Share

Psikopat

Author: Puri
last update Last Updated: 2021-08-26 00:45:10

Agha  berlari dan bersembunyi seperti perintah Andra. Andra hanya duduk dan menikmati ketakutan sang mangsa. 

"Sembunyilah  seperti seekor tikus."

"Karena aku  pasti akan menemukanmu," ucap Andra tersenyum sambil berkeliling  memutari bongkahan bongkahan kotak kayu di dalam gudang tersebut. 

Keringat dingin membasahi tubuh Agha. 

Darah  terus mengalir dari lehernya. Ia mencoba  bersembunyi di balik tumpukan  kotak kayu. 

Dan tiba-tiba sepasang mata mengarah padanya sambil tersenyum. 

"Ini  untukmu!!" Andra  melukai pundak tangan Agha dengan pisau miliknya. Agha pun kembali lari dan bersembunyi. 

Tapi Andra membiarkan mangsanya kembali berlari dan menghindari dirinya. 

Ia  sangat menikmati melukai mangsanya pelan-pelan. 

"Rasanya sungguh menyenangkan!" Seru Andra sambil duduk santai menikmati hiburannya. 

Rasa takut dan erangan kesakitan membuat hati Andra sangat terhibur. 

"Sembunyilah selagi kamu mampu!" Teriak Andra. 

Andra mulai menyalakan rokok di saku celananya.  Bak tak terjadi apapun dia  begitu santai dan tenang melihat ketakutan targetnya. 

"Sialan  aku harus  segera kabur dari sini."

"Tapi darah ku terus mengalir dan tanganku begitu sakit."

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Agha sambil memegangi tubuhnya yang terluka. 

"Sampai kapan aku harus sembunyi dari manusia iblis seperti dia."

"Ataukah aku akan berakhir seperti ini."  Agha merasa putus asa dengan keadaannya. Dan  tiba-tiba terdengar  suara Andra tertawa.  Aku  akan menunggumu keluar  atau kamu memilih mati kehabisan darah di sana tikus kecil!" Ledek Andra sambil menghisap rokok di tangannya. 

Teriakan Andra  membuat  Agha semakin merasa tertekan.  Dan  iapun memutuskan keluar dari persembunyiannya. 

"Aku  tahu kamu menginginkan kematianku tapi kenapa kamu tidak langsung menghabisiku pecundang!!"

"Kenapa kamu mempermainkanku!!"

"Ku rasa kamu bukanlah manusia!!!" Agha  menyeringai sambil memegangi bahunya yang terus mengeluarkan darah segar. 

"Aku  bukan manusia ... aku merasa tersanjung!!"

"Aku  memang bukan manusia karena  aku adalah iblis yang akan menghukummu dengan caraku!!"

"Aku tidak akan membiarkan anda mati secepat itu."

"Aku akan membuat anda merasakan sakit perlahan lahan hingga nafas anda terhenti di tenggorokkan."

Andra  berjalan mendekati Agha yang berusaha mengadakan perlawanan. Akan tetapi karena luka di tubuhnya gerak laki-laki  itupun terbatas. 

Pukulan dan tendangan Agha mampu di tangkis Andra dengan sangat mudah. Hingga  Agha  tidak memiliki tenaga lagi. Tubuh lelaki itu jatuh tersungkur disambut dengan tawa Andra yang menggema keseluruh sudut ruangan. 

"Menarik  ayo  bangun!"

"Apa  hanya  segitu perlawananmu?"

"Tikus  kecil yang menyedihkan!" Ledek  Andra kepada Agha  yang sudah tidak  lagi  berdaya. 

"Cepat habisi aku!"

"Aku  tidak ingin mati dalam permainan kotormu!!!!" Teriak Agha sambil menahan  rasa sakitnya. 

"Hahahhah!!!!"

"Apa  kamu  fikir aku akan berbaik hati membunuhmu langsung seperti inginmu...?"

"Jangan  mimpi!"

"Aku  tidak akan  biarkan itu terjadi aku  sudah bilang berkali-kali  aku  ingin menikmati erangan kesakitan keputus asaan dan  juga  ketakutanmu jadi  jangan   paksa aku Tuan!"  

