Beranda / Thriller / Call My Name Is Andra / Andra Seorang Bodyguard

Share

Andra Seorang Bodyguard

Penulis: Puri
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-16 13:19:29

"Kenapa  tuanmu memilih mantan penbunuh sepertiku untuk menjadi pengawal putrinya?" tanya Andra kepada ajudan dari Angkasa ayah Diandra. 

"Karena  beliau mendengar semua keahlihan anda."

"Dan  beliau merasa andalah yang paling  tepat melindungi nona Diandra," balas  ajudan  itu menyampaikan sesuai  yang dikatakan tuannya. 

"Untuk gaji anda tidak perlu cemas tuan kami akan membayar dengan harga yang pantas," sambung ajudan itu memcoba membujuk Andra dengan iming-iming imbalan. 

"Apakah tuanmu Angkasa adalah sahabat ayah angkatku Hiro?"

"Karena aku pernah mendengar dulu ayahku pernah berbicara tentang seorang yang bernama Angkasa," ucap Andra coba memastikan apa Angkasa yang difikirkannya adalah orang yang sama dengan  sahabat ayah angkatnya. 

"Ya.. tuan kami adalah sahabat dekat Tuan Hiro."

"Oleh sebab itu Tuan Angkasa sangat percaya dan yakin akan kemampuan anda," tukas Abraham ajudan Angkasa Raditya. 

"Baiklah.. mulai besok aku akan terjun langsung untuk mengawasi putrinya."

"Sampaikan pada tuanmu aku menerima tawarannya!" jawab  Andra dengan tegas. 

"Terimakasih.. kalau begitu saya pamit undur diri," kata Abraham. Dan ajudan  itupun pergi meninggalkan markas besar seorang Andra. 

Keputusan Andra membuat para anak didiknya bingung sebab tak biasanya sang guru besar terjun langsung menjadi pengawal pribadi. 

"Tidak usah bingung.. aku menerima  tawaran itu karena orang itu berhubungan  dekat dengan ayah angkatku."

"Aku  berharap dengan menjadi pengawal di rumah Angkasa aku  bisa punya sedikit informasi siapa yang membunuh ayah angkatku waktu itu."

"Mungkin si Angkasa itu tahu sesuatu."

Terang Andra kepada semua anak didiknya yang juga kaki tangannya.

Lalu Viky orang kepercayaan Andra mengajukan pertanyaan pada guru besarnya itu. 

"Jika anda  menerima tugas itu lantas siapa yang akan mengajarkan kami bela diri?"

"Dan siapa yang akan mengurus tempat ini?" tanya Viky. 

"Aku  percayakan tempat ini padamu!"

"Kamu ajarkan mereka ilmu beladiri yang aku ajarkan padamu."

"Karena sebagian yang  sudah memiliki standart tinggi selain kamu sudah di tugaskan menjadi pengawal pribadi orang orang penting."

"Tinggal kamu dan Zico."

"Kalian berdua  selagi aku tidak di sini aku serahkan tempat ini pada kalian."

"Kemampuan kalian juga sudah mempuni, aku yakin kalian mampu."

"Aku  harus  menemukan pembunuh ayah angkatku."

"Aku tidak akan membiarkan pelaku itu hidup bebas di luar sana."

"Maaf  tapi  aku tidak punya pilihan selain mengambil tugas ini!" Terang Andra. 

"Baik kami akan menjalankan tugas dan tanggung jawab ini dengan sebaik mungkin anda tidak perlu khawatir," ucap Vicky. 

"Bagus... terimakasih!!"

"Dan kalian semua selagi aku tidak ada tetaplah latihan bersama Viky dan Zico!!"

"Asah kemampuan bela diri kalian!!"

"Jangan bermalas-malasan karena dunia tak pernah bersahabat dengan pemalas mengerti!!!" Pesan Andra kepada semua anak didiknya. 

"Baik!!!"

"Kami akan terus  berlatih dan mengasah kemampuan kami!!!" Balas anak didik Andra serempak. 

Meski berat melepaskan sang guru besar mereka. Tapi mereka  tetap mendukung keputusan sang guru untuk mencari pembunuh ayah angkatnya. 

