Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 21)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Apakah Luka Itu Bisa Sembuh Oleh Cinta?~“Mengubur rasa cinta yang sebenarnya tidak mati, malah membuatnya semakin hidup meski dalam kegelapan." (Amelia)Hingga pada suatu siang, di tepi halte dekat kampus, kamu datang menghampiriku tanpa sengaja. Terlihat dari tatapan wajahmu yang terkejut mendapatiku sedang berdiri mematung menunggu jemputan Papa. Aku sedang menunggu, begitu juga denganmu. Kita duduk bersisian dan mulai mengobrol. Setelah itu datang teman-temanku menyapa. Ternyata mereka juga mengenalmu karena satu kegiatan kampus. Sejak itu beberapa kali tanpa dikomando kami bisa kumpul di kantin atau spot tertentu. Hubunganku dengan Brian jadi lumayan dekat. Walau aku tak paham, sejauh apa hubungan kami. Brian tak pernah menyatakan cinta walau ia juga tak pernah dekat dengan perempuan lain kecuali denganku, itu juga menurut pengakuan teman-temannya. Aku memang beberapa kali diajak Brian makan
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaSelamat Amel (24)“Ee... Mel, boleh aku berbicara lebih serius sama kamu?”Seketika fokusku teralihkan padanya.“Maaf jika aku terlalu dini mengatakan ini. Aku hanya ingin mengatakan kejujuran dalam hati ....”Aku terkesiap. Hening beberapa saat. Wajah Brian menunjukkan kebimbangan.Tubuh atletisnya sedikit bergeser ke arahku. Gerak tubuhnya mengisyaratkan bahwa ia sedang ingin fokus mengatakan sesuatu.“Seandainya kamu telah benar-benar berpisah. Bolehkah aku melamarmu?” Deg!Aku beralih ke arahnya, sesaat mata kami saling bertemu. Kemudian saling menundukkan pandangan masing-masing. Ya Rabb, apa yang dikatakan Brian barusan?“Maaf, Mel. Aku tahu ini terlalu buru-buru ....”“Tapi entah kenapa ada dorongan dalam hati untuk harus mengatakannya sekarang.”Ia terdiam.“ Aku hanya menerka, seandainya kamu butuh seseorang, aku akan pasang badan. Tapi aku ingin pastikan sebelumnya bahwa aku orang yang selanjutnya
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 25)#Seputih_Cinta_AmeliaSujud Syukur Setelah bersalaman dan saling sebut nama, Dokter Dody mendudukkan Brian di sebelahku. Dadaku bergemuruh. Jadi apakah artinya ada kabar gembira untukku?“Wah, suatu kehormatan nih, Dok, saya bisa diajak masuk.”“Ya karena ini kabar gembira untuk kita semua,” ujar Dokter Dody, ia kemudian menatapku.Uh, seandainya saja bukan karena teman lama, sungguh aku tak enak mengajak Brian masuk. Kekhawatiran itu tetap menghantui.“Mel, ini sebenernya sebuah anomali kamu, ya. Tapi keajaiban akan selalu ada.” Kali ini Dokter Dody berucap serius.“Setelah pemeriksaan darah beberapa bulan lalu untuk mengukur tingkat hormon yang kamu miliki, kita terhenti di pertemuan berikut-berikutnya, karena Amel nih, Sob, belum berani datang lagi mengecek hasil,” ucapnya mengarah kepada Brian, memberi tahu.“ Alhamdulillah akhirnya kemarin Amel mereply dan mau buat janji temu.”“Ya, karena harus berani mengalahkan ketakutan kita sendir
