Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_Amelia~Selamat Menanggung Akibatnya, Reo, Raya~~Malam begitu cepat datang menyergapku. Padahal baru saja aku hendak memberi cerah pada harimu, menatap kebahagiaan pada malaikat kecil yang di matanya memberi harap, bahwa akan ada masa depan indah untuk kita di sana.~ (Reo)[Aku akan ke Bandung, Mel. Kamu tak ada kabar. Itu sangat-sangat membuatku khawatir.]Brian, lelaki ini benar-benar butuh jawabanku.[Nggak usah, Bri. Tolong beri waktu dan ruang untukku. Aku sedang tidak ingin di ganggu.][Kamu sedang sibuk bekerja? Syukurlah. Terima kasih, Mel. Kamu sudah mau menjawab pesanku. Ini sangat melegakan.][Untuk saat ini, jangan kontak atau ganggu aku dulu. Sampai waktunya memang tepat. Aku akan fokus pada pekerjaan juga perceraianku, Bri.][Tapi aku rindu. Sejak melihatmu menangis kemarin. Aku terus memikirkanmu. Aku khawatir, juga rindu ... ]Please Brian, jangan buat aku semakin dalam memendam rasa. Aku tak ingin terlalu jauh jatuh ci
~Ketuk Palu~ (30)~Aku ingin bersandar pada pohon-pohon di taman yang menyejukkan dan kicau burung-burung di atasnya yang memberi harmoni, lalu biarkan hati kita bernyanyi tentang cinta yang tak lagi mudah.~ (Brian)“Bu, Raya akan di bawa ke ruangan operasi.”Aku menolehkan wajah.“Maaf saya menggangu Ibu. Saya pikir barangkali Ibu ingin mengantarnya sampai pintu ruang operasi?”“Tidak. Biarkan saja. Aku sedang ingin menikmati kesendirianku di sini.”“Baik, Bu. Apa ibu akan pulang? Biar saya hubungi sopir.”“Jangan dulu. Masih ada yang harus aku selesaikan, Ran.”“Baik, bu. Hubungi saya kalau ibu perlu bantuan. Saya ijin pulang ke rumah dulu. Dan siap datang jika ibu memerlukan.”“Oke, pulang dan istirahat, Ran. Terima kasih, ya.”Rany pergi meninggalkanku sendiri di sudut ruang.***“Mel, kamu di sini?”Suara Mama mengagetkan lamunanku.“Duh, Nak, kemana aja, sich, kamu? Mama kangen tauk.”Aku memeluknya. Mama menyentuh dan mengelus satu persatu bagian tubuhku. Mama memperlakukanku b
~How About Dinner With Me? ~[Mel, how about dinner with me, tonite?”]Pesan dari Brian. Baru saja aku memikirkannya, dan dia mengirim pesan untukku. Selalu ada kebetulan yang terjadi antara aku dan Brian. Dari dulu, dari sejak usiaku belasan.[Bri, apa kabar?][Baik. Kamu sehat? Apa ada yang harus saya lakukan untukmu?][Aku sehat. Nggak ada, aku baik-baik saja.][apakah aku masih belum boleh menemuimu?][Belum.] kusematkan emot senyum setelahnya.[Manis senyumnya.][Sudah tahu ‘kan?][Iya, tapi senyum yang kali ini, di ikuti bling-bling di mata. Jadi makin manis aja ngeliatnya][Hmm, bisa lihat?][telepati kita kuat.] ia bubuhkan senyum di akhir kalimat.[Jadi kamu bisa merasakan yang aku rasakan?][karena itulah aku mengontakmu, karena aku tahu kamu sedang rindu.]Aku tergelak membacanya. [kamu rindu?][sangat. So can i?]Brian mengajakku dinner malam ini. Sementara ini sudah pukul empat sore. Aku tadi kepikiran akan menghubunginya dua tiga hari lagi. [Mel ....]Aku membuka lemar
