Home / Romansa / Candu Cinta Bos Mafia / 46. Identitas Keluarga

Share

46. Identitas Keluarga

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2024-06-28 17:18:32

"Udah tidur berapa kali lo sama Ben?"

"Ya?" Ann yang baru saja keluar dari ruang ganti melongo bingung. Hari ini adalah jadwal Ann untuk pengambilan gambar iklan shampoo dan Danisha si bungsu, sengaja datang menemuinya.

"Lupakan," Danisha menggerakkan telapak tangannya di depan wajah. "Lo udah tau nanti sore lo dijadwalin ketemu ketua dan tetua keluarga besar?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Udah, tapi katanya Mas Ben kami ketemu di rumah dulu, berangkat dari sana barengan," kata Ann langsung bisa mengenali siapa perempuan di depannya dari pahatan indah di beberapa bagian tubuhnya itu.

""Emang nggak niat tu orang," dengus Danisha kesal. "Ikut gue," ajaknya langsung meraih jemari Ann dan menariknya menuju mobil yang sudah menunggu.

"Kita mau ke mana?" tanya Ann sedikit panik, beruntung ia sempat menyambar tasnya yang tadi ia letakkan di meja rias.

"Enggak, gue nggak nyulik lo, takut amat," gumam Danisha setelah memberi kode pada sopirnya untuk mulai melaju. "Kita mau dandan, lo kudu pant
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Candu Cinta Bos Mafia   47. Serahkan Semua Padaku

    "Lo apain dia?" sambut Ben begitu Ann dan Danisha tiba di rumah. Tatapannya tampak tak bersahabat pada si bungsu."Kayak yang lo liat, jadi lebih jahat dan garang ketimbang sebelumnya. Ketua dan para tetua lebih seneng tampilan badass ketimbang barbie kan? Ann kudu all out, dong," jawab Danisha santai. "Gue tau kok lo nggak sempat nyiapin dia. Sama-sama, nggak usah bilang arigatou," tambahnya tersenyum kemudian bergegas pergi sebelum Ben menghunusnya dengan pedang. "Sorry aku nggak pamit, Mas," kata Ann hati-hati. "Tadi dia tiba-tiba jemput di lokasi, dan aku nggak sempat ngabarin kamu," terangnya. "Diapain kamu sama Danisha?" gumam Ben tak terlalu memedulikan penjelasan Ann."Ditato," jawab Ann dengan polosnnya. Ia tunjuk pinggang kanan depannya, kulitnya masih memerah bekas dirajam."Jahanam Danisha!!" umpat Ben spontan, "brengsek!" "Aku yang bersedia kok, jangan nyalahin dia juga," kata Ann menenangkan. "Nggak pa-pa, jadi keliatan lebih seksi kan aku?" ujarnya tersenyum bangga.

    Last Updated : 2024-06-30
  • Candu Cinta Bos Mafia   48. Perebutan Kekuasaan

    Ann mengitarkan pandangannya ke sekeliling. Banyak sekali mobil mewah yang terparkir di halaman sebuah rumah berornamen Jepang yang khas itu. Ternyata, pertemuan penting itu tidak diadakan di zashiki seperti yang Ann duga, melainkan di tempat lain, lebih jauh dari kediaman Yohan Takahashi."Beda tempat?" tanya Ann setelah mengikuti Ben membalas salam hormat anggota klan yang lain dengan membungkukkan badan. "Kalau pertemuan klan dalam skala besar, kegiatan dipusatin di sini," jawab Ben tak melepas genggaman tangannya di jemari Ann. "Serem amat sih orang-orang, nggak ada senyumnya sama sekali," komentar Ann. "Mana mobilnya sama semua, kalau mau pergi duluan ya musti ngehafal plat nomor dulu," ujarnya. "Kalau Kakek dateng, mereka yang megang lokasi kayak Surabaya, Jogja, Balikpapan, pasti bakalan ikut dateng dan ngumpul di sini. Jadi, jangan kamu bayangin kalau acara nanti bakalan sama kayak yang terjadi di zashiki waktu itu," terang Ben kemudian melangkah lagi, mulai memasuki pintu

