Share

CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR
CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR
Author: Fredelina Putri

Jadilah Wanitaku!

last update Last Updated: 2024-11-17 22:24:41

Kedua matanya terbuka perlahan. Thalita menggeliat malas.

“Ini di mana?” Thalita merubah posisi lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah di tempat yang tampak asing baginya.

Wanita muda itu berusaha menyingkap selimut tebal yang sebelumnya membungkus tubuhnya dengan gerakan setengah sadar.

Tiba-tiba wanita itu merasakan nyeri di pangkal pahanya berpikir serentetan fakta yang terjadi bersamaan. “Aww! Sialan, ada apa ini?”

Thalita membelalakkan matanya ketika menyadari bahwa dirinya tak lagi mengenakan selembar kain pun guna menutupi tubuh mulusnya, ditambah lagi ia mengetahui ada bercak merah di alas tidurnya.

“Ya Tuhan, ada apa ini? Nggak mungkin ini milikku, kan? Nggak, nggak mungkin!” Berusaha menolak sekuat tenaga pun akhirnya percuma karena yang ada di dalam kamar itu hanya dirinya sendiri.

Bersama siapakah ia menghabiskan malam panas di atas tempat tidur ini? Jelas-jelas ia tak mungkin rela menggelontorkan uang dengan sia-sia menyewa kamar inap hotel yang ia huni saat ini. Gajinya sebulan akan sayang jadinya jika ia hambur-hamburkan begitu saja hanya untuk semalam di hotel mewah ini.

Blamm

Pintu kamar mandi terbuka lalu terbanting keras. Thalita kaget setengah mati. Buru-buru ia melarikan pandangannya pada sesosok pria yang bertelanjang dada berikut selembar handuk kecil yang menutupi aset berharga milik pria itu. Tatapannya memindai jelas ke arah pria tersebut. Pria yang amat tak asing baginya.

“Pak Baskara? Apa yang Bapak lakukan di sini? Tunggu dulu… Kenapa? Kenapa Bapak yang—” Thalita melontarkan banyak tanya pada pria tampan di hadapannya yang kini melangkah santai seolah tak ada masalah yang terjadi di antara mereka.

Baskara memiringkan senyumnya. Ia menghempaskan bokongnya tepat di bibir ranjang bersebelahan dengan Thalita.

“Sudah bangun kamu? Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” Baskara mengalihkan topik pembicaraan.

“Kenapa saya ada di sini, Pak? Dan semalam apa yang terjadi di antara kita?”

“Kamu pura-pura lupa? Oh baiklah, biar aku ingatkan, semalam kamu begitu liar di atas ranjang. Aku sampai kewalahan.” Baskara mengucap dengan tenang, sesantai itu.

“Bohong! Bapak kan atasan saya. Kita nggak mungkin melakukan itu, kan, Pak?”

“Ck! Untuk apa aku berbohong? Karena aku sudah berkata jujur maka kuperintahkan padamu… Mulai hari ini, kamu adalah wanitaku, Thalita. Ini perintah!” tegas Baskara tak mau dibantah.

“Jangan bercanda, Pak! Bapak sudah memiliki istri. Saya akan menganggap apa yang terjadi di antara kita hanya kesalahan semata dan tidak perlu dibahas lagi. Permisi, Pak,” ucap Thalita cepat sembari mencari di mana ia meletakkan bajunya semalam.

“Kamu lagi nyari apa? Dress kamu? Tenang saja, dress kamu lagi di binatu. Paling juga sebentar lagi kelar. Lagian ngapain sih kamu buru-buru pulang? Kamu kan di sini sama aku. Kenapa malah aku merasa seperti gigolo yang baru saja kamu pakai jasanya lalu kamu tinggal pergi seenaknya?” Baskara lagi-lagi berbicara dengan santai tanpa dosa dan kini mencubit dagu Thalita dengan senyuman melumpuhkan.

