Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_Amelia~Lagi, Raya Berzina di Depan Mataku~~Hanya sepi, apa-apa yang kulihat sepi, sendiri, jangan kau renggut ramaiku menjadi nestapa tak bertepi.~ (Raya)Keterlaluan Raya. Beraninya berzina di dalam rumahku. Sebegitu liarnya ia. Jadi lelaki bertato itu bernama Tian, dan aku bisa memastikan Tian adalah salah satu kekasih masa lalunya.Ini tak bisa dibiarkan. Aku harus datang kesana dan membereskan semuanya!Selanjutnya percakapan demi percakapan dengan Fadil seperti angin lalu saja bagiku. Konsentrasiku pecah. Ya, karena kemarin aku masih mencoba berpikir positif, bisa saja di rumah itu ada Yu Sopinah. Tapi ternyata aku lagi-lagi salah menilai Raya. Seberani itu dia, membawa masuk pria yang bukan suaminya, bahkan sudah tinggal bersama di rumah yang tercatat masih rumahku.Usai Fadil pulang, kuutarakan kabar ini kepada Mama, jelas Mama sangat geram. “Astaghfirullah ... bocah itu lagi-lagi, ya! Itu beneran, Mel?” Mama terpekik.“Ya, Am
Di Balik Jeruji (Part 35)#Seputih_Cinta_AmeliaSepanjang perjalanan aku hanya bisa menangis. Kali ini gantian mama yang menyetir dan aku yang menggendong bayi kecil ini. Apapun yang terjadi pada orang tuamu, Nak. Jangan pernah ikuti jejak mereka kelak, bisikku.Tak lama, terdengar ada pesan masuk.[Mel, kamu dimana? Apakah kamu sedang baik-baik saja?]Brian. Kenapa Brian bertanya seperti ini? Bukankah tadi sore kami baru saja bertemu. Apakah dia merasakan kegalauan yang aku rasakan saat ini. Seperti ada telepati di antara kita. Ia bertanya seolah khawatir padaku.[Aku baik-baik saja, Bri.] Lekas kubalas pesan itu, tak ingin membuatnya khawatir apalagi harus datang menemuiku.Kutepuk-tepuk bayi yang terkaget karena bunyi klakson tronton di depan mobil kami. Dia kemudian terlelap kembali. Kelihatannya bayi ini sudah kenyang menyusu sebelum tidur, sehingga begitu mudah nyenyak tak banyak terganggu oleh goncangan mobil. Hanya yang masih aku pertanyakan, kenapa ada dot dalam ranjang bay
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_AmeliaSiapa Wanita Itu, Brian (36)Tetes-tetes keringat mulai membanjiri tubuh. Bahkan setengah dari baju bagian atas sudah penuh oleh air. Aku masih terus berlari mengitari bangunan tinggi Istora Senayan. Ratusan bahkan mungkin ribuan orang berlari pagi di sini. Bik Darti dan Mbok Sum nampak terengah-engah mengikutiku dari belakang.“Ibuk, hebat, masih banyak energinya. Lari terus, Bu ...!” Mbok Sum menyemangati.“Iya, Ibuk, ya, kayak nggak capek, loch, larinya. Badannya sehat emang, makanya lari juga nggak keabisan napas kaya kita, Mbok,” lanjut Bik Darti terkekeh. “Ayoklah, Bik, Mbok, jangan kalah kaya orang-orang tuh pada lari, baru juga empat putaran,” godaku pada mereka.Mereka justru makin terengah-engah ketika kuajak berlari agak kencang. “Ya, udah, kalo nggak kuat jangan dipaksa. Ayuk istirahat dulu,” aku menghentikan langkah dan menepi.Kami mengambil tempat di salah satu kursi marmer tepian taman.Mereka berdua membuka b
