Beranda / Romansa / CEO MESUM itu SUAMIKU / Bab 112 Seperti Tahanan

Share

Bab 112 Seperti Tahanan

Penulis: Wii
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-21 21:06:02

"Loh, Ervan?" Nurma terkejut saat melihat kehadiran Ervan di meja makan, esok paginya. Ia yang baru saja meletakkan sayur asam di atas meja seketika menghampiri Ervan. "Van, kamu kok di sini? Gea mana? Kamu tinggal sendirian di Semarang?"

Ervan hanya mengangguk. Jujur saja, dirinya sudah lelah dengan semua ini. Ingin hidup tenang bersama sang istri, namun ada saja hal yang mengganggu kehidupannya. Entah sampai kapan dirinya akan menjalani kehidupan seperti ini.

"Mama tanya aja sama Papa," ucap Ervan dengan nada ketus.

Nurma mengernyit. "Maksud kamu apa? Kenapa bawa-bawa Papa?"

"Ya karena ini ulahnya!" Ervan yang geram langsung berseru sambil menggebrak meja makan. Setelah itu, tangan kanannya terkepal di atas meja. "Semua ini karena ulah Papa! Dia yang bawa Ervan ke sini secara paksa! Bahkan dia ancam mau bunuh Gea kalau aku nggak turuti keinginan dia!"

"BANGSAT!"

Brak! Ervan meninju meja makan sampai membuat tangannya terluka. Namun ia tidak peduli. Ervan hanya ingin meluapkan kekesa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 113 No Respect

    Sudah hampir dua jam lamanya Ervan mempelajari berkas. Matanya semakin lelah karena terus membaca. Belum lagi pinggangnya yang mulai terasa sakit. Ervan pun berhenti sejenak lalu meneguk segelas air putih sampai tandas. Kemudian Ervan menatap Herman yang sedang mengerjakan tugasnya di depan laptop.Ervan berdiri dari kursinya, lalu berjalan mendekati Herman. "Man, aku mau ke toilet sebentar.""Oh, iya silahkan, Pak."Salah satu alis Ervan naik ke atas. "Nggak ditemenin? Katanya suruh jagain," sindirnya."Kalau soal buang air, saya nggak mungkin ikutin Bapak. Itu kan privasi. Lagian toilet Bapak juga ada di ruangan ini. Jadi, buat apa saya ikuti Bapak?""Jawaban cerdas," puji Ervan. "Ya udah, aku ke toilet bentar ya. Kalau Pak Bagus masuk, bilang aku ada di toilet. Sekalian aja bawa di ke depan toilet."Herman terkekeh mendengar ucapan Ervan. Ia menganggukkan kepala. "Iya, Pak. Nanti saya bawa sampai depan toilet.""Bagus," kelakar Ervan.Setelah itu, Ervan pun bergegas masuk ke ruang

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 114 Murkanya Seorang Ibu

    Waktu semakin cepat berlalu. Tak terasa, langit mulai memancarkan cahaya kemerahan. Menandakan bahwa hari sudah senja dan sudah waktunya untuk pulang ke rumah. Namun, tidak dengan Ervan dan beberapa karyawan lainnya. Karena perusahaan memang sedang sibuk, banyak karyawan yang terpaksa lembur untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.Fahri dan Herman juga masih berada di ruangan masing-masing. Seharian ini, Ervan belum berinteraksi dengan Fahri karena Ervan takut mengganggu konsentrasi Fahri dalam bekerja.Ervan melirik jam tangannya. Sudah pukul 18.00 sore dan perutnya sudah sangat kelaparan. Siang tadi Ervan hanya makan sebungkus roti dan minum kopi."Pesan online aja kali ya," gumamnya.Namun lagi-lagi, Ervan teringat bahwa ponselnya tertinggal di Semarang. Saat ini, dirinya tidak memiliki ponsel untuk memesan makanan secara online. "Hadeh! Coba aja ponselnya aku simpan aja di kantong celana. Mungkin sekarang udah bisa nelpon Gea."Ervan tidak mungkin memakai telepon kantor karena semua