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 30)#Seputih_Cinta_Amelia~ Pendekatan ke Mama ~Tak lama Lelaki itu menaruh bayi yang masih menangis ke dalam strollernya. Lalu pergi ke dalam meninggalkan mereka. Lelaki itu bukan salah satu adik atau kakak Raya. Siapa dia? Bukankah Raya di rumah sendirian? Apakah ada Yu Sopinah di situ? Terlalu lama aku diam, belum juga kudapatkan informasi lainnya. Aku menekan tombol handphone. Menelepon seseorang.“Tolong kabari saya, ya.” Kuakhiri percakapan, lalu melaju pulang.***Mama sudah dirumah ketika aku sampai. “Mel, baru pulang kamu? Tumben agak sorean?”“Iya, Ma, ada beberapa pekerjaan yang harus Amel selesaikan.”“Mama sudah masak sup jamur kesukaanmu, Mel.”“Ya, Allah, Ma. Mama memang datang jam berapa, udah jadi aja, mama masak?”Aku mengelus-elus bahu Mama. Rupanya Mama tidak hanya masak sup jamur. Di meja makan sudah tersaji banyak hidangan.“Ya, Mama lagi semangat. Kalo mood lagi baik gini, bawaanya pengen masak aja.”Aku tergelak. Ka
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_Amelia~Raya Selingkuh dari Reo ~“Iya, Ma. Sedari lulus kuliah S1, dia mengambil S2 di sana lalu bekerja. Dapat jodohnya juga orang blasteran setengah bule setengah kita. Sayangnya jodoh dia nggak lama ....” Aku berbicara seperti ikut membayangkan kembali kondisi Brian. Timbul rasa iba lagi padanya.“Ya, kasihan sekali.”“Lalu apakah hubungan kalian serius?”Aku mematung tak menjawab. Merasa ini bukan saat yang tepat untuk jujur. Karena Brian baru saja sekali mencoba mendekatkan diri pada Mama. Seandainya aku jujur, mungkin Mama akan mejadi antipati pada Brian jiak suatu saat bertemu kembali.“Yah, namanya kami sudah tak lagi muda, Ma. Kami berkomunikasi baik layaknya sahabat.”“Apakah menurutmu fadil tak lebih baik dari Brian, Mel?”Hmm, mulai, nich.“Fadil? Ya, baru saja bertemu satu kali. Nggak bisa bilang siapa yang lebih baik. Amel rasa semuanya baik. Tapi ini bukan masalah siapa yang lebih baik, kan, Ma. Tapi lebih ke siapa yang
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_Amelia~Lagi, Raya Berzina di Depan Mataku~~Hanya sepi, apa-apa yang kulihat sepi, sendiri, jangan kau renggut ramaiku menjadi nestapa tak bertepi.~ (Raya)Keterlaluan Raya. Beraninya berzina di dalam rumahku. Sebegitu liarnya ia. Jadi lelaki bertato itu bernama Tian, dan aku bisa memastikan Tian adalah salah satu kekasih masa lalunya.Ini tak bisa dibiarkan. Aku harus datang kesana dan membereskan semuanya!Selanjutnya percakapan demi percakapan dengan Fadil seperti angin lalu saja bagiku. Konsentrasiku pecah. Ya, karena kemarin aku masih mencoba berpikir positif, bisa saja di rumah itu ada Yu Sopinah. Tapi ternyata aku lagi-lagi salah menilai Raya. Seberani itu dia, membawa masuk pria yang bukan suaminya, bahkan sudah tinggal bersama di rumah yang tercatat masih rumahku.Usai Fadil pulang, kuutarakan kabar ini kepada Mama, jelas Mama sangat geram. “Astaghfirullah ... bocah itu lagi-lagi, ya! Itu beneran, Mel?” Mama terpekik.“Ya, Am
Di Balik Jeruji (Part 35)#Seputih_Cinta_AmeliaSepanjang perjalanan aku hanya bisa menangis. Kali ini gantian mama yang menyetir dan aku yang menggendong bayi kecil ini. Apapun yang terjadi pada orang tuamu, Nak. Jangan pernah ikuti jejak mereka kelak, bisikku.Tak lama, terdengar ada pesan masuk.[Mel, kamu dimana? Apakah kamu sedang baik-baik saja?]Brian. Kenapa Brian bertanya seperti ini? Bukankah tadi sore kami baru saja bertemu. Apakah dia merasakan kegalauan yang aku rasakan saat ini. Seperti ada telepati di antara kita. Ia bertanya seolah khawatir padaku.[Aku baik-baik saja, Bri.] Lekas kubalas pesan itu, tak ingin membuatnya khawatir apalagi harus datang menemuiku.Kutepuk-tepuk bayi yang terkaget karena bunyi klakson tronton di depan mobil kami. Dia kemudian terlelap kembali. Kelihatannya bayi ini sudah kenyang menyusu sebelum tidur, sehingga begitu mudah nyenyak tak banyak terganggu oleh goncangan mobil. Hanya yang masih aku pertanyakan, kenapa ada dot dalam ranjang bay
