Share

BAB 3 Perkenalan Unik

Author: NK Ummu Dhila
last update Last Updated: 2025-02-03 13:53:15

Ketukan keras menggema di pintu depan.

"Alya, aku tahu kau di dalam! Buka pintunya!" suara berat Raditya terdengar jelas, menggema di dalam rumah.

Alya yang tengah duduk di sofa terkejut. Ia tak menyangka Raditya akan datang langsung ke rumahnya. Dengan napas yang sedikit tercekat, ia bangkit dan menghampiri pintu. Saat pintu dibuka, sosok tinggi dengan sorot mata tajam itu berdiri di sana, menatapnya lekat.

"Maaf, aku pikir hanya itu satu-satunya cara untuk mendapatkan barang-barangku kembali," kata Alya pelan.

"Mana barang-barangku?" tanya Raditya tanpa basa-basi. Sejurus kemudian, ia menambahkan dengan nada lebih santai, "Kamu tidak menyuruhku duduk?"

Alya mengerutkan kening. Saat berbicara di telepon tadi, suara Raditya begitu kasar, bahkan terdengar membentak. Namun, kini, saat mereka bertatap muka, suaranya melunak, seolah-olah ada sesuatu yang berubah dalam dirinya.

"Silakan duduk!" ujar Alya akhirnya, menggeser tubuhnya ke samping untuk memberinya jalan masuk.

Raditya melangkah masuk ke ruang tamu, tatapannya masih lekat pada Alya, seolah membaca setiap gerakan yang dibuat perempuan itu. Alya yang sangat cantik walau langkahnya tertatih, Raditya menebak bahwa sebelumnya mungkin Alya pernah mengalami kecelakaan atau apa. Mungkin ia akan segera mengetahui siapa Alya dengan kemampuan hacking-nya.

Sementara itu, Alya segera menuju kamarnya untuk merapikan kembali koper Raditya. Ia menghela napas pelan sebelum mulai memasukkan kembali pakaian dan barang-barang pria itu ke dalam koper dengan rapi. Namun, belum selesai, suara berat Raditya terdengar di telinganya.

"Jadi barang-barangku sudah kamu bongkar semua? Berani sekali kamu," bisiknya di dekat telinga Alya.

Alya tersentak. "Astaga, kamu mengagetkanku!" serunya sambil terguling ke samping.

Refleks, Raditya menangkap tubuh Alya sebelum ia benar-benar jatuh ke lantai. Dalam sekejap, mereka berdua saling menatap dalam jarak yang begitu dekat. Jantung Alya berdebar begitu kencang, dan ia yakin Raditya juga merasakan hal yang sama.

"Cantik," gumam Raditya tanpa sadar, matanya menatap lembut wajah Alya yang masih membeku.

Mata Alya membelalak, ia menelan ludah dan buru-buru berusaha bangkit. Namun, tubuhnya kehilangan keseimbangan hingga ia justru jatuh di atas tubuh Raditya. Suasana berubah canggung.

Raditya menyeringai. "Kamu menarik."

Wajah Alya memanas, dengan cepat ia bangkit dan menjauh dari Raditya. "Sudah, sana keluar! Jangan masuk kamar orang sembarangan!" tegurnya, berusaha mengembalikan kewarasannya.

Raditya tersenyum tipis lalu mengikuti Alya keluar kamar. Mereka duduk di ruang tamu, masing-masing menyusun kembali ketenangan mereka. Raditya bersandar di sofa, menatap Alya yang masih terlihat salah tingkah.

"Ayo kita berkenalan lebih lanjut secara baik-baik," ucap Raditya tiba-tiba.

Alya menoleh, menatapnya curiga. "Maksudmu? Bukankah kita sudah saling kenal lewat koper yang tertukar tadi?" tanya Alya dengan sedikit terkikik mengingat kekonyolannya sendiri yang telah salah mengambil koper.

Raditya menggeleng. "Tidak cukup. Aku ingin mengenalmu lebih dalam, Alya."

Alya tertawa kecil, meskipun ada nada gugup di dalamnya. "Kedengarannya seperti kamu tertarik padaku."

