Share

BAB 5 CEO NW Tech?

Author: NK Ummu Dhila
last update Last Updated: 2025-02-03 13:53:33

Alya menelan ludah, mencoba membaca ekspresi Raditya.

Konsekuensi? Apa maksudnya?

Alya dengan suara sedikit gemetar, bertanya, "Konsekuensi seperti apa yang kamu maksud, Radit?"

Raditya tidak langsung menjawab. Ia menatap Alya sejenak, lalu menghela napas pelan.

"Jika kamu menerima tawaran ini, hidupmu tidak akan sama lagi," ujar Raditya.

Alya semakin penasaran. Ia menggenggam tangannya sendiri, mencoba menenangkan diri.

"Kamu membuatku semakin penasaran, Radit. Katakan saja langsung," ucap Alya.

Raditya tersenyum tipis, lalu mengambil ponselnya. Ia mengetik sesuatu dengan cepat sebelum menaruhnya di meja.

"Aku ingin kamu bergabung dengan perusahaanku. Bukan hanya sebagai mitra bisnis, tapi sebagai bagian inti dari tim inovasi kami," tawar Raditya.

Alya terkejut. Ia tidak menyangka akan mendapat tawaran sebesar ini.

"Bagian inti? Maksudnya… aku akan bekerja di perusahaanmu?" tanya Alya.

Raditya mengangguk.

"Bukan sekadar bekerja. Aku ingin kita mengembangkan EduLearn bersama, mengembangkannya dengan dukungan penuh dari timku. Tapi..." ungkap Raditya mengambang.

Raditya menatap Alya lebih serius.

"Jika kamu setuju, kamu harus meninggalkan kendali penuh atas usaha yang kamu jalankan sekarang. Kamu akan masuk ke dunia yang lebih besar, lebih kompetitif… dan lebih berisiko," ungkap Raditya.

Alya tercekat. Tawaran ini sangat menggiurkan, tapi juga menakutkan. Apakah ia siap melepas semua yang telah ia bangun sendiri?

Alya berbisik pada diri sendiri, "Apa aku siap untuk ini?"

Raditya mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat.

"Jadi, Alya… apakah kamu siap menghadapi konsekuensinya?" tanya Raditya kembali.

Alya menatap ponsel Raditya yang masih menyala di meja, berisi dokumen yang baru saja dikirimkan. Jantungnya berdebar kencang. Ia tahu keputusannya kali ini akan mengubah segalanya.

***

Raditya baru saja turun dari panggung kehormatan ketika ponselnya bergetar. Ia melirik layar dan membaca pesan singkat dari Alya.

Alya: Setelah acara selesai, ada waktu untuk ngopi? Ada yang ingin aku bahas lebih lanjut. :)

Raditya tersenyum tipis sebelum membalas.

Raditya: Tentu. Café di pusat kota, 20 menit lagi?

Tak butuh waktu lama, selesai acara Raditya langsung mengajak Alya menuju Café Amour.

Kini mereka sudah duduk berhadapan di café yang elegan. Suasana hangat, aroma kopi menggoda penciuman, dan percakapan mereka mengalir lancar.

"Jadi, kamu benar-benar tertarik dengan tawaran ini?" tanya Raditya.

"Iya, aku sudah memikirkannya. EduLearn punya potensi besar, dan kolaborasi ini bisa membawa perubahan signifikan," ujar Alya.

"Aku senang mendengarnya. Dengan pengalaman kamu di dunia IT dan visiku untuk EduLearn, ini bisa jadi kemitraan yang luar biasa," ungkap Raditya.

Alya mengangguk, lalu menatap Raditya dengan ekspresi ragu.

"Ngomong-ngomong… Aku tadi benar-benar terkejut. Aku baru tahu kalau kamu itu CEO PT. Nathan Wijaya Teknologi. Perusahaan teknologi terbesar di Nusantara? Serius?"

Raditya terkekeh. "Aku tak menyangka kamu belum mengetahuinya. Aku pikir kamu sudah melakukan riset sebelum bertemu denganku."

"Aku memang riset tentang pengusaha teknologi, namun aku sama sekali tak tahu ada kamu," ujar Alya.

Raditya menatapnya dengan ekspresi main-main. "Jadi sekarang, apa kamu makin tertarik atau justru ragu?"

"Lebih ke… terkejut. Aku seperti merasa kecil di hadapan seseorang sekelas kamu," ungkap Alya jujur.

"Jangan pernah berpikir begitu. Kamu adalah Alya, pemilik startup teknologi yang sedang berkembang pesat. Dan aku menginginkan kerja sama ini justru karena aku melihat potensi besar dalam dirimu," ujar Raditya.