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_AmeliaSiapa Wanita Itu, Brian (36)Tetes-tetes keringat mulai membanjiri tubuh. Bahkan setengah dari baju bagian atas sudah penuh oleh air. Aku masih terus berlari mengitari bangunan tinggi Istora Senayan. Ratusan bahkan mungkin ribuan orang berlari pagi di sini. Bik Darti dan Mbok Sum nampak terengah-engah mengikutiku dari belakang.“Ibuk, hebat, masih banyak energinya. Lari terus, Bu ...!” Mbok Sum menyemangati.“Iya, Ibuk, ya, kayak nggak capek, loch, larinya. Badannya sehat emang, makanya lari juga nggak keabisan napas kaya kita, Mbok,” lanjut Bik Darti terkekeh. “Ayoklah, Bik, Mbok, jangan kalah kaya orang-orang tuh pada lari, baru juga empat putaran,” godaku pada mereka.Mereka justru makin terengah-engah ketika kuajak berlari agak kencang. “Ya, udah, kalo nggak kuat jangan dipaksa. Ayuk istirahat dulu,” aku menghentikan langkah dan menepi.Kami mengambil tempat di salah satu kursi marmer tepian taman.Mereka berdua membuka b
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 58)Seputih Cinta Amelia-Buah Cinta Memberi Bahagia, selamanya-“Sekarang saya baru mengerti bahwa setan meletakkan kenikmatan pada kemaksiatan agar kita terus tergelincir dan hancur seperti mereka. Ternyata saya yang bodoh, maafkan saya, Bun, Mak. Saya berjanji Akan berubah, demi anak saya Gana, demi kesempatan hidup yang masih Allah kasih untuk saya.” Tian bersujud di kakiku dan Yu Sopinah.Yu Sopinah menarik bahu pemuda itu.“Kamu sebenarnya pemuda yang baik, Nak Tian. Hanya saja kamu tergelincir pada pergaulan yang salah. Mamak sudah memaafkan kamu. Tapi bener, ya, Nak. Jauhi barang-barang haram itu. Hidup yang bener dan lurus-lurus saja, Nak.” Yu Sopinah mengelus-elus bahu pemuda yang sedang tergugu itu.“Janji, Mak, Tian janji. Tian akan pegang janji ini. Demi Allah, nggak akan lagi menyia-nyiakan kepercayaan Mamak, Bunda, Papa Mama, Kaka Tian semuanya.”Ada getar dalam suaranya, ada tangis dan sesak sesal mendalam dalam dadanya. Suaranya te
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Sebuah Pertemuan-Semoga esok akan ada kejutan indah di hari-hariku yang kemarin-kemarin begitu kelabu. Kutatap suamiku yang sedari tadi standby berdiri di belakangku. Lelaki yang selalu siaga untukku.Mas Brian mengelus-elus pundakku. Kami saling tatap, seakan berkata, ‘Semuanya akan menjadi mudah kedepan, Dek.”***AjtPagi dengan suasana yang berbeda. Seperti ada sebuah harap yang terus memberiku semangat menjalani hari dengan sebaik-baiknya. Satu minggu setelah pertemuan yang mengharu biru, Baby Gana boleh dibawa pulang. Rasa syukur tak terkira dari semua nenek-nenek mereka menyambut kesembuhan cucu mereka.Hari ini semua akan menjenguk Raya di sel tahanan. Pasti dia sudah merindukan Gana dan satu hal yang akan mengejutkan baginya, karena untuk pertama kalinya, setelah puluhan tahun, ia akan berjumpa dengan ibu kandungnya. Ibu kandungnya yang tak pernah ia kenal sejak ia baru lahir beberapa hari.Sesampainya di parkira