Lagi-lagi Andra tidak memenuhi  ingin dari  seorang Agha. 

Andra  benar-benar menyiksa laki-laki  itu  perlahan. 

Entah  apa  yang merasuki Andra  yang  tiba -tiba  bisa sekejam itu. Melihat  mangsanya tak berdaya ia  bangkit  dan mencopot kuku jari tangan Agha satu persatu hingga  teriakan kesakitan Agha  terdengar begitu menyeramkan. 

"Ampuuuuun!!!"

"Hen... tikan... sakit!!!!!"  Teriak Agha tapu  Andra  hanya  duduk menatap tanpa rasa  iba  sedikit pun. 

Hingga  Agha  benar-benar  menghembuskan  nafas terakhirnya. 

Andra  lalu  bangkit menyeret jasad Agha dan  memutilasinya menjadi bagian-bagian  kecil. Lalu ia  menyalakan api dan  mulai  memasak bagian jasad dari Agha. 

Setelah  lunak  Andra  memisahkan daging  dengan tulangnya. Di kemasnya daging  itu kedalam kantong plastik lalu  tulangnya  ia masukkan ke dalam karung. Ia  membersihkan  kembali ruangan itu. Hingga  tak ada noda darah ataupun bemda  yang dapat menggiringnya ke dalam sel penjara.  Setelah  selesai Andra  segera  naik ke dalam mobilnya. Ia  menuju  ke rumah sewanya. Di sana  ia  memberikan daging yang di bawanya pada anjing-anjing  di dekat rumah sewanya. Sedangkan tulang  yang ia  bawa ia  letakkan  di sebuah  cetakan  berukuran besar dan  ia  mulai  mengambil semen dan  menimbun tulang tersebut sampai tak terlihat.  Tiba-tiba  terdengar ketukan pintu. 

"Tok... Tok .. Tok!!!"

"Tuan Andra  ini makanan tuan!!" Terdengar  panggilan dari depan pintu kamar Andra  yang membuyarkan lamunan anak itu. 

"Iya  sebentar!" Teriak Andra sambil bangkit menuju pintu kamarnya. 

Andra meraih gagang pintu itu dan mempersilahkan pelayan  itu untuk masuk. 

"Letakkan saja makanan itu di sana!" Tunjuk Andra ke arah meja  di samping tempat  tidurnya. 

"Baik tuan  saya  permisi dulu jika  anda  membutuhkan sesuatu  silahkan beritahu saya." Pesan  pelayan  itu sebelum meninggalkan  kamar Andra. 

"Terimakasih  silahkan  pergi!!" Balas  Andra. Andra kembali menutup pintu kamarnya sesaat setelah pelayan  itu melenggang dari ruangan. 

Lamunan Andra saat  masih  hidup di jalanan hingga  saat  menjadi pembunuh bayaran  membuat  dirinya  terdiam. Kisah Agha  adalah korbannya  yang paling  tragis. Dengan  sekujur luka  yang luar  biasa parah yang ia  hadiahkan  untuk orang yang sebenarnya tak dikenalnya. 

"Kenangan  itu datang seperti kutukan."

"Aku  bisa  menghabisi nyawa Agha  tanpa  rasa takut atau iba."

"Untuk sesaat aku merasa bukan seperti manusia."

"Lucu... kemana  hatiku pergi kala  itu?"

"Aku tak tahu," gumam Andra sambil  berseringai. 

Andra  sadar  betapa kejam dan sadis dirinya dalam menghabisi nyawa korbannya. 

Andai  ia  tahu fakta ke dua orang tuanya  sejak awal  mungkin  ceritanya  akan  berbeda. 

Kebenciannya dan  dendam  merubah Andra  remaja  menjadi seorang psikopat yang  tak  memiliki hati. Yang  membuat  para  korbannya  menangis  bersimpuh  ketakutan dan  memiliki luka  yang luar biasa di sekujur tubuh mereka karena  ulah Andra. Lamunan  Andra  membuat  dirinya  merasa sejenak bersalah  dan menyesal. Tapi  semua  sudah lewat dan Andra  bukan tipe orang yang suka meratapi nasibnya. 

