Cinta Terlarang ~Cinta Samar Brian Akankah Menjadi Terang?~(20)Proses peceraian yang melelahkan. Dua jam aku menanti kehadiran Reo. Aku pikir dia benar-benar tak datang. Ternyata Reo datang meski sangat terlambat. Karena membuat pihak Mediator menunggu lama. "Tolong tepati janjimu. Reo." Aku berbisik dengan intonasi sedikit menekan.Ia hanya hanya mengangguk pelan, kemudian bergegas menuju ruangan.Mediasi kali ini ia lebih kooperatif, memberi informasi tak berbelit. Bahkan ia tak protes ketika mediator bertanya kepadaku apakah tetap memutuskan untuk bercerai atau mempertimbangkannya kembali. Aku menjawab mantab bahwa keputusanku bercerai sudah bulat, tak bisa diganggu gugat oleh hal apapun.Dari seberang kursi aku melihat Reo hanya tertunduk lesu. Sejujurnya ada kasihan dalam diri, terlebih setelah tim penasehat dari mediator memberi gambaran apa yang akan terjadi dan dihadapi pasca perceraian, agar aku dan Reo mempertimbangkannya lebih jauh. Banyak nasihat dan perenungan di be
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 21)#Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_Amelia~Apakah Luka Itu Bisa Sembuh Oleh Cinta?~“Mengubur rasa cinta yang sebenarnya tidak mati, malah membuatnya semakin hidup meski dalam kegelapan." (Amelia)Hingga pada suatu siang, di tepi halte dekat kampus, kamu datang menghampiriku tanpa sengaja. Terlihat dari tatapan wajahmu yang terkejut mendapatiku sedang berdiri mematung menunggu jemputan Papa. Aku sedang menunggu, begitu juga denganmu. Kita duduk bersisian dan mulai mengobrol. Setelah itu datang teman-temanku menyapa. Ternyata mereka juga mengenalmu karena satu kegiatan kampus. Sejak itu beberapa kali tanpa dikomando kami bisa kumpul di kantin atau spot tertentu. Hubunganku dengan Brian jadi lumayan dekat. Walau aku tak paham, sejauh apa hubungan kami. Brian tak pernah menyatakan cinta walau ia juga tak pernah dekat dengan perempuan lain kecuali denganku, itu juga menurut pengakuan teman-temannya. Aku memang beberapa kali diajak Brian makan
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Anakku_Maduku #Ajt#Seputih_Cinta_AmeliaSelamat Amel (24)“Ee... Mel, boleh aku berbicara lebih serius sama kamu?”Seketika fokusku teralihkan padanya.“Maaf jika aku terlalu dini mengatakan ini. Aku hanya ingin mengatakan kejujuran dalam hati ....”Aku terkesiap. Hening beberapa saat. Wajah Brian menunjukkan kebimbangan.Tubuh atletisnya sedikit bergeser ke arahku. Gerak tubuhnya mengisyaratkan bahwa ia sedang ingin fokus mengatakan sesuatu.“Seandainya kamu telah benar-benar berpisah. Bolehkah aku melamarmu?” Deg!Aku beralih ke arahnya, sesaat mata kami saling bertemu. Kemudian saling menundukkan pandangan masing-masing. Ya Rabb, apa yang dikatakan Brian barusan?“Maaf, Mel. Aku tahu ini terlalu buru-buru ....”“Tapi entah kenapa ada dorongan dalam hati untuk harus mengatakannya sekarang.”Ia terdiam.“ Aku hanya menerka, seandainya kamu butuh seseorang, aku akan pasang badan. Tapi aku ingin pastikan sebelumnya bahwa aku orang yang selanjutnya
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 25)#Seputih_Cinta_AmeliaSujud Syukur Setelah bersalaman dan saling sebut nama, Dokter Dody mendudukkan Brian di sebelahku. Dadaku bergemuruh. Jadi apakah artinya ada kabar gembira untukku?“Wah, suatu kehormatan nih, Dok, saya bisa diajak masuk.”“Ya karena ini kabar gembira untuk kita semua,” ujar Dokter Dody, ia kemudian menatapku.Uh, seandainya saja bukan karena teman lama, sungguh aku tak enak mengajak Brian masuk. Kekhawatiran itu tetap menghantui.“Mel, ini sebenernya sebuah anomali kamu, ya. Tapi keajaiban akan selalu ada.” Kali ini Dokter Dody berucap serius.“Setelah pemeriksaan darah beberapa bulan lalu untuk mengukur tingkat hormon yang kamu miliki, kita terhenti di pertemuan berikut-berikutnya, karena Amel nih, Sob, belum berani datang lagi mengecek hasil,” ucapnya mengarah kepada Brian, memberi tahu.“ Alhamdulillah akhirnya kemarin Amel mereply dan mau buat janji temu.”“Ya, karena harus berani mengalahkan ketakutan kita sendir