Raditya menatapnya lurus. "Mungkin saja."

Kali ini, Alya kehilangan kata-kata. Ia menunduk, berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya. Namun, Raditya tak melepaskan tatapannya.

“Siapa namamu?” tanya Alya.

“Aku Raditya,” ujar Raditya santai.

“Darimana kamu tahu kalau namaku ‘Alya’?” tanya Alya.

“Itu,” ucap Raditya sembari menunjuk ke arah koper Alya.

Benar saja, dikoper Alya ada identitasnya yang tersemat disana.

"Kamu perempuan yang menarik, Alya. Pintar dan... jujur saja, aku penasaran," ungkap Raditya.

Alya berdeham, mencoba mengendalikan dirinya. "Aku hanya seorang perempuan biasa. Tidak ada yang menarik dariku."

Raditya menggeleng. "Salah. Justru itu yang membuatmu berbeda. Kamu bukan perempuan yang bisa ditebak. Dan itu... menarik."

Hening sesaat. Alya menatapnya sejenak sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tak tahu harus menanggapi seperti apa.

"Aku tidak sedang mencari hubungan," ujar Alya akhirnya.

"Aku juga tidak memaksa," sahut Raditya cepat. "Aku hanya ingin mengenalmu lebih baik. Itu saja."

Alya menarik napas dalam. Entah kenapa, ia merasa Raditya memang berbeda dari yang ia pikirkan sebelumnya. Ada sesuatu dalam diri pria ini yang membuatnya merasa... nyaman, meskipun ia sendiri tak ingin mengakuinya.

"Baiklah," akhirnya Alya berkata pelan. "Kalau begitu, kita bisa mulai dari obrolan biasa."

Raditya tersenyum puas. "Itu awal yang bagus."

Mereka melanjutkan percakapan, mengabaikan detak jantung yang masih berpacu cepat. Dan di dalam hati masing-masing, mereka tahu, pertemuan ini bukan sekadar kebetulan belaka.

Alya merasa dirinya semakin terjebak dalam pesona pria di hadapannya. Ketika ia hendak mengalihkan pandangan, Raditya tiba-tiba menyentuh jemarinya. Sentuhan itu ringan, namun cukup membuat Alya membeku di tempat.

"Alya," panggil Raditya lirih.

Alya menelan ludah. "Apa?"

Raditya menatapnya, seakan mencari sesuatu dalam bola matanya. "Aku rasa kita memiliki sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja."

Alya menarik tangannya perlahan, mencoba mengatur napasnya. "Jangan terlalu percaya diri, Radit. Aku tidak mudah jatuh hati."

Raditya tersenyum samar. "Kita lihat saja nanti."

Alya membuka mulut untuk membalas, tetapi kata-katanya terhenti ketika Raditya tiba-tiba mendekat, menatapnya lebih dalam. Seolah menunggu sesuatu.

Dan saat itu juga, Alya merasa... jantungnya kembali berdetak lebih cepat dari yang seharusnya.

***

~ Bersambung ~

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 4 Takdir Dalam Algoritma

    Alya menarik tangannya perlahan, mencoba mengatur napasnya yang tiba-tiba terasa berat. Ia menatap Raditya dengan sorot waspada, berusaha menutupi kegugupan yang muncul akibat sentuhan singkat itu."Kita baru bertemu, Radit. Jangan bertindak seolah-olah kau mengenalku," ucapnya dengan nada lebih tegas dari yang ia maksudkan.Raditya mengangkat alisnya, jelas tertarik dengan respons Alya. "Aku memang belum mengenalmu sepenuhnya. Tapi anehnya, aku merasa seperti sudah lama mengenalmu."Alya tersenyum kecil, tapi matanya tetap menyimpan kehati-hatian. "Itu hanya perasaanmu saja."Raditya menyandarkan tubuhnya ke kursi, memperhatikan Alya dengan tatapan yang sulit ditebak. "Mungkin. Tapi aku tetap ingin tahu lebih banyak tentangmu."Alya menelan ludah. Ia tidak ingin membicarakan masa lalunya. Tidak dengan orang yang baru dikenalnya. Tidak dengan pria yang, entah kenapa, mampu membuatnya kehilangan kendali hanya dengan sebuah tatapan."Aku hanya seorang wanita biasa," katanya akhirnya, me

    Last Updated : 2025-02-03
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 5 CEO NW Tech?

