Share

Lawan sebenarnya

Penulis: Puri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Andra  terdiam mendengar penjelasan sang ibu tentang ayahnya. Ia  masih tak menyangka orang yang terakhir ia temui ternyata benar-benar ayah kandungnya. Semua seperti mimpi yang membuka semua tabir rahasia jati diri seorang Andra. Yang paling menyakitkan lawan sebenarnya yang harus ia habisi tak lain adalah sang ayah sendiri. Yang mungkin berpotensi sebagai pelaku ayah angkatnya. 

"Kenapa kamu terdiam Nak?" Ibu Andra  membuyarkan lamunan sang putra. 

"Tidak  aku hanya  merasa ini seperti mimpi."

"Bagaimana bisa Alexs itu ayah ku?" 

Tanya Andra. 

"Apa kamu pernah bertemu dengan ayahmu?" Sang  ibu balik bertanya pada sang putra. 

"Dan  kenapa seolah takdir mempermainkanku?" tanya Andra. 

"Aku pernah bertemu dengannya."

"Harusnya ibu menemuiku."

"Benci atau tidaknya diriku.. seharusnya  ibu  tidak membiarkanku dalam kondisi membingungkan."

"Tahukah ibu betapa sulit hari-hari yang harus ku jalani."

"Aku  selalu berfikir aku sendiri di dunia ini."

"Aku  merasa tak punya siapapun untuk berkeluh kesah atau bertukar cerita."

"Yang  aku tahu aku hanyalah anak haram."

"Label yang menghancurkan mentalku hingga  aku jadi pembunuh!"

"Aku lampiaskan semua amarah dan  rasa kecewaku pada setiap korbanku!"

"Jika anda  benar  ibuku kenapa anda  tidak  berusaha mencariku menjelaskan semua  bukan malah  membiarkan aku berfikir  kalian sudah mati!"

"Aku  kecewa aku murka aku  tak  bisa menerima ini semua!"

"Maaf... Aku permisi!" Andra  bangkit  berdiri dan berjalan cepat keluar dari rumah itu di susul Angkasa yang berlari mengejarnya. 

"Andra tunggu!!"

"Saya  mohon kendalikan dirimu!"

"Saya tahu  ini berat  tapi  ini bukan sepenuhnya salah ibumu!"

"Coba pahami posisinya!" Angkasa  berusaha  membujuk Andra yang terlihat sangat emosional. 

Tapi  sepertinya Andra  masih belum bisa menerima semua kondisinya. 

"Jika saya harus memahami posisinya  lantas siapa yang akan memahami posisi saya?" Andra  membalik perkataan Angkasa dan membuat Angkasa terdiam. 

"Saya ditinggalkan tanpa alasan tanpa kejelasan siapa orang tua saya."

"Hanya  label anak haram yang melekat pada diri saya!"

"Setiap detik saya harus berjuang melewati hari-hari yang sangat berat tanpa seorangpun disisi saya."

"Hingga  saya memutuskan menjadi seorang pembunuh di saat  usia  saya  tergolong belia."

"Apa  anda  fikir  itu menyenangkan?'

" Jika  saja saya tahu ibu saya masih  hidup  saya  tidak perlu mengotori tangan saya  dengan menghilangkan nyawa seseorang Tuan!"

"Saya akan mencoba berdamai dengan  semua takdir yang saya punya."

"Tapi ketika semua itu terlambat  rasanya  sangat  sulit menerima semua lelucon ini."

"Seakan semua  hanya candaan  tanpa  perduli  hancurnya perasaan saya!"

"Saya  tidak bisa menyalahkan wanita itu lalu saya harus salahkan siapa?"

"Dia  meninggalkan saya dan  memilih saya  menganggapnya tiada lalu  apa sekarang saya  harus  memeluknya dan berkata  ibu  aku  rindu ibu, begitukah ingin Tuan!!" 

Andra  memberondong Angkasa dengan  semua  ungkapan kekecewaannya. 

Angkasa pun sadar ia  tidak bisa memaksa Andra untuk menerima ibunya yang lama  meninggalkannya. Karena  itu pasti akan sangat menyakitkan.