Alya tersenyum, tetapi perasaan canggung masih tersisa. Ia pun beranjak untuk mengambil kopi yang baru saja dipesannya.

Namun, tanpa sengaja kakinya tersandung ujung meja.

"Aduh!"

Tubuhnya terhuyung ke depan. Raditya yang refleks langsung berdiri dan menangkapnya tepat waktu. Dalam sekejap, tubuh Alya bersandar ke dada Raditya. Tangan Raditya dengan sigap menahan pinggangnya agar tidak jatuh.

Mata mereka bertemu. Keheningan di antara mereka begitu intens. Jantung mereka berdegup lebih cepat dari biasanya.

Raditya tersenyum nakal, menatap Alya dengan tatapan menggoda. "Kalau kamu mau dalam pelukanku, Alya, kamu nggak perlu cari alasan untuk tersandung. Aku bisa menangkapmu kapan saja."

Alya merasakan wajahnya semakin panas. "Aku... itu nggak sengaja!"

Raditya masih belum melepaskan tangannya, matanya memperhatikan Alya dengan penuh minat. "Hmm, kalau begitu, sepertinya aku harus lebih sering berada di dekatmu. Siapa tahu kamu tersandung lagi."

Beberapa detik kemudian, Raditya akhirnya melepaskan genggamannya, tetapi senyum genitnya masih tertinggal. Alya buru-buru merapikan rambutnya, wajahnya memerah.

"Aku… aku nggak sengaja. Maaf, aku ceroboh. Terima kasih sudah menolong."

Raditya tersenyum kecil, mencoba meredakan ketegangan. "Aku hanya refleks. Kamu baik-baik saja?"

"Iya, cuma malu saja," ucap Alya.

Raditya tertawa pelan. "Tak masalah. Setidaknya, ini pertemuan bisnis yang… unik."

Alya ikut tertawa, meski sedikit canggung. "Benar. Aku tidak menyangka pertemuan kita akan seperti ini."

Raditya mengambil cangkir kopinya dan menyesapnya perlahan. "Tapi ini membuat pertemuan kita lebih menarik. Aku semakin yakin kalau keputusan memilih kamu untuk proyek ini adalah langkah yang tepat."

Alya tersenyum, perasaannya mulai lebih tenang. "Kalau begitu, kita bahas lebih lanjut tentang strategi yang akan kita jalankan."

Raditya mengangguk, tetapi sebelum ia bisa berkata apa-apa, ponselnya tiba-tiba bergetar. Ia melirik layar dan ekspresinya langsung berubah. Tatapan matanya mengeras.

"Ada apa?" tanya Alya.

Raditya menghela napas, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Aku baru saja mendapat pesan… dari seseorang yang seharusnya sudah tidak muncul lagi dalam hidupku."

Alya mengernyit. "Maksudmu?"

Raditya menyerahkan ponselnya kepada Alya. Di layar, terdapat sebuah pesan singkat:

Pesan: Aku tahu kau di sini. Kita perlu bicara. Sekarang.

Jantung Alya berdegup lebih cepat. "Siapa ini?"

Raditya tersenyum tipis, tapi ada ketegangan dalam matanya. "Seseorang dari masa lalu. Dan sepertinya dia tidak akan pergi begitu saja."

Tiba-tiba, bel pintu café berbunyi, dan seorang wanita berambut panjang melangkah masuk. Tatapannya langsung mengarah ke Raditya, lalu ke Alya.

Alya merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Raditya mengepalkan tangannya pelan, seolah bersiap menghadapi sesuatu yang tak terhindarkan.

Wanita itu berjalan mendekat, dengan senyum misterius di wajahnya. "Lama tak berjumpa, Raditya."

Alya menoleh ke Raditya, mencari jawaban. Raditya menatap wanita itu dengan ekspresi dingin.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Raditya sinis.

Wanita itu terkekeh pelan. "Aku rasa sudah saatnya kita menyelesaikan urusan yang belum selesai."

Alya merasakan ketegangan di udara. Siapa wanita ini? Dan apa hubungannya dengan Raditya?

