Share

Bab 113 No Respect

Sudah hampir dua jam lamanya Ervan mempelajari berkas. Matanya semakin lelah karena terus membaca. Belum lagi pinggangnya yang mulai terasa sakit. Ervan pun berhenti sejenak lalu meneguk segelas air putih sampai tandas. Kemudian Ervan menatap Herman yang sedang mengerjakan tugasnya di depan laptop.

Ervan berdiri dari kursinya, lalu berjalan mendekati Herman. "Man, aku mau ke toilet sebentar."

"Oh, iya silahkan, Pak."

Salah satu alis Ervan naik ke atas. "Nggak ditemenin? Katanya suruh jagain," sindirnya.

"Kalau soal buang air, saya nggak mungkin ikutin Bapak. Itu kan privasi. Lagian toilet Bapak juga ada di ruangan ini. Jadi, buat apa saya ikuti Bapak?"

"Jawaban cerdas," puji Ervan. "Ya udah, aku ke toilet bentar ya. Kalau Pak Bagus masuk, bilang aku ada di toilet. Sekalian aja bawa di ke depan toilet."

Herman terkekeh mendengar ucapan Ervan. Ia menganggukkan kepala. "Iya, Pak. Nanti saya bawa sampai depan toilet."

"Bagus," kelakar Ervan.

Setelah itu, Ervan pun bergegas masuk ke ruang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status