"Baiklah  kita  pulang  sekarang."

"Aku tidak akan memaksamu meneruma wanita itu sebagai ibumu."

"Sampai kamu sendiri yang siap menerimanya."

"Aku tidak akan ikut campur semua keputusanmu."

"Kamu  tentu tahu yang terbaik untuk dirimu," Balas Angkasa mencoba meredam dan memahami emosi Andra. 

"Ayo  kita pulang!" Ajak Angkasa sambil memasuki mobil. Andra  pun menyusul masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan Andra hanya diam mematung. Sedangkan Angkasa sibuk memainkan ponsel miliknya. 

Tak ada sepatah katapun dari mulut Andra  yang keluar. Hingga laju mobil itu terhenti di depan pintu gerbang kediaman Angkasa Raditya. 

Ketika  pintu gerbang di buka Andra  bersiap untuk turun dari mobil yang membawanya. 

"Kamu istirahatlah di kamar kamu pasti  lelah kan?"  Angkasa  menyuruh Andra untuk beristirahat agar emosi anak itu lebih stabil. 

Andra hanya mengangguk dan melangkah  turun di susul Angkasa. 

Angkasa  berjalan di depan Andra dan berjalan menuju ruang kerjanya. Sedangkan Andra berbelok menuju kamarnya di lantai atas. 

Ia berjalan menaiki anak tangga hingga  ia sampai di area kamarnya. Segera di raihnya gagang pintu dan membukanya. 

Andra  merebahkan tubuhnya di atas kasur nan empuk itu. 

Ia  mulai teringat kejadian yang hampir ia lupakan. 

Flash Back... 

"Andra  itu nama mu kan?"

"Aku membutuhkanmu untuk melenyapkan musuh besarku."

"Ini foto dan upah untukmu," Ucap  seoranh lelaki pada Andra sambil menyodorkan  foto dan amplop berisi uang. 

"Dia siapa dan kenapa anda ingin melenyapkannya?" Tanya Andra. 

"Dia  orang yang sudah menghancurkan hidup putri saya dan ia tidak mau bertanggung jawab dia CEO di perusahaan Agyawista. Namanya Agha. 

"Baik saya akan menjalankan semua seperti keinginan anda." Andra  setuju dengan tugas yang ia terima. 

Andra langsung mencari orang di foto itu. 

Dia  sampai melakukan penyamaran agar misinya tercapai dan target ada di tangannya. 

Ia menyamar sebagai salah satu driver di perusahaan tersebut. Dan ia  berhasil  menggiring Agha masuk ke dalam perangkapnya. 

"Antarkan saya ke tempat meeting berikutnya nanti saya tunjukkan arahnya!" Agha  sama sekali tak menaruh rasa curiga. 

Sampai akhirnya ia mulai merasa ada kejanggalan saat laju mobil itu terhenti di sebuah pergudangan yang telah lama kosong dan jauh dari keramaian. 

"Kenapa berhenti disini?" Tanya Agha  mulai cemas. 

"Bisakah anda keluar!" Suruh Andra dengan sopan sambil membuka pintu mobil tersebut. 

"Kamu mau apa!"

Bentak Agha mulai panik. 

Tiba-tiba Andra menyodorkan pistol ke kepala Agha  yang membuat laki-laki itu tak mampu lagi memberontak. 

Andra menggiring Agha masuk ke dalam gudang kosong itu. 

"Duduk di sana dan lemparkan ponsel milikmu tuan!!" Suruh Andra. 

Agha yang ketakutan karena pistol itu masih mengarah pada kepalanya pun terpaksa menurut saja. 

"Kenapa kamu membawaku ke sini?"

"Siapa kamu?"

Tanya Agha yang merasa asing dengan orang yang ada di depannya. 

"Kita kenalan dulu...!"

"Panggil aku Andra Tuan!"

"Kita memang tidak pernah bertemu sebelumnya tapi sayang aku adalah malaikat mautmu sekarang."