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (26)#Seputih_Cinta_Amelia~Fadil Lelaki yang Tepat Untukmu, Mel~Rinai hujan mengiringi perjalanan ke kantor pagi ini. Wiper terus bergerak mengimbangi tetesan hujan yang jatuh pada permukaan kaca depan mobil.Bersyukur, jalanan masih tidak terlalu padat, sehingga bisa sampai ke kantor lebih pagi. Aku harus membereskan beberapa hal sebelum besok pergi ke Bandung, menyelesaikan list to do di sana yang lumayan terjeda karena urusan pribadi yang lumayan menyita waktu akhir-akhir ini.Sebaiknya aku kabari Brian perihal keberangkatanku. Setidaknya ia tahu aku sedang tidak di Jakarta untuk beberapa waktu. Sudah dua minggu aku tidak bertemu dengannya. Kelihatannya ia pun sedang sibuk dengan pekerjaannya. Satu hal yang menenangkan, setiap habis Isya ia meneleponku hanya untuk bertanya kabar dan memastikan aku baik-baik saja. Setelahnya ia tak menggangguku seharian sampai malam tiba kembali. Ia cukup mengerti kesibukanku.Tentunya akupun menghargai kesibukan B
~ Reo dan Brian Bertemu! (27)~“Silahkan usir aku dengan kebahagiaan yang kamu miliki saat ini. Tapi tolong jangan lupakan senyum terakhir kepergianku, karena di sana telah kurangkum semua rasa tentangmu.” (Reo)“Ya, kita berdoa saja, sisanya pasrahkan sama yang memberi takdir,” jawab Papa lugas. Lalu Setelah berbasa basi sebentar, keluarga tamu pergi meninggalkan tempat.“Mel, kamu nggak balik kantor? Mama mau ke kantor sebentar, yuk!” Mama menggamit lenganku. “Sebentar, Ma.” Aku kehilangan jejak Brian sejak beberapa menit lalu.“Kamu ngapain, sich? Oh, cari temen kamu tadi, ya?”“Iya, Ma. Tunggu sebentar.”“Emang dia siapa kamu, sich, Mel ...? Jangan macem-macem, ah. Mama udah kenalin kamu sama orang yang tepat. Cakep wajahnya, cakep masa depannya, dan yang pasti dia masih bujang. Jadi kamu nggak akan terganggu oleh masa lalunya.”“Ma, tapi jangan di kenal-kenalin kayak gini kenapa, Ma. Sebenernya Amel malu.”“Mama khawatir sekali sama kamu, Mel. Sejak kamu pisah dengan Reo. Belum
Adam, dia mengutarakan isi hatinya padaku! ~Bukan karena ada cinta masa lalu, kemudian enggan untuk mengakhiri. Hanya saja jika tak ada yang harus dipertahankan lagi, untuk apa harus dijaga.~ (Amelia)Biarlah, lebik baik aku pergi ke Bandung sendiri. Tanpa harus ditemani Brian. Ternyata Reo selama ini memata-mataiku. Dia sampai sudah tahu sejauh apa aku dengan Brian. Entah apa tujuannya. Apa dia sedang mencari cara agar aku tak bisa dengan mudah bercerai dengannya. Dia akan melaporkan ke pengadilan Agama bahwa aku telah berselingkuh sebelum benar-benar bercerai dengannya. Ah, begitu rumit. Kenapa harus sejauh ini kondisi yang kamu buat untukku Reo. Kamu yang berkhianat, kamu yang pergi dan aku hanya mencari penghibur lara atas sakit yang telah kau buat. Sekarang engkau malah tusuk semakin tajam belati itu ke dalam jantungku.Aku mengemasi pakaian seadanya. Menunggu waktu Ashar tiba. Setelah itu gegas pergi dari sini. Berharap pekerjaan-pekerjaan di sana bisa mengalihkan nyeri yang
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_Amelia~Selamat Menanggung Akibatnya, Reo, Raya~~Malam begitu cepat datang menyergapku. Padahal baru saja aku hendak memberi cerah pada harimu, menatap kebahagiaan pada malaikat kecil yang di matanya memberi harap, bahwa akan ada masa depan indah untuk kita di sana.~ (Reo)[Aku akan ke Bandung, Mel. Kamu tak ada kabar. Itu sangat-sangat membuatku khawatir.]Brian, lelaki ini benar-benar butuh jawabanku.[Nggak usah, Bri. Tolong beri waktu dan ruang untukku. Aku sedang tidak ingin di ganggu.][Kamu sedang sibuk bekerja? Syukurlah. Terima kasih, Mel. Kamu sudah mau menjawab pesanku. Ini sangat melegakan.][Untuk saat ini, jangan kontak atau ganggu aku dulu. Sampai waktunya memang tepat. Aku akan fokus pada pekerjaan juga perceraianku, Bri.][Tapi aku rindu. Sejak melihatmu menangis kemarin. Aku terus memikirkanmu. Aku khawatir, juga rindu ... ]Please Brian, jangan buat aku semakin dalam memendam rasa. Aku tak ingin terlalu jauh jatuh ci
