Beranda / Romansa / CEO VISIT MY ROOM / CEO VISIT MY ROOM (10)

Share

CEO VISIT MY ROOM (10)

Penulis: C R KHAN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-08 00:26:05

Emma melirik Bee sekilas, lalu ia kembali menatap komputer di hadapannya dengan tatapan yang serius. Bee yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tak mengerti. Namun, Emma kembali meliriknya sebentar dan melakukan tingkah anehnya secara terus menerus.

“Kepala elu gak teleng apa lirik gue mulu?” Tanyanya.

“Enggak! Gue pengen curhat, tapi bingung mau ceritanya dari mana,”

“Kalau mau cerita ya cerita aja, kayak sama siapa aja.”

“Bingung mau mulainya dari mana, Bee,”

Bee tampak gemas, “Lama-lama gue lempar mouse baru tahu rasa ya! Cepet cerita gak, kalau enggak kita gak sahabatan lagi loh!” ancam Bee.

Hingga akhinya waktu kerja mereka terbuang selama setengah jam hanya untuk sesi curhat. Bee yang menjadi pendengar pun hanya mengangukan kepala dengan tatapan yang serius. Emma menggelengkan kepala dengan gerakan yang lain juga, ia hanya ingin mendengar komentar sahabatnya tenta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (11)

    Dan menatap ke luar ruangan, bahkan ia dengan sengaja meminta sekertarisnya untuk menanggilkan Emma ke ruangannya. Tapi, malangnya, semua orang pergi makan siang, termasuk Emma juga. Sepertinya, hanya dirinya yang melupakan jam makan siang. Dan berjalan menuju pantri untuk mengambil secangkir kopi, sembari mengetikan pesan untuk sekertarisnya mengenai menu makan siang.“Ya udah, kamu makan yang banyak. Takutnya nanti kamu pingsan gara-gara gak makan siang lagi,” Suara itu, terdengar sangat jelas. Bahkan, Dan harus mengintip melalui sela-sela ruangan hanya untuk memastikan dugaannya tidak salah.“Jangan cuman ngomongin aku terus. Kamu juga harus makan dong, kan gak keren kalau kamu yang malah pingsan.”Mark menganguk, “Yah, kamu benar. Kalau aku pingsan, siapa yang akan menjaga kamu yah?” Tanyanya tersenyum.“Gak cocok banget!” cemooh Emma.Dan meremas tangannya kuat. Mereka berdua begitu memuakan bagi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (12)

    Dua hari setelahnya, informasi tentang Mark Gaston ada di mejanya. Ia membuka amplop berwarna cokelat itu dengan menggebu, ia sudah tidak sabar ingin membaca segalanya dengan cepat. Hampir semua informasi tentang pria itu tertulis dengan sangat rapi. Membaca tiap informasi itu membuat bibirnya tersenyum, ia tak menyangka saingannya akan se-low profile itu. Bahkan tidak ada seujung kuku pun darinya.Chuck Bass menghubungi untuk membahas proyek terbaru yang sedang dijalankan. Biasanya, mereka akan membahas pekerjaan sambil menikmati minuman di bar, kadang pula ditemani para wanita yang nantinya akan berujung di atas tempat tidur. Namun, kali ini Dan meminta Chuck datang ke kantornya.“Lu gila ya? Biasanya juga kita bahas proyek di bar, tumben di ruangan elu yang cupu ini!” Tanya Chuck satu menit setelah masuk ke ruangan Dan.Dan hanya memutar matanya malas. “Ganti suasana,” ujarnya dengan wajah dinginnya.“Elu mau gue cariin ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-23
  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (13)

    Emma membuka matanya yang terasa amat berat. Ia sama sekali tidak menyangka bila Dan bisa melakukan hal sekasar itu padanya. Di tempatnya, air matanya menetes menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.Memang, ini bukan pertama kalinya bagi Emma, karena ia telah melakukannya bersama Dan sebelumnya. Tapi, kali ini pria itu benar-benar melalukannya dengan kasar dan berulang kali.Tangisannya yang lirih ternyata mengusik Dan yang berada di sisinya. Pria itu meletakan dagunya di bahu polos milik Emma sambil meghembuskan napas hangat.“Kamu nangis?” tanyanya tekejut.“Enggak,” jawab Emma terdengar sengau.Dan langsung membalikkan tubuh gadis itu hingga berhadapan dengannya. “Hei, ada apa? Apa aku menyakitimu semalam?” tanyanya merasa bersalah.Emma menganguk, “Kamu kasar, Dan!” makinya.Dan menganguk, “Maaf, Sayang,” katanya lriih.Emma menepuk dada bidang pria itu beberapa ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15
  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (14)

