Saat ini Thasia baru menelepon Sabrina.Mendengar suara malas Sabrina, Thasia merasa bersalah. "Maaf mengganggu waktumu istirahat. Aku saat ini sedang di jalan menuju mal di dekat rumahmu. Aku akan menunggumu di sana.""Oke." Sabrina tidak menolak ajakannya.Setelah Thasia sampai di mal, dia mencari toko teh susu, lalu memesan dua gelas minuman.Saat Sabrina sampai, dari kejauhan dia sudah bisa melihat Thasia, yang sedang duduk di meja bundar berwarna putih sambil meminum teh susu."Hari ini mengajakku keluar, bahkan memilih tempat minuman yang cukup terkenal. Bilang saja, apa tujuanmu?" Sabrina melirik Thasia dengan galak.Meski berkata seperti itu, dia tetap menarik kursi dan duduk di hadapan Thasia.Thasia tertawa. "Nggak ada tujuan apa-apa, aku menyuruhmu ke sini karena ingin memintamu menemaniku jalan-jalan saja, lalu ... Jeremy bilang masalah pameranmu sudah beres diurus oleh Tony."Awalnya saat tidak membahas Jeremy suasana hati Sabrina masih baik-baik saja, bahkan masih bisa be
Wanita itu adalah saingan Sabrina, Novita Sari.Saat Sabrina membuka pameran, Novita ikut-ikutan, saat dia mengeluarkan gambar desain, wanita itu juga ikut-ikutan. Pokoknya apa pun yang dia kerjakan, Novita akan selalu mengikutinya.Beberapa pegawai toko itu juga hanya bisa memihak pada tamu yang lebih berkuasa.Mana mungkin Thasia memberikan baju yang sudah dirinya pilihan untuk Sabrina pada orang lain?Saat ini Thasia segera mengeluarkan kartu hitam milik Jeremy dari tasnya. "Gesek ini, aku mau baju ini."Thasia menarik tangan Sabrina sambil berjalan keluar dari ruang coba.Kelihatan jelas bahwa mereka belum mencoba bajunya.Pokoknya saat ini aura mereka terlihat lebih berkuasa daripada Novita.Saat Novita dan pegawai toko itu melihat kartu hitam, mata mereka terbuka lebar, terutama Novita, dia pun berkata dengan tidak senang, "Kamu hanya seorang sekretaris, beraninya kamu mengeluarkan kartu bosmu di sini untuk pamer!"Dirinya adalah tamu VIP di sini!Sabrina memang lebih berbakat da
"Jangan ribut lagi! Kalau ada orang dipukul dan jadi simpanan orang lain juga nggak ada hubungannya dengan kita! Kalian pikiran saja urusan kalian masing-masing!""Wanita yang menjadi simpanan malah mengeluarkan kartu hitamnya untuk pamer? Sungguh konyol, pantas saja aku heran, dia masih muda kenapa sudah bisa menjadi sekretaris CEO, ternyata dia mengandalkan kemampuannya di ranjang!""Thasia sungguh hebat, kemarin itu saat di sebuah acara Pak Jeremy sampai mengamuk karena membelanya, kalian juga pasti nggak tahu kalau cinta pertama Pak Jeremy sampai pergi karena kesal padanya.""Benarkah? Thasia hebat sekali, kenapa dia nggak membuat Jeremy menikahinya?""Memangnya mudah menjadi istri orang kaya?"...Pada akhirnya netizen malah membicarakan Thasia, bahkan mengedit foto Thasia menjadi hitam putih, memarahi Thasia panjang lebar.Lisa merasa sangat senang melihat ini.Saat ini Lisa juga merencanakan sesuatu, dia membuka semua barang yang dibawa Thasia.Di dalamnya ada sarang walet.Lisa
Saat melihat ini Yasmin sudah tidak bisa merasa tenang lagi, amarahnya langsung meluap.Dia langsung memerintahkan pengawal di sisinya, "Ikuti Jeremy dan Thasia."Jika Thasia sampai ditangkap, Jeremy tidak mungkin hanya diam saja.Kenyataannya memang seperti itu.Jeremy sudah tiba di kantor polisi.Thasia, Sabrina dan Novita sedang ditahan di ruang interogasi yang sama. Novita punya orang yang akan menjaminnya, selama ada yang menjaminnya, maka dia sudah bisa dibebaskan.Dia sengaja meminta satu ruangan dengan Thasia dan Sabrina.Karena dengan begini saat dirinya dibebaskan, dia bisa pamer di depan kedua orang itu.Namun, tanpa diduga orang yang dibebaskan duluan adalah Thasia, dan orang yang datang menjaminnya adalah CEO PT Okson, Jeremy sendiri.Jeremy hari ini memakai kemeja abu dengan jas hitam, tinggi badannya yang 188 cm berdiri dengan tegak di sana dan terlihat dingin. Namun, tatapan matanya yang tajam membuat orang sungkan padanya.Saat Jeremy muncul semua orang pun mengerti, t