Sebuah rahasia besar tampaknya akan segera terungkap…

***

~ Bersambung ~

Related chapters

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 6 Bayang-bayang Masa Lalu

    Wanita itu berdiri di depan meja, menatap Raditya dengan tatapan penuh arti. Alya bisa merasakan ketegangan di udara."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Raditya dengan nada dingin.Wanita itu tersenyum tipis. "Kita perlu bicara. Urusan kita belum selesai."Alya melirik Raditya, mencoba membaca ekspresinya. Namun, pria itu tetap menjaga ketenangannya."Aku tidak melihat ada urusan yang belum selesai di antara kita, Rena," ujar Raditya tegas.Alya tersentak. Nama itu… Ia merasa pernah mendengarnya."Oh, Radit, kamu selalu berusaha mengabaikan sesuatu yang tidak nyaman bagimu. Tapi kali ini, kamu tidak bisa lari." Rena menarik kursi dan duduk tanpa diundang.Alya menyadari bahwa ini bukan sekadar pertemuan bisnis biasa. Ada sesuatu di antara mereka yang lebih dalam."Apa sebenarnya yang kamu inginkan, Rena?" Raditya bersedekap, matanya tajam menusuk wanita itu."Aku ingin kesempatan kedua," jawab Rena tanpa ragu.Alya merasakan ketegangan makin meningkat. Ia mencoba untuk tetap tenang, tet

    Last Updated : 2025-02-03
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 1 Kau Campakkan Aku

    "Kami sangat menyesal atas apa yang terjadi. Kami ingin Darel menikah dengan Anda," ujar Tuan Alexander. Alya terkejut. "Menikah? Kenapa?" tanya Alya.“Karena kamu tidak punya siapa-siapa lagi, dan Darel adalah penyebabnya. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami,” jawab Tuan Alexander. Darel menambahkan, "Saya ingin menebus kesalahan saya."Alya merasa terjebak. Ia tidak menginginkan pernikahan ini, tetapi menyadari ia tidak punya pilihan lain. Hidupnya kini bergantung pada belas kasihan orang lain. Tanpa pilihan, mereka melangsungkan pernikahan sederhana di ruang perawatan rumah sakit.Pemuka agama pun menikahkan mereka, dan pernikahan mereka telah tercatat dalam buku pernikahan negara."Bagimana apakah ‘Sah’?""Sah." Ucap semua hadirin.Alya menunduk, matanya kosong. Tak ada kebahagiaan, hanya kehampaan yang memenuhi dadanya."Sekarang kalian resmi menjadi suami istri. Semoga bisa saling menjaga dan menjalani kehidupan rumah tangga dengan baik," ujar Tuan Alexander.Alya dengan suara

    Last Updated : 2025-02-03
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 2 Insiden Tak Terduga

    “Berhenti di depan, Pak,” ujar Alya.“Baik.”Alya sampai di gang rumahnya, ia sengaja turun tak di depannya. Ia rasa tak nyaman saja jika pria itu mengetahui rumahnya, karena aura yang keluar dari pria itu nampak dingin dan entahlah, Alya tak tahu. Sopir taksi pun menghentikan mobilnya, kemudian Alya membayarnya, lalu mengambil koper di bagasi belakang."Jadi di daerah ini rumahmu?" tanya pria misterius itu.Alya tak menghiraukannya, ia pun berjalan menuju gang rumahnya dengan langkah tertatih."Gadis yang menarik," ujar Raditya.Kemudian taksi pun melaju ke tempat tujuan selanjutnya. Sesampainya di sebuah perusahaan besar, Raditya membawa kopernya menuju ke ruangannya paling atas. Ia terburu-buru hendak menemui teman yang mencuranginya dahulu, makanya tadi ditelepon ia begitu marah. Raditya Nathan Wijaya, seorang CEO dari PT. Nathan Wijaya Teknologi, sekaligus memiliki identitas lain yang tak diketahui orang selama ini, ia juga seorang hacker hebat dalam dunia cyber.Sesampainya di r

    Last Updated : 2025-02-03
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 3 Perkenalan Unik

    Ketukan keras menggema di pintu depan."Alya, aku tahu kau di dalam! Buka pintunya!" suara berat Raditya terdengar jelas, menggema di dalam rumah.Alya yang tengah duduk di sofa terkejut. Ia tak menyangka Raditya akan datang langsung ke rumahnya. Dengan napas yang sedikit tercekat, ia bangkit dan menghampiri pintu. Saat pintu dibuka, sosok tinggi dengan sorot mata tajam itu berdiri di sana, menatapnya lekat."Maaf, aku pikir hanya itu satu-satunya cara untuk mendapatkan barang-barangku kembali," kata Alya pelan."Mana barang-barangku?" tanya Raditya tanpa basa-basi. Sejurus kemudian, ia menambahkan dengan nada lebih santai, "Kamu tidak menyuruhku duduk?"Alya mengerutkan kening. Saat berbicara di telepon tadi, suara Raditya begitu kasar, bahkan terdengar membentak. Namun, kini, saat mereka bertatap muka, suaranya melunak, seolah-olah ada sesuatu yang berubah dalam dirinya."Silakan duduk!" ujar Alya akhirnya, menggeser tubuhnya ke samping untuk memberinya jalan masuk.Raditya melangka