“Saya mohon, Pak, lupakan apa yang telah terjadi di antara kita. Saya tidak mau–”

Seseorang mengetuk pintu kamar inap yang dihuni mereka berdua semalam. Ucapan Thalita menggantung di udara.

Baskara menyuruh Thalita diam dengan meletakkan jari telunjuk di depan bibir wanita itu. Lagi dan lagi ia tersenyum penuh intimidasi bagi lawannya.

Baskara berjalan ke arah pintu dan membuka dengan tubuh yang separuh ia sembunyikan di belakang pintu. Pria itu mengulurkan tangannya pada seseorang di luar pintu. Tak lama kemudian, Baskara menutup pintu dan melangkah mendekati Thalita lalu menyerahkan bungkusan plastik binatu.

“Pakailah sekarang juga! Setelah kamu berpakaian dengan benar, kita harus bicara serius, paham?!”

Tak ada jawaban dari Thalita. Wanita itu segera menarik selimut tebal yang membalut tubuhnya menuju ke kamar mandi. Ia berjalan begitu cepat dengan ekspresi ketakutan luar biasa.

~~~~

“Ayo makan dulu! Tubuh kamu terlalu kurus. Jangan sampai orang berpikiran bahwa aku tidak bisa menggaji karyawan dengan benar sampai badannya begitu kering dan kurus seperti ini. Kamu ini sekretarisku dan aku nggak suka orang-orang membicarakan kita dengan seenaknya di depan maupun di belakangku,” tegas Baskara sembari memasukkan satu per sendok makanan hotel yang sengaja diantarkan ke kamarnya.

“Bagaimana Pak Baskara bisa bersikap begitu santai setelah apa yang terjadi? Pak Baskara sudah memiliki istri, bagaimana kalau Bu Yola tahu tentang hal ini? Saya tidak mau dianggap wanita perebut suami orang, Pak!” tegas Thalita menanggapi ajakan Baskara untuk berselingkuh di belakang Yolanda beberapa saat lalu sebelum mereka menyantap makan pagi di ruangan ini.

“Lalu kamu maunya kita bagaimana? Apa yang sudah terjadi memang harus terjadi. Masa kamu mau melupakan begitu saja? Apa yang sudah terjadi semalam meninggalkan bekas nyata di dalam hidupku, Thalita. Seperti yang kukatakan tadi, jadilah wanitaku. Aku tidak akan merubah keputusan. Kamu tahu jelas bagaimana sifatku. Jadi, patuhi saja perintahku. Gampang, kan?”

Thalita buru-buru beranjak dari tempat duduknya. Di ruangan itu memiliki sebuah ruang tamu kecil dengan sofa yang mengelilingi meja kotak di tengah-tengahnya.

Wanita itu terus berusaha menahan diri untuk tidak menggebrak meja di hadapannya demi meluapkan emosi yang mendera.

“Pak Baskara, pikirkan baik-baik perasaan Bu Yola, Pak. Bagaimanapun juga Bapak sudah menikah, dan kejadian semalam terjadi karena saya mabuk, kan? Bukan karena Bapak atau saya sengaja melakukannya. Saya janji nggak akan mempermasalahkannya di kemudian hari, Pak. Saya mohon lupakan semuanya. Apa yang terjadi adalah sebuah kesalahan. Tidak perlu dilanjutkan demi membuat babak baru yang rumit ke depannya. Saya bukan seorang pelakor, Pak. Saya nggak mau cap tersebut melekat pada diri saya,” ungkap Thalita jujur dan tanpa keraguan.

“Lalu bagaimana dengan kesucian kamu yang telah terenggut semalam? Apakah kamu tidak berniat meminta ganti rugi padaku? Jangan bercanda! Banyak wanita yang akan dengan senang hati menjadi wanitaku. Tapi kamu malah menolakku secara terang-terangan padahal apa yang terjadi semalam sungguh sayang untuk dilupakan. Aku berharap akan ada hari seperti semalam di antara kita berdua. Di balik keanggunan dan profesionalitas kerjamu, saat kamu di ranjang adalah hal yang tidak terduga. Kamu sangat seksi dan liar, Thalita,” balas Baskara dengan pertanyaan dominan mematikan.

“Biarlah saya yang rugi dan menanggung semuanya sendiri, Pak. Sudah saya katakan barusan, saya tetap tidak mau menjadi simpanan Bapak. Saya memang sekretaris Bapak, tapi saya bukan wanita simpanan Bapak. Saya tidak mau hal semalam terulang kembali dan berujung membawa luka bagi semua pihak. Saya hanya ingin fokus bekerja, Pak. Bekerja dengan benar dan karena hasil kerja keras saya, bukan karena hasil bekerja keras mengolah keringat di ranjang bersama Bapak. Kalau begitu karena Bapak terus memaksa, lebih baik bagi saya memberanikan diri memilih resign dari perusahaan Bapak,” tegas Thalita yang kekeuh pada pendiriannya.

Thalita menyambar tas tangannya yang senada dengan dress yang ia kenakan semalam. Dress hitam yang menjadi saksi bisu tentang apa yang terjadi semalam di kamar hotel ini telah kembali membalut tubuhnya yang jenjang dan seksi. Wanita itu berbalik badan dan melangkah cepat usai mengatakan segalanya pada Baskara. Ia berharap usahanya membuahkan hasil dan ia bisa terbebas dari perangkap gila sang atasan.

“Melangkah sekali lagi, video dan foto-foto kamu semalam yang ada di ponselku akan tersebar di semua situs dewasa,” ancam Baskara dengan senyuman penuh kepuasan.

Kedua bola mata Thalita terbuka lebar. “Apa?! Bapak menjebak saya?”

To be continue….