    Alya menelan ludah, mencoba membaca ekspresi Raditya.Konsekuensi? Apa maksudnya?Alya dengan suara sedikit gemetar, bertanya, "Konsekuensi seperti apa yang kamu maksud, Radit?"Raditya tidak langsung menjawab. Ia menatap Alya sejenak, lalu menghela napas pelan."Jika kamu menerima tawaran ini, hidupmu tidak akan sama lagi," ujar Raditya.Alya semakin penasaran. Ia menggenggam tangannya sendiri, mencoba menenangkan diri."Kamu membuatku semakin penasaran, Radit. Katakan saja langsung," ucap Alya.Raditya tersenyum tipis, lalu mengambil ponselnya. Ia mengetik sesuatu dengan cepat sebelum menaruhnya di meja."Aku ingin kamu bergabung dengan perusahaanku. Bukan hanya sebagai mitra bisnis, tapi sebagai bagian inti dari tim inovasi kami," tawar Raditya.Alya terkejut. Ia tidak menyangka akan mendapat tawaran sebesar ini."Bagian inti? Maksudnya… aku akan bekerja di perusahaanmu?" tanya Alya.Raditya mengangguk."Bukan sekadar bekerja. Aku ingin kita mengembangkan EduLearn bersama, mengemba

    Last Updated : 2025-02-03
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 6 Bayang-bayang Masa Lalu

    Wanita itu berdiri di depan meja, menatap Raditya dengan tatapan penuh arti. Alya bisa merasakan ketegangan di udara."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Raditya dengan nada dingin.Wanita itu tersenyum tipis. "Kita perlu bicara. Urusan kita belum selesai."Alya melirik Raditya, mencoba membaca ekspresinya. Namun, pria itu tetap menjaga ketenangannya."Aku tidak melihat ada urusan yang belum selesai di antara kita, Rena," ujar Raditya tegas.Alya tersentak. Nama itu… Ia merasa pernah mendengarnya."Oh, Radit, kamu selalu berusaha mengabaikan sesuatu yang tidak nyaman bagimu. Tapi kali ini, kamu tidak bisa lari." Rena menarik kursi dan duduk tanpa diundang.Alya menyadari bahwa ini bukan sekadar pertemuan bisnis biasa. Ada sesuatu di antara mereka yang lebih dalam."Apa sebenarnya yang kamu inginkan, Rena?" Raditya bersedekap, matanya tajam menusuk wanita itu."Aku ingin kesempatan kedua," jawab Rena tanpa ragu.Alya merasakan ketegangan makin meningkat. Ia mencoba untuk tetap tenang, tet

    Last Updated : 2025-02-03
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 7 Hari Pertama Alya di NW Tech

    Suasana pagi di depan gedung megah PT. Nathan Wijaya Teknologi dipenuhi aktivitas. Sebuah Lamborghini Urus hitam berhenti tepat di depan pintu masuk utama, menarik perhatian karyawan yang baru tiba. Pintu mobil terbuka, dan seorang pria bertubuh tegap dengan jas hitam turun dengan karisma yang sulit diabaikan. Raditya Nathan Wijaya, CEO perusahaan, melangkah dengan percaya diri, pandangannya tajam menelusuri area depan sebelum akhirnya masuk ke dalam.Di dalam, suasana kantor berubah begitu Raditya muncul. Para karyawan bergegas kembali ke meja mereka, pura-pura sibuk meskipun rasa penasaran mereka masih menggelayuti. Tak jauh dari sana, Alya terduduk di ruang tunggu, merapikan ujung blazernya dengan gugup. Sejak tadi, dia bisa merasakan tatapan penuh tanya dari para karyawan. Bisik-bisik yang muncul tak bisa dia abaikan sepenuhnya."Jadi dia karyawan baru? Kenapa perusahaan sekelas NW Tech mau menerima orang cacat?" bisik seorang wanita di pojok."Mungkin ada k