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 35)#Seputih_Cinta_Amelia~Perhatian Brian meluluhkan Hati Mama ~[Mel, angkat teleponku.][Mel, aku mau telepon kamu, tolong diangkat.]Gawai yang kutaruh di atas bantal itu berdering.Berkali-kali. Kali ini aku sedang tak ingin bicara dengan Brian. Aku ingin istirahat.Setelah berkali-kali panggilan itu tak kuhiraukan, akhirnya tak ada lagi dering yang berbunyi. Aku segera mandi, membersihkan diri dengan air hangat. Berganti pakaian lalu turun ke bawah. Menuju kamar Raya yang sduah lama kosong. Mama sedang tertidur, tangannya bertumpu pada bayi yang juga terlelap dalam bedongan itu. Manis, menatap dua orang terlelap beda generasi itu.Kutatap bayi berkulit putih bersih itu. Dot empeng di mulutnya bergerak maju mundur mengikuti hisapan mulutnya. Wajahnya tampak tenang, ia sama sekali tak rewel meski saat ini jauh dari ibunya.Aku coba mengangkat tubuhnya. Lalu menggendongnya. Harum aroma bayi sehabis mandi lengkap dengan aroma minyak telon mem
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_Amelia~Kesungguhan Hati Brian ~“Makasih, Bri, kamu baik sekali, mau menyuapiku.”“Ini hal membahagiakan yang aku lakukan, dengan senang hati, tak perlu berterima kasih, Mel.”“Ups, jatuh.”Brian mengambil tisu dan membersihkan sisa makanan yang menempel di sisi bibirku.“Jadi kamu sendiri sudah makan belum, Bri?”“Aku? Em, doakan, ya. Hari ini shaum.”Seketika ada yang lumer dalam dada. Jadi dia shaum. Serajin itu.“Jadi kamu shaum, Bri.”“Ya, sebenarnya sudah lama aku nggak rutin shaum, Mel. Tapi karena kemarin aku tak bisa mengendalikan bimbangku kemarin, jadi dengan shaum, mungkin bisa mentralisir rasa.”Nyess, ada rasa yang tak bisa kuungkap dalam dada. “Kamu bimbang sekali berarti kemarin, Bri? Masak orang setenang kamu bisa bimbang dan galau,” aku tergelak kecil.“Ya,” ia menjawab sembari menyendokkan suapan terakahirku.Brian meletakkan piring ke meja.“Wah, wah, kalau perawatnya Brian, bisa-bisa besok pagi Amel sudah dibolehka
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 39)#Seputih_Cinta_Amelia~Bolehkah Aku Melamarmu? ~Tak lama, lelaki di hadapanku ini tertawa terbahak.“Oh, Shena. Oh my God. Kamu ... jadi kamu ... ada di stadion? Atau gimana, sich? Ada yang kirim photo?”Ia kembali terbahak. Tapi kemudian terdiam. Menyadari wajahku masih tertekuk.“Oke, baiklah, Shena adalah anak dari adik Ibuku yang bungsu. Mereka tinggal di Singapur dan Shena dua minggu kemarin datang.”Kemudian ia tertawa geli dan memperhatikanku, mungkin merasa senang menggodaku karena kecurigaanku yang salah.Sejujurnya aku lega. Karena kekhawatiranku berakhir. “Dia minggu kemarin memang ikut ke stadion, aku hampir menghubungimu juga sebenarnya, Mel. Tapi nggak jadi karena nggak dari malamnya menghubungimu, khawatir mendadak buatmu.”Kini ia hanya tersenyum manis, meninggalkan barisan giginya yang rapi dengan sedikit gingsul di tepinya.“Jadi, masih ngambek?”Brian menggodaku karena aku masih diam. Dicondongkannya wajahnya ke arahku, t
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_Amelia~Dia Datang Bersama Keluarganya~“Maksudku kamu ijinkan aku menjadi calon suamimu?”Aku mengangkat alis dan mengulum senyum menatap wajahnya lekat.Wajah yang sangat aku sayangi, mungkin juga kucintai, tidak hanya sejak saat ini, mungkin dari belasan tahun lalu. Wajah yang sempat bersemayam dalam relung jiwa. Mengendap lama, lalu hilang bersama waktu-waktu yang berhasil memanipulasi hati bahwa kamu tidak akan mungkin kembali.Brian mengamatiku dengan wajah lugu, sembari berpikir-pikir.Dia menggaruk kepalanya sesaat. Mirip sekali Chicco Jerikho yang sedang bingung.Aku menghela napas.“Bismillah, ya, Bri. Aku nggak akan jawab saat ini, ya atau tidak. Silahkan persiapkan diri saja, bawa keluarga, mungkin sekarang memang sudah waktunya, Silahkan lamar aku kepada Papa. Mudah-mudahan Allah permudah.”Brian berusaha memahami maksudku. Manggut-manggut, lalu tersenyum. Dari senyumnya tersirat keoptimisan.“Baiklah, Mel. Terima kasih sud
