Beranda / Romansa / CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA / Bab 19. Kecemburuan Amar Mea

Share

Bab 19. Kecemburuan Amar Mea

Penulis: Lona O'S
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-17 14:48:58
"Menurut kabar, Abee Bong Moja berada di Cina daratan," pemuda itu menunjukkan surat kabar berbahasa Cina.

Di sana ada berita tentang Abee Bong Moja sedang berjabat tangan dalam suatu acara. Mary Aram tidak mengerti bahasa Cina, ia tidak tahu berita tentang apakah itu?

"Terimakasih Kakak!" Mary Aram menerima semua surat yang kembali dengan sangat kecewa.

Tanpa mencari Amar Mea Malawi suaminya, ia membawa pulang semua surat-surat untuk Abee Bong Moja ke kediaman Mea Malawi menggunakan kereta kuda. Sesampai di kediaman Mea Malawi, Mary Aram mengurung diri di kamar.

Hati Mary Aram sangat gundah mendapati surat-suratnya kembali. "Abee Bong Moja, mengapa kau tidak mengabariku jika pindah ke Cina? Apakah Miriam Aram membutakan pikiranmu?" Semangatnya menjadi lenyap, ia hanya berbaring di tempat tidur berusaha mengusir kekecewaan.

"Istriku, kau marah kepadaku?" Amar Mea Malawi masuk ke dalam kamar, ia langsung menghampiri Mary Aram dan mengecup keningnya. "Ayahmu telah kembali ke Muara Mua,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 20. Hanyut

    Pada tengah malam, Amar Mea mendatangi paviliun tempat Mary Aram berada. Paman Sanif lupa, jika Amar Mea Malawi memiliki kunci cadangan. Jadi dengan mudah pria itu mendatangi istrinya.Hembusan napas hangat beraroma wine menguasai hidung Mary Aram. Saat benar-benar sadar, tubuh berat Amar Mea telah menindihnya. Dalam sekejap pria itu telah menguasai diri Mary Aram.Pagutan kasar tepat pada bibir Mary Aram yang luka, membuat Mary Aram berteriak kesakitan. Semakin Mary Aram berteriak kesakitan, semakin pula Amar Mea bersemangat melampiaskan kekesalan.Hasratnya penuh dengan kemarahan, merobek pakaian tidur Mary Aram. Dan menusuk menghujam diri Mary Aram hingga ke dasar sumur. Sangat kasar!Hal itu membuat napas Mary Aram nyaris putus, "Amar Mea kau kasar dan menyakiti aku," desis Mary Aram berusaha melepaskan diri.Semakin Mary Aram memberontak, semakin dalam Amar Mea terbenam dalam sumur. Memagut, mengecup, menggigit! Benar-benar kasar."Keterlaluan! Betapa malang diriku, jatuh ke tang

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 21. Pilu dan Miris

    "Bibi, oleskan obat pada lukanya. Sementara ia harus makan bubur dan buah pepaya. Aku akan melapor ke forum adat," dokter Mizeaz menghela napas panjang, prihatin akan kondisi Mary Aram.Pria itu merasa bersalah atas hal buruk yang menimpa Mary Aram. Paling tidak, penderitaan Mary Aram berawal dari ulahnya. Andaikan ia tidak membawa Mary Aram ke kediaman Mea Malawi, tentunya ia tidak akan tragis di tangan Amar Mea Malawi.Penyesalan Adam Mizeaz, membuat pria itu bertekad diam-diam melindungi Mary aram. Ia melaporkan penemuan Mary Aram pada perangkat adat setempat. Dan memanggil dua wanita Mua Mua Untuk membantu merawat Mary Aram. Masyarakat Mua Mua membantu merahasiakan keberadaan Mary Aram.Tidur seharian menjadikan Mary Aram sedikit lebih baik, “Dimana aku? apakah hanyut sampai ke laut?”“Bagaimana perasaanmu? Apakah jauh lebih baik?” dokter Mizeaz tersenyum menggenggam telapak tangan Mary Aram.“Dimana Aku? Bagaimana aku bisa sampai kemari?” Mary Aram memalingkan wajah menghindari ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-19
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 22. Dilema

