Saat melihat ini Yasmin sudah tidak bisa merasa tenang lagi, amarahnya langsung meluap.Dia langsung memerintahkan pengawal di sisinya, "Ikuti Jeremy dan Thasia."Jika Thasia sampai ditangkap, Jeremy tidak mungkin hanya diam saja.Kenyataannya memang seperti itu.Jeremy sudah tiba di kantor polisi.Thasia, Sabrina dan Novita sedang ditahan di ruang interogasi yang sama. Novita punya orang yang akan menjaminnya, selama ada yang menjaminnya, maka dia sudah bisa dibebaskan.Dia sengaja meminta satu ruangan dengan Thasia dan Sabrina.Karena dengan begini saat dirinya dibebaskan, dia bisa pamer di depan kedua orang itu.Namun, tanpa diduga orang yang dibebaskan duluan adalah Thasia, dan orang yang datang menjaminnya adalah CEO PT Okson, Jeremy sendiri.Jeremy hari ini memakai kemeja abu dengan jas hitam, tinggi badannya yang 188 cm berdiri dengan tegak di sana dan terlihat dingin. Namun, tatapan matanya yang tajam membuat orang sungkan padanya.Saat Jeremy muncul semua orang pun mengerti, t
Novita juga tidak bisa menolak."Baiklah."Thasia berkata lagi, "Harus ada bukti bahwa kamu nggak akan mencari masalah dengan Sabrina lagi. Cepat buat surat pernyataan.""Oke."Novita mengiakannya demi tidak bermasalah dengan Jeremy.Tidak sampai tiga menit, Novita sudah selesai menulis surat pernyataan, bahkan demi lebih menjaminkan lagi, ada juga cap tangannya.Siapa sangka, saat hendak diserahkan pada Thasia, wanita itu berkata pada Novita, "Orang yang harus tahu jaminan ini itu Sabrina."Novita pun hanya bisa menyerahkannya pada Sabrina.Sabrina membaca isinya sebentar. Novita menulisnya dengan cukup cepat. Tanpa disangka, saat ini Jeremy berkata, "Tony, laporkan bahwa dia telah mengelabui opini publik, tahan selama beberapa hari!""Baik."Tony dengan cepat mengiakannya.Novita tercengang. Dirinya adalah desainer baju, juga cukup terkenal, bahkan putri kesayangan Keluarga Sari, bagaimana mungkin dia ditahan selama beberapa hari di kantor polisi?Bukankah nanti dia akan menjadi baha
Wajah Yasmin seketika terlihat tidak senang.Jeremy tidak ingin menerima tamu? Jelas-jelas pria itu sengaja menghindarinya.Yasmin tidak peduli pada hal ini, dia bersikeras untuk masuk.Namun, baru saja berjalan sebentar, beberapa satpam sudah muncul di depannya, satpam yang berdiri di depan berkata padanya dengan formal, "Bu, jangan membuat masalah di sini. Kalau ingin bertemu Pak Jeremy, kamu bisa menunggunya di rumah atau menelepon beliau."Kemudian satpam itu menambahkan lagi, "Coba kamu pikir, di sini ada banyak orang. Kalau ada yang melihat ini dan sampai heboh di internet, bukankah masalahnya jadi gawat?"Dada Yasmin bergerak naik turun, dia terlihat sangat marah.Jeremy sengaja menghindarinya, mana mungkin pria itu mau mengangkat teleponnya?Jeremy melakukan hal ini pasti karena Thasia, pria itu melindungi Thasia dari dirinya!Bagus!Jeremy sampai melakukan hal ini demi Thasia!Yasmin pun pergi dari sana dengan kesal....Di kantor presdir.Setelah Jeremy membawa Thasia ke kant
Thasia menunduk. "Nggak, aku hanya asal bicara saja, jangan dimasukkan ke dalam hati. Aku masih ingat dengan kontrak kita. Lagi pula, kamu juga tahu aku menyukai orang lain."Thasia tahu jika dirinya berkata seperti ini Jeremy pasti akan marah, tapi dia tidak punya pilihan.Thasia juga punya gengsi, jadi dia tidak ingin Jeremy tahu bahwa dirinya sedang cemburu.Saat mendengar perkataan Thasia, senyuman Jeremy pun membeku, ekspresinya menjadi dingin. "Di kantor kamu itu sekretarisku, kalau aku memerintahmu, kamu hanya boleh mengangguk."Maksud kalimatnya adalah jangan pernah melawan.Thasia mengangguk. "Oke."Kemudian Thasia berjalan ke arah Jeremy.Pijatan Thasia sangat lembut, dan yang paling penting itu aroma di tubuh Thasia bisa membuat Jeremy merasa nyaman. Setelah beberapa saat Jeremy pun menutup matanya, tubuhnya menjadi lebih rileks....Di saat yang sama, Yasmin malah pergi ke Kediaman Keluarga Siris.Bianca sudah tidak suka pada Yasmin karena terakhir kali wanita itu berani me