    Last Updated : 2025-02-03
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 4 Takdir Dalam Algoritma

    Alya menarik tangannya perlahan, mencoba mengatur napasnya yang tiba-tiba terasa berat. Ia menatap Raditya dengan sorot waspada, berusaha menutupi kegugupan yang muncul akibat sentuhan singkat itu."Kita baru bertemu, Radit. Jangan bertindak seolah-olah kau mengenalku," ucapnya dengan nada lebih tegas dari yang ia maksudkan.Raditya mengangkat alisnya, jelas tertarik dengan respons Alya. "Aku memang belum mengenalmu sepenuhnya. Tapi anehnya, aku merasa seperti sudah lama mengenalmu."Alya tersenyum kecil, tapi matanya tetap menyimpan kehati-hatian. "Itu hanya perasaanmu saja."Raditya menyandarkan tubuhnya ke kursi, memperhatikan Alya dengan tatapan yang sulit ditebak. "Mungkin. Tapi aku tetap ingin tahu lebih banyak tentangmu."Alya menelan ludah. Ia tidak ingin membicarakan masa lalunya. Tidak dengan orang yang baru dikenalnya. Tidak dengan pria yang, entah kenapa, mampu membuatnya kehilangan kendali hanya dengan sebuah tatapan."Aku hanya seorang wanita biasa," katanya akhirnya, me

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 6 Bayang-bayang Masa Lalu

    Wanita itu berdiri di depan meja, menatap Raditya dengan tatapan penuh arti. Alya bisa merasakan ketegangan di udara."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Raditya dengan nada dingin.Wanita itu tersenyum tipis. "Kita perlu bicara. Urusan kita belum selesai."Alya melirik Raditya, mencoba membaca ekspresinya. Namun, pria itu tetap menjaga ketenangannya."Aku tidak melihat ada urusan yang belum selesai di antara kita, Rena," ujar Raditya tegas.Alya tersentak. Nama itu… Ia merasa pernah mendengarnya."Oh, Radit, kamu selalu berusaha mengabaikan sesuatu yang tidak nyaman bagimu. Tapi kali ini, kamu tidak bisa lari." Rena menarik kursi dan duduk tanpa diundang.Alya menyadari bahwa ini bukan sekadar pertemuan bisnis biasa. Ada sesuatu di antara mereka yang lebih dalam."Apa sebenarnya yang kamu inginkan, Rena?" Raditya bersedekap, matanya tajam menusuk wanita itu."Aku ingin kesempatan kedua," jawab Rena tanpa ragu.Alya merasakan ketegangan makin meningkat. Ia mencoba untuk tetap tenang, tet

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 5 CEO NW Tech?

    Alya menelan ludah, mencoba membaca ekspresi Raditya.Konsekuensi? Apa maksudnya?Alya dengan suara sedikit gemetar, bertanya, "Konsekuensi seperti apa yang kamu maksud, Radit?"Raditya tidak langsung menjawab. Ia menatap Alya sejenak, lalu menghela napas pelan."Jika kamu menerima tawaran ini, hidupmu tidak akan sama lagi," ujar Raditya.Alya semakin penasaran. Ia menggenggam tangannya sendiri, mencoba menenangkan diri."Kamu membuatku semakin penasaran, Radit. Katakan saja langsung," ucap Alya.Raditya tersenyum tipis, lalu mengambil ponselnya. Ia mengetik sesuatu dengan cepat sebelum menaruhnya di meja."Aku ingin kamu bergabung dengan perusahaanku. Bukan hanya sebagai mitra bisnis, tapi sebagai bagian inti dari tim inovasi kami," tawar Raditya.Alya terkejut. Ia tidak menyangka akan mendapat tawaran sebesar ini."Bagian inti? Maksudnya… aku akan bekerja di perusahaanmu?" tanya Alya.Raditya mengangguk."Bukan sekadar bekerja. Aku ingin kita mengembangkan EduLearn bersama, mengemba