Andra tersenyum. Sambil menatap tajam ke arah Agha yang sudah ingin kabur dari tempat itu. 

"Kenapa kamu mau menghabisiku?" Agha  mulai  bingung padahal ia merasa tak mengenal laki-laki di hadapannya yang memberikan ancaman terhadap dirinya. 

"Oh.. itu  karena saya diminta untuk menghabisi anda."

"Anda  menghancurkan hidup perempuan dan meninggalkannya seperti sampah kan?"

"Anak itu pasti akan jadi anak haram dan saya benci dengan label itu."

"Anda  bisa sembunyi sekarang sebelum saya menghabisi anda."

"Akan lebih menyenangkan jika kita bersenang-senang dulu," ucap Andra sambil mendekat dan dengan sigap ia  menggores leher Agha dengan pisau tapi ia  tidak menggores dengan dalam. Ia hanya ingin mangsanya mati pelan-pelan. 

"Lepas!!' teriak Agha. 

Agha  meringis kesakitan sambil memegang lehernya yang mulai mengeluarkan cairan berwarnah merah segar. 

"Lari cepat sembunyi!!" Suruh Andra sambil terkekeh. 

Bab terkait

  • Call My Name Is Andra   Psikopat

    Agha berlari dan bersembunyi seperti perintah Andra. Andra hanya duduk dan menikmati ketakutan sang mangsa."Sembunyilah seperti seekor tikus.""Karena aku pasti akan menemukanmu," ucap Andra tersenyum sambil berkeliling memutari bongkahan bongkahan kotak kayu di dalam gudang tersebut.Keringat dingin membasahi tubuh Agha.Darah terus mengalir dari lehernya. Ia mencoba bersembunyi di balik tumpukan kotak kayu.Dan tiba-tiba sepasang mata mengarah padanya sambil tersenyum."Ini untukmu!!" Andra melukai pundak tangan Agha dengan pisau miliknya. Agha pun kembali lari dan bersembunyi.Tapi Andra membiarkan mangsanya kembali berlari dan menghindari dirinya.Ia sangat menikmati melukai mangsanya pelan-pelan."Rasanya sungguh menyenangkan!" Seru Andra sambil duduk santai menikmati hiburannya.Rasa takut dan e

  • Call My Name Is Andra   Babak Baru

    Kini Andra menapaki babak baru dalam hidupnya. Andra mengemban tugas sebagai pengawal pribadi Angkasa Raditya sebelum sang putri kembali dari Dubai.Tapi lamunan Andra membangkitkan kembali ingatan masa lalunya saat ia masih menjadi pembunuh bayaran yang sadis dan kejam. Ingatan kala ia menghabisi Agha membuatnya merasakan kehidupan yang jauh berbeda dengan yang sekarang di gelutinya.Jika dulu ia seorang pembantai kini ia malah bertugas sebagai pelindung. Seratus delapan puluh derajat berbanding terbalik dengan hidupnya yang dulu. Dan saat ia merasa curiga seperti yang Angkasa utarakan bahwa Alexs adalah dalang tewasnya Hiro sang ayah angkat yang sangat berjasa dalam hidup Andra kembali menyalahkan api

  • Call My Name Is Andra   Pertemua Kedua Alexs Dan Andra

    Viky dan Zico merasa berat saat sang guru berada jauh dari mereka. Akan tetapi semangat mereka untuk berlatih dan melatih meneruskan apa yang Andra dan sang ayah angkatnya bangun demi terciptanya penerus -penerus yang memiliki keahliahan luar biasa di bidang seni bela diri. "Baiklah aku tidak bisa berlama-lama di tempat ini, ada yang harus aku kerjakan.""Terimakasih banyak kalian sudah mau mengurus tempat ini, dan ingat jangan biarkan siapapun masuk ke kamar ayah!" Pesan Andra sebelum meninggalkan rumah itu."Baik... kami akan menjalankan tugas sebaik mungkin dan kami pastikan tak akan ada yang masuk ke ruangan itu," jawab Zico."Terimakasih!""Aku pergi dulu."