~~~~

Related chapters

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Kenapa Anda Di Sini?

    Di bawah guyuran air shower, Thalita meluapkan tangis dan kekecewaannya. Bagaimana bisa ia berakhir di atas ranjang bersama atasannya? Berulang kali ia membilas tubuhnya dengan sabun hingga membuat kulitnya memerah.Ingatan Thalita kembali pada malam di mana ia menemani sang bos menemui klien perusahaan yang menjanjikan. Di sebuah restoran bintang 5 dengan segala fasilitas mewah menjadi sajiannya. Terakhir kali sebelum Thalita dan Baskara pulang usai menemui klien tersebut, mereka sempatkan mengunjungi sebuah klub malam dengan alasan sang bos ingin menemui rekan lamanya, si pemilik klub malam, Titan.“Kamu cantik sekali, Thalita. Baskara pasti senang banget punya sekretaris cantik sepertimu,” puji Titan malam itu. “Iya, dia memang sangat cantik,” sahut Baskara menyetujui.Thalita hanya tersenyum profesional lalu menanggapi pujian tersebut dengan cara yang anggun dan jauh dari mode perayu seperti para wanita muda yang dikenalnya.“Terima kasih, Pak Baskara dan Pak Titan,” ucap Thalit

    Last Updated : 2024-11-21
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Dia Lagi!

    Thalita masih berdiri di ambang pintu. Ia terlalu takut memasuki kamar hunian yang amat pribadi untuknya. Saat ini ada pria asing yang mencoba menguasai tempat tinggalnya dan mulai mendominasi. “Pak Baskara, tolong keluar dari flat saya! Saya tidak mau menjadi bahan gunjingan orang-orang sekitar. Kalau Bapak ingin bicara, kita bisa membahasnya besok di kantor. Tapi tolong jangan di sini, Pak,” tegas Thalita menghadapi atasan yang selama ini ia hormati yang kini bermetamorfosa menjadi pria aneh yang sangat terobsesi dengan dirinya.Thalita berulangkali mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia tak mau tetangga yang satu lantai dengannya menganggap dirinya sebagai wanita murahan yang membawa masuk pria yang bukan suami ke dalam kamar hunian sewaannya. Dengan banyak pemikiran di kepalanya, Thalita terus menatap intens sang atasan yang dengan bossy tetap berada di dalam apartemen studio sewaannya seolah tak takut apa pun. “Pak Baskara, saya mohon,” pinta Thalita super tegas melebihi u