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 41)#Seputih_Cinta_Amelia~Saling Terbuka~ [Thanks, Mel, sekarang aku sudah tahu jawabanmu. Aku lega. Sekali lagi, terima kasih atas kepercayaanmu juga Papamu, untukku.] Brian mengirimi aku pesan dari sudut ruangan di mana ia sedang duduk.Ya, kami memutuskan untuk tak saling berdekatan selama acara. Lebih baik menjaga sikap demi menghormati keluarga besar.[Sama-sama, Bri. Terima kasih juga atas kesungguhanmu juga keluarga besarmu, mau datang melamarku hari ini.][Dengan penuh bahagia dan semangat, Mel. Melamar seorang putri salju, yang lembut, santun, anggun, seperti kata Ibuku. Kalau Ibuku saja suka, bagaimana aku.]Aku tergelak kecil membaca pesannya, mendongakkan wajah, dan ternyata dia sudah lebih dulu memandangiku yang sedang mencari-cari sosoknya, spontan malu sendiri melihatnya yang sudah fokus menatapku. Ada yang berdenyut lebih kencang dalam dada ini dan debarnya sulit aku kendalikan.Aku memilih memalingkan wajah ke arah lain. Berus
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 58)Seputih Cinta Amelia-Buah Cinta Memberi Bahagia, selamanya-“Sekarang saya baru mengerti bahwa setan meletakkan kenikmatan pada kemaksiatan agar kita terus tergelincir dan hancur seperti mereka. Ternyata saya yang bodoh, maafkan saya, Bun, Mak. Saya berjanji Akan berubah, demi anak saya Gana, demi kesempatan hidup yang masih Allah kasih untuk saya.” Tian bersujud di kakiku dan Yu Sopinah.Yu Sopinah menarik bahu pemuda itu.“Kamu sebenarnya pemuda yang baik, Nak Tian. Hanya saja kamu tergelincir pada pergaulan yang salah. Mamak sudah memaafkan kamu. Tapi bener, ya, Nak. Jauhi barang-barang haram itu. Hidup yang bener dan lurus-lurus saja, Nak.” Yu Sopinah mengelus-elus bahu pemuda yang sedang tergugu itu.“Janji, Mak, Tian janji. Tian akan pegang janji ini. Demi Allah, nggak akan lagi menyia-nyiakan kepercayaan Mamak, Bunda, Papa Mama, Kaka Tian semuanya.”Ada getar dalam suaranya, ada tangis dan sesak sesal mendalam dalam dadanya. Suaranya te
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Sebuah Pertemuan-Semoga esok akan ada kejutan indah di hari-hariku yang kemarin-kemarin begitu kelabu. Kutatap suamiku yang sedari tadi standby berdiri di belakangku. Lelaki yang selalu siaga untukku.Mas Brian mengelus-elus pundakku. Kami saling tatap, seakan berkata, ‘Semuanya akan menjadi mudah kedepan, Dek.”***AjtPagi dengan suasana yang berbeda. Seperti ada sebuah harap yang terus memberiku semangat menjalani hari dengan sebaik-baiknya. Satu minggu setelah pertemuan yang mengharu biru, Baby Gana boleh dibawa pulang. Rasa syukur tak terkira dari semua nenek-nenek mereka menyambut kesembuhan cucu mereka.Hari ini semua akan menjenguk Raya di sel tahanan. Pasti dia sudah merindukan Gana dan satu hal yang akan mengejutkan baginya, karena untuk pertama kalinya, setelah puluhan tahun, ia akan berjumpa dengan ibu kandungnya. Ibu kandungnya yang tak pernah ia kenal sejak ia baru lahir beberapa hari.Sesampainya di parkira
