Share

Bab 42

Setelah lulus dia sibuk bekerja, lalu memiliki keluarga sendiri.

Orang tuanya tidak mau merepotkannya, jadi jarang menelepon, sedangkan dirinya juga sibuk, jadi sering kelupaan orang tuanya.

Begitu sampai di rumah, Santo Siris yang membukakan pintu untuknya, di tangannya terdapat koran, dia sedang memakai kacamata baca. Begitu melihat Thasia, wajahnya yang serius pun tersenyum. "Thasia datang, cepatlah masuk."

Thasia segera masuk, Santo mengambilkan sandal rumah untuknya. "Ibumu tahu kamu akan pulang, jadi dia sedang sibuk di dapur, dia membuat semua makanan kesukaanmu hari ini, beruntung sekali kamu."

"Oke, aku ingin makan iga asam manis buatan Ibu." Thasia segera menggandeng tangan Santo. "Aku juga ingin makan ikan hasil panjingan Ayah."

Santo pun tersenyum sambil berkata, "Mulutmu ini benar-benar manis."

Thasia segera melepas jaketnya, mengangkat lengan bajunya, lalu berkata, "Aku ke dapur dulu membantu Ibu ...."

"Aduh, nggak perlu." Santo segera melarangnya.

Sebelum masuk ke dapur
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status