    Last Updated : 2024-12-02
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Permintaan Gila Bos Posesif

    Tak ada alasan untuk menolak panggilan dari sang atasan. Bagaimana kalau pria itu menghubunginya untuk mempertanyakan masalah pekerjaan? Tapi.. setelah apa yang terjadi, apakah mungkin alasan itu yang akan pria itu gunakan?Terlepas apa yang terjadi pada mereka berdua kemarin, Thalita mengesampingkan segalanya. Ia memilih menyudahi kebimbangannya dan kemudian menekan tombol hijau lalu ia letakkan ponsel tersebut ke daun telinganya.“Ada yang bisa saya bantu, Pak Baskara?” tanya Thalita profesional.“Siapa yang barusan datang? Kenapa dia malam-malam datang ke apartemen kamu? Buang makanan itu!” hardik Baskara di ujung telepon.Dari mana Baskara tahu apa yang terjadi di sekelilingnya barusan? Apakah pria itu masih ada di apartemen ini? Buru-buru Thalita membuka pintu lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah mencoba mencari tahu di mana keberadaan sang atasan posesif tersebut. Nihil. Tak ada tanda-tanda bahwa pria itu ada di sekitar kamar huniannya. Lalu di mana dia sekarang? Tak

    Last Updated : 2024-12-04
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Mari Kita Lanjutkan, Wanitaku!

    “Stop, Pak! Jangan lanjutkan lagi!” Thalita mengangkat telapak tangannya dan menghentikan upaya Baskara melanjutkan hitungan. Baskara tersenyum penuh kemenangan. “Maka kemari dan duduklah di atas pangkuanku! Jadilah anak yang baik dan penurut!”Thalita menguatkan hati dan pikirannya. Ia meraup udara sebanyak mungkin guna menetralkan pikirannya yang penuh gejolak gara-gara ucapan Baskara.Menoleh ke belakang memperhatikan pintu adalah hal yang pertama kali Thalita lakukan sebelum melangkah mendekat ke arah sang atasan. Ia tak punya pilihan lain. Lebih baik baginya mengalah dan melakukan apa yang diminta Baskara daripada pria itu melakukan apa yang baru saja ia katakan beberapa saat sebelumnya. Jadilah Thalita duduk di pangkuan Baskara dengan rasa sungkan dan keraguan. Harga dirinya telah hancur gara-gara perbuatan pria ini. Lalu apa lagi yang harus ditutupinya? Tubuhnya telah menjadi santapan malam yang panas untuk sang presdir tampan. Ia seperti tak memiliki harga diri dan martabat

    Last Updated : 2024-12-21
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Rona Merah

    Degub jantung Thalita semakin kencang. Wanita itu merasakan takut dan juga panik ketika pria di hadapannya semakin mendekat ke arahnya. Tubuh pria itu seperti busur yang siap memanah lawan. “Pak–” Thalita mencoba mengangkat tangannya untuk mendorong dada bidang Baskara yang ditutupi jas mahal menjauh darinya. Namun, hal itu tak mungkin terjadi karena kalah cepat dengan pergerakan Baskara. Pemilik Banyu Biru Grup tersebut meraih buket bunga yang ada di atas meja dan menyerahkannya pada Thalita masih dengan posisi terakhir.“Bunga cantik untuk wanita yang cantik, sangat cocok sekali,” puji Baskara pada Thalita saat ia menyerahkan buket bunga. Thalita sesaat merasa terkesima ketika mendapatkan buket bunga tersebut. “Untuk saya, Pak?”“Kalau bukan untuk kamu lalu untuk siapa lagi? Di ruangan ini hanya ada aku dan kamu. Tidak mungkin aku membeli bunga ini untuk diriku sendiri, kan?” balas Baskara cepat dengan tatapan matanya yang seksi.Thalita tak tahu harus bagaimana. Hatinya kembali

    Last Updated : 2024-12-23
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Ancaman Pak Bos!