Novita juga tidak bisa menolak."Baiklah."Thasia berkata lagi, "Harus ada bukti bahwa kamu nggak akan mencari masalah dengan Sabrina lagi. Cepat buat surat pernyataan.""Oke."Novita mengiakannya demi tidak bermasalah dengan Jeremy.Tidak sampai tiga menit, Novita sudah selesai menulis surat pernyataan, bahkan demi lebih menjaminkan lagi, ada juga cap tangannya.Siapa sangka, saat hendak diserahkan pada Thasia, wanita itu berkata pada Novita, "Orang yang harus tahu jaminan ini itu Sabrina."Novita pun hanya bisa menyerahkannya pada Sabrina.Sabrina membaca isinya sebentar. Novita menulisnya dengan cukup cepat. Tanpa disangka, saat ini Jeremy berkata, "Tony, laporkan bahwa dia telah mengelabui opini publik, tahan selama beberapa hari!""Baik."Tony dengan cepat mengiakannya.Novita tercengang. Dirinya adalah desainer baju, juga cukup terkenal, bahkan putri kesayangan Keluarga Sari, bagaimana mungkin dia ditahan selama beberapa hari di kantor polisi?Bukankah nanti dia akan menjadi baha
Wajah Yasmin seketika terlihat tidak senang.Jeremy tidak ingin menerima tamu? Jelas-jelas pria itu sengaja menghindarinya.Yasmin tidak peduli pada hal ini, dia bersikeras untuk masuk.Namun, baru saja berjalan sebentar, beberapa satpam sudah muncul di depannya, satpam yang berdiri di depan berkata padanya dengan formal, "Bu, jangan membuat masalah di sini. Kalau ingin bertemu Pak Jeremy, kamu bisa menunggunya di rumah atau menelepon beliau."Kemudian satpam itu menambahkan lagi, "Coba kamu pikir, di sini ada banyak orang. Kalau ada yang melihat ini dan sampai heboh di internet, bukankah masalahnya jadi gawat?"Dada Yasmin bergerak naik turun, dia terlihat sangat marah.Jeremy sengaja menghindarinya, mana mungkin pria itu mau mengangkat teleponnya?Jeremy melakukan hal ini pasti karena Thasia, pria itu melindungi Thasia dari dirinya!Bagus!Jeremy sampai melakukan hal ini demi Thasia!Yasmin pun pergi dari sana dengan kesal....Di kantor presdir.Setelah Jeremy membawa Thasia ke kant
Thasia menunduk. "Nggak, aku hanya asal bicara saja, jangan dimasukkan ke dalam hati. Aku masih ingat dengan kontrak kita. Lagi pula, kamu juga tahu aku menyukai orang lain."Thasia tahu jika dirinya berkata seperti ini Jeremy pasti akan marah, tapi dia tidak punya pilihan.Thasia juga punya gengsi, jadi dia tidak ingin Jeremy tahu bahwa dirinya sedang cemburu.Saat mendengar perkataan Thasia, senyuman Jeremy pun membeku, ekspresinya menjadi dingin. "Di kantor kamu itu sekretarisku, kalau aku memerintahmu, kamu hanya boleh mengangguk."Maksud kalimatnya adalah jangan pernah melawan.Thasia mengangguk. "Oke."Kemudian Thasia berjalan ke arah Jeremy.Pijatan Thasia sangat lembut, dan yang paling penting itu aroma di tubuh Thasia bisa membuat Jeremy merasa nyaman. Setelah beberapa saat Jeremy pun menutup matanya, tubuhnya menjadi lebih rileks....Di saat yang sama, Yasmin malah pergi ke Kediaman Keluarga Siris.Bianca sudah tidak suka pada Yasmin karena terakhir kali wanita itu berani me
Sebelum Jeremy berbicara Bianca sudah menutup panggilannya.Suara telepon ditutup itu seakan-akan mengetuk hati Jeremy, dia menggenggam ponselnya dengan erat, wajahnya yang tampan seperti ditutupi dengan awan gelap, terlihat sangat mengerikan.Saat Thasia berjalan masuk, dia langsung melihat tampang tidak senang Jeremy.Sedangkan ponselnya berada di genggaman pria itu.Hati Thasia pun berdetak dengan kencang.Sekarang daftar rumah sakit selalu menggunakan ponsel.Melihat ekspresi Jeremy ini, mungkinkah pria itu melihat nomor pendaftarannya, serta catatan transaksinya?Terutama saat kedua mata tajam pria itu melirik Thasia, seketika Thasia merasa panik, dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menghadapi Jeremy, saat ini pihak lawan tiba-tiba berkata dengan nada dingin, "Thasia, kamu memberi tahu ibumu kita akan bercerai?"Tadi Thasia masih merasa panik.Setelah mendengar pertanyaan Jeremy ini, dia pun menghela napas lega.Thasia merapatkan bibirnya. "Bukankah sudah sepatutnya aku memberi