Keesokan harinya Andra  bersiap meninggalkan markasnya. Di tatapnya seisi bangunan itu. Semua kenangan yang dilaluinya  masih terniang dan membekas dalam benaknya. 

"Aku  harus  pergi sekarang, tapi aku akan pergi ke pusara ayah terlebih dahulu," gumam Andra sambil melangkah pergi. 

Tak berapa lama ia sampai di area pemakaman tempat sang ayah dimakamkan. 

Setiap kali ia menatap area pemakaman itu wajah sang ayah muncul dalam ingatnnya. Dan peristiwa mengerikan itu hadir kembali seperti sebuah kutukan yang menghadirkan rasa trauma untuk Andra. 

Andra  berjalan menyusuri area pemakaman dengan pepohonan di kanan kiri tempat itu. 

Angin berhembus sepoi-sepoi menambah syahdu suasana kala itu. 

Hingga langkah Andra terhenti di depan pusara bertuliskan nama Hiro. Yang tak lain adalah ayah angkatnya. Ia mulai bersimpuh di samping pusara itu. 

Ia  memegang batu nisan itu. Mata Andra  mulai berkaca-kaca. Ia berjanji ia akan mencari pelaku yang sudah menghabisi nyawa sang ayah angkatnya. 

Cukup lama Andra  terduduk di sisi  pusara itu. 

Andra sangat  merindukan sosok Hiro yang sudah menyelamatkan hidupnya. 

Sosok yang membawanya dari kejamnya kehidupan jalanan dan mengenalkannya  dengan ilmu beladiri yang membuat kehidupannya lebih baik. 

Andra  berharap dengan ia tinggal dekat dengan Angkasa Raditya ia bisa mengkorek informasi tentang siapa saja musuh ayah angkatnya yang mungkin punya potensi sebagai  tersangka pelenyapan seorang Hiro. 

Tak lama Andra bangkit dan berjalan  menuju mobilnya. Ia segera  melajukan mobilnya ke kediaman pengusaha besar Angkasa Raditya. Selang  beberapa lama  laju mobi itu terhenti di sebuah rumah mewah dengan halaman yang sangat luas. Andra  sudah di sambut dengan beberapa  penjaga yang sudah menunggu kedatangannya. 

Ketika pintu gerbang di buka Andra  segera  membawa mobilnya masuk ke area  yang luas itu. Lalu iapun turun. 

Andra  diantar masuk ke dalam rumah itu menyusuri ruangan demi ruangan. Hingga ia  sampai di satu ruangan tempat Angkasa Raditya biasa menghabiskan waktunya. 

"Silahkan Tuan... Tuan Angkasa sudah menunggu di dalam," ucap salah seorang pelayan yang mengantarnya. 

"Terimakasih!!" jawab Andra. Pelayan itu segera meninggalkan Andra di depan ruangan sang tuan besar. 

"Masuklah!!!" 

Terdengar suara dari dalam ruangan yang menyuruhnya masuk. Andra membuka pintu  itu perlahan. Dan dia melihat laki-laki paruh baya sedang duduk menatap tajam ke arahnya sambil melempar senyum. 

"Selamat datang Andra!!!" Kata  Angkasa Raditya menyambut kedatangan orang yang telah lama dinantikannya. 

"Hm... terimakasih sambutannya Pak!" 

Andra  membalas sambutan beserta senyuman laki-laki di hadapannya. 

"Duduklah Andra!!"

"Aku  ingin berbincang banyak hal denganmu."

"Aku  yakin engkaupun akan tertarik dengan yang ingin aku bicarakan ini."

"Pasalnya ini berhubungan dengan jati dirimu."

"Hiro mencari tahu semua tentangmu tanpa kamu ketahui."

"Dan aku yang membantunya."

Terang Angkasa yang berniat memberitahu segala hal yang masih belum di ketahui Andra. 

"Jati diri...?"

"Ayah  mencari tahu tentang apa bisakah anda memberitahuku?" 

Andra cukup terkejut mendengar informasi  dari Angkasa yang mengatakan ayah angkatnya bersama Angkasa pernah mencoba mencari tahu tentang jati diri Andra. 

Andra  semakin penasaran kebenaran apa yang ditemukan dalam penyelidikan itu. 

"Aku akan memberitahumu."