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Leli, Ibu Kandung Raya-“Terima kasih, Nak. Kamu memang seorang berhati malaikat. Entah kenapa orang sepertimu harus di buat tersiksa dengan orang-orangseperti raya dan Reo.”“Yang sudah terjadi pastilah karena sudah kehendak Allah, Mak. Sekarang Amel sudah ikhlas.”“Maafkan anak saya, juga, ya, Mak. Sudah merusak Raya istri menantu Mamak,” ujar Bu Mahendra terbata. Wanita paruh baya ini nampaknya memiliki hati yang lembut. Dari tutur wicara dan wajahnya menggambarkan ia wanita yang santun.“Nggak apa-apa, Bu. Bukan salah Ibu. Kita sama-sama orang tua yang kadang nggak bisa terlalu jauh ikut campur anak. Hanya saja kalau sudah seperti ini. Baru kita dilibatkan dengan banyak pihak. Kita banyak-banyak istighfar saja, ya, Bu.” Mak Ratna mengelus-elus pundak Bu Mahendra.“Jadi, Bu. Nanti kita saling kabari saja, ya. Saya juga terus berhubungan dengan pihak kepolisian. Berusaha kooperatif untuk kebaikan anak saya. Entah nanti
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 57)Seputih Cinta Amelia-Menjadi Penolong Terkadang Siap Teraniaya-“Pak, kita belum bicara apa-apa. Bapak baru datang, masih berdiri di depan pintu tapi sudah mengancam memenjarakan saya? Bapak bisa bicara baik-baik, Pak?”“Saya bisa bicara baik sama orang yang bisa diajak negosiasi dengan baik, Bu. Saya sudah banyak dirugikan. Dibohongi juga. Uang delapan puluh juta, tiga bulan kalau di simpan jadi deposito sudah berbunga banyak, Bu. Ini, rumah yang saya beli nggak bisa saya peroleh, justru jual beli dibatalkan setelah semuanya deal. Wajar saya minta ganti rugi, Bu. Saya banyak dapat kerugian immateriil.”“Saya rasa kerugian bapak masih dalam batas wajar, Pak. Dalam jual beli pastilah bapak meluangkan waktu, ada waktu menunggu sampai transaksi selesai. Dalam hal ini, Bapak hanya menunggu kabar dari Bu Raya. Karena dia juga sedang dapat musibah makanya tidak bisa mengabari Bapak, itu saja ‘kan? Oke bapak duduk, ya, Pak. Kita bicarakan di sini sa
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Bab 56)Seputih Cinta Amelia-Menyelesaikan Masalah yang Ditinggalkan Raya Satu-Persatu-“Ya, Mbak Tika, apa kabar?”“Kabar baik, Bu. Alhamdulillah. Bu Amel gimana keadaannya?”“Alhamdulillah sudah di rumah, Mbak. Sorry, ya aku belum jenguk Baby Gana lagi, apa Mbak sedang nggak bisa jaga Baby Gana, biar nanti Mbak Darti saya minta ke sana?”“Oh, Nggak Bu, saya sekarang ditemani Yu Sopinah. Hanya saya ingin mengabarkan keadaan Baby Gana. Alhamdulillah kata dokternya makin membaik. udah berhasil melewati masa kritis.”“Alhamdulillah, jadi makin baik keadaan Baby Gana Mbak?”“Iya, Bu. Dia sudah bisa diajak ngobrol, ketawa. Sama Yu Sopinah sering digodain. Kasihan Yu Sopinah dari sejak datang nangis terus. Sekarang beliau senang, Baby Gana sudah makin baik.”“Ya Allah Yu Sopinah. Baby Gana …”Entah kenapa tiba-tiba aku menangis sampai sesenggukan mendengarnya. Di kala aku sendiri baru keguguran, dan mendengar Baby Gana selamat dari masa kritis. Rasanya se
Yuk bantu Up biar cerita ini naik lagi. Caranya follow, suscribe, kasih vote bintang 5, like n komen. Mksh yg udh bantu.-Kita Coba Lagi, Sayang- Aku terbangun di sebuah ruangan berdinding putih, bertirai abu-abu muda. Mengangkat tangan, berusaha menyentuh kepalaku yang terasa berat. “Sayang, kamu sudah siuman?” Lelaki dengan wajah sembab yang duduk disebelahku ini segera menggenggam jari-jemari tangan kananku. Mengecupnya dalam. Ia bangkit, membungkuk menatap wajahku, mengelus-elus kepalaku yang berselimut jilbab.“Emhh, Mas, aku dimana ini?”“Kamu di rumah sakit, Sayang. Kamu tadi pingsan. Pasti karena terlalu lelah, ‘kan. Maafkan Mas. Maafkan ...” Ia tergugu dan menangis memeluk tubuhku yang terbaring.“Sayang, maafkan Mas, kurang bisa menjagamu dengan baik, sampai kamu begini.”Kenapa Mas Brian menangis sebegitu sedihnya? Ya Allah, Mas. Aku menggeser tubuhku untuk naik ke atas.“Oh, mau duduk rebahan, Sayang? Mas naikkan posisi bednya ya?”Aku mengangguk.Ia memutar tuas di ba