~Ketuk Palu~ (30)~Aku ingin bersandar pada pohon-pohon di taman yang menyejukkan dan kicau burung-burung di atasnya yang memberi harmoni, lalu biarkan hati kita bernyanyi tentang cinta yang tak lagi mudah.~ (Brian)“Bu, Raya akan di bawa ke ruangan operasi.”Aku menolehkan wajah.“Maaf saya menggangu Ibu. Saya pikir barangkali Ibu ingin mengantarnya sampai pintu ruang operasi?”“Tidak. Biarkan saja. Aku sedang ingin menikmati kesendirianku di sini.”“Baik, Bu. Apa ibu akan pulang? Biar saya hubungi sopir.”“Jangan dulu. Masih ada yang harus aku selesaikan, Ran.”“Baik, bu. Hubungi saya kalau ibu perlu bantuan. Saya ijin pulang ke rumah dulu. Dan siap datang jika ibu memerlukan.”“Oke, pulang dan istirahat, Ran. Terima kasih, ya.”Rany pergi meninggalkanku sendiri di sudut ruang.***“Mel, kamu di sini?”Suara Mama mengagetkan lamunanku.“Duh, Nak, kemana aja, sich, kamu? Mama kangen tauk.”Aku memeluknya. Mama menyentuh dan mengelus satu persatu bagian tubuhku. Mama memperlakukanku b
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 58)Seputih Cinta Amelia-Buah Cinta Memberi Bahagia, selamanya-“Sekarang saya baru mengerti bahwa setan meletakkan kenikmatan pada kemaksiatan agar kita terus tergelincir dan hancur seperti mereka. Ternyata saya yang bodoh, maafkan saya, Bun, Mak. Saya berjanji Akan berubah, demi anak saya Gana, demi kesempatan hidup yang masih Allah kasih untuk saya.” Tian bersujud di kakiku dan Yu Sopinah.Yu Sopinah menarik bahu pemuda itu.“Kamu sebenarnya pemuda yang baik, Nak Tian. Hanya saja kamu tergelincir pada pergaulan yang salah. Mamak sudah memaafkan kamu. Tapi bener, ya, Nak. Jauhi barang-barang haram itu. Hidup yang bener dan lurus-lurus saja, Nak.” Yu Sopinah mengelus-elus bahu pemuda yang sedang tergugu itu.“Janji, Mak, Tian janji. Tian akan pegang janji ini. Demi Allah, nggak akan lagi menyia-nyiakan kepercayaan Mamak, Bunda, Papa Mama, Kaka Tian semuanya.”Ada getar dalam suaranya, ada tangis dan sesak sesal mendalam dalam dadanya. Suaranya te
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Sebuah Pertemuan-Semoga esok akan ada kejutan indah di hari-hariku yang kemarin-kemarin begitu kelabu. Kutatap suamiku yang sedari tadi standby berdiri di belakangku. Lelaki yang selalu siaga untukku.Mas Brian mengelus-elus pundakku. Kami saling tatap, seakan berkata, ‘Semuanya akan menjadi mudah kedepan, Dek.”***AjtPagi dengan suasana yang berbeda. Seperti ada sebuah harap yang terus memberiku semangat menjalani hari dengan sebaik-baiknya. Satu minggu setelah pertemuan yang mengharu biru, Baby Gana boleh dibawa pulang. Rasa syukur tak terkira dari semua nenek-nenek mereka menyambut kesembuhan cucu mereka.Hari ini semua akan menjenguk Raya di sel tahanan. Pasti dia sudah merindukan Gana dan satu hal yang akan mengejutkan baginya, karena untuk pertama kalinya, setelah puluhan tahun, ia akan berjumpa dengan ibu kandungnya. Ibu kandungnya yang tak pernah ia kenal sejak ia baru lahir beberapa hari.Sesampainya di parkira