    Last Updated : 2024-06-30
  • Candu Cinta Bos Mafia   49. Tempat Bersandar

    "Ini semacam koloseum buat para pengguna pedang?" gumam Ann bermonolog. "Ini gila!" dengusnya tak percaya. "Mereka harus bisa melukai tato lambang keluarga satu sama lain," sahut Taka mendengar gumaman Ann, "siapa yang lebih dulu menggores atau menusuk, dialah yang jadi pemenang. Nggak harus mrmbunuh lawan, asalkan tato itu tergores, berarti kalah," terangnya. Ann menelan ludahnya seketika mendengar penjelasan Taka. Ia menahan napasnya sebentar, tak percaya dengan aturan gila keluarga yakuza ini. Bagaimana mungkin saling melukai sesama keluarga menjadi pembuktian untuk mendapatkan kekuasaan? Sementara tiap kali Logan menyerang Ben, Ann hanya bisa memejamkan matanya ketakutan tapi tak mampu untuk bereaksi berlebihan karena diam-diam ia tahu dirinya tengah diperhatikan para tetua. "Kalau salah satunya udah terluka parah sebelum tato sempat digores? Atau salah satunya meninggal, yang ngebunuh juga bakal dimenangin? Om, ini tradisi nggak ma

    Last Updated : 2024-07-01
  • Candu Cinta Bos Mafia   50 Joanna, Si Lugu Memesona

    "Mereka masih bisa makan ngeliat kamu terluka kayak gini?" bisik Ann sambil mengamati para tetua yang tampak berbincang sambil menikmati kudapan."Ini biasa terjadi, Ann, kamu juga musti membiasakan diri," jawab Ben. Ia terima uluran peralatan obat-obatan dari Danisha. "Bisa bantu?" tanyanya."Jadi, kamu bawa aku ke sini selaen buat dikenalin juga buat jaga-jaga jadi perawat pribadi?" sungut Ann sambil membuka kotak peralatan obat dan mulai mengobati luka di beberapa bagian tubuh lelaki di sebelahnya. "Gimanapun, kita adalah tim Ann," ujar Taka menimbrung, "abis ini kamu bakalan resmi diperkenalkan, siap-siap," lanjutnya. Ann hanya mengangguk sekali, tangannya terampil membersihkan luka di tubuh Ben dan membalutnya dengan perban. Ia juga membantu Ben memakai kemejanya lagi, benar-benar tampak seperti pasangan. "Kita sudah mendapat pemenangnya, Takahashi unggul. Tapi jejak masa lalu Big Ben tidak akan terhapus dengan mudah," ucap seoran

    Last Updated : 2024-07-02
  • Candu Cinta Bos Mafia   51. Sweet But Psycho

    "Nggak cuma kalian yang bisa ngebunuh orang, atau ngebikin cucu-cucu kalian saling serang dan dijadiin tontonan begini. Kakek mau bikin arena gladiator buat cewek juga?" tantang Ann. Benji tersenyum mendengar penuturan Ann, "She sweet but phycho," nyanyinya takjub. "Nemu di mana lo cewek unik gini? Menarik," pujinya. "Lo mau duel sama gue di depan?" gumam Ben langsung paham maksud ucapan Benji. "Ben!" panggilan Takahashi-sama membuat Benji urung memberi tanggapan. "Mulutnya berbisa ya, cocok menjadi anggota keluarga Takahashi," tambahnya. "Yang jelas, dia bersih," sahut Ben selanjutnya berdiri, ia gandeng jemari Ann untuk mendekat pada sang Kakek. "Dia diterima atau nggak sama Kakek, aku bakalan tetep nikahin dia," ujarnya. Hening, semua orang menunggu jawaban sang Ketua. "Selama dia bersih, mendukung perkumpulan dan cukup gila untuk terlibat dalam semua masalah keluarga, kamu bebas memperistrinya," jawab Takahashi-sama. "A