    Amar Mea Malawi sangat gusar, ia tidak ingin kehilangan kendali menghajar pelayannya. Dengan kesal ia segera menuju sungai, mengikuti anjuran nona Patrice. Amar Mea tahu sifat setia pelayannya itu, jadi Amar Mea Malawi tidak mempermasalahkannya.Dari arah sungai terdengar suara bambu dipukul bertalu-talu. Tukang kebun menemukan alas kaki serta mantel Mary Aram tersangkut akar pohon di pinggir sungai.Amar Mea Malawi berlari turun ke sungai. Di dalam sungai sudah ada paman Sanif yang sedang menyusuri sungai dengan perahu. Tukang kebun menyerahkan temuannya kepada Amar Mea Malawi."Mary Aram, kau benar-benar kabur dariku?" Amar Mea Malawi mengecup mantel wangi istrinya. Dan alas kaki yang berlumuran darah membuat Amar Mea diam-diam menangis penuh penyesalan.Di klinik apung dokter Mizeaz, Mary Aram merenung dengan keadaan yang menimpa dirinya. Sebelum datang ke St Martin, hidupnya sangat bahagia. Ayahnya selalu tersenyum dan lembut penuh kasih padanya.Abee Bong Moja adalah teman semasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 23. Bersitegang

    "Nona Merlyn, tolong siapkan obat sesuai daftar ini," dokter Mizeaz menyodorkan daftar kebutuhan obat kepada apoteker rumah sakit."Baik, dokter Mizeaz. Nanti perawat akan membawa obat pesanan anda ke ruang praktek anda," apoteker rumah sakit tersenyum ramah."Baiklah! Terima kasih banyak!" Dokter Mizeaz membayar obat pesanannya di kasir, kemudian segera kembali ke ruang prakteknya."Dokter Mizeaz membayar pesanan obat?" Miena Aram ingin tahu isi daftar obat pesanan dokter Adam Mizeaz, "Pembalut wanita? Salep organ sensitif? Salep luka, antibiotik, vitamin, obat sesak napas.""Dokter Mizeaz menjalankan misi sosial, dengan membuka praktek pengobatan untuk masyarakat Mua Mua di sungai induk," apoteker sedikit kesal dengan rasa ingin tahu Meina Aram. Dokter perempuan itu selalu ikut campur dengan urusan dokter Mizeaz, bahkan memusuhi rekan kerja wanita dokter Mizeaz."Mengapa ada pembalut wanita serta salep organ intim wanita?" Meina Aram sangat penasaran dan diliputi rasa tidak senang.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 24. Wanita Liar

    "Istrimu wanita Mua Mua, kau tidak memperlakukan istrimu dengan baik. Kau tidak bisa membawa istrimu kembali ke rumahmu!" Ketegasan tetua adat tidak bisa di bantah."Jika kau hendak membawa istrimu pulang, kau harus menyerahkan seluruh mas kawin serta bekal pernikahan dari orang tua kepada perbendaharaan adat sebagai jaminan!" Tetua adat menatap mata Amar Mea Malawi dengan penuh kewibawaan."Sebab istrimu harus memiliki jaminan untuk melangsungkan hidupnya dengan layak!" Tetua adat mendekati Mary Aram. "Turunkan anak perempuan kami! Jangan kembali kemari sebelum kau membawa jaminan kemari.""Baik! Aku akan kembali membawa jaminan," Amar Mea Malawi meletakkan kembali Mary Aram ke atas kursi malas, pria itu segera meninggalkan pondok apung.Menjelang malam Amar Mea Malawi datang bersama Sahu Mea Malawi dan seorang pengacara untuk membayar jaminan serta menandatangani surat perjanjian di hadapan tetua adat dan para tua tua adat suku Mua Mua, untuk membawa pulang Mary Aram.Jaminan itu ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-27
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 25. Mandat Tuan Besar Sahu Mea