"Karena ini ada kaitannya dengan tugas yang akan kamu emban."

"Jadi dulu Hiro ayah angkatmu itu datang menemui ku."

"Dia  memintaku mencari tahu semua tentang kamu."

"Akupun mengerahkan semua orang kepercayaanku untuk menyelidiki asal usulmu."

"Hingga  salah seorang diantara meteka melapor bahwa kamu adalah anak yang dititipkan di panti asuhan."

"Tapi entah mengapa kamu berakhir di jalanan."

"Waktu itu Hiro ingin sekali  tahu siapq orang tuamu yang tega menelantarkanmu."

"Hiro berniat mempersatukan kalian, karena ia merasa kamu merindukan orang tua kandungmu kala itu."

Hingga suatu hari kebenaran mulai terungkap. Mengenai orang tuamu. 

Bab terkait

  • Call My Name Is Andra   Fakta Mengerikan

    "Orang kepercayaanku menemukan identitas ibumu saat mereka mendesak pengurus panti tempatmu dulu dititipkan itu untuk bicara.""Dan terungkaplah bahwa kamu adalah anak yang terpaksa di titipkan di tempat itu karena ibumu mengalami trauma.""Trauma yang menggucang jiwanya kala itu.""Kehadiranmu memang tidak diinginkannya sejak awal.""Karena ia adalah korban pemerkosaan.""Karena rasa trauma dan kebelumsiapan ia menitipkanmu di panti asuhan.""Setelah itu kami terus memburu lokasi ibumu bermodal foto dan alamat lamanya.""Setelah berbulan-bulan mencari akhirnya penantian kami terbayar.""Orang suruhanku menemukan ibumu.""Aku dan Hiro berangkat ke lokasi.""Kami berbincang langsung dengan ibumu yang ketakutan melihat kedatangan kami.""Hingga kami berhasil meyakinkan beliau dan beliau akhirnya menceritakan semuanya.""Kami faham saat itu ia tak memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • Call My Name Is Andra   Pertemuan Pertama

    "Siapa itu?" Tanya Angkasa sambil bangkit berdiri.Andra menatap tajam kearah pintu iapun mulai berlari keluar. Betapa terkejutnya ia melihat para penjaga rumah Angkasa yang tergeletak pingsan di beberapa sudut ruangan. Lalu Andra terus berjalan hingga ia berhadapan dengan laki-laki berbadan tegap dan tinggi yang menatap tajam sambil tersenyum kecut ke arahnya."Dimana tuanmu?""Suruh dia keluar!""Jangan sembunyi seperti tikus!!""Atau kamu kaki tangan terbarunya yang diminta melindunginya.""Bocah ingusan sepertimu apa yang bisa kamu lakukan?"Alexs memancing emosi Andra.Andra mencoba bersikap tenang. Ia mengangkat alis dan melempar senyum kearah Alexs.Dalam hati ia mulai berfikir mungkinkah sikap arogansinya ia warisi dari sikap sang ayah. Jika benar orang dihadapannya adalah ayah biologisnya sekaligus pembunuh ayah angka

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Call My Name Is Andra   Pertemuan Dengan Sang Ibu

    "Aku kesini hanya ingin memberitahukan hal ini." "Silahkan lanjutkan istirahatmu," ucap Angkasa dan beliau meninggalkan Andra sendiri. Andra sudah tidak sabar menantikan esok hari. Ia merasa Angkasa sepertinya ingin membuktikan sesuatu padanya. Andra menutup kembali pintu kamarnya. Ia duduk di kursj kamarnya. Perasaannya campur aduk antara senang juga bingung. Apa yang akan ia katakan pertama kali jika ia bertemu sang ibu. Perasaan asing gugup berkecambuk dalam benak anak itu. Tapi Andra tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia harus mencari tahu jati dirinya dan ia juga berharap sang ibu akan berkata jujur padanya. Tentang semua alasan beliau meninggalkan Andra di Panti Asuhan tanpa menengoknya hingga Andra dewasa. Apapun kenyataannya Andra berusaha tegar, ia mulai menyiapkan hati akan hal terburuk yang mungkin akan ia ketahui besok. Malam berganti pagi. Hari y