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (26)#Seputih_Cinta_Amelia~Fadil Lelaki yang Tepat Untukmu, Mel~Rinai hujan mengiringi perjalanan ke kantor pagi ini. Wiper terus bergerak mengimbangi tetesan hujan yang jatuh pada permukaan kaca depan mobil.Bersyukur, jalanan masih tidak terlalu padat, sehingga bisa sampai ke kantor lebih pagi. Aku harus membereskan beberapa hal sebelum besok pergi ke Bandung, menyelesaikan list to do di sana yang lumayan terjeda karena urusan pribadi yang lumayan menyita waktu akhir-akhir ini.Sebaiknya aku kabari Brian perihal keberangkatanku. Setidaknya ia tahu aku sedang tidak di Jakarta untuk beberapa waktu. Sudah dua minggu aku tidak bertemu dengannya. Kelihatannya ia pun sedang sibuk dengan pekerjaannya. Satu hal yang menenangkan, setiap habis Isya ia meneleponku hanya untuk bertanya kabar dan memastikan aku baik-baik saja. Setelahnya ia tak menggangguku seharian sampai malam tiba kembali. Ia cukup mengerti kesibukanku.Tentunya akupun menghargai kesibukan B
~ Reo dan Brian Bertemu! (27)~“Silahkan usir aku dengan kebahagiaan yang kamu miliki saat ini. Tapi tolong jangan lupakan senyum terakhir kepergianku, karena di sana telah kurangkum semua rasa tentangmu.” (Reo)“Ya, kita berdoa saja, sisanya pasrahkan sama yang memberi takdir,” jawab Papa lugas. Lalu Setelah berbasa basi sebentar, keluarga tamu pergi meninggalkan tempat.“Mel, kamu nggak balik kantor? Mama mau ke kantor sebentar, yuk!” Mama menggamit lenganku. “Sebentar, Ma.” Aku kehilangan jejak Brian sejak beberapa menit lalu.“Kamu ngapain, sich? Oh, cari temen kamu tadi, ya?”“Iya, Ma. Tunggu sebentar.”“Emang dia siapa kamu, sich, Mel ...? Jangan macem-macem, ah. Mama udah kenalin kamu sama orang yang tepat. Cakep wajahnya, cakep masa depannya, dan yang pasti dia masih bujang. Jadi kamu nggak akan terganggu oleh masa lalunya.”“Ma, tapi jangan di kenal-kenalin kayak gini kenapa, Ma. Sebenernya Amel malu.”“Mama khawatir sekali sama kamu, Mel. Sejak kamu pisah dengan Reo. Belum
Adam, dia mengutarakan isi hatinya padaku! ~Bukan karena ada cinta masa lalu, kemudian enggan untuk mengakhiri. Hanya saja jika tak ada yang harus dipertahankan lagi, untuk apa harus dijaga.~ (Amelia)Biarlah, lebik baik aku pergi ke Bandung sendiri. Tanpa harus ditemani Brian. Ternyata Reo selama ini memata-mataiku. Dia sampai sudah tahu sejauh apa aku dengan Brian. Entah apa tujuannya. Apa dia sedang mencari cara agar aku tak bisa dengan mudah bercerai dengannya. Dia akan melaporkan ke pengadilan Agama bahwa aku telah berselingkuh sebelum benar-benar bercerai dengannya. Ah, begitu rumit. Kenapa harus sejauh ini kondisi yang kamu buat untukku Reo. Kamu yang berkhianat, kamu yang pergi dan aku hanya mencari penghibur lara atas sakit yang telah kau buat. Sekarang engkau malah tusuk semakin tajam belati itu ke dalam jantungku.Aku mengemasi pakaian seadanya. Menunggu waktu Ashar tiba. Setelah itu gegas pergi dari sini. Berharap pekerjaan-pekerjaan di sana bisa mengalihkan nyeri yang
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku #Seputih_Cinta_Amelia~Selamat Menanggung Akibatnya, Reo, Raya~~Malam begitu cepat datang menyergapku. Padahal baru saja aku hendak memberi cerah pada harimu, menatap kebahagiaan pada malaikat kecil yang di matanya memberi harap, bahwa akan ada masa depan indah untuk kita di sana.~ (Reo)[Aku akan ke Bandung, Mel. Kamu tak ada kabar. Itu sangat-sangat membuatku khawatir.]Brian, lelaki ini benar-benar butuh jawabanku.[Nggak usah, Bri. Tolong beri waktu dan ruang untukku. Aku sedang tidak ingin di ganggu.][Kamu sedang sibuk bekerja? Syukurlah. Terima kasih, Mel. Kamu sudah mau menjawab pesanku. Ini sangat melegakan.][Untuk saat ini, jangan kontak atau ganggu aku dulu. Sampai waktunya memang tepat. Aku akan fokus pada pekerjaan juga perceraianku, Bri.][Tapi aku rindu. Sejak melihatmu menangis kemarin. Aku terus memikirkanmu. Aku khawatir, juga rindu ... ]Please Brian, jangan buat aku semakin dalam memendam rasa. Aku tak ingin terlalu jauh jatuh ci