    "Minggir kau pelayan murahan! Sama seperti majikanmu yang murahan itu!" Miriam Aram menampar wajah Nona Patrice.Sejenak mata nona Patrice berkunang-kunang. Menyadari Miriam Aram mendorong pintu kaca kamar majikannya, pelayan setia itu segera berlari naik dan menarik blouse Miriam Aram lalu balas menghajar wajah wanita itu."Bagus Patrice! Kau anak perempuanku yang hebat, Sanif ayahmu pasti bangga kepadamu," terdengar suara tuan besar Sahu Mea Malawi memberi semangat Tuan besar itu duduk dengan berwibawa di samping tempat tidur Mary Aram. "Hajar perempuan tidak beretika ini sampai jera!"Dalam urusan beladiri, nona Patrice didikan langsung dari tuan besar Mea Malawi. Tentu saja dengan mudah membanting Miriam Aram ke lantai."Kau ingin menjadi nyonya muda Mea Malawi? Jangan harap!" Sahu Mea Malawi menunjuk hidung Miriam Aram dengan ujung tongkatnya."Tingkahmu itu tidak sopan berkeliaran di rumah orang lain sambil berteriak-teriak, apa lagi memaki nyonya rumah!" tegur tuan besar Sahu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 26. Memperbaiki Keadaan

    Sejak hadirnya Mary Aram di kediaman Mea Malawi, sudah menjadi kebiasaan di pagi hari para karyawan berkumpul membicarakan tugas harian.Nyonya muda cantik itu berdiskusi dengan bibi Dolores sang juru masak mengatur menu makanan hari itu. Mary Aram tidak membedakan makanan majikan dengan makanan para pelayan. Menu yang dimakan majikan itu, menu itu juga yang dimakan para pelayan.Mary Aram juga menambahkan susu serta madu untuk kesehatan anak-anak para pelayan.Apa yang dilakukan Mary Aram sangat mengesankan para pelayan. Prinsip Mary Aram adalah menghargai orang lain terlebih dahulu, maka dengan sendirinya orang lain akan menghargai diri kita.Setelah mengurus pembagian tugas pagi itu, Mary Aram kembali ke meja makan menanti suami dan ayah mertuanya turun sarapan pagi.Melihat suaminya turun untuk sarapan pagi, Mary Aram berusaha untuk tersenyum walaupun canggung. Ia menuangkan teh hangat pada gelas suaminya, dan menyiapkan sarapan pagi di atas piring."Selamat pagi, kau cerah dan ca

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 27. Siluman Rubah

    "Untuk apa gaun? Itu merupakan pemborosan," tegur Mary Aram mengingatkan, "Dengan harga satu gaun, kau dapat membeli satu lusin celana jeans, dan lima lusin kemeja di pasar induk. Dapat aku gunakan berhanti-ganti untuk kuliah ""Pasar induk?" Amar Mea Malawi tertegun menatap istrinya, "Kau seorang Nyonya Muda Mea Malawi, kau harus mengenakan pakaian berkualitas."Tanpa berpikir panjang, Amar Mea Malawi meraih beberapa blouse dan celana panjang sesuai kebutuhan istrinya untuk kuliah, juga lima gaun sutra agar penampilan istrinya bertambah anggun."Amar Mea, kau tidak boleh boros! Kita masih membutuhkan banyak uang untuk keperluan anak kita kelak," Mary Aram mengingatkan suaminya yang sedang memilih pakaian tidur wanita."Untuk pakaian tidur cukup kaos dan celana pendek saja! Memakai kaos dan celana pendek milikmu juga tidak masalah," Mary Aram mengembalikan pakaian tidur yang modelnya aneh-aneh menurutnya."Ah! Selera pria, memang mengerikan!" Keluh Mary Aram sangat malu."Anak? Kau me