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Call My Name Is Andra   Lawan sebenarnya

    Andra terdiam mendengar penjelasan sang ibu tentang ayahnya. Ia masih tak menyangka orang yang terakhir ia temui ternyata benar-benar ayah kandungnya. Semua seperti mimpi yang membuka semua tabir rahasia jati diri seorang Andra. Yang paling menyakitkan lawan sebenarnya yang harus ia habisi tak lain adalah sang ayah sendiri. Yang mungkin berpotensi sebagai pelaku ayah angkatnya."Kenapa kamu terdiam Nak?" Ibu Andra membuyarkan lamunan sang putra."Tidak aku hanya merasa ini seperti mimpi.""Bagaimana bisa Alexs itu ayah ku?"Tanya Andra."Apa kamu pernah bertemu dengan ayahmu?" Sang ibu balik bertanya pada sang putra."Dan kenapa seolah takdir mempermainkanku?" tanya Andra."Aku pernah bertemu dengannya.""Harusnya ibu menemuiku.""Benci atau tidaknya diriku.. seharusnya ibu tidak membiarkanku dalam kondisi membingungkan.""Ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Call My Name Is Andra   Psikopat

    Agha berlari dan bersembunyi seperti perintah Andra. Andra hanya duduk dan menikmati ketakutan sang mangsa."Sembunyilah seperti seekor tikus.""Karena aku pasti akan menemukanmu," ucap Andra tersenyum sambil berkeliling memutari bongkahan bongkahan kotak kayu di dalam gudang tersebut.Keringat dingin membasahi tubuh Agha.Darah terus mengalir dari lehernya. Ia mencoba bersembunyi di balik tumpukan kotak kayu.Dan tiba-tiba sepasang mata mengarah padanya sambil tersenyum."Ini untukmu!!" Andra melukai pundak tangan Agha dengan pisau miliknya. Agha pun kembali lari dan bersembunyi.Tapi Andra membiarkan mangsanya kembali berlari dan menghindari dirinya.Ia sangat menikmati melukai mangsanya pelan-pelan."Rasanya sungguh menyenangkan!" Seru Andra sambil duduk santai menikmati hiburannya.Rasa takut dan e

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • Call My Name Is Andra   Babak Baru

    Kini Andra menapaki babak baru dalam hidupnya. Andra mengemban tugas sebagai pengawal pribadi Angkasa Raditya sebelum sang putri kembali dari Dubai.Tapi lamunan Andra membangkitkan kembali ingatan masa lalunya saat ia masih menjadi pembunuh bayaran yang sadis dan kejam. Ingatan kala ia menghabisi Agha membuatnya merasakan kehidupan yang jauh berbeda dengan yang sekarang di gelutinya.Jika dulu ia seorang pembantai kini ia malah bertugas sebagai pelindung. Seratus delapan puluh derajat berbanding terbalik dengan hidupnya yang dulu. Dan saat ia merasa curiga seperti yang Angkasa utarakan bahwa Alexs adalah dalang tewasnya Hiro sang ayah angkat yang sangat berjasa dalam hidup Andra kembali menyalahkan api

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Call My Name Is Andra   Pertemua Kedua Alexs Dan Andra

    Viky dan Zico merasa berat saat sang guru berada jauh dari mereka. Akan tetapi semangat mereka untuk berlatih dan melatih meneruskan apa yang Andra dan sang ayah angkatnya bangun demi terciptanya penerus -penerus yang memiliki keahliahan luar biasa di bidang seni bela diri. "Baiklah aku tidak bisa berlama-lama di tempat ini, ada yang harus aku kerjakan.""Terimakasih banyak kalian sudah mau mengurus tempat ini, dan ingat jangan biarkan siapapun masuk ke kamar ayah!" Pesan Andra sebelum meninggalkan rumah itu."Baik... kami akan menjalankan tugas sebaik mungkin dan kami pastikan tak akan ada yang masuk ke ruangan itu," jawab Zico."Terimakasih!""Aku pergi dulu."