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 115 Gempar

    Keesokan harinya, tepatnya pukul 12.00 siang, seluruh penghuni kantor dibuat gempar karena pemberitaan tentang pernikahan Ervan dengan Gea yang dirahasiakan. Bahkan para petinggi perusahaan langsung mengadakan rapat dewan untuk membahas berita yang menggemparkan ini. Pasalnya, berita tersebut tersebar di media sosial dan banyak karyawan yang melihatnya.Tak hanya berita tentang pernikahan Gea dan Ervan saja. Berita tentang Bagus yang sengaja menelantarkan menantunya di Semarang pun juga tersebar luas. Segala bentuk gunjingan terlontar dari mulut para karyawan pun tertuju pada Bagus dan Ervan. Mereka tidak menyangka, ternyata kelakuan bapak dan anak itu sama saja.Berita tersebut jelas membuat Bagus semakin uring-uringan. Sementara Ervan hanya menanggapi dengan santai. Ia merasa, berita tentang penelantaran itu bukanlah salahnya, melainkan murni kesalahan Bagus. Hanya sedikit yang menggunjing dan menghina Ervan, perkara menodai Gea sampai menghancurkan masa depan wanita itu. Selebihnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 116 Teror Tengah Malam

    Sesuai yang diucapkan Ervan siang tadi, malam harinya, tepat pukul 20.00 WIB, Ervan sudah keluar dari kamar sambil membawa tas ransel berisi beberapa pakaian dan dokumen lainnya. Ia meminta bantuan Fahri dan Herman untuk menemaninya pergi ke Semarang. Herman dan Fahri sudah standby menunggu di pekarangan rumah Bagus, bersama taksi online yang sudah dipesan.Ervan menuruni satu per satu anak tangga dengan cepat. Mengabaikan seruan kencang dari arah ruangan lain yang ada di lantai dua. Suara itu tidak lain adalah suara Bagus. Ervan sedikit berlari menuju pintu rumah.Namun, langkahnya terhenti ketika sebuah suara lembut menginterupsinya. “Kamu mau kemana, Van?”Itu suara Nurma. Wanita itu baru saja selesai membereskan dapur dan meja makan. Nurma terkejut saat melihat Ervan berlari ke arah ruang tamu, dan dengan sigap Nurma segera mengikuti putranya itu.“Kamu mau kemana? Ini udah malam, Van,” tutur Nurma sekali lagi.Ervan berbalik badan, dan menatap Nurma. Tatapan teduh yang Nurma beri

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 117 Senjata Makan Tuan

    Pukul 05.00 pagi, Gea terbangun dari tidurnya. Ia sedikit mengangkat kepala dan melihat suaminya masih tertidur pulas sambil memeluk tubuhnya. Suara dengkuran halus pun terdengar jelas di telinga Gea. Senyum Gea terkembang. Kehadiran Ervan membuat Gea merasa bahagia dan jauh lebih tenang dari sebelumnya.Semalam, Ervan tiba di rumah pada pukul 22.00 malam. Gea terkejut saat mendengar suara ketukan pintu dari arah luar, dan tidak langsung membukanya. Ia memilih mengintip dari jendela terlebih dulu—memastikan bahwa yang datang bukanlah orang jahat. Setelah melihat perawakan suaminya, barulah Gea segera membuka pintu dan memeluk Ervan dengan erat. Melepas rasa rindu yang teramat dalam.Jujur saja, sejak kepergian Ervan, Gea tidak nyenyak tidur dan tidak memiliki nafsu makan. Hanya sekadar minum air putih dan memakan sebungkus roti. Gea merasa hidupnya terasa hampa tanpa kehadiran suaminya. Bahkan Gea tidak peduli dengan ponselnya yang dibiarkan mati begitu saja, setelah sebelumnya Gea se