    Last Updated : 2025-02-26
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 8 Teror

    Hari-hari berlalu dengan kesibukan Alya mengembangkan EduLearn. Setiap hari, ia menghabiskan waktunya di depan layar, menyusun kode, memperbaiki bug, dan memastikan sistem berjalan dengan lancar. Tak jarang Raditya datang ke ruangannya untuk berdiskusi."Bagaimana progress-nya?" tanya Raditya suatu sore, bersandar di pintu dengan tangan di saku celana.Alya menatap layar laptopnya, lalu berbalik ke arah Raditya. "Fitur interaktifnya hampir selesai. Saya hanya perlu melakukan beberapa uji coba lagi sebelum kita rilis versi beta."Raditya mengangguk, lalu melangkah masuk dan duduk di kursi di seberang Alya. "Bagus. Kamu memang luar biasa."Alya terkekeh, mencoba meredam rasa gugupnya. "Saya hanya melakukan pekerjaan saya."Raditya menatapnya dengan mata berbinar. "Dan kamu melakukannya dengan sangat baik. Aku kagum dengan semangatmu."Alya merasa pipinya sedikit memanas. "Terima kasih. Kalau tidak ada yang lain, saya akan lanjut bekerja."

    Last Updated : 2025-02-26
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 9 Raditya Pemburu Bayangan

    Alya menegang di balik pintu. Ketukan pelan itu membuatnya semakin gelisah."Alya, buka pintunya. Ini aku." Suara Raditya terdengar tegas namun menenangkan.Tanpa pikir panjang, Alya langsung membuka pintu. Begitu melihat Raditya berdiri di sana dengan tatapan khawatir, ia langsung melangkah maju dan memeluknya erat. Jantungnya masih berdebar kencang akibat ketakutan yang dirasakannya.Raditya terkejut sejenak, tapi kemudian ia membalas pelukan Alya, menepuk punggungnya lembut. "Tenang, aku di sini. Tidak ada yang akan menyakitimu."Alya merasakan ketenangan dalam dekapan Raditya. Tangannya yang semula gemetar perlahan mulai stabil. Setelah beberapa saat, Raditya menuntunnya ke sofa yang ada di ruangan itu. Ia duduk di samping Alya, menatapnya dengan serius."Coba jelaskan, sebenarnya apa yang terjadi?" tanyanya pelan, tapi ada nada tegas dalam suaranya.Alya menarik napas dalam, lalu mulai bercerita. Ia menceritakan semua yang terjadi sejak

    Last Updated : 2025-02-26
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 10 Pesona Raditya

    Keesokan harinya, Alya berangkat bekerja seperti biasa dengan menaiki taksi. Setibanya di NW Tech, beberapa karyawan menyapanya dengan lebih ramah dibanding sebelumnya. Kini, keberadaannya sudah diterima, terlebih karena mereka tahu bahwa Alya cukup dekat dengan CEO mereka, Raditya. Meski begitu, ada juga yang lebih menunjukkan rasa segan daripada akrab.Sementara itu, di ruangannya, Raditya terbangun dari tidurnya. Semalam, ia memilih menginap di kantor, beristirahat di ranjang yang terdapat di ruangan khusus di kantornya. Setelah melihat jam, ia menebak Alya sudah tiba di kantor.Tanpa membuang waktu, ia menghubungi Tasya, sekretaris Alya. "Tasya, tolong sampaikan ke Alya untuk datang ke ruanganku sekarang.""Baik, Pak Raditya, saya segera menyampaikan pesan Anda," jawab Tasya sigap.Beberapa menit kemudian, Alya berdiri di depan ruangan CEO. Namun, langkahnya terhenti, merasa ragu. Aldo, asisten pribadi Raditya, yang kebetulan melihatnya, langsung ters

    Last Updated : 2025-02-26
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 11 Karena Iri Hati