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Call My Name Is Andra   Kedatangan Diandra

    Kedua lelaki itu bergegas menuju bandara yang jarak tempuhnya lumayan jauh dari tempat kerja Angkasa. Andra terpaksa memacu mobilnya dengan kecepatan penuh bak di Arena Sirkuit Balap, hingga wajah Angkasa terlihat menegang."Andra kurangi kecepatannya!""Kita bisa tewas jika begini!" Teriak Angkasa ketakutan dengan cara Andra mengemudikan laju mobilnya."Maaf Tuan.. saya hanya takut putri Tuan dalam bahaya," jawab Andra."Jangan khawatir kita sudah berada tidak terlalu jauh dari Bandara!""Dan lagi mengingat kondisi Alexs ia tak akan mungkin bisa menyusul kita dengan kondisinya yang lemah karena serangan yang kau berikan .""Ku rasa kita tidak perlu terlalu khawatir," ucap&nbs

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15

Bab terbaru

  • Call My Name Is Andra   Rencana Pertunangan

    Dua pasangan itu pun berlalu meninggalkan pantai dan berjalan menuju mobil untuk mencari rumah makan. Di dalam mobil pun tak ada perbincangan hingga suasana sangat sunyi. Sampai akhirnya Andra membuka suara. "Maaf anda mau makan dimana, Tuan?" tanya Andra sopan. "Ehm dimana ya, sayang menurut kamu, kita enaknya makan apa?" Dion malah balik bertanya pada Diandra yang asyik melamun. "Terserah kamu saja," balas Diandra lembut. "Kalau begitu di rumah makan terdekat saja, dari pada keburu kelaparan," sahut Dion yang masih menggenggam tangan Diandra. "Baik," jawab Andra. Andra melajukan mobilnya menuju tempat sesuai tujuan sang tuan. Tak butuh waktu lama mobil itu pun terhenti. Kedua pasangan itu turun dari mobil. Mereka berjalan masuk ke dalam restoran dan memesan beberapa menu, Dion mengajak Andra bergabung bersama dalam satu meja dengan dia dan Diandra. Tak berapa lama menu pesanan mereka pun tiba, mereka pun bersiap menikmati hidangan. Andra duduk di depan Diandra sedangkan Dio

  • Call My Name Is Andra   Beri Aku Kesempatan

    Andra menatap ke arah Diandra yang masih mengalungkan kedua tangannya di leher Dion, dan pura-pura tak melihat bodyguardnya tersebut. "Apa kalian sedang menggunakan kami untuk memanas-manasi satu sama lain," bisik Lyli. Andra tersenyum frik kembali. Ia seakan tak ambil pusing dengan sikap mantan kekasihnya tersebut. "Apa menurutmu dia cemburu?" Andra menatap Diandra tanpa ekspresi apapun, laki-laki itu kembali menghisap rokok di tangannya tanpa menoleh ke arah Lyli yang sedari tadi duduk di sampingnya. "Ku rasa ia cemburu," balas Lyli. "Dia terlalu bodoh untuk bersandiwara," sahut Andra. "Ya, dia tak sepertimu yang terlalu ahli sampai seperti tak punya hati!" timpal Lyli. "Hatiku sudah lama mati," sahut Andra seakan tanpa dosa. "Kau bahkan menciumku, aku bisa saja salah mengartikan sikapmu itu. Bagaimana bisa kau melakukannya saat kau tak ada perasaan apapun terhadapku," ujar Lyli sambil mengeryitkan keningnya. "Mudah, aku hanya menganggapmu patung yang bisa aku mainkan sesu

  • Call My Name Is Andra   Tak Sesuai Ekspetasi

    "Maaf ini tujuannya kemana?" tanya Andra. "Ke pantai saja," sahut Diandra"Apa kau tak keberatan?"Diandra memalingkan pandangannya kepada Dion yang duduk di sampingnya. "Tentu saja tidak, aku akan menemanimu kemana pun kamu mau," balas Dion. "Baguslah, kalau begitu cari pantai yang paling bagus pemandangannya!" titah Diandra pada Andra yang sedang fokus mengemudikan mobilnya. "Baiklah!" balas Andra. Tiba-tiba tanpa banyak bicara Lyli mengusap keringat di kening Andra dan itu membuat Diandra yang duduk di belakangnya langsung terperangah. "Kau tidurlah, tak usah repot membasuh keringatku!""Aku tak ingin mengotori tanganmu yang lembut," ucap Andra. Perasaan Lyli makin tidak terkontrol, gadis itu dibuat terus berbunga-bunga seakan ada banyak petasan di dalam dirinya yang siap membuatnya meloncat kegirangan. "Astaga.. untuk sejenak aku ingin melupakan jika ini hanya sandiwara. Andai kata-kata itu nyata untukku, aku akan jadi wanita terbahagia saat ini. Sudah lama aku menantikan