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Leli, Ibu Kandung Raya-“Terima kasih, Nak. Kamu memang seorang berhati malaikat. Entah kenapa orang sepertimu harus di buat tersiksa dengan orang-orangseperti raya dan Reo.”“Yang sudah terjadi pastilah karena sudah kehendak Allah, Mak. Sekarang Amel sudah ikhlas.”“Maafkan anak saya, juga, ya, Mak. Sudah merusak Raya istri menantu Mamak,” ujar Bu Mahendra terbata. Wanita paruh baya ini nampaknya memiliki hati yang lembut. Dari tutur wicara dan wajahnya menggambarkan ia wanita yang santun.“Nggak apa-apa, Bu. Bukan salah Ibu. Kita sama-sama orang tua yang kadang nggak bisa terlalu jauh ikut campur anak. Hanya saja kalau sudah seperti ini. Baru kita dilibatkan dengan banyak pihak. Kita banyak-banyak istighfar saja, ya, Bu.” Mak Ratna mengelus-elus pundak Bu Mahendra.“Jadi, Bu. Nanti kita saling kabari saja, ya. Saya juga terus berhubungan dengan pihak kepolisian. Berusaha kooperatif untuk kebaikan anak saya. Entah nanti
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Menjadi Penolong Terkadang Siap Teraniaya-“Pak, kita belum bicara apa-apa. Bapak baru datang, masih berdiri di depan pintu tapi sudah mengancam memenjarakan saya? Bapak bisa bicara baik-baik, Pak?”“Saya bisa bicara baik sama orang yang bisa diajak negosiasi dengan baik, Bu. Saya sudah banyak dirugikan. Dibohongi juga. Uang delapan puluh juta, tiga bulan kalau di simpan jadi deposito sudah berbunga banyak, Bu. Ini, rumah yang saya beli nggak bisa saya peroleh, justru jual beli dibatalkan setelah semuanya deal. Wajar saya minta ganti rugi, Bu. Saya banyak dapat kerugian immateriil.”“Saya rasa kerugian bapak masih dalam batas wajar, Pak. Dalam jual beli pastilah bapak meluangkan waktu, ada waktu menunggu sampai transaksi selesai. Dalam hal ini, Bapak hanya menunggu kabar dari Bu Raya. Karena dia juga sedang dapat musibah makanya tidak bisa mengabari Bapak, itu saja ‘kan? Oke bapak duduk, ya, Pak. Kita bicarakan di sini sa
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Menyelesaikan Masalah yang Ditinggalkan Raya Satu-Persatu-“Ya, Mbak Tika, apa kabar?”“Kabar baik, Bu. Alhamdulillah. Bu Amel gimana keadaannya?”“Alhamdulillah sudah di rumah, Mbak. Sorry, ya aku belum jenguk Baby Gana lagi, apa Mbak sedang nggak bisa jaga Baby Gana, biar nanti Mbak Darti saya minta ke sana?”“Oh, Nggak Bu, saya sekarang ditemani Yu Sopinah. Hanya saya ingin mengabarkan keadaan Baby Gana. Alhamdulillah kata dokternya makin membaik. udah berhasil melewati masa kritis.”“Alhamdulillah, jadi makin baik keadaan Baby Gana Mbak?”“Iya, Bu. Dia sudah bisa diajak ngobrol, ketawa. Sama Yu Sopinah sering digodain. Kasihan Yu Sopinah dari sejak datang nangis terus. Sekarang beliau senang, Baby Gana sudah makin baik.”“Ya Allah Yu Sopinah. Baby Gana …”Entah kenapa tiba-tiba aku menangis sampai sesenggukan mendengarnya. Di kala aku sendiri baru keguguran, dan mendengar Baby Gana selamat dari masa kritis. Rasanya se
Yuk bantu Up biar cerita ini naik lagi. Caranya follow, suscribe, kasih vote bintang 5, like n komen. Mksh yg udh bantu.-Kita Coba Lagi, Sayang- Aku terbangun di sebuah ruangan berdinding putih, bertirai abu-abu muda. Mengangkat tangan, berusaha menyentuh kepalaku yang terasa berat. “Sayang, kamu sudah siuman?” Lelaki dengan wajah sembab yang duduk disebelahku ini segera menggenggam jari-jemari tangan kananku. Mengecupnya dalam. Ia bangkit, membungkuk menatap wajahku, mengelus-elus kepalaku yang berselimut jilbab.“Emhh, Mas, aku dimana ini?”“Kamu di rumah sakit, Sayang. Kamu tadi pingsan. Pasti karena terlalu lelah, ‘kan. Maafkan Mas. Maafkan ...” Ia tergugu dan menangis memeluk tubuhku yang terbaring.“Sayang, maafkan Mas, kurang bisa menjagamu dengan baik, sampai kamu begini.”Kenapa Mas Brian menangis sebegitu sedihnya? Ya Allah, Mas. Aku menggeser tubuhku untuk naik ke atas.“Oh, mau duduk rebahan, Sayang? Mas naikkan posisi bednya ya?”Aku mengangguk.Ia memutar tuas di ba
