Share

Dicegat

“Aku merindukan ibumu. Sudah sekian lama dia pergi. Tapi, perhatiannya tidak pernah hilang dari diri ayah. Seandainya dia masih di sini, dia yang pertama kali akan mengomelimu, karena menganggap mudah segala pernikahan dan pernak-perniknya.” Mahardika mengelus foto sang istri yang terpampang jelas. Senyum khas priyayi Jawa tergambar jelas di wajah ayunya.

“Saya bukan menggampangkan, Yah. Ada banyak hal yang terjadi. Ini termasuk darurat. Sebenarnya, ada yang harus saya tanyakan. Tapi, biarlah nanti. Untuk saat ini, kita bahagia dulu.” Mereka berangkulan. Betapa akrabnya ayah dan anak itu, walau jarang saling bersua.    

Esok harinya terlihat sibuk. Dua mobil  terparkir sempurna sudah berisi bebrapa parsel untuk lamaran. Bahkan sekalian uang mahar dan lain sebagainya. Yang paling mengejutkan adalah jumlah uang mahar yang di persiapkan sangat unik. Yaitu uang pecahan paling kecil jaman dahulu, d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status