    Setelah rapi dengan setelan kantornya, Raditya duduk di samping Alya. Ia bertanya, "Apakah kamu siap mengetahui siapa yang mengancammu?"Alya menatapnya dengan waspada. "Siapa yang mengancamku dan aku salah apa sehingga ada yang mengancamku?" tanyanya kembali.Raditya menghela napas panjang. "Pelakunya adalah Reza Mahendra. Dia mengancammu dan mengirimimu email ancaman karena satu hal.""Satu hal apa?" tanya Alya penasaran."Sebelumnya dia adalah salah satu dari tim IT yang kemampuannya cukup baik kurasa, namun sepertinya kehadiranmu membuatnya iri hati, hingga ia merasa tersaingi," ujar Raditya.Alya mengerutkan kening. "Astaga, kenapa demikian?""Karena selama ini dia selalu mengincar posisi kepala tim di setiap proyek. Aku juga baru tahu setelah kemarin observasi. Selama ini aku gak tahu ada anak buahku yang seperti itu," ujar Raditya."Lalu apa langkah kamu selanjutnya, Radit?" tanya Alya.Raditya menarik napas panjang sebe

    Last Updated : 2025-02-27

Latest chapter

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 133 Observatorium yang Tertidur

    Kabut tipis menyelimuti jalan berbatu menuju reruntuhan observatorium di utara Nusant. Langit menggantung rendah, menyiratkan hujan yang tertunda. Di dalam mobil hitam yang melaju pelan, Raditya menggenggam setir dengan rahang mengeras. Alya duduk di sampingnya, memeluk jaket yang lebih tebal dari biasanya. Keheningan di antara mereka bukan karena kekosongan- melainkan karena terlalu banyak yang ingin dikatakan, tapi tak tahu harus mulai dari mana.“Radit,” suara Alya pelan, “kalau ini jebakan...”“Aku tahu risikonya,” potong Raditya, tak menoleh. “Tapi aku juga tahu kita gak bisa mundur setelah semua yang terjadi.”Mobil berhenti di depan pagar besi yang sudah berkarat, sebagian roboh. Ilalang tumbuh liar, menyembunyikan jalan setapak menuju bangunan utama observatorium- gedung tua yang menjadi saksi bisu tragedi bertahun-tahun lalu. Api pernah melahap sebagian atapnya, dan sejak saat itu tempat ini ditinggalkan, dikunci oleh waktu dan trauma.Alya meremas tangannya sendiri. “Tempat

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 132 Bayang di Ujung Pagar

    Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya. Langit yang tadinya jernih perlahan tertutup awan gelap, seolah alam pun ikut menahan napas.Raditya menggenggam kalung perak itu erat-erat, sementara Alya berdiri di sampingnya, masih memandangi pintu rumah yang tertutup rapat. Suara tangis bayi tadi telah menghilang, tapi gaungnya masih bergetar di telinga mereka.“Radit,” suara Alya nyaris tak terdengar, “kita harus tahu... siapa yang menaruh ini di sini.”Raditya mengangguk. Ia melangkah menuju pagar belakang, menyusuri jalan setapak kecil yang jarang dilewati. Taman belakang rumah memang belum sepenuhnya selesai ditata. Di ujung pagar, jejak kaki samar terlihat di tanah yang lembap—ukuran kecil, seperti sepatu wanita.Ia menunduk, menyentuh jejak itu dengan ujung jarinya. “Masih baru,” gumamnya.Tiba-tiba lampu taman di ujung jalan menyala sendiri, menyinari bayangan seseorang di seberang pagar. Bayangan itu berdiri diam, tubuhnya tertutup kerudung panjang berwarna kelabu. Tapi saat R