    “Bisa-bisa apa, Thalita? Kenapa mendadak kamu nggak bisa bicara? Apa jangan-jangan kamu mau menjelek-jelekkan saya, ya?” tantang Baskara dengan sengaja. Tidak ada ‘aku’ saat pria itu berbicara dengan Thalita di depan orang-orang. Pembicaraan formal. Tak mengandung nada kemesraan sedikit pun. Pintar sekali pria ini bertindak di depan orang-orang tentang tabiat aslinya! Thalita hanya mampu membatin tanpa bisa mengungkap hal itu secara langsung di depan seluruh karyawan yang berada di bawah naungan Banyu Biru Grup.“Mana mungkin saya berani menjelek-jelekkan Bapak. Saya tidak berani, Pak.” Thalita mengaku. Ia jujur walau sebenarnya jika ia memiliki kesempatan, ia juga ingin melakukan apa yang dituduhkan padanya. “Oh begitu,” Baskara tersenyum penuh misteri dengan sembunyi-sembunyi. “Satu jam lagi ke ruangan saya! Saya mau laporan yang saya minta dibawa ke ruangan saya satu jam lagi. Ingat, hanya satu jam! Tidak boleh terlambat. Paham?!” lanjutnya seperti biasa dengan nada tegas tanpa

    Last Updated : 2024-12-25
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Aku Butuh Kamu, Bas...

    “Eh i-itu, Pak,” Thalita terbata-bata. Haruskah ia jujur dan tak boleh menutupi sesuatu di hadapan sang atasan yang amat posesif ini? Thalita berada di dalam persimpangan. “Itu apa?” desak Baskara tak sabar.“Saskia mengira saya memiliki hubungan dengan Pak Rico,” ungkap Thalita pada akhirnya.Tak ada keinginan di dalam diri Thalita untuk mengutarakan hal semacam ini di hadapan Baskara. Ia bukan seorang pengadu. Tapi kali ini ia dipaksa untuk jujur dan tak diperkenankan menutupi sesuatu. Ia yakin Baskara adalah orang yang tak mudah percaya pada ucapan seseorang dengan mudahnya. Pria itu pasti menginginkan kejujuran dan penjelasan nyata. Dan itu menjadi tugasnya saat ini. “Bagaimana bisa Saskia mengira kamu memiliki hubungan dengan Rico?” Kernyitan jelas berada di kening Baskara.Pertanyaan macam apa ini? Bukankah semua ini terjadi gara-gara ulah Baskara si bos menyebalkan? Bagaimana bisa pria itu bersikap tak tahu apa-apa dan bertanya dengan entengnya? Sialan!“Kalau bukan karena

    Last Updated : 2024-12-26
  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Tatapan Intimidasi

    “Aku nggak tahu bisa atau nggaknya. Aku benar-benar sibuk,” kata Baskara dengan ekspresi tak suka. Pria itu menyalakan mode loud speaker agar tidak perlu repot-repot menempelkan benda pipih canggih tersebut ke daun telinganya. “Baskara, bagaimanapun juga aku adalah istri kamu. Apa salah seorang istri meminta haknya pada suaminya sendiri? Nggak, kan? Di saat aku butuh kamu, kamu nggak selalu ada di sisiku. Lalu aku ini kamu anggap apa, Baskara? Mau sampai kapan kamu tega memperlakukan aku seperti ini? Sampai kapan?” ungkap Yola meminta penjelasan dengan suara yang terdengar serak seolah menahan tangis.“Cukup, Yola! Kamu nggak usah membahas hal ini lagi. Aku malas debat sekarang. Kerjaanku banyak dan aku nggak punya waktu untuk membahas hal yang nggak penting semacam ini. Kalau nggak ada hal lain, aku matikan sekarang teleponnya. Aku sibuk.” Baskara mengambil sikap tegas dan tak menginginkan ada yang berani membantahnya.Tak mau ada perdebatan lagi, Baskara mematikan panggilan lebih

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Kenapa Jangan?