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 118 Saling Membalas

    Karena tidak terima dengan apa yang dilakukan Lastri, Bagus memutuskan untuk menemui besannya yang dinilai sangat kurang ajar itu. Secara terang-terangan Lastri menjatuhkan harga dirinya melalui media sosial. Bukan hal seperti ini yang Bagus inginkan. Bagus hanya ingin Lastri dan Gea menjauh dari kehidupan Ervan. Akan tetapi, Lastri justru melawan serangannya balik.Tepat pukul 12.00 siang, setelah bergulat dengan rasa malu dan amarah karena terus digunjing, akhirnya Bagus melangkahkan kakinya menuju lobi, lalu ke parkiran mobil. Bagus mengabaikan tatapan sinis para karyawannya.Setelah masuk ke dalam mobil, Bagus bergegas menyuruh sopir pribadinya untuk tancap gas menuju kediaman Lastri.Sekitar satu jam berkendara, sampailah Bagus di depan rumah besannya itu. Bagus turun dari mobil dengan tergesa-gesa. Amarahnya meledak saat melihat Lastri tampak tenang saja sambil menyirami tanamannya di halaman depan.“Lastri!” Sudah tak ada lagi embel-embel ‘Bu Lastri’ saat Bagus memanggil wanita

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 119 Melahirkan

    Menjelang kelahiran, Gea tiba-tiba mengalami serangan panik. Ia khawatir jika dirinya akan meninggal dunia setelah melahirkan. Itu semua karena Gea baru saja menonton sebuah video tentang seorang wanita yang meninggal dunia setelah melahirkan, di salah satu media sosialnya. Gea mulai memikirkan hal-hal buruk itu, sehingga membuatnya tidak nafsu makan.Ervan yang melihat perubahan sikap istrinya seketika bertanya, “Sayang, kamu kenapa?”“Nggak papa, Mas.”“Kalau nggak papa, kenapa nggak mau makan? Mukanya juga murung terus. Ada apa? Nggak mau cerita sama suami sendiri?” tanya Ervan dengan suara lembut.Gea menghela napas berat, dan menatap Ervan. Ia pun berkata, “Mas, aku takut.”Mendengar pernyataan Gea, dahi Ervan mengernyit heran. “Takut? Takut kenapa, Sayang? Masih takut soal Papa? Kan belakangan ini Papa udah nggak ganggu kita.”Memang benar yang dikatakan Ervan. Semenjak peristiwa pertengkaran dengan Lastri, Bagus sudah tidak pernah lagi mengganggu kehidupan Ervan dan Gea. Bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 120 Hujatan

    Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Gea diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Rencananya, besok Ervan dan Gea akan mengadakan syukuran kecil-kecilan untuk menyambut kehadiran buah hati mereka.Ervan sendiri tampak semangat sekali mempersiapkan segala sesuatunya, dibantu oleh Fahri, Herman, Nurma dan Lastri. Sementara Gea hanya duduk di ayunan taman sambil menggendong bayinya yang sedang terlelap. Dipandanginya wajah sang anak yang telah ia kandung selama 9 bulan itu.Gea tersenyum bahagia. Bayi yang tadinya tak ia harapkan ternyata berhasil ia pertahankan sampai lahir ke dunia. “Wajah kamu mirip banget sama Papa, Nak,” ucapnya pelan.Saat sedang sibuk mengamati wajah anaknya, tiba-tiba dari arah gerbang rumah, para tetangga julid itu muncul lagi. Mereka melontarkan kalimat-kalimat menyakitkan yang ditujukan pada Gea.“Tuhkan ibu-ibu, bener dugaan kita. Pasti itu anak di luar nikah.”“Iya, Bu. Ya ampun, nggak nyangka ya. Mukanya polos, tapi kelakuannya memalukan.”“Percum