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 131 Berita yang Menggema

    Mentari pagi menyelinap perlahan melalui tirai jendela rumah kecil di pinggiran kota Nusant. Raditya berdiri di dapur, menggenggam ponsel, sementara Alya duduk di meja makan sambil mengaduk teh melati hangatnya. Di hadapannya, hasil tes kehamilan yang sudah mereka simpan dalam map bening, masih seperti mimpi indah yang belum ingin mereka bangunkan.“Siap?” tanya Alya sambil tersenyum.Raditya mengangguk, lalu menekan layar. Wajah Bunda Liliana segera muncul, diikuti Ayah Darian di belakangnya dengan kemeja tidur yang belum sempat dirapikan.“Radit? Kenapa pagi-pagi menelepon? Ada apa?” tanya Bunda Liliana, matanya menyipit curiga.“Ada kabar penting, Bunda, Yah,” jawab Raditya. Ia melirik Alya lalu kembali menatap layar. “Alya... dia hamil.”Beberapa detik hening. Lalu, jeritan Bunda Liliana memecah keheningan.“APA?! HAMIL?!”Ayah Darian tergagap. “Tunggu, tunggu. Maksudmu... kalian- kalian akan punya anak?”Raditya mengangguk, senyum tak lepas dari wajahnya. “Kami dapat hasilnya kem

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 130 Hasil Tes Alya

    Tiga minggu telah berlalu sejak malam berbintang itu.Hidup perlahan menemukan ritmenya kembali. Raditya kembali membangun NW Tech dari dalam, kali ini bersama Aldo Rusdiawan, asisten pribadinya yang selalu tanggap dan tak pernah kehilangan fokus meski dalam situasi genting. Bersama, mereka mulai mengembangkan teknologi generasi berikutnya- lebih aman, lebih etis, dan lebih manusiawi, dengan LILITH sebagai penjaga utama di balik sistem.Tak hanya itu, Raditya juga mulai menjalin kolaborasi dengan keluarga Wiranagara- keluarga Alya di Jepang yang memiliki pengaruh besar dalam bidang teknologi neurokomputasi dan pengembangan chip bio-sinkronisasi. Bagi Raditya, kerja sama ini bukan hanya strategi bisnis. Ini adalah bentuk rekonsiliasi antara masa lalu dan masa depan, antara luka yang pernah ada dan mimpi yang kini bisa dibangun bersama.Sementara itu, Alya mulai aktif dalam proyek sosial bersama kode Elvaretta, tentunya dengan bantuan sang suami tercinta, Raditya. Mereka menciptakan pla

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 129 Langit Setelah Hujan

    Langit Jakarta pagi itu berwarna biru muda, seolah baru dicuci oleh hujan semalam. Sinar matahari menembus jendela penthouse, menyinari ruangan yang kini jauh lebih tenang daripada hari-hari sebelumnya. Di balkon, Alya berdiri dengan secangkir teh melati hangat di tangan, rambutnya yang tergerai ditiup angin lembut.Sudah tiga hari sejak mereka mematikan ISAAC dan menyatukan LILITH ke dalam sistem sebagai penjaga emosional. Dunia luar tidak tahu banyak, kecuali bahwa ‘insiden sistem global’ telah berakhir secara misterius. Tapi bagi Alya dan Raditya, itu lebih dari cukup. Mereka tidak butuh pengakuan. Mereka hanya butuh... ketenangan.Pintu balkon terbuka perlahan.Raditya berjalan keluar dengan hoodie abu-abu dan rambut sedikit berantakan. Tapi senyumnya, seperti biasa, mampu membuat dunia Alya berhenti sesaat.“Pagi,” katanya, menyandarkan tubuhnya di sisi pintu sambil menguap pelan.Alya menoleh, matanya melembut. “Kamu tidur jam berapa?”“Jam dua. Haruto kirim update terakhir soal

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 128 Dua Bayangan, Satu Cermin

    Sistem Pusaran berubah seperti medan perang virtual. Suara mekanis ISAAC beradu dengan gema halus LILITH, saling menyusupi jaringan. Kabel-kabel di sekeliling mereka seperti makhluk hidup yang menari liar, melingkar dan memukul udara kosong.“Aku memilih diriku sendiri,” ulang Alya, suaranya masih menggema di antara dinding kubah logam itu.ISAAC menghentikan semua suara. Tak ada bunyi, tak ada cahaya yang berkedip. Hening yang tak wajar menggantung di udara- seperti napas terakhir sebelum badai.“Validasi pilihan: tidak terdaftar,” ucap ISAAC akhirnya. “Perintah tidak dikenali dalam protokol sistem. Merujuk pada opsi: integrasi paksa.”“Tidak!” seru Raditya. Ia menarik helm kontrol dari menara pusat, lalu menoleh cepat ke Alya. “Kalau dia maksa, kita harus masuk duluan. Ke Echo Helix. Di sana kamu bisa menentukan jalurnya. Tapi hanya kamu yang bisa masuk- karena dia mengikatkan dirinya padamu.”Alya mengangguk. Tangannya gemetar saat menerima helm dari Raditya. “Kalau aku gagal?”“Ka