"Semua  tinggal cerita!"

"Mereka  pantas mendapatkannya."

"Apa  yang aku lakukan  dulu  bukan salahku tapi salah mereka!"

"Kesakitan  mereka  benar-benar  sangat menghiburku sudah lama sekali aku  tidak melakukannya lagi."

"Jika benar Alexs  dalang ini  semua aku akan  menghabisinya tanpa ampun."

"Tidak akan aku biarkan dia  hidup tenang setelah menghancurkanku dan  merampas ayah angkatku."

"Aku  bersumpah akan  membuatnya  merasakan setiap hari-hari  terberat  dalam hidupku."

"Aku  akan  membuatnya  menangis  dan  memohon untuk setiap desahan nafasnya."

"Aku  yang akan  membalaskan  semuanya ini sumpah seorang Andra!" Andra  bermonolog  dalam hati. Tangannya mengepal  seakan  siap meluncurkan  pukulannya. Dendam semakin  membara  dan membakar hati anak itu. 

Ia  merasa sosok iblis dari dalam dirinya  kini bersiap bangkit kembali. Sosok  yang  telah  merampas banyak nyawa dengan sangat mengerikan itu kini seperti haus  darah dan  bersiap memangsa para korban  berikutnya. Andra  merasa  semua  yang ia lakukan itu hal wajar padahal  yang  ia  lakukan  benar-benar  tanpa hati nurani.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aat
tambah babnya, jangan buat orang penasaran
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Call My Name Is Andra   Babak Baru

    Kini Andra menapaki babak baru dalam hidupnya. Andra mengemban tugas sebagai pengawal pribadi Angkasa Raditya sebelum sang putri kembali dari Dubai.Tapi lamunan Andra membangkitkan kembali ingatan masa lalunya saat ia masih menjadi pembunuh bayaran yang sadis dan kejam. Ingatan kala ia menghabisi Agha membuatnya merasakan kehidupan yang jauh berbeda dengan yang sekarang di gelutinya.Jika dulu ia seorang pembantai kini ia malah bertugas sebagai pelindung. Seratus delapan puluh derajat berbanding terbalik dengan hidupnya yang dulu. Dan saat ia merasa curiga seperti yang Angkasa utarakan bahwa Alexs adalah dalang tewasnya Hiro sang ayah angkat yang sangat berjasa dalam hidup Andra kembali menyalahkan api

    Last Updated : 2021-08-29
  • Call My Name Is Andra   Pertemua Kedua Alexs Dan Andra

    Viky dan Zico merasa berat saat sang guru berada jauh dari mereka. Akan tetapi semangat mereka untuk berlatih dan melatih meneruskan apa yang Andra dan sang ayah angkatnya bangun demi terciptanya penerus -penerus yang memiliki keahliahan luar biasa di bidang seni bela diri. "Baiklah aku tidak bisa berlama-lama di tempat ini, ada yang harus aku kerjakan.""Terimakasih banyak kalian sudah mau mengurus tempat ini, dan ingat jangan biarkan siapapun masuk ke kamar ayah!" Pesan Andra sebelum meninggalkan rumah itu."Baik... kami akan menjalankan tugas sebaik mungkin dan kami pastikan tak akan ada yang masuk ke ruangan itu," jawab Zico."Terimakasih!""Aku pergi dulu."

    Last Updated : 2021-09-13
  • Call My Name Is Andra   Kedatangan Diandra

    Kedua lelaki itu bergegas menuju bandara yang jarak tempuhnya lumayan jauh dari tempat kerja Angkasa. Andra terpaksa memacu mobilnya dengan kecepatan penuh bak di Arena Sirkuit Balap, hingga wajah Angkasa terlihat menegang."Andra kurangi kecepatannya!""Kita bisa tewas jika begini!" Teriak Angkasa ketakutan dengan cara Andra mengemudikan laju mobilnya."Maaf Tuan.. saya hanya takut putri Tuan dalam bahaya," jawab Andra."Jangan khawatir kita sudah berada tidak terlalu jauh dari Bandara!""Dan lagi mengingat kondisi Alexs ia tak akan mungkin bisa menyusul kita dengan kondisinya yang lemah karena serangan yang kau berikan .""Ku rasa kita tidak perlu terlalu khawatir," ucap&nbs