  • Call My Name Is Andra   Permainan Berlanjut

    Diandra membalas pelukan Dion sambil melirik ke arah Andra. Tampak wajah Andra datar tak berekspresi mematahkan ekspetasi seorang Diandra yang berharap ia dapat melihat kekesalan di wajah Andra. Tapi pada kenyataannya laki-laki itu sama sekali tak menunjukkan kekesalan yang ada ia tampak acuh, meski dalam hati Andra ia sangat kesal. Laki-laki itu sangat pandai menyembunyikan perasaan amarahnya. "Sial.. dia sama sekali tidak perduli!""Jadi selama ini apa?""Aku benar-benar salah menilai dia!" umpat Diandra dalam hati. Perlahan gadis itu menjauhkan kembali tubuhnya dari Dion. "Ehm.. sudah malam apa kamu tidak ingin pulang?" tanya Diandra yang lelah dengan sandiwaranya. "Apa kau tidak suka aku disini?" tanya Dion. "Bukan begitu, hanya saja ini sudah malam. Besok kita kan bisa ketemu lagi," balas Diandra. "Baiklah.. tapi janji ya besok kita jalan!" cetus Dion. "Hm.. iya," balas Diandra. Andra hanya terdiam mematung berdiri di belakang pasangan baru tersebut. Dion mengusap lembu

  • Call My Name Is Andra   Pembalasan Diandra

    "Keluarlah dari ruangan ini!" usir Andra. "Kau tak perlu terus menerus mengusirku, itu sama sekali tidak sopan.""Apa kau yakin menyuruhku pergi? Aku rasa kau akan membutuhkan bantuanku lagi," kata Lyli sambil tersenyum. "Aku lelah aku butuh istirahat!" sahut Andra. "Oke, jika butuh bantuan hubungi aku!" Gadis itu akhirnya menyerah dan pergi meninggalkan kamar Andra. Di tempat berbeda Diandra menemui sang ayah. "Yah, Dion datang jam berapa?""Aku akan menemaninya berbincang," ucap Diandra. Sontak sang ayah pun terkejut karena belum lama gadis itu ke ruangannya dan menyatakan ketidak setujuannya. "Nanti jam tujuh, tapi kenapa kamu berubah fikiran?" Angkasa mencoba mengulik alasan dibalik perubahan sikap sang putri."Aku menolak karena ada hati yang harus ku jaga, tapi sekarang hati itu telah berpindah tempat," balas Diandra. "Maksud kamu apa?" Angkasa mengeryitkan keningnya tak mengerti arti kalimat sang putri. "Nanti ayah juga akan tahu sendiri," balas gadis itu. Malam pun

  • Call My Name Is Andra   Semua Berakhir Dan Aku Terjebak

    "Andra adalah kekasih Diandra, dan dia sedang terluka. Bagaimana bisa Diandra malah menemani pria lain saat kekasih Diandra dalam kondisi tidak baik-baik saja Yah!""Saat Andra baik-baik saja pun Diandra tak akan mau duduk berbincang dengan pria lain apalagi di saat seperti ini, maaf jika ini yang ayah ingin bicarakan dengan Diandra, ayah tahu betul apa jawabannya. Diandra permisi Yah!" Gadis itu bangkit dan tak memperdulikan reaksi sang ayah sedikit pun. Diandra nampak sangat kesal ia pun memutuskan untuk pergi ke ruangan Andra. Diandra membuka pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan Andra. Tapi matanya terbelalak saat melihat Andra yang terbaring sedang ada dalam dekapan seorang wanita. "Ehem..!"Gadis itu berdeham membuyarkan kegiatan di hadapannya. "Ah.. maaf!" ucap Lyli sambil bangkit berdiri menatap sepasang mata yang seakan siap menerkamnya. "Kamu siapa?" tanya Diandra tanpa basa-basi. "Aku Lyli cinta pertama Andra!"Lyli mengulurkan tangan kepada Diandra, tapi gadis