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26

Bab terbaru

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 127 Akhir

    Delapan tahun kemudian....“Papa!”Iqbal berseru riang saat melihat sang ayah sudah menunggunya di parkiran mobil. Saat ini, Iqbal sudah bersekolah di Sekolah Dasar yang cukup terkenal dan bonafit di Semarang. Iqbal baru saja selesai ulangan matematika dan mendapatkan nilai terbaik. Ia tidak sabar ingin menunjukkan hasil ulangannya pada sang ayah.Iqbal berlari-lari kecil menghampiri ayahnya. Setelah hampir sampai, Iqbal tersandung batu dan hampir terjatuh. Untunglah sang ayah dengan sigap menangkap tubuhnya.“Astaga, Iqbal. Kamu tuh jangan suka lari-lari. Hampir aja jatuh kamunya. Kalau sampai ada yang luka, Papa yang dimarahi Mama,” ucap Ervan.Iqbal justru tertawa lalu meminta maaf pada Ervan. “Iya maaf ya, Pa. Soalnya aku semangat banget mau nunjukin hasil ulangan matematika aku ke Papa.”“Kamu ada ulangan matematika hari ini?” tanya Ervan.“Iya, Pa. Ini hasilnya.”Iqbal menyodorkan selembar kertas ulangan pada Ervan. Ervan pun dengan senang hati menerimanya dan memeriksa hasil ul

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 126 Kebahagiaan Ervan dan Fahri

    Dua tahun kemudian, Ervan tampak disibukkan dengan toko sembakonya yang semakin hari semakin ramai pembeli. Padahal ia sudah memiliki tiga orang pekerja, namun dirinya masih harus membantu jika sudah ramai pesanan. Belum lagi ada pesanan yang berasal dari beberapa toko kelontong yang harus diantar. Ervan benar-benar kewalahan, namun tetap bersyukur karena kios sembakonya selalu ramai pembeli.Hingga malam pun tiba, Ervan bergegas masuk ke kamar untuk tidur setelah menghitung keuntungan hari ini. Saat masuk ke kamar, ia melihat istrinya masih belum tidur. Sedangkan Iqbal sudah tidur di kamar satunya.“Sayang, kok belum tidur?” tanya Ervan sambil memeluk istrinya yang berdiri memandangi langit malam dari jendela kamar.“Aku belum bisa tidur, Mas. Tadi udah minum susu hangat, tapi belum ngantuk juga,” jawab Gea. “Oh iya, gimana keuntungan hari ini, Mas?”“Alhamdulillah makin meningkat, Sayang. Aku kayaknya butuh dua karyawan lagi deh, Yang. Soalnya setiap hari pembeli makin ramai. Kadang

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 125 Ikhlas

    Seminggu setelah kepergian Intan, Ervan dan Gea memutuskan untuk mengikhlaskan semuanya. Mulai dari permasalahan awal dengan Intan dan Irma, sampai merembet ke masalah Wahyu yang dendam karena kematian Jelita. Bahkan sampai menyeret beberapa orang, termasuk Restu. Mereka sudah mulai berdamai dengan masa lalu dan akan memulai kehidupan baru bersama-sama.Dan pagi ini, mereka berniat melihat kondisi terkini Irma dan juga Dira. Mereka berada di RSJ yang sama. Namun, mereka hanya bisa melihat dari kejauhan saja. Kondisi Irma dan Dira sangat buruk dan sulit untuk dikendalikan, terutama Irma yang terkadang berteriak bahwa dirinya adalah orang paling kaya di muka Bumi ini. Obsesinya menjadi orang kaya memang masih sangat melekat di pikirannya, sehingga membuatnya depresi ketika keinginan itu tak tercapai.Setelah selesai melihat kondisi Irma dan Dira, mereka memutuskan untuk berkunjung ke makam Wahyu dan Intan. Hanya sebentar karena mereka sekeluarga berencana untuk liburan ke tempat rekreas

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 124 Kabar Tentang Intan, Irma dan Dira