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Leli, Ibu Kandung Raya-“Terima kasih, Nak. Kamu memang seorang berhati malaikat. Entah kenapa orang sepertimu harus di buat tersiksa dengan orang-orangseperti raya dan Reo.”“Yang sudah terjadi pastilah karena sudah kehendak Allah, Mak. Sekarang Amel sudah ikhlas.”“Maafkan anak saya, juga, ya, Mak. Sudah merusak Raya istri menantu Mamak,” ujar Bu Mahendra terbata. Wanita paruh baya ini nampaknya memiliki hati yang lembut. Dari tutur wicara dan wajahnya menggambarkan ia wanita yang santun.“Nggak apa-apa, Bu. Bukan salah Ibu. Kita sama-sama orang tua yang kadang nggak bisa terlalu jauh ikut campur anak. Hanya saja kalau sudah seperti ini. Baru kita dilibatkan dengan banyak pihak. Kita banyak-banyak istighfar saja, ya, Bu.” Mak Ratna mengelus-elus pundak Bu Mahendra.“Jadi, Bu. Nanti kita saling kabari saja, ya. Saya juga terus berhubungan dengan pihak kepolisian. Berusaha kooperatif untuk kebaikan anak saya. Entah nanti
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Menjadi Penolong Terkadang Siap Teraniaya-“Pak, kita belum bicara apa-apa. Bapak baru datang, masih berdiri di depan pintu tapi sudah mengancam memenjarakan saya? Bapak bisa bicara baik-baik, Pak?”“Saya bisa bicara baik sama orang yang bisa diajak negosiasi dengan baik, Bu. Saya sudah banyak dirugikan. Dibohongi juga. Uang delapan puluh juta, tiga bulan kalau di simpan jadi deposito sudah berbunga banyak, Bu. Ini, rumah yang saya beli nggak bisa saya peroleh, justru jual beli dibatalkan setelah semuanya deal. Wajar saya minta ganti rugi, Bu. Saya banyak dapat kerugian immateriil.”“Saya rasa kerugian bapak masih dalam batas wajar, Pak. Dalam jual beli pastilah bapak meluangkan waktu, ada waktu menunggu sampai transaksi selesai. Dalam hal ini, Bapak hanya menunggu kabar dari Bu Raya. Karena dia juga sedang dapat musibah makanya tidak bisa mengabari Bapak, itu saja ‘kan? Oke bapak duduk, ya, Pak. Kita bicarakan di sini sa
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Menyelesaikan Masalah yang Ditinggalkan Raya Satu-Persatu-“Ya, Mbak Tika, apa kabar?”“Kabar baik, Bu. Alhamdulillah. Bu Amel gimana keadaannya?”“Alhamdulillah sudah di rumah, Mbak. Sorry, ya aku belum jenguk Baby Gana lagi, apa Mbak sedang nggak bisa jaga Baby Gana, biar nanti Mbak Darti saya minta ke sana?”“Oh, Nggak Bu, saya sekarang ditemani Yu Sopinah. Hanya saya ingin mengabarkan keadaan Baby Gana. Alhamdulillah kata dokternya makin membaik. udah berhasil melewati masa kritis.”“Alhamdulillah, jadi makin baik keadaan Baby Gana Mbak?”“Iya, Bu. Dia sudah bisa diajak ngobrol, ketawa. Sama Yu Sopinah sering digodain. Kasihan Yu Sopinah dari sejak datang nangis terus. Sekarang beliau senang, Baby Gana sudah makin baik.”“Ya Allah Yu Sopinah. Baby Gana …”Entah kenapa tiba-tiba aku menangis sampai sesenggukan mendengarnya. Di kala aku sendiri baru keguguran, dan mendengar Baby Gana selamat dari masa kritis. Rasanya se
Yuk bantu Up biar cerita ini naik lagi. Caranya follow, suscribe, kasih vote bintang 5, like n komen. Mksh yg udh bantu.-Kita Coba Lagi, Sayang- Aku terbangun di sebuah ruangan berdinding putih, bertirai abu-abu muda. Mengangkat tangan, berusaha menyentuh kepalaku yang terasa berat. “Sayang, kamu sudah siuman?” Lelaki dengan wajah sembab yang duduk disebelahku ini segera menggenggam jari-jemari tangan kananku. Mengecupnya dalam. Ia bangkit, membungkuk menatap wajahku, mengelus-elus kepalaku yang berselimut jilbab.“Emhh, Mas, aku dimana ini?”“Kamu di rumah sakit, Sayang. Kamu tadi pingsan. Pasti karena terlalu lelah, ‘kan. Maafkan Mas. Maafkan ...” Ia tergugu dan menangis memeluk tubuhku yang terbaring.“Sayang, maafkan Mas, kurang bisa menjagamu dengan baik, sampai kamu begini.”Kenapa Mas Brian menangis sebegitu sedihnya? Ya Allah, Mas. Aku menggeser tubuhku untuk naik ke atas.“Oh, mau duduk rebahan, Sayang? Mas naikkan posisi bednya ya?”Aku mengangguk.Ia memutar tuas di ba