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01

Bab terbaru

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 99. Teka-Teki

    "Mary Aram?" Boa Moza terkejut menatap ambang pintu utama rumah persemayaman jenazah. "Bukan kah yang di sana tadi, Mary Aram?"Boa Moza menoleh menatap perawat Patsy, dengan tatapan tidak mengerti. Perawat Patsy juga masih tertegun bingung, dengan apa yang dilihatnya. "Ya, benar! Yang barusan kita lihat adalah Nona Besar!" Perawat Patsy segera berlari menuju pintu utama rumah persemayaman. "Cepat sekali menghilang? Tidak ada siapa-siapa di luar?"Sejenak ia menjelajahi taman kecil di depan rumah persemayaman jenazah. Tidak ada siapa pun di sekitar taman. Tanpa banyak bicara Boa Moza kembali ke ruangan Mary Aram di rawat. "Mary Aram, kau membuatku ikut terkena serangan jantung!"Langkah lebarnya, mempersingkat waktu. Sesampai di ruang perawatan Mary Aram, tirai merah telah disingkirkan. Sebab jenazah tuan besar Felix Aram telah dipindahkan ke gedung persemayaman jenazah."Mary Aram? Kau telah bangun?" Boa Moza menggeser pintu dan menyibak tirai pemisah ruangan.Seorang perawat me

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 98. Duka Yang Mencekik

    "Tuan Besar Boa Moza! Dokter Felix Aram telah berpulang kepada SANG PENCIPTA, tiga puluh menit yang lalu," seorang dokter senior menandatangani selembar kertas. "Maafkan kami, Tuan Besar Boa Moza," dokter senior membungkuk memberi hormat, tanda berduka."Tidak mungkin!" Boa Moza sangat terkejut. Sebab tidak ada tanda-tanda atau firasat jika kakaknya itu akan berpulang kepada Yang Maha Agung SANG PENCIPTA."Kakakku tidak mungkin meninggal! Semalam kami berbincang santai, bahkan kakakku bercanda dengan cucu-cucunya," Boa Moza tidak percaya apa yang dilihat dan didengarnya. "Kakakku itu tertawa bahagia saat menidurkan anak dokter Miseaz di pangkuannya.""Kesedihan mendalam akan nona besar Aram dan tuan muda Mea Malawi putra adatnya, merupakan tekanan berat bagi dokter Felix Aram. Hal itu memicu terjadinya serangan jantung.""Sekali lagi! Ini tidak mungkin!" Boa Moza sangat terpukul, mendapati Dokter Felix Aram berbaring memeluk Mary Aram putri tunggalnya yang koma hampir empat bulan.P

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 97. Tirai Merah Di Ambang Pintu

    "Adam Miseaz? Bagaimana bisa, kau ada di sini?" Desis Boa Moza menahan sakit yang mulai menguasai tubuh. Samar-samar wajah Adam Mizeaz tersenyum ada di depan mata. Senyuman itu terasa aneh, mengandung banyak makna. 'Bagaimana bisa dokter itu berada di St. John? Bukankah seharusnya berada di St. Martin?'Bau anyir darah bercampur obat menguasai ruangan, denting peralatan medis saling beradu.Di tengah setengah kesadarannya, Boa Moza merasakan jika dokter Adam Mizeaz mulai melakukan operasi."Kau heran Boa Moza, mengapa aku bisa di sini?" Suara tenang Adam Mizeaz memecah keheningan, dengan santai ia menangani operasi pengambilan peluru di bahu Boa Moza. "Tentu saja aku harus berada di sini, sebab orang yang sangat aku cintai sedang melangsungkan pernikahan.""Apa maksudmu Adam Mizeaz?" Gumam Boa Moza, hatinya sangat tidak nyaman dengan sikap Adam Mizeaz. "Ya! Aku sangat mencintai Mary Aram! Ia adalah obsesiku! Karena Mary Aram lah, aku berniat menjadi dokter. Agar derajatku sepadan

