah, Adyaksa sekarang dipegang sama

DMCA.com Protection Status