  • Call My Name Is Andra   Kedatangan Diandra

    Kedua lelaki itu bergegas menuju bandara yang jarak tempuhnya lumayan jauh dari tempat kerja Angkasa. Andra terpaksa memacu mobilnya dengan kecepatan penuh bak di Arena Sirkuit Balap, hingga wajah Angkasa terlihat menegang."Andra kurangi kecepatannya!""Kita bisa tewas jika begini!" Teriak Angkasa ketakutan dengan cara Andra mengemudikan laju mobilnya."Maaf Tuan.. saya hanya takut putri Tuan dalam bahaya," jawab Andra."Jangan khawatir kita sudah berada tidak terlalu jauh dari Bandara!""Dan lagi mengingat kondisi Alexs ia tak akan mungkin bisa menyusul kita dengan kondisinya yang lemah karena serangan yang kau berikan .""Ku rasa kita tidak perlu terlalu khawatir," ucap&nbs

  • Call My Name Is Andra   Kembalinya Masa Lalu Andra

    "Ya.. anak itu Andra.""Karena itu ayah sangat yakin pada kemampuan Andra dalam melindungi keluarga Ayah, Andra bukan anak sembarangan.""Kamu harus berbaik hati padanya jangan galak-galak!" Pesan Angkasa Wijaya."Baik Yah... aku mengerti sekarang.""Yah.. apakah Alexs akan terus mengincar keselamatan kita?" Diandra merasa ketakutan ia tidak ingin hidup dalam teror yang akan menghantui hidupnya."Ayah juga tidak bisa menjawab pertanyaanmu, karena ayah tidak bisa menebak isi kepala si Alexs itu." Andai kita bisa membaca fikiran semua orang," sela Diandra.Angkasa menggenggam tangan Diandra beliau mencoba menenangkan putri kesayangannya itu.

  • Call My Name Is Andra   Andra Menang MMA

    Andra berjalan meninggalkan area kafe itu dan kembali ke kediaman Angkasa. Ia masih tak habis fikir Jerry berani menemuinya setelah cukup lama mereka tak bersua.Di depan pintu rumah sang security yang berjaga melihat Andra menuju ke arahnya langsung membukakan pintu. "Tuan Andra mereka tadi siapa, kenapa begitu menyeramkan?" Tanya security itu pada Andra."Dia .. dia itu orang yang suka mencari masalah, nanti jika ia kembali kesini mencariku tolong bilang saja aku tidak di rumah," ucap Andra."Baik Tuan... saya akan melakukan sesuai peemintaan Tuan," jawab petugas keamanan itu.Andra melanjutkan langkahnya menuju

  • Call My Name Is Andra   Peluang

    "Bergabunglah dengan club kami!" Suara yang menghentikan langkah Andra. Andra tidak jadi menutup pintu mobilnya. Ia masih duduk sambil menatap seorang laki-laki di hadapannya. Andra mengkerutkan keningnya dan dia menatap tajam ke arah laki-laki itu."Maaf mengganggumu, tapi kami butuh orang sepertimu.""Belum pernah ada yang mengalahkan Westley sebelumnya tapi kamu berhasil menumbangkannya, begitu juga dengan Jack.""Aku tidak tahu siapa kamu tapi melihatmu bertarung sangat memembuatku terpukau," ucap laki-laki itu. "Maaf aku tidak punya banyak waktu karena aku hanya iseng mengikuti pertandingan hari ini.""Aku masih banyak urusan yang harus aku kerjakan, maafkan aku." Andra menutup pintu m

  • Call My Name Is Andra   Dibalik Sikap Dingin Andra

    Andra melajukan mobil yang dikendarainya. Sesekali Diandra menoleh kearah jendela melihat pemandangan yang dilaluinya. Tak ada sepatah katapun yang terucap dari mulut keduanya hingga Andra bertanya kemana tujuan gadis itu sebenarnya."Maaf.. tujuan kita kemana?" Andra bingung melajukan kendaraannya ke arah mana."Terserah kamu saja, aku hanya ingin berkeliling." Diandra menjawab pertanyaan Andra tanpa menoleh ke arah Andra ia masih fokus menatap ke luar jendela seakan banyak yang sedang ia fikirkan. Andra pun diam dan melajukan mobil itu menuju pusat kota, karena laki-laki itu bingung jika harus berkeliling tanpa tujuan yang jelas se