    Last Updated : 2024-07-02
  • Candu Cinta Bos Mafia   52. Kehilanganku

    "Kamu sebenernya anak kandung bukan sih Mas?" celetuk Ann penasaran. Keduanya sudah ada di dalam kamar Ben. Ann memang meminta Ben untuk memeriksa kembali lukanya dan mengobatinya dengan perawatan yang lebih serius. Luka di lengan Ben cukup dalam dan Ann harus memastikan apakah luka itu membutuhkan jahitan atau tidak. "Kenapa? Kamu ngeliat cuma aku yang nggak mirip sama sodaraku yang laen?" tanya Ben balik. Sesekali ia meringis kecil saat Ann tak sengaja menyentuh lukanya cukup keras. "Mama kamu nggak ada peduli-pedulinya pas kamu luka," desis Ann. "Dia begitu karena ditempa keadaan," sahut Ben. "Aku tau dia lebih khawatir ketimbang yang laen. Di keluarga, kami nggak biasa saling mengkhawatirkan, kami besar dalam situasi yang nggak memperbolehkan rasa itu tumbuh," ceritanya. "Keluarga macam apa yang begitu?" "Keluargaku. Udah liat sendir

    Last Updated : 2024-07-03
  • Candu Cinta Bos Mafia   53. I Got Addicted

    "Itu karena kamu sendiri seenaknya nyebut perasaan kamu itu cinta sepihak, Ann," jawab Ben cukup membingungkan. "Kamu serius cinta sama aku?" tegasnya kali ini menatap Ann, ia dekati lagi gadis yang setia mengobati lukanya. "Aku capek Mas, mau istirahat," Ann menghindar cepat, ia berusaha untuk kabur tapi sudah pasti Ben akan menghalanginya. "Nggak pa-pa kalau aku cuma jadi obat luka. Ya obat luka fisik kamu, juga luka hati kamu," tambahnya miris. Ben bungkam tapi tatapannya tak lepas dari wajah cantik Ann yang sudah tanpa rona. Ia sendiri tak mengerti dengan hatinya. Perasaan meletup-letup saat melihat tingkah Ann yang menggemaskan, atau rasa terbakar ketika ia harus menahan diri tidak meniduri Ann yang begitu menggoda di matanya. Apakah itu juga bisa dinamakan jatuh cinta? Jika boleh jujur, Ben tidak mau gegabah mengartikan perasaannya. Interaksi intens dan intimnya dengan Ann berawal dari perjanjian tak terhindarkan. Apa bisa ia jatuh hati saat dirinya se

    Last Updated : 2024-07-04
  • Candu Cinta Bos Mafia   54. Bagaimana Jika Aku Jatuh?

    Ann memejamkan matanya saat kecupan Ben berpindah dari pipi turun ke lehernya. Darahnya berdesir hebat, ini bukan pengalaman pertama Ben menyentuhnya tapi Ann selalu merasa asing oleh sentuhannya. Seumur hidup, hanya Ben yang berhasil menguasai dirinya, tempat istimewa yang berhasil Ben raih di percobaan pertama. "Damn!" desis Ben tak bisa mengendalikan dirinya lagi. Cenderung pasif dan tak suka banyak berimprovisasi, Ben tertantang oleh bentuk lekuk tubuh Ann, juga tulang selangkanya yang aduhai. Bahu simetris Ann yang terpampang sangat seksi itu menyulut letupan-letupan kecil di perut Ben. Ia tidak pernah segila ini saat menginginkan tubuh perempuan, terutama mereka yang ia kontrak tidur dengannya hanya semalam. Dari tulang selangka, Ben naik lagi ke belakang telinga Ann, ia ciumi lembut daerah sensitif itu. Sebaliknya, Ann tak berani menggeram, bahkan mendesah meski ia sendiri kelimpungan menahan diri agar tetap terlihat tenang. Ben tahu bagaimana cara membuatnya tak berda