    Dan membuka matanya yang terasa agak sedikit berat. Bibirnya dengan cepat mengecup bahu telanjang milik Emma yang berada tepat di hadapannya. Gadis itu masih terlelap dengan wajah yang penuh dengan air mata.“Maafkan aku, Em,” bisiknya.Dan meninggalkan Emma di tempat tidur. Ia sendiri meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Kala tangannya sibuk menekan rentetan nomor, ia tidak sengaja menjatuhkan tas Emma yang mengakibatkan isinya jatuh berantakan.Pria itu merapikan barang-barang yang terjatuh dengan tangannya yang bebas. Tepat ketika Sang Sekertaris menjawab panggilan, tangannya meraih amplop berwarna cokelat. Matanya terbelaka dan seketika rahangnya mengeras.“Pagi Pak,” sapa sekertarisnya.“Handle semua pekerjaan saya di kantor. Dan tolong beritahu ke pihak HRD bila Emma Clife ijin untuk tidak ke kantor hari ini.“Baik, Pak.”“Oh satu lagi, pastikan untuk mengawasi Emma Clife ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-17
  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (15)

    Dan membuka matanya yang terasa agak sedikit berat. Bibirnya dengan cepat mengecup bahu telanjang milik Emma yang berada tepat di hadapannya. Gadis itu masih terlelap dengan wajah yang penuh dengan air mata.“Hhhmm,” lenguh gadis itu pelan.“Sorry,” bisik Dan.Ketika suara dalam Dan terdengar, Emma perlahan membuka matanya. Ia menyingkap selimut yang membelit tubuhnya, lalu beranjak menuju kamar mandi dengan tubuh polosnya.“Kamu sengaja godain aku ya, Sayang?” tanya Dan setengah berteriak.“Enggak ya! Kamu aja yang pikirannya kotor!” balas gadis itu.“Iya sih. Lihat kamu pakai baju lengkap aja, aku udah tergoda. Apalagi lihat kamu yang polos gitu ya, Sayang.”“Ih, apaan sih?”Emma keluar dari kamar mandi lima belas menit kemudian. Mengenakan bathrobe, ia berjalan mendekat ke arah lemari kaca. Dari tempatnya, Dan masih saja mengawasi dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-20
  • CEO VISIT MY ROOM   PROLOG

    Seorang gadis berusia dua puluhan berjalan sendirian di malam hari. Bibirnya melengkung ke atas ketika melihat layar ponselnya yang mulai berdering. Setelah menggeser tombol hijau, ia menempelkan benda pipih itu ke telinganya.“Hallo, kenapa telepon malem-malem kayak gini? Elu gak lagi abis lihat hantu kan?” Tanyanya sambil cekikikan.“Sumpah ya, harusnya gue gak telepon elu kalau akhirnya elu malah ngeluarin suara kayak gitu. Bisa gak sih serius kalau diajak ngomong?”“Eh, gak mungkin kan elu kangen sama gue? Secara ya, kita itu sama-sama cewe… ogah gue kalau harus jadi sama elu,” kata gadis itu sambil menendang kerikil.“Gue juga ogah. Walaupun gue belum pernah pacaran, gue gak mau jadi gila dengan milih elu,” kata gadis di seberang telepon.Gadis di jalan itu pun terbatuk sesaat, “Udah deh ya, elu mau ngapain telepon gue? Bisa gak sih ngobrolnya nanti aja kalau gue udah pulang?” Tanyanya.“Enggak! Ini urgen banget tahu gak!”Gadis i

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-15
  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (1)

