Share

Aku Sudah Bangun

“Ck, susah juga. Ternyata cowok semuanya baperan. Dih, susah deh.” Tias duduk di meja dapur. Dia berfikir bagaimana caranya untuk meminta maaf. Secangkir kopi mungkin cara terampuh untuk meminta mamar. Dia membubuhkan krimer di atasnya, kemudian didikuti kata maaf yang terukir dengan krimer tersebut. Tias memang memilikijemari yang terampil apapun yang pernah dia lihat, hampir semuanya dapat ditrukan.

Camilan kecil biskuit menjadi teman makan kopi. Dia membuat satu kopi dan satulagi coklat. Sebab dirinya tidak menyukai kopi.

Tias mengetuk pintu ruangan kerja Ilham. Namun, hening. Lelaki itu tidak menyahut.

“Aku masuk ya, Mas?” Tias membuka pintu itu, kemudian melihat Ilham mendengkur sangat halus di kursinya. Sepertinya lelaki itu sangat lelah. Tapi, Ilham merasakan kehadirin Tias. Dia tersenyum dalam tidurnya. Tentu saja, Tias tidak menyadarinya karena dia sibuk membersihkan ruangan itu.

&

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status