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaKeguguran? (54)Tambah lagi satu kerjaan tambahan yang harus aku selesaikan. Menjadi saksi kejahatan untuk anakku sendiri. Baiklah, memang ini proses yang harus Raya lalui, semakin aku kooperatif, semakin baik. Agar raya bisa segera ditindak, dijatuhi hukuman atau masuk rehabilitasi.Jika dia harus dihukum tak apa. Aku tak akan memaksa untuk meminta rehabilitasi. Penjara juga bisa jadi tempat rehabilitasi tak langsung untuk Raya. Sedikit lebih keras, tapi itu akan membuatnya benar-benar jera.Pukul setengah tujuh malam. Aku sudah di rumah.“Dek.” Mas Brian mengecup keningku tatkala melihatku sudah hadir di rumah.“Mas, aku mandi dulu, ya. Mak, Mamak ini pakai teleponku, aku teleponkan Bapak, ya. Pasti Bapak sudah menunggu kabar dari Mamak.”“Enggak, Nak. Mamak punya hape citul. Tadi Bapak sudah mamak telepon. sudah paham kondisinya sekarang lagi ruwet. Jadi Bapak maklum, mamak nggak pulang. Jaga diri aja katanya dan salam buat Nak
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaSelamat Membayar Kerusakanmu, Raya~Kini baru kumengerti, cobaan datang kepadaku karena Dia ingin tahu, apakah aku bisa menjadi manusia beriman atau semakin menunjukkan betapa bejatnya aku.~ (Raya)Aku mencoba tenang.Sekian detik polisi sudah ada di hadapan.“Maaf, kami mendapat informasi keberadaan Bu Raya Andriani di rumah sakit ini, apakah benar Ibu yang bernama Raya Andriani seperti yang tertera dalam pengenal ini?” tanya salah satu polisi kepada Raya.Raya tak menjawab, tapi jelas dari wajahnya, ia sedang terhenyak. Jadi kupastikan ia tak akan sanggup mengiyakan jawaban.“Benar, Pak. Dia Raya seperti yang bapak cari, ada apa, ya, Pak?” Aku mencoba menjawab dengan tenang.“Baik, Bu. Kami dari kepolisian, ini surat tugas untuk kami. Kami mendapat perintah untuk membawa Bu Raya Andriani ke kantor polisi. Bu Raya mohon maaf, kami tahan.” Seketika hening. Hanya ada suara Raya yang mulai terisak.“Tak bisa ditangguhkan, kah, Pak?
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaRaya Ditangkap Polisi~Kamu akan sadar seberapa besar kekuatan yang kamu miliki setelah kamu ditempatkan dalam keadaan tak bisa memilih.” (Raya)Kenapa lagi dengan anak ini, kenapa masih harus melindungi Tian sebegitunya padahal ia sudah habis dianiaya oleh anak muda itu.“Bukankah kamu sendiri yang meminta tolong perlindungan dari penganiayaan Tian kemarin Raya? Kenapa sekarang kamu jadi seolah nggak terima Tian ditahan?”Raya sudah benar-benar aneh, bahkan dia seperti dilema dan nggak kosnsisten dengan prinsipnya sendiri.“Karena aku nggak mengira Gana akan sampai kritis seperti ini. Aku butuh Tian di sini sekarang, Bun.”“Kenapa harus ada Tian sekarang? Apa karena anak ini anaknya Tian?“Sekarang sudah nggak penting anak siapa dia, Bun. Nyatanya Ayah tak akan bisa keluar dari penjara secepatnya. Cuma Tian yang bisa kujadikan sandaran sekarang.”“Sandaran apa? Sandaran semu Raya. Kamu bisa berdiri sendiri, bahkan bisa lebih baik