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 96. Hati Seorang Ibu

    Sangat sakit! Kaku! Sakit yang luar biasa pada punggung itu begitu dominan, membuat sekujur tubuh yang lain mati rasa. Perlahan tubuh menjadi basah oleh cairan hangat! Mary Aram pun tumbang ke lantai.'Keterlaluan! Sungguh keterlaluan! Apa salahku? Mengapa orang-orang begitu kejam padaku?''Tidak cukupkah ayahku, berbuat kebaikan kepada mereka? Mengapa mereka menginginkan nyawaku?'Di tengah perasaan sakit dan malu, Mary Aram berusaha untuk bangkit. Seulas senyum tersungging di sudut bibirnya. 'Ya SANG PENCIPTA Yang Maha Agung, ampunilah orang-orang ini! Aku serahkan perbuatan mereka ke dalam tanganMU SANG PENCIPTAku Yang Maha Agung. '"Istriku!" Boa Moza segera mengangkat Mary Aram, bersamaan dengan Abee Bong Moja."Mary Aram!" Abee Bong Moja berusaha mengambil alih tubuh Mary Aram."Menyingkir! Kau tidak ada hak atas istriku!" Boa Moza mendesak tubuh Abee Bong Moja agar menjauh dari istrinya."Boa Moza! Ia tunanganku!" Abee Bong Moja bersikeras merebut tubuh Mary Aram."Hah! Lihatl

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 95. Perseteruan Sengit

    Dari tangga ruang lonceng dapat terlihat jelas ritual pernikahan suaminya dengan Alda Bong Moja.Tangis pilu Mary Aram semakin tidak terbendung, melihat Alda Bong Moja menerima dupa wangi dari biksu kepala lalu berjalan mengitari Boa Moza. Dari balik cadar pengantin yang transparan, dapat terlihat jelas senyum manis mengembang di wajah wanita itu."Suamiku apapun yang terjadi, aku percaya kepadamu. Namun hatiku tidak bisa menerima wanita itu, dia akan menjadi duri dalam rumah tangga kita.""Ini rumah tangga kita, keluarga kita! Sangat keterlaluan berbagi tempat tidur bersama wanita lain."Dupa wangi telah mengitari pengantin pria, saatnya berganti dengan nyala api mengitari pengantin wanita.Hati Mary Aram semakin tersayat kepedihan, melihat suaminya membawa api dalam bokor tembaga berjalan mengitari pengantin wanita. "Mary Aram, kau harus percaya pada suamimu!" Wanita itu menangis seorang diri, sambil memukul-mukul bahunya. "Aku harus percaya! Aku harus percaya suamiku!"Doa-doa ri

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 94. Hati Yang Terbelah. 

    "Kalian bawa anakku ke menara Timur.""Baik Nyonya besar."Perawat Ellen membawa Hegan Boa keluar, sesampai di ambang pintu ia menoleh. Perawat itu mencemaskan Mary Aram, hatinya tidak tega mendapati suami majikannya direbut paksa tepat pada hari pernikahan. "Namun, apakah Nyonya besar tidak masalah jika kami tinggal?""Kalian jangan cemas, aku baik-baik saja," Mary Aram tersenyum, wajahnya tampak tenang, namun tampak jika sedang mengendalikan perasaan luka. Berlalunya kedua perawat, Mary Aram membuka kotak kayu di hadapan di atas meja. Ia mengeluarkan seuntai kalung dan sebuah cincin perak. Pada liontin kalung serta cincin itu berlambang burung Cendrawasih.Selain itu masih ada sebuah cincin emas berlambang kepala singa. Kedua cincin itu adalah cincin pria, yang longgar di jari Mari Aram. Ia menyematkan kedua cincin itu pada kalung perak, lalu mengenakannya.Lonceng pernikahan kembali terdengar. Mary Aram menarik napas dalam, lalu beranjak meninggalkan kediamannya melalui balkon.