Bab terbaru

  • Call My Name Is Andra   Rencana Pertunangan

    Dua pasangan itu pun berlalu meninggalkan pantai dan berjalan menuju mobil untuk mencari rumah makan. Di dalam mobil pun tak ada perbincangan hingga suasana sangat sunyi. Sampai akhirnya Andra membuka suara. "Maaf anda mau makan dimana, Tuan?" tanya Andra sopan. "Ehm dimana ya, sayang menurut kamu, kita enaknya makan apa?" Dion malah balik bertanya pada Diandra yang asyik melamun. "Terserah kamu saja," balas Diandra lembut. "Kalau begitu di rumah makan terdekat saja, dari pada keburu kelaparan," sahut Dion yang masih menggenggam tangan Diandra. "Baik," jawab Andra. Andra melajukan mobilnya menuju tempat sesuai tujuan sang tuan. Tak butuh waktu lama mobil itu pun terhenti. Kedua pasangan itu turun dari mobil. Mereka berjalan masuk ke dalam restoran dan memesan beberapa menu, Dion mengajak Andra bergabung bersama dalam satu meja dengan dia dan Diandra. Tak berapa lama menu pesanan mereka pun tiba, mereka pun bersiap menikmati hidangan. Andra duduk di depan Diandra sedangkan Dio

  • Call My Name Is Andra   Beri Aku Kesempatan

    Andra menatap ke arah Diandra yang masih mengalungkan kedua tangannya di leher Dion, dan pura-pura tak melihat bodyguardnya tersebut. "Apa kalian sedang menggunakan kami untuk memanas-manasi satu sama lain," bisik Lyli. Andra tersenyum frik kembali. Ia seakan tak ambil pusing dengan sikap mantan kekasihnya tersebut. "Apa menurutmu dia cemburu?" Andra menatap Diandra tanpa ekspresi apapun, laki-laki itu kembali menghisap rokok di tangannya tanpa menoleh ke arah Lyli yang sedari tadi duduk di sampingnya. "Ku rasa ia cemburu," balas Lyli. "Dia terlalu bodoh untuk bersandiwara," sahut Andra. "Ya, dia tak sepertimu yang terlalu ahli sampai seperti tak punya hati!" timpal Lyli. "Hatiku sudah lama mati," sahut Andra seakan tanpa dosa. "Kau bahkan menciumku, aku bisa saja salah mengartikan sikapmu itu. Bagaimana bisa kau melakukannya saat kau tak ada perasaan apapun terhadapku," ujar Lyli sambil mengeryitkan keningnya. "Mudah, aku hanya menganggapmu patung yang bisa aku mainkan sesu

  • Call My Name Is Andra   Tak Sesuai Ekspetasi

    "Maaf ini tujuannya kemana?" tanya Andra. "Ke pantai saja," sahut Diandra"Apa kau tak keberatan?"Diandra memalingkan pandangannya kepada Dion yang duduk di sampingnya. "Tentu saja tidak, aku akan menemanimu kemana pun kamu mau," balas Dion. "Baguslah, kalau begitu cari pantai yang paling bagus pemandangannya!" titah Diandra pada Andra yang sedang fokus mengemudikan mobilnya. "Baiklah!" balas Andra. Tiba-tiba tanpa banyak bicara Lyli mengusap keringat di kening Andra dan itu membuat Diandra yang duduk di belakangnya langsung terperangah. "Kau tidurlah, tak usah repot membasuh keringatku!""Aku tak ingin mengotori tanganmu yang lembut," ucap Andra. Perasaan Lyli makin tidak terkontrol, gadis itu dibuat terus berbunga-bunga seakan ada banyak petasan di dalam dirinya yang siap membuatnya meloncat kegirangan. "Astaga.. untuk sejenak aku ingin melupakan jika ini hanya sandiwara. Andai kata-kata itu nyata untukku, aku akan jadi wanita terbahagia saat ini. Sudah lama aku menantikan

