Share

Bab 114 Murkanya Seorang Ibu

Waktu semakin cepat berlalu. Tak terasa, langit mulai memancarkan cahaya kemerahan. Menandakan bahwa hari sudah senja dan sudah waktunya untuk pulang ke rumah. Namun, tidak dengan Ervan dan beberapa karyawan lainnya. Karena perusahaan memang sedang sibuk, banyak karyawan yang terpaksa lembur untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

Fahri dan Herman juga masih berada di ruangan masing-masing. Seharian ini, Ervan belum berinteraksi dengan Fahri karena Ervan takut mengganggu konsentrasi Fahri dalam bekerja.

Ervan melirik jam tangannya. Sudah pukul 18.00 sore dan perutnya sudah sangat kelaparan. Siang tadi Ervan hanya makan sebungkus roti dan minum kopi.

"Pesan online aja kali ya," gumamnya.

Namun lagi-lagi, Ervan teringat bahwa ponselnya tertinggal di Semarang. Saat ini, dirinya tidak memiliki ponsel untuk memesan makanan secara online. "Hadeh! Coba aja ponselnya aku simpan aja di kantong celana. Mungkin sekarang udah bisa nelpon Gea."

Ervan tidak mungkin memakai telepon kantor karena semua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status