    Last Updated : 2024-07-05

Latest chapter

  • Candu Cinta Bos Mafia   195. Candu Cinta (Ending)

    "Baru pertama kali ini aku liburan ke Eropa. Mimpi apa aku bisa ke sini sama orang yang paling berarti di hidupku," desis Ann lirih. Matanya mengitar takjub, masih tidak percaya pada apa yang kini tengah dialaminya. London tengah ada di awal musim gugur saat ini. Suhu udara cukup dingin untuk kulit Ann yang terbiasa dengan suhu tropis khatulistiwa. Ia sampai memeluk tubuhnya sendiri dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada untuk menghangatkan tubuhnya. Liburan musim panas di Inggris Raya baru akan selesai dan Westminster cukup sepi dari wisatawan di bulan-bulan ini. "Pilihan yang tepat kita keluar malam hari, untungnya Christ udah akrab sama Lala, jadi kita bisa keluar malem-malem gini, biar Christ istirahat," ujar Ben sengaja merangkul leher istrinya mesra. "Lala udah kenal Danisha lama, jadi kayaknya Christ sering diajak jalan bareng juga sama Lala, makanya mereka cepet akrab," gumam Ann. "Mas, indah banget Inggris Raya," ujarnya tak hentinya berdecak. Meninggalkan

  • Candu Cinta Bos Mafia   194. Rencana Kejutan

    Ann menyesap teh melati buatan Ben sambil memejamkan mata. Sungguh pagi yang begitu damai dan menenangkan baginya, tanpa beban. Christ sedang sarapan pagi bersama Ben di ruang makan, sedangkan Ann sendiri duduk di halaman belakang, sesekali mengusap punggung Chester yang kini memang sengaja diboyong ke rumah baru demi memulihkan kesehatannya. Minggu depan kuliah Ann sebagai Maba akan dimulai, jadi, ia sengaja menikmati momen-momen emas ini tanpa gangguan. "Ane-san, berangkat seolah dulu," kata Christ mendatangi Ann sambil membungkukkan badannya. "Oke, hati-hati ya, semangat sekolahnya!" balas Ann melambaikan tangannya ceria, menatap punggung kecil nan kokoh Christ yang berlalu menjauh. Untuk kegiatan sekolah dan les privat yang harus dijalani Christ, Ann menyiagakan seorang sopir antar-jemput. Ben juga meminta Sony untuk menjadi penjaga Christ selama berkegiatan di luar rumah. "Kamu nggak ada agenda ke mana-mana hari ini, Ann?" tegur Ben yang menyusul duduk di seberang Ann, menent

  • Candu Cinta Bos Mafia   193. Pilihan Christ

    "Hai, Christoper!" sapa Eriska yang sudah datang lebih dulu di sebuah coutage tempat mereka dijadwalkan bertemu. Seperti rencana, Ann dan Ben mengantar Christ bertemu dengan Eriska. Satu titik balik kehidupan Christ akan ditentukan hari ini. Ann tidak tahu apa yang tengah dirancang oleh Eriska untuk mengusiknya lagi, tapi ia percaya Ben bisa mengatasi gangguan Eriska lebih baik ketimbang sebelumnya."Mami Eris," balas Christ melambaikan tangan sekenanya, juga memberi senyum simpul yang asing. "Kamu tambah tinggi ya," puji Eriska. "Makanmu pasti enak-enak pas ikut Ben," katanya. "Makasih udah menuhin permintaanku," tambahnya ke arah Ben sambil memeluk Christ yang tampak canggung. "Gue pengin urusan kita segera selesai," balas Ben. "Biar Christ mesen makanan dulu ya," tandas Eriska. "Aku udah makan sama Ann dan Ben sebelum ke sini," ucap Christ sangat fasih. "Kata Ann, Mami kangen sama aku," gumamnya. "Iya," jawab Eriska mengangguk. "Mami nggak bawa makanan kesukaanku?" tembak Ch