    Fahri berjalan memasuki kafe yang menjadi tempat pertemuannya dengan Ervan malam ini. Pagi tadi, ia ditugaskan Ervan untuk mengunjungi para pelaku yang sudah mengganggu kehidupan Ervan. Hanya sekadar mengetahui keadaan mereka masing-masing. Kalau Restu, Ervan sendiri sudah mempekerjakannya lagi mulai besok, dan itu atas permintaan Gea. Ervan juga sudah bisa memaafkan kesalahan Restu, mengingat kondisi Restu saat itu sedang terdesak.Ervan yang melihat keberadaan Fahri langsung melambaikan tangan. Posisi duduknya memang sedikit ke belakang area kafe karena lebih sepi dari bagian depan. Untung saja Fahri bisa menyadari lambaian tangannya dan bergegas menghampirinya.Fahri duduk di hadapan Ervan. Wajahnya tampak murung setelah mengunjungi Intan, Irma dan Dira. Ervan bisa merasakan aura tidak enak dari tatapan mata Fahri.“Ada apa, Ri?” tanya Ervan.Sebelum berbicara, Fahri menghela napas terlebih dulu. Helaan napasnya terdengar sangat berat sekali. Kemudian, Fahri berkata, “Van, gue puny

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 123 Hari yang Membahagiakan

    Gea melambaikan tangan ketika mobil Bagus sudah melaju meninggalkan rumahnya. Senyum bahagia Gea tak luntur sedetikpun. Hatinya sangat-sangat lega sekarang. Bagus kembali bersikap seperti biasanya dan justru menerima putranya sebagai cucu.Hingga tak lama kemudian, suara Ervan terdengar jelas di telinganya. Gea menoleh dan ternyata Ervan sudah berdiri di sampingnya.“Loh, ini kado dari siapa, Yang?” tanya Ervan sambil mengernyit heran.“Dari Papa, Mas.”Ervan melongo mendengar jawaban Gea. “Hah? Papa?”“Iya, Mas.”“Papa kesini?” tanya Ervan lagi.Gea mendengus dan hanya mengangguk. Sementara Ervan mencoba menepuk pipinya. Ia merasa sedang bermimpi. Namun hal itu justru membuatnya terlihat lucu di mata sang istri, sampai membuat istrinya tertawa.Ervan lantas menatap istrinya dengan alis yang tertaut samar. “Kok kamu ketawa, Yang?”“Ya soalnya kamu lucu,” jawab Gea apa adanya.“Lucu kenapa?”“Itu tadi, tepuk-tepuk pipi.” Gea menekan pipi Ervan yang tampak sedikit berisi. “Kamu itu lagi

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 122 Situasi Membaik

    “Ma, makasih banyak udah kasih pencerahan Gea. Berkat Mama, dia sekarang jauh lebih tenang dan nggak jadi pergi,” ucap Ervan lega.“Iya, Van. Mama ngelakuin ini demi kebahagiaan kalian. Jangan sampai kalian berpisah hanya karena ocehan dari tetangga. Memang pernikahan kalian terjadi atas dasar kesalahan. Tapi, bukan berarti mereka berhak menilai kalian seenaknya.”Saat ini, Ervan dan Lastri sedang duduk di ruang tamu. Sedangkan Gea dan Iqbal sudah tidur di kamar. Mereka masih mengobrol sambil menikmati segelas teh yang dibuat oleh Lastri.Ervan benar-benar lega sekali ketika hati Gea luluh oleh nasehat Lastri. Ia tidak menyangka, ucapan Lastri sangat berpengaruh pada keputusan Gea. Hingga akhirnya, Gea membatalkan keputusannya untuk pergi meninggalkan Ervan.“Ehm, atau kami pindah aja ya, Ma. Ke Semarang lagi. Soalnya tetangga di lingkungan sana baik-baik banget, terutama sama Gea. Beda sama tetangga di sini,” ujar Ervan.Lastri tersenyum dan berkata, “Van, mau kalian keliling dunia p