    Last Updated : 2021-09-15
  • Call My Name Is Andra   Kembalinya Masa Lalu Andra

    "Ya.. anak itu Andra.""Karena itu ayah sangat yakin pada kemampuan Andra dalam melindungi keluarga Ayah, Andra bukan anak sembarangan.""Kamu harus berbaik hati padanya jangan galak-galak!" Pesan Angkasa Wijaya."Baik Yah... aku mengerti sekarang.""Yah.. apakah Alexs akan terus mengincar keselamatan kita?" Diandra merasa ketakutan ia tidak ingin hidup dalam teror yang akan menghantui hidupnya."Ayah juga tidak bisa menjawab pertanyaanmu, karena ayah tidak bisa menebak isi kepala si Alexs itu." Andai kita bisa membaca fikiran semua orang," sela Diandra.Angkasa menggenggam tangan Diandra beliau mencoba menenangkan putri kesayangannya itu.

    Last Updated : 2021-09-16
  • Call My Name Is Andra   Andra Menang MMA

    Andra berjalan meninggalkan area kafe itu dan kembali ke kediaman Angkasa. Ia masih tak habis fikir Jerry berani menemuinya setelah cukup lama mereka tak bersua.Di depan pintu rumah sang security yang berjaga melihat Andra menuju ke arahnya langsung membukakan pintu. "Tuan Andra mereka tadi siapa, kenapa begitu menyeramkan?" Tanya security itu pada Andra."Dia .. dia itu orang yang suka mencari masalah, nanti jika ia kembali kesini mencariku tolong bilang saja aku tidak di rumah," ucap Andra."Baik Tuan... saya akan melakukan sesuai peemintaan Tuan," jawab petugas keamanan itu.Andra melanjutkan langkahnya menuju

    Last Updated : 2021-10-03
  • Call My Name Is Andra   Peluang

    "Bergabunglah dengan club kami!" Suara yang menghentikan langkah Andra. Andra tidak jadi menutup pintu mobilnya. Ia masih duduk sambil menatap seorang laki-laki di hadapannya. Andra mengkerutkan keningnya dan dia menatap tajam ke arah laki-laki itu."Maaf mengganggumu, tapi kami butuh orang sepertimu.""Belum pernah ada yang mengalahkan Westley sebelumnya tapi kamu berhasil menumbangkannya, begitu juga dengan Jack.""Aku tidak tahu siapa kamu tapi melihatmu bertarung sangat memembuatku terpukau," ucap laki-laki itu. "Maaf aku tidak punya banyak waktu karena aku hanya iseng mengikuti pertandingan hari ini.""Aku masih banyak urusan yang harus aku kerjakan, maafkan aku." Andra menutup pintu m

    Last Updated : 2021-10-14
  • Call My Name Is Andra   Dibalik Sikap Dingin Andra

    Andra melajukan mobil yang dikendarainya. Sesekali Diandra menoleh kearah jendela melihat pemandangan yang dilaluinya. Tak ada sepatah katapun yang terucap dari mulut keduanya hingga Andra bertanya kemana tujuan gadis itu sebenarnya."Maaf.. tujuan kita kemana?" Andra bingung melajukan kendaraannya ke arah mana."Terserah kamu saja, aku hanya ingin berkeliling." Diandra menjawab pertanyaan Andra tanpa menoleh ke arah Andra ia masih fokus menatap ke luar jendela seakan banyak yang sedang ia fikirkan. Andra pun diam dan melajukan mobil itu menuju pusat kota, karena laki-laki itu bingung jika harus berkeliling tanpa tujuan yang jelas se

    Last Updated : 2021-11-02
  • Call My Name Is Andra   Kesan Seorang Diandra Akan Sosok Andra