    Emma tersenyum pada pria yang ada di hadapannya. Pria itu juga melakukan hal yang sama dengannya. Yah, tak ada salahnya kan kalau berbaik hati menyapa orang yang sebenarnya tidak kita kenal? Eh tunggu, jangan bilang kalau dia adalah pria yang diceritakan Bee? Yah mungkin saja.“Bee sudah menceritakan padamu ya?” Tanya pria itu.Emma tersenyum, “Yah, dia hanya mengatakan ada yang menitip salam, tapi aku tidak tahu siapa orangnya,” jawab Emma.“Dulu kita satu sekolah, Em, apa kamu tidak mengingatku?”Emma menggeleng, “Oh maaf, aku tidak mengingatmu,”Pria itu menghentikan langkahnya, dan dengan berani menarik tangan Emma begitu saja. Menggenggamnya seraya berkata, “Aku Nate, kakak tingkatmu di kampus. Apa kamu sudah mengingatku?” Tanyanya yang langsung dijawab Emma dengan gelengan. “Dulu aku pernah mengatakan kalau kamu itu cewe biasa yang sampai kapan pun tidak akan punya pasangan,” tambahnya.Sontak Emma langsung melepaskan genggaman tangannya. “O

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-15
  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (2)

    Emma bangun dari tidurnya, melirik sisi tempat tidurnya. Dan tampak masih terpejam, tubuh telanjangnya membuat dirinya semakin tampan. Belum lagi ototnya yang nampak kekar di balik baju yang dipakainya setiap hari.“Hai, Good morning,” sapa Emma.Dan tersenyum, ia membuka matanya dan langsung duduk bersandar di kepala tempat tidur. Emma yang melihatnya hanya diam saja, ia sibuk mengecek pesan di ponselnya. Kegiatan rutinnya di pagi hari setelah bangun tidur—kalau gak telat bangun.“Kamu chat sama siapa sih?” Tanyanya pada Emma.“Sama Bee, dia lagi gosipin kamu,” jawab Emma cekikikan.“Gosipin aku? Bilang apa aja dia?” Tanya Dan.Emma melirik Dan, “Oh, dia bilang CEO baru kita itu tampan dan masih single. Satu lagi, dia juga cerita kalau kamu itu playboy,” cerita Emma.“Aku gak playboy,” jawabnya.Emma hanya melirik Dan sekilas, “Oke, jadi jawab yang jujur, udah berapa gadis yang kamu ajak ke tempat tidur?” Tanya Emma serius.“Jaw

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16

Bab terbaru

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (15)

    Dan membuka matanya yang terasa agak sedikit berat. Bibirnya dengan cepat mengecup bahu telanjang milik Emma yang berada tepat di hadapannya. Gadis itu masih terlelap dengan wajah yang penuh dengan air mata.“Hhhmm,” lenguh gadis itu pelan.“Sorry,” bisik Dan.Ketika suara dalam Dan terdengar, Emma perlahan membuka matanya. Ia menyingkap selimut yang membelit tubuhnya, lalu beranjak menuju kamar mandi dengan tubuh polosnya.“Kamu sengaja godain aku ya, Sayang?” tanya Dan setengah berteriak.“Enggak ya! Kamu aja yang pikirannya kotor!” balas gadis itu.“Iya sih. Lihat kamu pakai baju lengkap aja, aku udah tergoda. Apalagi lihat kamu yang polos gitu ya, Sayang.”“Ih, apaan sih?”Emma keluar dari kamar mandi lima belas menit kemudian. Mengenakan bathrobe, ia berjalan mendekat ke arah lemari kaca. Dari tempatnya, Dan masih saja mengawasi dengan s

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (14)

    Dan membuka matanya yang terasa agak sedikit berat. Bibirnya dengan cepat mengecup bahu telanjang milik Emma yang berada tepat di hadapannya. Gadis itu masih terlelap dengan wajah yang penuh dengan air mata.“Maafkan aku, Em,” bisiknya.Dan meninggalkan Emma di tempat tidur. Ia sendiri meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Kala tangannya sibuk menekan rentetan nomor, ia tidak sengaja menjatuhkan tas Emma yang mengakibatkan isinya jatuh berantakan.Pria itu merapikan barang-barang yang terjatuh dengan tangannya yang bebas. Tepat ketika Sang Sekertaris menjawab panggilan, tangannya meraih amplop berwarna cokelat. Matanya terbelaka dan seketika rahangnya mengeras.“Pagi Pak,” sapa sekertarisnya.“Handle semua pekerjaan saya di kantor. Dan tolong beritahu ke pihak HRD bila Emma Clife ijin untuk tidak ke kantor hari ini.“Baik, Pak.”“Oh satu lagi, pastikan untuk mengawasi Emma Clife ya

