Share

155. Menjadi Pasiennya.

"Alex .… "

"Alex, bangun."

Aku mengerjapkan mata. Menatap mama yang berwajah pucat dan netra berkaca-kaca. 

"Pa, Alex bangun, Pa."

"Dokter, suster … cepat panggilkan dokter. Anak saya siuman." Aku masih dapat mendengar teriakan suara papa dengan kencang, suaranya bergetar.  

Seorang lelaki mendekat ke arahku. Mengarahkan stetoskop di dada. Terdiam beberapa saat, sepertinya ia sedang berkonsentrasi kemudian mengarahkan senter kecil ke kedua mata.

"Bagaimana, Dok?"

"Detak jantungnya berangsur normal. Tidak selamb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status