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 121 Nasehat Lastri

    Semenjak Gea berkata seperti itu kemarin, Ervan terus memikirkan hal tersebut sepanjang hari. Bahkan ia tak fokus lagi membantu Nurma untuk menyiapkan acara syukuran. Fokusnya hanya tertuju pada Gea dan juga anaknya, Iqbal Zubayr Pratama. Bahkan Ervan sampai menghampiri para tetangga yang kemarin sudah menghujat istri dan anaknya. Abdi yang memberitahukan siapa saja tetangga itu.Ervan tidak segan membentak para tetangganya karena sudah berani mengusik ketenangan keluarganya. Karena ucapan mereka, Gea yang masih sangat sensitif pasca melahirkan pun memutuskan hal yang menyakitkan bagi Ervan.“Jadi orang itu jangan suka usik urusan orang lain! Kalian itu nggak tahu apa-apa tentang keluarga kami! Saya udah pernah kasih peringatan sama kalian. Siapapun yang menghina istri saya, kalian akan berurusan sama polisi! Tapi kalian nggak ada kapoknya! Gara-gara kalian, istri saya jadi stres!”Dan karena dilabrak langsung oleh Ervan, para ibu-ibu itu pun tampak ketakutan. Ditambah lagi suami-suam

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 120 Hujatan

    Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Gea diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Rencananya, besok Ervan dan Gea akan mengadakan syukuran kecil-kecilan untuk menyambut kehadiran buah hati mereka.Ervan sendiri tampak semangat sekali mempersiapkan segala sesuatunya, dibantu oleh Fahri, Herman, Nurma dan Lastri. Sementara Gea hanya duduk di ayunan taman sambil menggendong bayinya yang sedang terlelap. Dipandanginya wajah sang anak yang telah ia kandung selama 9 bulan itu.Gea tersenyum bahagia. Bayi yang tadinya tak ia harapkan ternyata berhasil ia pertahankan sampai lahir ke dunia. “Wajah kamu mirip banget sama Papa, Nak,” ucapnya pelan.Saat sedang sibuk mengamati wajah anaknya, tiba-tiba dari arah gerbang rumah, para tetangga julid itu muncul lagi. Mereka melontarkan kalimat-kalimat menyakitkan yang ditujukan pada Gea.“Tuhkan ibu-ibu, bener dugaan kita. Pasti itu anak di luar nikah.”“Iya, Bu. Ya ampun, nggak nyangka ya. Mukanya polos, tapi kelakuannya memalukan.”“Percum

  • CEO MESUM itu SUAMIKU   Bab 119 Melahirkan

    Menjelang kelahiran, Gea tiba-tiba mengalami serangan panik. Ia khawatir jika dirinya akan meninggal dunia setelah melahirkan. Itu semua karena Gea baru saja menonton sebuah video tentang seorang wanita yang meninggal dunia setelah melahirkan, di salah satu media sosialnya. Gea mulai memikirkan hal-hal buruk itu, sehingga membuatnya tidak nafsu makan.Ervan yang melihat perubahan sikap istrinya seketika bertanya, “Sayang, kamu kenapa?”“Nggak papa, Mas.”“Kalau nggak papa, kenapa nggak mau makan? Mukanya juga murung terus. Ada apa? Nggak mau cerita sama suami sendiri?” tanya Ervan dengan suara lembut.Gea menghela napas berat, dan menatap Ervan. Ia pun berkata, “Mas, aku takut.”Mendengar pernyataan Gea, dahi Ervan mengernyit heran. “Takut? Takut kenapa, Sayang? Masih takut soal Papa? Kan belakangan ini Papa udah nggak ganggu kita.”Memang benar yang dikatakan Ervan. Semenjak peristiwa pertengkaran dengan Lastri, Bagus sudah tidak pernah lagi mengganggu kehidupan Ervan dan Gea. Bahkan

DMCA.com Protection Status