  • Call My Name Is Andra   Permainan Berlanjut

    Diandra membalas pelukan Dion sambil melirik ke arah Andra. Tampak wajah Andra datar tak berekspresi mematahkan ekspetasi seorang Diandra yang berharap ia dapat melihat kekesalan di wajah Andra. Tapi pada kenyataannya laki-laki itu sama sekali tak menunjukkan kekesalan yang ada ia tampak acuh, meski dalam hati Andra ia sangat kesal. Laki-laki itu sangat pandai menyembunyikan perasaan amarahnya. "Sial.. dia sama sekali tidak perduli!""Jadi selama ini apa?""Aku benar-benar salah menilai dia!" umpat Diandra dalam hati. Perlahan gadis itu menjauhkan kembali tubuhnya dari Dion. "Ehm.. sudah malam apa kamu tidak ingin pulang?" tanya Diandra yang lelah dengan sandiwaranya. "Apa kau tidak suka aku disini?" tanya Dion. "Bukan begitu, hanya saja ini sudah malam. Besok kita kan bisa ketemu lagi," balas Diandra. "Baiklah.. tapi janji ya besok kita jalan!" cetus Dion. "Hm.. iya," balas Diandra. Andra hanya terdiam mematung berdiri di belakang pasangan baru tersebut. Dion mengusap lembu

  • Call My Name Is Andra   Pembalasan Diandra

    "Keluarlah dari ruangan ini!" usir Andra. "Kau tak perlu terus menerus mengusirku, itu sama sekali tidak sopan.""Apa kau yakin menyuruhku pergi? Aku rasa kau akan membutuhkan bantuanku lagi," kata Lyli sambil tersenyum. "Aku lelah aku butuh istirahat!" sahut Andra. "Oke, jika butuh bantuan hubungi aku!" Gadis itu akhirnya menyerah dan pergi meninggalkan kamar Andra. Di tempat berbeda Diandra menemui sang ayah. "Yah, Dion datang jam berapa?""Aku akan menemaninya berbincang," ucap Diandra. Sontak sang ayah pun terkejut karena belum lama gadis itu ke ruangannya dan menyatakan ketidak setujuannya. "Nanti jam tujuh, tapi kenapa kamu berubah fikiran?" Angkasa mencoba mengulik alasan dibalik perubahan sikap sang putri."Aku menolak karena ada hati yang harus ku jaga, tapi sekarang hati itu telah berpindah tempat," balas Diandra. "Maksud kamu apa?" Angkasa mengeryitkan keningnya tak mengerti arti kalimat sang putri. "Nanti ayah juga akan tahu sendiri," balas gadis itu. Malam pun

  • Call My Name Is Andra   Semua Berakhir Dan Aku Terjebak

    "Andra adalah kekasih Diandra, dan dia sedang terluka. Bagaimana bisa Diandra malah menemani pria lain saat kekasih Diandra dalam kondisi tidak baik-baik saja Yah!""Saat Andra baik-baik saja pun Diandra tak akan mau duduk berbincang dengan pria lain apalagi di saat seperti ini, maaf jika ini yang ayah ingin bicarakan dengan Diandra, ayah tahu betul apa jawabannya. Diandra permisi Yah!" Gadis itu bangkit dan tak memperdulikan reaksi sang ayah sedikit pun. Diandra nampak sangat kesal ia pun memutuskan untuk pergi ke ruangan Andra. Diandra membuka pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan Andra. Tapi matanya terbelalak saat melihat Andra yang terbaring sedang ada dalam dekapan seorang wanita. "Ehem..!"Gadis itu berdeham membuyarkan kegiatan di hadapannya. "Ah.. maaf!" ucap Lyli sambil bangkit berdiri menatap sepasang mata yang seakan siap menerkamnya. "Kamu siapa?" tanya Diandra tanpa basa-basi. "Aku Lyli cinta pertama Andra!"Lyli mengulurkan tangan kepada Diandra, tapi gadis