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 93. Penghinaan Tiada Batas

    ["Ibunda Besar! Ibunda Besar! Tuan muda Hegan Boa tidak boleh sering menangis, matanya dapat kembali terinfeksi oleh air mata," perawat Ellen berusaha mengambil alih Hegan Boa.]["Diam! Aku seorang tabib, aku bisa mengobati cucuku sendiri."]["Tidak bisa Ibunda Besar! Pengobatan mata tuan muda tidak boleh berganti metode di tengah jalan! Sangat berbahaya bagi kornea mata tuan muda."]Kegaduhan di luar menjadi jelas terdengar ketika tiba-tiba pintu terbuka lebar."Kurang ajar kalian! Tidak tahu malu!"Seruan penuh kegusaran memutus suasana kasih sayang. Mary Aram tersentak, mendapati kehadiran neneknya menggendong Hegan Boa. Anak itu menangis ketakutan."Nenek! Hegan Boa trauma dengan suara keras. Jangan lah marah atau bersuara keras bila menggendong anakku Hegan Boa."Wanita tua itu datang menghampiri Mary Aram, tanpa diduga langsung menamparnya. Membuat Boa Moza terkejut, tangis Hegan Boa pun semakin keras. "Anak? Anak siapa? Kau ini bukan ibu kandungnya. Hah! Tidak tahu diri benar

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 92. Suatu Dilema

    Senyuman Boa Moza kembali mengembang, sekali lagi ia mengecup kening ibunya. "Tentu saja perawat itu benar! Hegan Boa akan menangis dengan orang asing. Jika anak itu menangis, matanya tidak akan kunjung sembuh tentunya.""Dan juga Ibu, bukankah ada kediaman khusus untuk tamu? Ibu tidak boleh membawa sembarang orang tinggal di kediamanku. Aku tidak nyaman orang lain melihat barang-barang pribadiku.""Joseph Boa, aku bukan orang asing! Akulah ibu Hegan Boa, tentu saja aku berhak menggendong anakku!" Protes keras wanita berjubah pengantin memecah suasana."Benar Nak, Esmeralda Bong bukan orang asing. Ia ibu Hegan Boa, kalian sekeluarga harus kembali bersatu."'Ibu, itu tidak bisa!' Boa Moza menghela napas, perintah ibunya itu sungguh tidak masuk akal. Ia menundukkan kepala mengacuhkan wanita bernama Esmeralda Bong. "Tidak Ibu! Mary Aram adalah ibu Hegan Boa. Mary Aram merawat Hegan Boa dengan welas asih, dokumen kelahiran Hegan Boa pun tertulis Mary Felix Aram sebagai ibu kandungnya."

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 91. Nyonya Besar Boa Moza

    Pagi itu, pukul 08.00 sekretaris pribadi Boa Moza datang bersama empat orang karyawan, untuk mempersiapkan keperluan pernikahan. Mereka menggunakan ruang keluarga sebagai tempat berlangsungnya pengesahan pernikahan.Selang tiga puluh menit, pengacara Boa Moza tiba bersama petugas pencatat pernikahan negara. Mereka akan segera mengesahkan pernikahan Mary Aram dengan Boa Moza secara hukum negara."Tuan Boa Moza, mari kita legalkan pernikahan anda. Sah, secara hukum negara," Petugas pencatat pernikahan menjabat tangan Boa Moza.Sekretaris pribadi mengajak mereka menuju ruang keluarga. Dengan ramah, kedua petugas pemerintahan itu menyiapkan dokumen pernikahan yang akan ditandatangani oleh Mary Aram dan Boa Moza."Apa saja yang menjadi jaminan masa depan istri anda?""Seluruh perusahaan, bisnis, serta seluruh aset dan properti milikku, aku berikan kepada Mary Aram dan Hegan Boa anakku sebagai jaminan masa depan mereka."Pengacara Boa Moza meletakkan daftar kekayaan Boa Moza di tengah mej

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status