    “Tentu saja bisa, Bu Jani. Saya mencintai Thalita dengan sepenuh hati. Sejak pertama bertemu dengannya, saya merasa nyaman dan ingin selalu bersama dengan dia. Padahal saya sadar saat ini saya masih terikat pernikahan dengan wanita lain. Tapi saya tidak bisa membohongi diri saya sendiri dan terus bertahan dengan wanita yang tidak saya cintai. Jika bukan Thalita, saya lebih memilih sendiri dan keputusan untuk menceraikan istri saya sudah bulat bukan karena adanya Thalita. Jika hal ini yang membuat Bu Jani merasa khawatir, saya akan menjelaskan segalanya sedari awal. Karena saya tidak mau bersama wanita lain, jika bukan Thalita orangnya.” Baskara menjawab lugas dan tegas. Baskara mengarahkan netra gelapnya ke arah Thalita berada. Wanita itu merasa canggung dengan situasi saat ini. “Oh seperti itu.” Jani menyahut singkat. “Pertanyaan kedua, semua orang pasti akan berpikiran buruk pada Thalita jika suatu hari kamu dan istrimu bercerai. Apa yang akan kamu lakukan jika semua orang mencemo

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Pertanyaan Pertama

    Semua mata tertuju pada kedua insan manusia yang tercipta begitu serasi. Thalita dan Baskara menghentikan ucapan mereka sejenak sebelum akhirnya sang penguasalah yang mengambil alih perseteruan. “Saya sudah menikah,” kata Baskara secara lantang yang membuat Jani membelalakkan matanya. Namun, belum sempat Tante dari sekretaris cantiknya angkat bicara guna menolak mentah-mentah dirinya, Baskara sudah melanjutkan kata-katanya. “Saya sudah dalam proses perpisahan dengan istri saya jauh sebelum saya mendapatkan hati Thalita. Perpisahan saya dan istri saya ini tidak ada kaitannya dengan Thalita. Thalita bukan perebut suami orang atau istilah jaman sekarang disebut dengan pelakor. Thalita adalah wanita yang baik dan saya cintai selama ini. Saya dan istri saya menikah bukan karena cinta. Dan saya tidak bisa melanjutkan pernikahan tersebut atas dasar keterpaksaan yang ujung-ujungnya hanya akan menyakiti perasaan satu sama lain. Maka dari itu saya memutuskan akan menikahi Thalita setelah saya

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Single?

    “E-eh maaf, Tante. Habisnya….” Thalita tak jadi melanjutkan kata-katanya. Ia melihat pemandangan tak terduga di sekelilingnya. Baskara masih menggenggam erat tangan Namira. Hal itu membuat Thalita bertanya-tanya dengan maksud Baskara melakukannya. ‘Apa yang sebenarnya Pak Baskara lakukan di tempat ini? Kenapa dia menggenggam tangan ibuku?’ Thalita menatap heran sekaligus mencoba mencari tahu dengan tujuan Baskara melakukan hal itu pada ibunya. Mencoba menyelami apa yang diperhatikan Thalita saat ini, Baskara pun melepaskan genggaman tangannya dari Namira. Ia tersenyum pada Namira lalu menatap penuh kerinduan pada Thalita. Senyuman tulus ia berikan pada wanita cantik yang telah ia renggut kehormatannya. Thalita salah tingkah. Wanita itu memalingkan wajahnya karena malu dan belum siap untuk menghadapi sikap Baskara yang tak terprediksi seperti barusan.“Thalita,” panggil Baskara yang membuat pandangan mereka segera bertemu.“Ada apa, Pak?” tanya Thalita refleks seperti di saat dirin