  • Call My Name Is Andra   Cinta Sepihak Andra Kini Hadir

    "Hm.. rasanya jiwa pembantaiku lenyap ketika berhadapan denganmu," celetuk Andra. "Bagus kalau begitu, aku jadi bisa berbangga karena bisa menjinakkanmu," balas Diandra. "Aku sudah kenyang, taruh saja di makanannya di meja," ujar Andra. "Oh.. ya sudah tapi minum dulu lalu minum obatmu, aku harap kondisimu bisa lekas pulih. Tapi kenapa kamu tidak ke rumah sakit dan malah memilih pulang kemari?" Diandra heran terhadap laki-laki di hadapannya, bukannya saat terluka orang akan memilih bergegas ke rumah sakit tapi Andra justru sebaliknya. "Jika aku ke rumah sakit dan musuhku tahu itu akan jauh lebih buruk untukku. Alexs juga bisa menyerang mu dan ayahmu karena kondisiku ini, aku tak mau itu terjadi," terang Andra. "Ehm.. sepertinya hidup mu jauh dari kedamaian," celetuk Diandra. "Memang seperti itu, apa kau sekarang ingin mundur?" tanya Andra. "Aku bukan gadis pengecut, aku akan tetap bersamamu apapun kondisimu!" Diandra sangat teguh pada pendiriannya dan itu cukup membuat Andra t

  • Call My Name Is Andra   Ajari Aku Agar Terbiasa

    "Kau benar-benar buas!" ledek Andra sambil tersenyum. "Aku begini karena aku hampir berhenti bernafas karena mencemaskanmu, tahukah kamu betapa takutnya aku melihatmu terluka dan berdarah!" ujar gadis itu kepada kekasih yang hanya tersenyum ke arahnya. "Kamu harus terbiasa, karena mungkin ini bukan yang pertama dan bisa terjadi lagi," celetuk Andra yang tanpa sadar semakin memancing amarah kekasihnya itu. "Apa kamu sama sekali tak perduli kecemasanku?""Bisakah kamu menganggap ini serius, dan lebih hati-hati!""Tak bisakah kau menjauh dari bahaya!" Gadis itu mencecar Andra dengan kalimat emosi yang ia rasakan. "Aku ini dulu bajingan!""Bagaimana bisa aku menjauh dari bahaya jika musuhku saja tak terhitung nona?""Kamu bisa mencari orang lain jika tak ingin jantungan tiap hari, aku akan mengikhlaskanmu. Dari pada kamu tersiksa bersamaku," ucap Andra. "Apa tak ada solusi lain selain memintaku menjauh darimu?""Apa aku tak berarti apa-apa?" ucap Diandra. "Aku malas berdebat, aku b

  • Call My Name Is Andra   Betapa Aku Mencemaskanmu

    Penjaga itu mencabut pisau yang menancap di punggung Andra secara perlahan, lalu ia membaringkan tubuh Andra yang terluka di atas ranjang tempat tidurnya. "Aku harus segera melaporkan ke tuan!"Penjaga itu bergegas berlari menuju ruangan Angkasa. "Tok.. tok.. tok!"Penjaga itu menggedor ruangan sang tuan dengan keras. "Masuk!" Terdengar jawaban dari dalam ruangan. Penjaga itu pun tanpa fikir panjang mempercepat langkahnya. "Maaf tuan!""Saya ingin menyampaikan bahwa saat ini tuan Andra sedang terkapar di kamarnya, sepertinya ia diserang karena ada pisau tertancap di punggungnya," ucap sang penjaga. "Apa..!!!""Bagaimana sekarang kondisinya?""Kenapa tidak membawanya ke rumah sakit?" Angkasa tampak panik dan bergegas menuju ruangan sang ajudan. "Maaf tuan, tapi beliau meminta saya untuk membawanya ke ruangannya," terang sang penjaga berjalan mengekori Angkasa. Diandra yang mendengar langkah kaki pun akhirnya keluar dari kamarnya untuk memastikan apa yang terjadi. "Kenapa ada

DMCA.com Protection Status