  • Candu Cinta Bos Mafia   192. Daya Juang

    Setelah sekian lama tidak beraktivitas di ranjang karena kondisi kesehatannya, Ben cukup berhati-hati bergerak. Ann lebih banyak memimpin permainan, sang istri berbalik memegang posisi dominan. "Joanna," Ben mengerang lirih, menikmati pemandangan sang istri yang meliuk-liuk di atasnya. "Berasa liat aku di Queen's Diary lagi ya Mas," goda Ann masih sempat bercanda. "Ini lebih juara sensasinya," balas Ben merem-melek, terbakar gairah. Ann terkikik, ia bergerak makin cepat, tapi tetap berhati-hati. Ben yang tengah berbaring di bawahnya itu masih belum sembuh total, jadi mereka tidak boleh bermain liar. "Ane-san!" Ben mengeja panggilan istrinya, ia tiba di puncak dengan senyuman lepas yang puas. "Wah," deru napas Ann masih terengah, "lega, Big Ben? 250 juta transfer ke rekeningku ya," candanya lucu. Ia bangkit dan duduk di sebelah suaminya, membiarkan Ben meriah selimut untuk menutupi tubuh mereka. "Nggak 300 juta sekalian?" tawar Ben. Ann mengangguk, "Boleh. Dikasih 500 juta lebi

  • Candu Cinta Bos Mafia   191. Memenangkan Pikiran

    Setitik air mata Ann jatuh, ia berpaling agar tak ketahuan tengah bersedih. Sesak di dadanya berusaha ia sembunyikan sebisa mungkin, hatinya telah jatuh teramat banyak pada Christ. "Kenapa aku harus milih? Aku udah tinggal di sini kan?" gumam Christ lugu. "Kamu bukan anggota keluarga, Eriska minta kamu kembali ke keluarga kamu," ungkap Ben gamblang, terdengar sangat tega. "Ane-san," Christ menoleh Ann, "apa aku harus milih? Aku aku harus ikut Mami Eris?" tanyanya hampir menangis. "Kamu boleh tetep tinggal di sini kalau kamu mau, Christ," jawab Ann. "Asal kamu memilih tinggal bersama kami, kamu boleh tinggal selamanya di sini," sambar Ben. Christ terdiam, ia tampak bingung dan hanya memainkan kancing bajunya sebagai bentuk pelarian. Anak sekecil Christ tentu mempunyai banyak perspektif pada setiap orang yang pernah merawatnya. Ann meski galak dan tegas, tidak pernah memukul atau menggunakan kekerasan. Begitu pula dengan Ben, meski ia keras dan kejam, selalu menekan Christ dengan

  • Candu Cinta Bos Mafia   190. Memberinya Pilihan

    "Marah, Ane-san?" tegur Ben yang menyadari perubahan sikap istrinya semenjak pulang dari rumah makan tadi siang. "Hem?" Ann melirik suaminya sekejap, lantas fokus lagi memainkan ponselnya. "Kamu marah sama aku, Ann?" ulang Ben sabar. "Marah? Emangnya kamu kenapa?" tanya Ann balik. Ben mendecak, ia tahu Ann sedang tidak mau diajak mengobrol. Istrinya ini tengah marah, enggan ditanya-tanya tapi jika Ben tak acuh, kemarahan itu akan semakin membesar. "Coba bilang, salahku di mana?" pancing Ben. "Wah," Ann tertawa dalam tatapan piasnya yang tak menyangka. "Nggak sadar salahnya?" "Oke, aku salah ngambil keputusan setuju sama Eriska? Bener?" "Terus?" "Aku mengabaikan kamu," desis Ben meringis, takut salah. "Bukan cuma mengabaikan, Mas. Aku nggak kamu anggep ada di tempat itu. Seharusnya kamu tanya dulu keputusanku, kan?" sergah Ann bagai siap memuntahkan lahar panas dari mulutnya. "Iya, aku minta maaf," ungkap Ben tak mau memperpanjang masalah. Salah atau tidak salah, ia tetap ha