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (13)

    Emma membuka matanya yang terasa amat berat. Ia sama sekali tidak menyangka bila Dan bisa melakukan hal sekasar itu padanya. Di tempatnya, air matanya menetes menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.Memang, ini bukan pertama kalinya bagi Emma, karena ia telah melakukannya bersama Dan sebelumnya. Tapi, kali ini pria itu benar-benar melalukannya dengan kasar dan berulang kali.Tangisannya yang lirih ternyata mengusik Dan yang berada di sisinya. Pria itu meletakan dagunya di bahu polos milik Emma sambil meghembuskan napas hangat.“Kamu nangis?” tanyanya tekejut.“Enggak,” jawab Emma terdengar sengau.Dan langsung membalikkan tubuh gadis itu hingga berhadapan dengannya. “Hei, ada apa? Apa aku menyakitimu semalam?” tanyanya merasa bersalah.Emma menganguk, “Kamu kasar, Dan!” makinya.Dan menganguk, “Maaf, Sayang,” katanya lriih.Emma menepuk dada bidang pria itu beberapa ka

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (12)

    Dua hari setelahnya, informasi tentang Mark Gaston ada di mejanya. Ia membuka amplop berwarna cokelat itu dengan menggebu, ia sudah tidak sabar ingin membaca segalanya dengan cepat. Hampir semua informasi tentang pria itu tertulis dengan sangat rapi. Membaca tiap informasi itu membuat bibirnya tersenyum, ia tak menyangka saingannya akan se-low profile itu. Bahkan tidak ada seujung kuku pun darinya.Chuck Bass menghubungi untuk membahas proyek terbaru yang sedang dijalankan. Biasanya, mereka akan membahas pekerjaan sambil menikmati minuman di bar, kadang pula ditemani para wanita yang nantinya akan berujung di atas tempat tidur. Namun, kali ini Dan meminta Chuck datang ke kantornya.“Lu gila ya? Biasanya juga kita bahas proyek di bar, tumben di ruangan elu yang cupu ini!” Tanya Chuck satu menit setelah masuk ke ruangan Dan.Dan hanya memutar matanya malas. “Ganti suasana,” ujarnya dengan wajah dinginnya.“Elu mau gue cariin ka

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (11)

    Dan menatap ke luar ruangan, bahkan ia dengan sengaja meminta sekertarisnya untuk menanggilkan Emma ke ruangannya. Tapi, malangnya, semua orang pergi makan siang, termasuk Emma juga. Sepertinya, hanya dirinya yang melupakan jam makan siang. Dan berjalan menuju pantri untuk mengambil secangkir kopi, sembari mengetikan pesan untuk sekertarisnya mengenai menu makan siang.“Ya udah, kamu makan yang banyak. Takutnya nanti kamu pingsan gara-gara gak makan siang lagi,” Suara itu, terdengar sangat jelas. Bahkan, Dan harus mengintip melalui sela-sela ruangan hanya untuk memastikan dugaannya tidak salah.“Jangan cuman ngomongin aku terus. Kamu juga harus makan dong, kan gak keren kalau kamu yang malah pingsan.”Mark menganguk, “Yah, kamu benar. Kalau aku pingsan, siapa yang akan menjaga kamu yah?” Tanyanya tersenyum.“Gak cocok banget!” cemooh Emma.Dan meremas tangannya kuat. Mereka berdua begitu memuakan bagi

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (10)