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Lari-Lari

    “Kalau kamu ingin tahu, datang saja ke sini!” ucap Baskara dengan santainya lalu mematikan panggilan tanpa menunggu tanggapan dari lawan bicaranya.Baskara tersenyum puas penuh akan hasrat kemenangan. Ia bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Tidak mungkin bagi Thalita untuk duduk diam dan tak melakukan apa pun usai diberitahu olehnya tentang keberadaannya di rumah masa kecil wanita itu.“Mohon maaf, Nak Baskara, sebenarnya ada apa ini, ya? Dalam rangka apa Nak Baskara datang ke sini membawa begitu banyak buah tangan? Dan barusan apa yang dikatakan Thalita? Apa dia akan menyusul ke sini?” cecar tanya Jani sebagai bibi dari wanita cantik yang amat disukai oleh pria matang di hadapannya.Baskara hanya tersenyum lalu menengok ke arah Rico sebelum akhirnya menatap kedua mata Namira, ibu kandung Thalita yang duduk di sebelah Jani. “Tujuan saya ke sini adalah… saya ingin mengungkapkan fakta bahwa saya adalah pacar Thalita. Hubungan kami sudah sangat serius. Jadi lebih tepatnya say

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Coba Tebak!

    “Tidak dua-duanya, Pak!” ucap Rico mantap. Kegelisahan melanda. Rico benar-benar gelisah tak menentu. Hanya karena menawarkan bantuan, bagaimana ceritanya malah berakhir menjadi dua ancaman mengerikan semacam itu dari mulut sang bos?“Saya salah apa, Pak? Kenapa Bapak malah marah sama saya? Saya kan hanya menawarkan bantuan, Pak,” kejar Rico meminta penjelasan. Pria itu merasa harus menyelesaikan kesalahpahaman sebelum terjadi buru-buru lebih lanjut. “Tadi kamu bilang apa? Bunga tabur? Memangnya siapa yang mau ke kuburan? Hah?!” balas Baskara tak mau kalah dengan bawahannya.“Loh saya kira Bapak mau beli bunga karena mau ke makam. Kalau begitu saya yang salah, Pak. Tolong maafkan saya,” ucap Rico yang merasa bersalah dan tampak salah tingkah.“Ya memang kamu salah. Lagian siapa yang mau ke kuburan jam segini? Aku beli bunga itu mau ke dikasih ke seseorang. Yang pasti bukan untuk Nenek ataupun Yola. Apalagi ke kuburan jam-jam segini. Yang benar saja? Masa iya aku beli buah tangan seb

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Potong Gaji Atau Pecat?

    “Nggak ada maksud apa-apa, kalau kamu ingin tahu lebih jelasnya mendingan tanyakan saja langsung sama Nenekmu. Aku yakin kamu akan menemukan jawaban yang ingin kamu tahu langsung dari sumbernya. Sudah ah, aku mau pergi dulu. Ada banyak hal menyenangkan yang harus aku lakukan di luar. Lebih baik kamu menyingkir dari hadapanku. Sekarang!” usir Baskara pada Yola yang berada di ambang pintu seolah tak memberinya akses untuk segera keluar dari kamar. “Tapi Bas, aku harus ikut ke mana pun kamu pergi. Aku istri kamu, Bas,” ucap Yola terdengar memaksa. “Ikut aku? Ikut saja, tapi jangan kaget kalau besok akan ada pengacaraku yang mengurus perceraian kita. Ayo lakukan saja! Aku sudah nggak sabar untuk bisa bercerai darimu, wanita licik!” tantang Baskara dengan senyumnya yang sulit dijabarkan oleh lawan bicaranya.“Tapi Bas–”Baskara berlalu sembari melambaikan tangan. Pria itu berjalan santai tak peduli dengan ancaman Yola yang kekeuh ingin mengikutinya.Baskara menoleh ke belakang. Wanita it