  • Candu Cinta Bos Mafia   189. Biarkan Memilih

    "How's life, Ann? Kamu bahagia?" tanya Eriska yang ditemui oleh Ann di sebuah rumah makan besar. Ann melirik sang suami yang duduk di sebelahnya. Ben tampak tak acuh, ia itarkan pandangan ke sekeliling, enggak bertemu tatap dengan Eriska. Dari sorot matanya, tampak Eriska masih begitu mendamba suami Ann itu. "Gue nggak punya alasan buat nggak bahagia setelah suami masih hidup di sisi gue," jawab Ann jumawa. "Asal nggak ada orang yang mengusik kami lagi, gue yakin bahagia selamanya," gumamnya. "Ben," Eriska tersenyum, mencoba mengambil perhatian mantan pacarnya itu. "Aku nggak akan ngusik kalian lagi. Cuma satu penginku, aku diijinin buat ketemu sama Christ. Sekarang udah nggak ada Papa yang bakalan nyakitin dia, boleh nggak Christ disuruh milih, mau ikut aku atau kalian? Aku janji, setelah Christ milih, aku nggak akan pernah muncul dalam kehidupan kalian lagi," ujarnya. Ben yang semula tak peduli akhirnya memfokuskan pandangannya pada Eriska. Keduanya bertemu tatap, diam dan tak a

  • Candu Cinta Bos Mafia   188. Segalanya Bagiku

    Proses recovery Ben memakan banyak waktu dan perjuangan yang cukup panjang. Selama itu, Ann setia mendampingi, membantu sang suami mendapatkan tubuh bugarnya lagi. "Dua tusukan yang nggak akan pernah bisa dilupain," desis Ann sambil menunjuk bekas luka di dada dan perut Ben yang kancing kemejanya sengaja tidak dikancingkan. "Nggak kamu bikin tato, Mas?" tanyanya. Ben menggeleng, "Luka tembak ini sengaja kutato karena pengin kuhilangkan. Kalau luka tusuk beda cerita, ini award perasaanku atas kamu Ann. Aku terluka buat ngelindungin kamu, itu kebanggaan tersendiri," ujarnya. "Tapi aku jadi ngerasa bersalah kalau liat bekas luka ini. Kamu ada di ambang kematian selama 5 bulan, gimana aku nggak sedih.""Apa mau kutato aja biar kamu nggak sedih?" tawar Ben. Gelengan Ann berikan, "Kalau kamu nggak ngeliat aku sebagai bentuk kesalahan, sedihku bisa ganti jadi kebahagiaan kok Mas," ucapnya lembut, plin-plan. Senyuman Ben terkembang, ia kibaskan lagi pedangnya untuk kembali memulai latiha

  • Candu Cinta Bos Mafia   187. Obrolan Berdua

    Dua puluh empat jam pasca hidup kembali, Ben dinyatakan dalam kondisi yang sangat bagus oleh dokter. Tubuhnya sudah melewati pemeriksaan dan pengecekan dan tidak ada organ tubuhnya yang malfungsi. Ben hanya memerlukan banyak latihan bergerak dan berjalan untuk menormalkan kembali sendi-sendi dan tulangnya. "Dia minta pindah sekolah di sini, pengin jagain Ketua tapi dia ngeluh bosan nunggu kamu bangun, tiap hari begitu," ucap Ann tertawa. "Dia jagain kamu dengan baik ya," kekeh Ben sudah mulai lancar berkomunikasi. Ann mengangguk, "Kadang dia ngomel, kenapa Ketua nggak bangun-bangun padahal dia mau cerita gimana dia ngelawan anak-anak lain yang nyoba ngerundung dia," ceritanya. "Udah ya Mas, biar dia stay di Indo aja, Christ pasti nggak mau kalau disuruh balik ke Jepang lagi. Nanti aja kalau dia udah bisa milih mau lanjut studi di Jepang atau di negara mana pun, kita bisa atur lagi," urainya. "Aku ikut kebijakan kamu, Ane-san," kata Ben lembut. "Ah, Adyaksa sekarang dipegang sama

DMCA.com Protection Status