  • Call My Name Is Andra   Cinta Sepihak Andra Kini Hadir

    "Hm.. rasanya jiwa pembantaiku lenyap ketika berhadapan denganmu," celetuk Andra. "Bagus kalau begitu, aku jadi bisa berbangga karena bisa menjinakkanmu," balas Diandra. "Aku sudah kenyang, taruh saja di makanannya di meja," ujar Andra. "Oh.. ya sudah tapi minum dulu lalu minum obatmu, aku harap kondisimu bisa lekas pulih. Tapi kenapa kamu tidak ke rumah sakit dan malah memilih pulang kemari?" Diandra heran terhadap laki-laki di hadapannya, bukannya saat terluka orang akan memilih bergegas ke rumah sakit tapi Andra justru sebaliknya. "Jika aku ke rumah sakit dan musuhku tahu itu akan jauh lebih buruk untukku. Alexs juga bisa menyerang mu dan ayahmu karena kondisiku ini, aku tak mau itu terjadi," terang Andra. "Ehm.. sepertinya hidup mu jauh dari kedamaian," celetuk Diandra. "Memang seperti itu, apa kau sekarang ingin mundur?" tanya Andra. "Aku bukan gadis pengecut, aku akan tetap bersamamu apapun kondisimu!" Diandra sangat teguh pada pendiriannya dan itu cukup membuat Andra t

  • Call My Name Is Andra   Ajari Aku Agar Terbiasa

    "Kau benar-benar buas!" ledek Andra sambil tersenyum. "Aku begini karena aku hampir berhenti bernafas karena mencemaskanmu, tahukah kamu betapa takutnya aku melihatmu terluka dan berdarah!" ujar gadis itu kepada kekasih yang hanya tersenyum ke arahnya. "Kamu harus terbiasa, karena mungkin ini bukan yang pertama dan bisa terjadi lagi," celetuk Andra yang tanpa sadar semakin memancing amarah kekasihnya itu. "Apa kamu sama sekali tak perduli kecemasanku?""Bisakah kamu menganggap ini serius, dan lebih hati-hati!""Tak bisakah kau menjauh dari bahaya!" Gadis itu mencecar Andra dengan kalimat emosi yang ia rasakan. "Aku ini dulu bajingan!""Bagaimana bisa aku menjauh dari bahaya jika musuhku saja tak terhitung nona?""Kamu bisa mencari orang lain jika tak ingin jantungan tiap hari, aku akan mengikhlaskanmu. Dari pada kamu tersiksa bersamaku," ucap Andra. "Apa tak ada solusi lain selain memintaku menjauh darimu?""Apa aku tak berarti apa-apa?" ucap Diandra. "Aku malas berdebat, aku b

  • Call My Name Is Andra   Betapa Aku Mencemaskanmu

    Penjaga itu mencabut pisau yang menancap di punggung Andra secara perlahan, lalu ia membaringkan tubuh Andra yang terluka di atas ranjang tempat tidurnya. "Aku harus segera melaporkan ke tuan!"Penjaga itu bergegas berlari menuju ruangan Angkasa. "Tok.. tok.. tok!"Penjaga itu menggedor ruangan sang tuan dengan keras. "Masuk!" Terdengar jawaban dari dalam ruangan. Penjaga itu pun tanpa fikir panjang mempercepat langkahnya. "Maaf tuan!""Saya ingin menyampaikan bahwa saat ini tuan Andra sedang terkapar di kamarnya, sepertinya ia diserang karena ada pisau tertancap di punggungnya," ucap sang penjaga. "Apa..!!!""Bagaimana sekarang kondisinya?""Kenapa tidak membawanya ke rumah sakit?" Angkasa tampak panik dan bergegas menuju ruangan sang ajudan. "Maaf tuan, tapi beliau meminta saya untuk membawanya ke ruangannya," terang sang penjaga berjalan mengekori Angkasa. Diandra yang mendengar langkah kaki pun akhirnya keluar dari kamarnya untuk memastikan apa yang terjadi. "Kenapa ada

DMCA.com Protection Status