Sebelum Jeremy berbicara Bianca sudah menutup panggilannya.Suara telepon ditutup itu seakan-akan mengetuk hati Jeremy, dia menggenggam ponselnya dengan erat, wajahnya yang tampan seperti ditutupi dengan awan gelap, terlihat sangat mengerikan.Saat Thasia berjalan masuk, dia langsung melihat tampang tidak senang Jeremy.Sedangkan ponselnya berada di genggaman pria itu.Hati Thasia pun berdetak dengan kencang.Sekarang daftar rumah sakit selalu menggunakan ponsel.Melihat ekspresi Jeremy ini, mungkinkah pria itu melihat nomor pendaftarannya, serta catatan transaksinya?Terutama saat kedua mata tajam pria itu melirik Thasia, seketika Thasia merasa panik, dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menghadapi Jeremy, saat ini pihak lawan tiba-tiba berkata dengan nada dingin, "Thasia, kamu memberi tahu ibumu kita akan bercerai?"Tadi Thasia masih merasa panik.Setelah mendengar pertanyaan Jeremy ini, dia pun menghela napas lega.Thasia merapatkan bibirnya. "Bukankah sudah sepatutnya aku memberi
Jeremy tidak mendengarkan perkataannya. Dia tidak ingin mendengarkan omong kosong gadis ini, dia hanya ingin menegaskan satu hal. "Kamu nggak akan bisa menggantikan Thasia, jadi berhentilah berangan-angan!""Terima kasih atas nasihatnya Pak Jeremy. Aku akan segera menelepon pihak restoran untuk mengantarkan makanan baru!"Vina masih tidak berani melirik Jeremy.Jeremy berkata dengan nada dingin, "Nggak perlu!"Setelah berkata seperti itu Jeremy segera bangkit berdiri, lalu meninggalkan Vina sendirian.Walaupun Jeremy sudah pergi meninggalkan kantor, Vina masih merasa takut. Jeremy merasa dirinya ingin menggantikan posisi Thasia, tapi Thasia memang mempekerjakan dirinya untuk menggantikan posisi wanita itu.Dengan kekuasaan Jeremy, pria itu bisa saja memecatnya.Dirinya sekarang sudah bekerja di PT Okson, jika sampai dipecat, apakah perusahaan lain masih mau menerimanya bekerja setelah melihat CV-nya?Apalagi!Yang dia hadapi ini adalah pebisnis nomor satu di Ibu Kota, kepala Keluarga O
Bianca juga mendengus. "Kalau dia berani datang lagi, aku pasti nggak akan membiarkannya pergi begitu saja! Orang baik malah dianiaya, kita nggak melakukan kesalahan apa pun, kenapa harus takut padanya?"Mata Thasia seketika memerah.Orang tuanya bersikap seperti ini demi dirinya.Thasia berkata dengan suara serak, "Aku nggak ingin kalian bertengkar dengan orang lain, biar aku yang urus masalah Yasmin."Yasmin memang tidak suka pada Thasia.Sekarang Jeremy tidak ingin bercerai dengannya, mungkin dia bisa mencari jalan keluar dari Yasmin.Thasia memasak dulu untuk orang tuanya sebelum pergi.Tanpa disangka, saat dia ingin memanggil taksi di depan kompleksnya, dia melihat ada mobil hitam yang terparkir di seberang jalan, kaca mobilnya tidak ditutup, wajah tampan Jeremy muncul di sana.Satu tangan pria itu bergantung di jendela, jari-jari panjangnya sedang menjepit sebatang rokok yang sudah setengah.Thasia merasa ragu, lalu pada akhirnya dia berjalan ke arah pria itu.Gerakan Thasia saat
Thasia yang ada di sampingnya tertegun begitu mendengar kata keracunan makanan.Bukannya Lisa sedang berada di rumah sakit, bagaimana dia bisa keracunan makanan?Ada apa ini?Lisa merasa tenggorokannya seperti tercekik, hatinya juga terkejut. Saat Jeremy tahu hal ini, dia tidak langsung ke rumah sakit? Jeremy telah berubah, pria ini dulu tidak akan bertindak seperti itu!Lisa seketika menangis. "Jeremy, kamu pikir aku sedang berpura-pura? Aku serius, aku ada bukti pemeriksaannya, sarang walet itu sudah dibawa untuk diperiksa."Mendengar ini Thasia akhirnya mengerti.Lisa keracunan karena sarang walet itu, sedangkan dirinya yang mengantarkan sarang waletnya. Yasmin begitu perhatian pada Lisa, jika tidak, wanita itu tidak akan memberikan semua makanan bergizi untuk Lisa.Yasmin tidak mungkin meletakkan racun pada makanan itu.Maka kemungkinan orang yang meracuni Lisa adalah Thasia!Thasia berkata dengan dingin, "Aku hanya mengantarkan barang-barang itu saja, selama perjalanan aku nggak m