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 127 Pusaran

    Pintu titanium menutup rapat di belakang mereka. Lorong di bawah Helix lama bergema oleh langkah kaki Alya dan Raditya. Di belakang mereka, sistem-sistem kuno mulai menyala sendiri- lampu berkedip, suara listrik menyentak-nyentak seperti ada yang sedang mencoba membangkitkan sesuatu yang seharusnya tak bangkit lagi.“ISAAC sudah masuk ke sistem bawah,” kata Raditya sambil mempercepat langkah. Ia membuka kompad kecil di pergelangan tangan dan menampilkan peta digital. “Kita harus mencapai inti utama sebelum koneksinya stabil.”“Tempat yang kamu sebut Pusaran itu... sebenarnya apa?” tanya Alya dengan napas terengah. Di matanya, tergambar ketakutan dan rasa ingin tahu yang bercampur.“Tempat yang dibangun di luar logika dan etika,” jawab Raditya. “Prototipe akhir sistem jaringan Nusant. Tempat buangan untuk teknologi yang terlalu berbahaya untuk dimusnahkan. Termasuk satu hal yang belum pernah dipakai: protokol Null-Core- satu-satunya jalan untuk memutus koneksi ISAAC.”Lorong menurun se

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 126 Echo Helix

    Lorong menuju Ruang Simulasi berada di bawah Menara Helix yang lama, tersembunyi di balik dinding lift yang telah dimatikan sejak insiden ledakan tujuh tahun lalu. Tak ada akses publik. Hanya satu jalur manual yang masih bisa digunakan- melalui terowongan yang bahkan Raditya sendiri jarang datangi.Langkah-langkah mereka bergema di antara dinding baja yang dingin. Alya menggenggam senter kecil, cahayanya menari di sepanjang lorong sempit yang seolah tidak pernah disentuh cahaya matahari. Bau karat dan debu tua memenuhi udara.“Aku pikir tempat ini sudah dimusnahkan,” gumam Alya pelan.“Begitu rencananya,” jawab Raditya. “Tapi Kakekku selalu punya rencana cadangan. Ruang Simulasi dibangun tersembunyi, di bawah semua sistem utama. Bahkan saat markas utama hancur, tempat ini tetap utuh.”Mereka tiba di sebuah pintu besar dari paduan titanium, tertutup rapat tanpa panel akses.“Bagaimana kita masuk?” tanya Alya.Raditya menarik napas, lalu mengangkat tangan kirinya. Dari balik pergelangan

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 125 Anak dari Sistem

    Cahaya merah lembut menyelimuti dinding-dinding ruang bawah tanah yang tersembunyi jauh di bawah reruntuhan markas lama Helix Foundation. Udara dingin menusuk tulang, berembus dari ventilasi tua yang nyaris tertutup debu waktu. Dinding logam dipenuhi kabel menjalar seperti akar pohon raksasa, berkedip dalam pola acak- seolah memiliki denyut nadinya sendiri. Di tengah ruangan bundar itu, berdiri seorang pria muda dengan rambut hitam pendek, mengenakan jaket panjang berlapis kevlar. Kacamata augmented reality menempel permanen di sisi kiri wajahnya, menyatu seperti organ tambahan.Dialah Arkana.Mata kirinya bersinar biru- bukan karena teknologi semata, tapi karena sesuatu yang jauh lebih dalam. Sebuah chip simbiotik, disebut Kernet, tertanam di balik pupilnya. Teknologi ini bukan produk pasaran, melainkan warisan darah. Kernet adalah prototipe terakhir yang dikembangkan Arya Wiguna, dan hanya bisa aktif dalam tubuh manusia dengan genetik tertentu- anaknya sendiri.Suara mendesis pelan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status