    Diandra mengikuti langkah Andra menuju mobil mereka yang terparkir di tepi jalan. Andra membukakan pintu mobil untuk putri majikannya yang masih terguncang dengan kejadian yang menimpanya. Gadis itu meletakkan tubuhnya di bangku depan mobilnya. Tepat di sebelah Andra menyetir. Andra membuang puntung rokoknya dan mulai melajukan kembali mobilnya. Gadis di samping Andra itu masih diam seribu bahasa. Sesekali ia menatap sang sopir yang juga fokus berkendara tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya. Suasana hening begitu terasa di dalam mobil itu. Tiba-tiba Diandra mulai membuka pembicaraan."Kenapa kamu tadi tidak langsung&nbs

    Last Updated : 2021-12-07

Latest chapter

  • Call My Name Is Andra   Rencana Pertunangan

    Dua pasangan itu pun berlalu meninggalkan pantai dan berjalan menuju mobil untuk mencari rumah makan. Di dalam mobil pun tak ada perbincangan hingga suasana sangat sunyi. Sampai akhirnya Andra membuka suara. "Maaf anda mau makan dimana, Tuan?" tanya Andra sopan. "Ehm dimana ya, sayang menurut kamu, kita enaknya makan apa?" Dion malah balik bertanya pada Diandra yang asyik melamun. "Terserah kamu saja," balas Diandra lembut. "Kalau begitu di rumah makan terdekat saja, dari pada keburu kelaparan," sahut Dion yang masih menggenggam tangan Diandra. "Baik," jawab Andra. Andra melajukan mobilnya menuju tempat sesuai tujuan sang tuan. Tak butuh waktu lama mobil itu pun terhenti. Kedua pasangan itu turun dari mobil. Mereka berjalan masuk ke dalam restoran dan memesan beberapa menu, Dion mengajak Andra bergabung bersama dalam satu meja dengan dia dan Diandra. Tak berapa lama menu pesanan mereka pun tiba, mereka pun bersiap menikmati hidangan. Andra duduk di depan Diandra sedangkan Dio

  • Call My Name Is Andra   Beri Aku Kesempatan

    Andra menatap ke arah Diandra yang masih mengalungkan kedua tangannya di leher Dion, dan pura-pura tak melihat bodyguardnya tersebut. "Apa kalian sedang menggunakan kami untuk memanas-manasi satu sama lain," bisik Lyli. Andra tersenyum frik kembali. Ia seakan tak ambil pusing dengan sikap mantan kekasihnya tersebut. "Apa menurutmu dia cemburu?" Andra menatap Diandra tanpa ekspresi apapun, laki-laki itu kembali menghisap rokok di tangannya tanpa menoleh ke arah Lyli yang sedari tadi duduk di sampingnya. "Ku rasa ia cemburu," balas Lyli. "Dia terlalu bodoh untuk bersandiwara," sahut Andra. "Ya, dia tak sepertimu yang terlalu ahli sampai seperti tak punya hati!" timpal Lyli. "Hatiku sudah lama mati," sahut Andra seakan tanpa dosa. "Kau bahkan menciumku, aku bisa saja salah mengartikan sikapmu itu. Bagaimana bisa kau melakukannya saat kau tak ada perasaan apapun terhadapku," ujar Lyli sambil mengeryitkan keningnya. "Mudah, aku hanya menganggapmu patung yang bisa aku mainkan sesu

  • Call My Name Is Andra   Tak Sesuai Ekspetasi

    "Maaf ini tujuannya kemana?" tanya Andra. "Ke pantai saja," sahut Diandra"Apa kau tak keberatan?"Diandra memalingkan pandangannya kepada Dion yang duduk di sampingnya. "Tentu saja tidak, aku akan menemanimu kemana pun kamu mau," balas Dion. "Baguslah, kalau begitu cari pantai yang paling bagus pemandangannya!" titah Diandra pada Andra yang sedang fokus mengemudikan mobilnya. "Baiklah!" balas Andra. Tiba-tiba tanpa banyak bicara Lyli mengusap keringat di kening Andra dan itu membuat Diandra yang duduk di belakangnya langsung terperangah. "Kau tidurlah, tak usah repot membasuh keringatku!""Aku tak ingin mengotori tanganmu yang lembut," ucap Andra. Perasaan Lyli makin tidak terkontrol, gadis itu dibuat terus berbunga-bunga seakan ada banyak petasan di dalam dirinya yang siap membuatnya meloncat kegirangan. "Astaga.. untuk sejenak aku ingin melupakan jika ini hanya sandiwara. Andai kata-kata itu nyata untukku, aku akan jadi wanita terbahagia saat ini. Sudah lama aku menantikan