    Emma melirik Bee sekilas, lalu ia kembali menatap komputer di hadapannya dengan tatapan yang serius. Bee yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tak mengerti. Namun, Emma kembali meliriknya sebentar dan melakukan tingkah anehnya secara terus menerus.“Kepala elu gak teleng apa lirik gue mulu?” Tanyanya.“Enggak! Gue pengen curhat, tapi bingung mau ceritanya dari mana,”“Kalau mau cerita ya cerita aja, kayak sama siapa aja.”“Bingung mau mulainya dari mana, Bee,”Bee tampak gemas, “Lama-lama gue lempar mouse baru tahu rasa ya! Cepet cerita gak, kalau enggak kita gak sahabatan lagi loh!” ancam Bee.Hingga akhinya waktu kerja mereka terbuang selama setengah jam hanya untuk sesi curhat. Bee yang menjadi pendengar pun hanya mengangukan kepala dengan tatapan yang serius. Emma menggelengkan kepala dengan gerakan yang lain juga, ia hanya ingin mendengar komentar sahabatnya tenta

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (9)

    Emma membuka matanya perlahan. Sekelebat kejadian tadi malam membuatnya tersadar, diliriknya pria yang tertidur di sampingnya. Pria bertubuh kekar tanpa busana itu membuat napasnya terhenti sesaat, lalu ia mencoba bernapas kembali setelahnya. Emma menata bantal di kepala tempat tidur, lalu ia menyenderkan tubuhnya di sana dengan gerakan yang pelan.“Kamu udah bangun?” Tanya Dan dengan suara seraknya.“Hhhhmmm,” jawab Emma singkat.Dan menyingkap selimutnya, lalu ikut bersandar di samping Emma. Mereka sama-sama terdiam dan terhanyut dalam pikiran masing-masing. Napas Emma yang teratur membuat Dan menoleh. Emma tetap diam saja sambil tetap memutar matanya teratur.“Em,” panggil Dan sambil mengelus rambut Emma sayang.“Hhhhmmmm,”“Kamu gak akan pergi kan?”Emma menoleh, “Ini rumahku, kenapa aku harus pergi?” Tanya Emma menatapnya bingung.Dan berdehem, “

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (8)

    Chuck menatap Dan sambil tertawa. Beberapa menit yang lalu, Dan sukses dipermalukan oleh Chuck tepat berada di hadapan Emma. Wah, Chuck bahkan tidak menyangka kalau Dan yang terkenal sempurna itu bisa mati kutu juga. Makanya, sejak lima menit yang lalu ia mencoba menahan tawa.“Gila ya lu?” sindir Dan tajam.Tawa Chuck kembali menggema, “Gue gak tahan, Bro! Sumpah ya, gue baru lihat Dan Joobs begitu sikapnya! Tolong, gue gak bisa nahan diri buat gak ketawa!”“Terus aja ketawain gue! Kayaknya senang banget ya kalau lihat gue malu!”Chuck menarik napasnya, “Oke, sekarang gue serius ini. Kalau yang gue lihat, kayaknya elu serius sama dia, tapi kenapa rumit gitu?” Tanya Chuck dengan ekspresi serius.Dan menggeleng, “Gue juga gak tahu, rasanya sudah banget jelasin apa yang ada di hati gue. Yah, emang sih gue aja belum yakin sama perasaan gue sendiri dan elu tahu sendiri kan kalau gue gak bisa di desa

  • CEO VISIT MY ROOM   CEO VISIT MY ROOM (7)

    Dan melirik sebentar ke arah Emma, lalu ia tampak sibuk dengan berkasnya kembali. Sedangkan Emma, gadis itu memilih diam dengan mata yang menyapu seluruh ruangan. Dan berdehem beberapa kali sambil melihat respon gadis di hadapannya itu yang hanya diam saja.“Em…” panggilnya.“Ah iya, Pak?”“Serius ya Em, aku gak tahu lagi deh gimana hadapan kamu. Kayaknya kamu serius banget mau ngerjain aku ya?” Tanya Dan.Emma tersenyum, “Oh masalah pribadi ya? Untuk masalah itu, saya gak mau jawab sebelum Bapak jawab pertanyaan saya,”“Pertanyaan yang mana sih, Sayang?” Tanya Dan pelan.Emma menggeleng, “Kalau begitu, saya tunggu Bapak mengingat sekaligus menjawab pertanyaan yang saya ajukan,” jawab Emma.“Tapi Em, aku butuh sesuatu yang pasti. Bagaimana aku bisa menjawab pertanyaan yang bahkan aku sendiri tidak tahu jawabannya,”“Kalau begitu car

DMCA.com Protection Status