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaKeguguran? (54)Tambah lagi satu kerjaan tambahan yang harus aku selesaikan. Menjadi saksi kejahatan untuk anakku sendiri. Baiklah, memang ini proses yang harus Raya lalui, semakin aku kooperatif, semakin baik. Agar raya bisa segera ditindak, dijatuhi hukuman atau masuk rehabilitasi.Jika dia harus dihukum tak apa. Aku tak akan memaksa untuk meminta rehabilitasi. Penjara juga bisa jadi tempat rehabilitasi tak langsung untuk Raya. Sedikit lebih keras, tapi itu akan membuatnya benar-benar jera.Pukul setengah tujuh malam. Aku sudah di rumah.“Dek.” Mas Brian mengecup keningku tatkala melihatku sudah hadir di rumah.“Mas, aku mandi dulu, ya. Mak, Mamak ini pakai teleponku, aku teleponkan Bapak, ya. Pasti Bapak sudah menunggu kabar dari Mamak.”“Enggak, Nak. Mamak punya hape citul. Tadi Bapak sudah mamak telepon. sudah paham kondisinya sekarang lagi ruwet. Jadi Bapak maklum, mamak nggak pulang. Jaga diri aja katanya dan salam buat Nak
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaSelamat Membayar Kerusakanmu, Raya~Kini baru kumengerti, cobaan datang kepadaku karena Dia ingin tahu, apakah aku bisa menjadi manusia beriman atau semakin menunjukkan betapa bejatnya aku.~ (Raya)Aku mencoba tenang.Sekian detik polisi sudah ada di hadapan.“Maaf, kami mendapat informasi keberadaan Bu Raya Andriani di rumah sakit ini, apakah benar Ibu yang bernama Raya Andriani seperti yang tertera dalam pengenal ini?” tanya salah satu polisi kepada Raya.Raya tak menjawab, tapi jelas dari wajahnya, ia sedang terhenyak. Jadi kupastikan ia tak akan sanggup mengiyakan jawaban.“Benar, Pak. Dia Raya seperti yang bapak cari, ada apa, ya, Pak?” Aku mencoba menjawab dengan tenang.“Baik, Bu. Kami dari kepolisian, ini surat tugas untuk kami. Kami mendapat perintah untuk membawa Bu Raya Andriani ke kantor polisi. Bu Raya mohon maaf, kami tahan.” Seketika hening. Hanya ada suara Raya yang mulai terisak.“Tak bisa ditangguhkan, kah, Pak?
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaRaya Ditangkap Polisi~Kamu akan sadar seberapa besar kekuatan yang kamu miliki setelah kamu ditempatkan dalam keadaan tak bisa memilih.” (Raya)Kenapa lagi dengan anak ini, kenapa masih harus melindungi Tian sebegitunya padahal ia sudah habis dianiaya oleh anak muda itu.“Bukankah kamu sendiri yang meminta tolong perlindungan dari penganiayaan Tian kemarin Raya? Kenapa sekarang kamu jadi seolah nggak terima Tian ditahan?”Raya sudah benar-benar aneh, bahkan dia seperti dilema dan nggak kosnsisten dengan prinsipnya sendiri.“Karena aku nggak mengira Gana akan sampai kritis seperti ini. Aku butuh Tian di sini sekarang, Bun.”“Kenapa harus ada Tian sekarang? Apa karena anak ini anaknya Tian?“Sekarang sudah nggak penting anak siapa dia, Bun. Nyatanya Ayah tak akan bisa keluar dari penjara secepatnya. Cuma Tian yang bisa kujadikan sandaran sekarang.”“Sandaran apa? Sandaran semu Raya. Kamu bisa berdiri sendiri, bahkan bisa lebih baik