  • Call My Name Is Andra   Permainan Berlanjut

    Diandra membalas pelukan Dion sambil melirik ke arah Andra. Tampak wajah Andra datar tak berekspresi mematahkan ekspetasi seorang Diandra yang berharap ia dapat melihat kekesalan di wajah Andra. Tapi pada kenyataannya laki-laki itu sama sekali tak menunjukkan kekesalan yang ada ia tampak acuh, meski dalam hati Andra ia sangat kesal. Laki-laki itu sangat pandai menyembunyikan perasaan amarahnya. "Sial.. dia sama sekali tidak perduli!""Jadi selama ini apa?""Aku benar-benar salah menilai dia!" umpat Diandra dalam hati. Perlahan gadis itu menjauhkan kembali tubuhnya dari Dion. "Ehm.. sudah malam apa kamu tidak ingin pulang?" tanya Diandra yang lelah dengan sandiwaranya. "Apa kau tidak suka aku disini?" tanya Dion. "Bukan begitu, hanya saja ini sudah malam. Besok kita kan bisa ketemu lagi," balas Diandra. "Baiklah.. tapi janji ya besok kita jalan!" cetus Dion. "Hm.. iya," balas Diandra. Andra hanya terdiam mematung berdiri di belakang pasangan baru tersebut. Dion mengusap lembu

  • Call My Name Is Andra   Pembalasan Diandra

    "Keluarlah dari ruangan ini!" usir Andra. "Kau tak perlu terus menerus mengusirku, itu sama sekali tidak sopan.""Apa kau yakin menyuruhku pergi? Aku rasa kau akan membutuhkan bantuanku lagi," kata Lyli sambil tersenyum. "Aku lelah aku butuh istirahat!" sahut Andra. "Oke, jika butuh bantuan hubungi aku!" Gadis itu akhirnya menyerah dan pergi meninggalkan kamar Andra. Di tempat berbeda Diandra menemui sang ayah. "Yah, Dion datang jam berapa?""Aku akan menemaninya berbincang," ucap Diandra. Sontak sang ayah pun terkejut karena belum lama gadis itu ke ruangannya dan menyatakan ketidak setujuannya. "Nanti jam tujuh, tapi kenapa kamu berubah fikiran?" Angkasa mencoba mengulik alasan dibalik perubahan sikap sang putri."Aku menolak karena ada hati yang harus ku jaga, tapi sekarang hati itu telah berpindah tempat," balas Diandra. "Maksud kamu apa?" Angkasa mengeryitkan keningnya tak mengerti arti kalimat sang putri. "Nanti ayah juga akan tahu sendiri," balas gadis itu. Malam pun

  • Call My Name Is Andra   Semua Berakhir Dan Aku Terjebak

    "Andra adalah kekasih Diandra, dan dia sedang terluka. Bagaimana bisa Diandra malah menemani pria lain saat kekasih Diandra dalam kondisi tidak baik-baik saja Yah!""Saat Andra baik-baik saja pun Diandra tak akan mau duduk berbincang dengan pria lain apalagi di saat seperti ini, maaf jika ini yang ayah ingin bicarakan dengan Diandra, ayah tahu betul apa jawabannya. Diandra permisi Yah!" Gadis itu bangkit dan tak memperdulikan reaksi sang ayah sedikit pun. Diandra nampak sangat kesal ia pun memutuskan untuk pergi ke ruangan Andra. Diandra membuka pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan Andra. Tapi matanya terbelalak saat melihat Andra yang terbaring sedang ada dalam dekapan seorang wanita. "Ehem..!"Gadis itu berdeham membuyarkan kegiatan di hadapannya. "Ah.. maaf!" ucap Lyli sambil bangkit berdiri menatap sepasang mata yang seakan siap menerkamnya. "Kamu siapa?" tanya Diandra tanpa basa-basi. "Aku Lyli cinta pertama Andra!"Lyli mengulurkan tangan kepada Diandra, tapi gadis