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Nenek Vs Cucu

    ‘Kalau aku tidak menguping apa yang kalian bicarakan, bagaimana aku bisa mencegah Baskara mengatakan sesuatu tentang David pada Nenek? Aku tidak akan pernah tinggal diam. Baskara tidak boleh memberitahu Nenek tentang David yang masih hidup. Aku harus melakukan sesuatu sekarang juga,’ batin Yola.Yola melangkah masuk dengan derai air mata yang membuat Seruni merasa iba. “Yola—” Seruni bangkit dari tempat duduknya karena tiba-tiba Yola berlari ke arahnya dan memeluknya. “Ada apa, Yola? Kenapa kamu menangis? Apa kamu mendengar semua yang kami bicarakan?” lanjutnya dengan ekspresi tak enak hati.“Aku mendengar semuanya, Nek. Aku—” Yola tak mampu berkata-kata. Ia berusaha menunjukkan betapa lemah dirinya saat ini terutama di depan Seruni. Hanya Seruni yang selalu ada di pihaknya dan menjadi garda depan untuknya di setiap waktu. “Yola—” Seruni menjeda ucapannya ketika melihat sang cucu hanya menyeringai sinis seolah tak memiliki empati sedikit pun pada Yola yang sedang berada dalam peluka

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Jangan Dilanjutkan, Bas!

    “Nenek sengaja menungguku di sini?” tanya Baskara basa-basi dengan seringai licik di wajahnya.“Jangan mengalihkan topik pembicaraan, Nenek ingin membicarakan sesuatu denganmu saat ini juga. Ayo kita bicarakan di ruang keluarga!” Seruni terdengar tak biasa. Wanita tua itu merasa harus menyelipkan kata-kata paksaan pada cucu kesayangannya.Baskara pura-pura mengendus bau badannya di balik jas mahal yang dikenakannya. “Tapi aku belum mandi, Nek. Nanti Nenek pasti merasa kesal kalau mencium bau yang tidak sedap di ruang keluarga saat kita sedang membahas banyak hal,” tolak halus Baskara guna menunda obrolan di antara mereka. Seruni hanya sendiri, tak ditemani Teddy. Baskara menoleh ke kanan dan ke kiri mencoba mencari keberadaan sang kakek. Tapi tetap saja hasilnya nihil. “Kita harus bicara sekarang juga. Nenek tidak menerima alasan apa pun. Lagipula Kakekmu juga tidak ada di rumah sekarang. Jadi tidak perlu menunggu kakekmu dan berpikir bisa mencari alasan lain.” Seruni menyambar leng

  • CINTA TERLARANG TUAN PRESDIR   Kita Harus Bicara!

    “Bercerai? Nggak! Aku nggak mau, Bas! Aku lebih rela memilih menunggu hatimu luluh untukku daripada bercerai darimu. Jangan mimpi kamu, Bas! Kita akan bercerai kalau akulah orang yang meminta kita untuk bercerai. Bukan kamu. Setidaknya ini adalah konsekuensi untukku karena menunggu selama dua tahun ini diabaikan olehmu. Aku percaya hatimu pasti akan kembali seperti dulu. Akan ada aku di dalam hatimu dan aku yakin hari itu akan datang cepat atau lambat.” Yola berucap lantang walau air mata terus mengiringi ucapannya.Baskara menyeringai masam. Ia mendengar ucapan Yola dengan ekspresi sinis. “Baskara, aku serius. Aku akan terus menunggu hatimu bersedia menerimaku kembali. Aku hanya mencintaimu, Baskara. Sejak aku tahu ‘David’ kabur dan mengalami kecelakaan, aku sadar bahwa dia bukan pria yang tepat untukku. Dia hanya memanfaatkan aku. Pria yang baik untukku adalah kamu. Cuma kamu. Aku yang salah karena pernah berselingkuh dengan pria seperti dia. Aku menyesal pernah menduakanmu hanya k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status