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaKeguguran? (54)Tambah lagi satu kerjaan tambahan yang harus aku selesaikan. Menjadi saksi kejahatan untuk anakku sendiri. Baiklah, memang ini proses yang harus Raya lalui, semakin aku kooperatif, semakin baik. Agar raya bisa segera ditindak, dijatuhi hukuman atau masuk rehabilitasi.Jika dia harus dihukum tak apa. Aku tak akan memaksa untuk meminta rehabilitasi. Penjara juga bisa jadi tempat rehabilitasi tak langsung untuk Raya. Sedikit lebih keras, tapi itu akan membuatnya benar-benar jera.Pukul setengah tujuh malam. Aku sudah di rumah.“Dek.” Mas Brian mengecup keningku tatkala melihatku sudah hadir di rumah.“Mas, aku mandi dulu, ya. Mak, Mamak ini pakai teleponku, aku teleponkan Bapak, ya. Pasti Bapak sudah menunggu kabar dari Mamak.”“Enggak, Nak. Mamak punya hape citul. Tadi Bapak sudah mamak telepon. sudah paham kondisinya sekarang lagi ruwet. Jadi Bapak maklum, mamak nggak pulang. Jaga diri aja katanya dan salam buat Nak
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaSelamat Membayar Kerusakanmu, Raya~Kini baru kumengerti, cobaan datang kepadaku karena Dia ingin tahu, apakah aku bisa menjadi manusia beriman atau semakin menunjukkan betapa bejatnya aku.~ (Raya)Aku mencoba tenang.Sekian detik polisi sudah ada di hadapan.“Maaf, kami mendapat informasi keberadaan Bu Raya Andriani di rumah sakit ini, apakah benar Ibu yang bernama Raya Andriani seperti yang tertera dalam pengenal ini?” tanya salah satu polisi kepada Raya.Raya tak menjawab, tapi jelas dari wajahnya, ia sedang terhenyak. Jadi kupastikan ia tak akan sanggup mengiyakan jawaban.“Benar, Pak. Dia Raya seperti yang bapak cari, ada apa, ya, Pak?” Aku mencoba menjawab dengan tenang.“Baik, Bu. Kami dari kepolisian, ini surat tugas untuk kami. Kami mendapat perintah untuk membawa Bu Raya Andriani ke kantor polisi. Bu Raya mohon maaf, kami tahan.” Seketika hening. Hanya ada suara Raya yang mulai terisak.“Tak bisa ditangguhkan, kah, Pak?
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaRaya Ditangkap Polisi~Kamu akan sadar seberapa besar kekuatan yang kamu miliki setelah kamu ditempatkan dalam keadaan tak bisa memilih.” (Raya)Kenapa lagi dengan anak ini, kenapa masih harus melindungi Tian sebegitunya padahal ia sudah habis dianiaya oleh anak muda itu.“Bukankah kamu sendiri yang meminta tolong perlindungan dari penganiayaan Tian kemarin Raya? Kenapa sekarang kamu jadi seolah nggak terima Tian ditahan?”Raya sudah benar-benar aneh, bahkan dia seperti dilema dan nggak kosnsisten dengan prinsipnya sendiri.“Karena aku nggak mengira Gana akan sampai kritis seperti ini. Aku butuh Tian di sini sekarang, Bun.”“Kenapa harus ada Tian sekarang? Apa karena anak ini anaknya Tian?“Sekarang sudah nggak penting anak siapa dia, Bun. Nyatanya Ayah tak akan bisa keluar dari penjara secepatnya. Cuma Tian yang bisa kujadikan sandaran sekarang.”“Sandaran apa? Sandaran semu Raya. Kamu bisa berdiri sendiri, bahkan bisa lebih baik