  • Call My Name Is Andra   Cinta Sepihak Andra Kini Hadir

    "Hm.. rasanya jiwa pembantaiku lenyap ketika berhadapan denganmu," celetuk Andra. "Bagus kalau begitu, aku jadi bisa berbangga karena bisa menjinakkanmu," balas Diandra. "Aku sudah kenyang, taruh saja di makanannya di meja," ujar Andra. "Oh.. ya sudah tapi minum dulu lalu minum obatmu, aku harap kondisimu bisa lekas pulih. Tapi kenapa kamu tidak ke rumah sakit dan malah memilih pulang kemari?" Diandra heran terhadap laki-laki di hadapannya, bukannya saat terluka orang akan memilih bergegas ke rumah sakit tapi Andra justru sebaliknya. "Jika aku ke rumah sakit dan musuhku tahu itu akan jauh lebih buruk untukku. Alexs juga bisa menyerang mu dan ayahmu karena kondisiku ini, aku tak mau itu terjadi," terang Andra. "Ehm.. sepertinya hidup mu jauh dari kedamaian," celetuk Diandra. "Memang seperti itu, apa kau sekarang ingin mundur?" tanya Andra. "Aku bukan gadis pengecut, aku akan tetap bersamamu apapun kondisimu!" Diandra sangat teguh pada pendiriannya dan itu cukup membuat Andra t

  • Call My Name Is Andra   Ajari Aku Agar Terbiasa

    "Kau benar-benar buas!" ledek Andra sambil tersenyum. "Aku begini karena aku hampir berhenti bernafas karena mencemaskanmu, tahukah kamu betapa takutnya aku melihatmu terluka dan berdarah!" ujar gadis itu kepada kekasih yang hanya tersenyum ke arahnya. "Kamu harus terbiasa, karena mungkin ini bukan yang pertama dan bisa terjadi lagi," celetuk Andra yang tanpa sadar semakin memancing amarah kekasihnya itu. "Apa kamu sama sekali tak perduli kecemasanku?""Bisakah kamu menganggap ini serius, dan lebih hati-hati!""Tak bisakah kau menjauh dari bahaya!" Gadis itu mencecar Andra dengan kalimat emosi yang ia rasakan. "Aku ini dulu bajingan!""Bagaimana bisa aku menjauh dari bahaya jika musuhku saja tak terhitung nona?""Kamu bisa mencari orang lain jika tak ingin jantungan tiap hari, aku akan mengikhlaskanmu. Dari pada kamu tersiksa bersamaku," ucap Andra. "Apa tak ada solusi lain selain memintaku menjauh darimu?""Apa aku tak berarti apa-apa?" ucap Diandra. "Aku malas berdebat, aku b

  • Call My Name Is Andra   Betapa Aku Mencemaskanmu

    Penjaga itu mencabut pisau yang menancap di punggung Andra secara perlahan, lalu ia membaringkan tubuh Andra yang terluka di atas ranjang tempat tidurnya. "Aku harus segera melaporkan ke tuan!"Penjaga itu bergegas berlari menuju ruangan Angkasa. "Tok.. tok.. tok!"Penjaga itu menggedor ruangan sang tuan dengan keras. "Masuk!" Terdengar jawaban dari dalam ruangan. Penjaga itu pun tanpa fikir panjang mempercepat langkahnya. "Maaf tuan!""Saya ingin menyampaikan bahwa saat ini tuan Andra sedang terkapar di kamarnya, sepertinya ia diserang karena ada pisau tertancap di punggungnya," ucap sang penjaga. "Apa..!!!""Bagaimana sekarang kondisinya?""Kenapa tidak membawanya ke rumah sakit?" Angkasa tampak panik dan bergegas menuju ruangan sang ajudan. "Maaf tuan, tapi beliau meminta saya untuk membawanya ke ruangannya," terang sang penjaga berjalan mengekori Angkasa. Diandra yang mendengar langkah kaki pun akhirnya keluar dari kamarnya untuk memastikan apa yang terjadi. "Kenapa ada

DMCA.com Protection Status