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 4 Takdir Dalam Algoritma

    Alya menarik tangannya perlahan, mencoba mengatur napasnya yang tiba-tiba terasa berat. Ia menatap Raditya dengan sorot waspada, berusaha menutupi kegugupan yang muncul akibat sentuhan singkat itu."Kita baru bertemu, Radit. Jangan bertindak seolah-olah kau mengenalku," ucapnya dengan nada lebih tegas dari yang ia maksudkan.Raditya mengangkat alisnya, jelas tertarik dengan respons Alya. "Aku memang belum mengenalmu sepenuhnya. Tapi anehnya, aku merasa seperti sudah lama mengenalmu."Alya tersenyum kecil, tapi matanya tetap menyimpan kehati-hatian. "Itu hanya perasaanmu saja."Raditya menyandarkan tubuhnya ke kursi, memperhatikan Alya dengan tatapan yang sulit ditebak. "Mungkin. Tapi aku tetap ingin tahu lebih banyak tentangmu."Alya menelan ludah. Ia tidak ingin membicarakan masa lalunya. Tidak dengan orang yang baru dikenalnya. Tidak dengan pria yang, entah kenapa, mampu membuatnya kehilangan kendali hanya dengan sebuah tatapan."Aku hanya seorang wanita biasa," katanya akhirnya, me

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 3 Perkenalan Unik

    Ketukan keras menggema di pintu depan."Alya, aku tahu kau di dalam! Buka pintunya!" suara berat Raditya terdengar jelas, menggema di dalam rumah.Alya yang tengah duduk di sofa terkejut. Ia tak menyangka Raditya akan datang langsung ke rumahnya. Dengan napas yang sedikit tercekat, ia bangkit dan menghampiri pintu. Saat pintu dibuka, sosok tinggi dengan sorot mata tajam itu berdiri di sana, menatapnya lekat."Maaf, aku pikir hanya itu satu-satunya cara untuk mendapatkan barang-barangku kembali," kata Alya pelan."Mana barang-barangku?" tanya Raditya tanpa basa-basi. Sejurus kemudian, ia menambahkan dengan nada lebih santai, "Kamu tidak menyuruhku duduk?"Alya mengerutkan kening. Saat berbicara di telepon tadi, suara Raditya begitu kasar, bahkan terdengar membentak. Namun, kini, saat mereka bertatap muka, suaranya melunak, seolah-olah ada sesuatu yang berubah dalam dirinya."Silakan duduk!" ujar Alya akhirnya, menggeser tubuhnya ke samping untuk memberinya jalan masuk.Raditya melangka

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 2 Insiden Tak Terduga

    “Berhenti di depan, Pak,” ujar Alya.“Baik.”Alya sampai di gang rumahnya, ia sengaja turun tak di depannya. Ia rasa tak nyaman saja jika pria itu mengetahui rumahnya, karena aura yang keluar dari pria itu nampak dingin dan entahlah, Alya tak tahu. Sopir taksi pun menghentikan mobilnya, kemudian Alya membayarnya, lalu mengambil koper di bagasi belakang."Jadi di daerah ini rumahmu?" tanya pria misterius itu.Alya tak menghiraukannya, ia pun berjalan menuju gang rumahnya dengan langkah tertatih."Gadis yang menarik," ujar Raditya.Kemudian taksi pun melaju ke tempat tujuan selanjutnya. Sesampainya di sebuah perusahaan besar, Raditya membawa kopernya menuju ke ruangannya paling atas. Ia terburu-buru hendak menemui teman yang mencuranginya dahulu, makanya tadi ditelepon ia begitu marah. Raditya Nathan Wijaya, seorang CEO dari PT. Nathan Wijaya Teknologi, sekaligus memiliki identitas lain yang tak diketahui orang selama ini, ia juga seorang hacker hebat dalam dunia cyber.Sesampainya di r

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 1 Kau Campakkan Aku

    "Kami sangat menyesal atas apa yang terjadi. Kami ingin Darel menikah dengan Anda," ujar Tuan Alexander. Alya terkejut. "Menikah? Kenapa?" tanya Alya.“Karena kamu tidak punya siapa-siapa lagi, dan Darel adalah penyebabnya. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami,” jawab Tuan Alexander. Darel menambahkan, "Saya ingin menebus kesalahan saya."Alya merasa terjebak. Ia tidak menginginkan pernikahan ini, tetapi menyadari ia tidak punya pilihan lain. Hidupnya kini bergantung pada belas kasihan orang lain. Tanpa pilihan, mereka melangsungkan pernikahan sederhana di ruang perawatan rumah sakit.Pemuka agama pun menikahkan mereka, dan pernikahan mereka telah tercatat dalam buku pernikahan negara."Bagimana apakah ‘Sah’?""Sah." Ucap semua hadirin.Alya menunduk, matanya kosong. Tak ada kebahagiaan, hanya kehampaan yang memenuhi dadanya."Sekarang kalian resmi menjadi suami istri. Semoga bisa saling menjaga dan menjalani kehidupan rumah tangga dengan baik," ujar Tuan Alexander.Alya dengan suara

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status