Sebelum Jeremy berbicara Bianca sudah menutup panggilannya.Suara telepon ditutup itu seakan-akan mengetuk hati Jeremy, dia menggenggam ponselnya dengan erat, wajahnya yang tampan seperti ditutupi dengan awan gelap, terlihat sangat mengerikan.Saat Thasia berjalan masuk, dia langsung melihat tampang tidak senang Jeremy.Sedangkan ponselnya berada di genggaman pria itu.Hati Thasia pun berdetak dengan kencang.Sekarang daftar rumah sakit selalu menggunakan ponsel.Melihat ekspresi Jeremy ini, mungkinkah pria itu melihat nomor pendaftarannya, serta catatan transaksinya?Terutama saat kedua mata tajam pria itu melirik Thasia, seketika Thasia merasa panik, dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menghadapi Jeremy, saat ini pihak lawan tiba-tiba berkata dengan nada dingin, "Thasia, kamu memberi tahu ibumu kita akan bercerai?"Tadi Thasia masih merasa panik.Setelah mendengar pertanyaan Jeremy ini, dia pun menghela napas lega.Thasia merapatkan bibirnya. "Bukankah sudah sepatutnya aku memberi
Jeremy tidak mendengarkan perkataannya. Dia tidak ingin mendengarkan omong kosong gadis ini, dia hanya ingin menegaskan satu hal. "Kamu nggak akan bisa menggantikan Thasia, jadi berhentilah berangan-angan!""Terima kasih atas nasihatnya Pak Jeremy. Aku akan segera menelepon pihak restoran untuk mengantarkan makanan baru!"Vina masih tidak berani melirik Jeremy.Jeremy berkata dengan nada dingin, "Nggak perlu!"Setelah berkata seperti itu Jeremy segera bangkit berdiri, lalu meninggalkan Vina sendirian.Walaupun Jeremy sudah pergi meninggalkan kantor, Vina masih merasa takut. Jeremy merasa dirinya ingin menggantikan posisi Thasia, tapi Thasia memang mempekerjakan dirinya untuk menggantikan posisi wanita itu.Dengan kekuasaan Jeremy, pria itu bisa saja memecatnya.Dirinya sekarang sudah bekerja di PT Okson, jika sampai dipecat, apakah perusahaan lain masih mau menerimanya bekerja setelah melihat CV-nya?Apalagi!Yang dia hadapi ini adalah pebisnis nomor satu di Ibu Kota, kepala Keluarga O
Bianca juga mendengus. "Kalau dia berani datang lagi, aku pasti nggak akan membiarkannya pergi begitu saja! Orang baik malah dianiaya, kita nggak melakukan kesalahan apa pun, kenapa harus takut padanya?"Mata Thasia seketika memerah.Orang tuanya bersikap seperti ini demi dirinya.Thasia berkata dengan suara serak, "Aku nggak ingin kalian bertengkar dengan orang lain, biar aku yang urus masalah Yasmin."Yasmin memang tidak suka pada Thasia.Sekarang Jeremy tidak ingin bercerai dengannya, mungkin dia bisa mencari jalan keluar dari Yasmin.Thasia memasak dulu untuk orang tuanya sebelum pergi.Tanpa disangka, saat dia ingin memanggil taksi di depan kompleksnya, dia melihat ada mobil hitam yang terparkir di seberang jalan, kaca mobilnya tidak ditutup, wajah tampan Jeremy muncul di sana.Satu tangan pria itu bergantung di jendela, jari-jari panjangnya sedang menjepit sebatang rokok yang sudah setengah.Thasia merasa ragu, lalu pada akhirnya dia berjalan ke arah pria itu.Gerakan Thasia saat
Thasia yang ada di sampingnya tertegun begitu mendengar kata keracunan makanan.Bukannya Lisa sedang berada di rumah sakit, bagaimana dia bisa keracunan makanan?Ada apa ini?Lisa merasa tenggorokannya seperti tercekik, hatinya juga terkejut. Saat Jeremy tahu hal ini, dia tidak langsung ke rumah sakit? Jeremy telah berubah, pria ini dulu tidak akan bertindak seperti itu!Lisa seketika menangis. "Jeremy, kamu pikir aku sedang berpura-pura? Aku serius, aku ada bukti pemeriksaannya, sarang walet itu sudah dibawa untuk diperiksa."Mendengar ini Thasia akhirnya mengerti.Lisa keracunan karena sarang walet itu, sedangkan dirinya yang mengantarkan sarang waletnya. Yasmin begitu perhatian pada Lisa, jika tidak, wanita itu tidak akan memberikan semua makanan bergizi untuk Lisa.Yasmin tidak mungkin meletakkan racun pada makanan itu.Maka kemungkinan orang yang meracuni Lisa adalah Thasia!Thasia berkata dengan dingin, "Aku hanya mengantarkan barang-barang itu saja, selama perjalanan aku nggak m
Jeremy terdiam.Dia tidak berpikir untuk menjawab, mulutnya membentuk garis lurus, wajahnya yang tampan terlihat sangat dingin."Thasia, demi bercerai kamu sudah bisa berpura-pura terlihat menyedihkan? Apakah aku harus menjadikanmu artis?"Suara yang rendah dan juga sarkas terdengar di telinga Thasia.Thasia tidak berpikir seperti itu. "Memangnya aku berpura-pura terlihat menyedihkan?"Dirinya sudah berada di sisi Jeremy begitu lama. Walau mereka tidak saling menyukai, setidaknya karena sudah sering bersama, mereka bisa memahami sifat satu sama lain, kenapa pria itu sedikit pun tidak memahami dirinya orang seperti apa?Bisa-bisanya Jeremy berkata seperti ini!Thasia merasa kecewa padanya. "Terserah kamu mau pikir apa. Lagi pula, kita hanya nikah kontrak, suka-suka aku ingin melakukan apa, kamu nggak perlu mengaturku."Mau jadi artis atau tidak itu pilihan Thasia.Mengenai masalah Lisa menuduhnya meletakkan racun itu, dia bisa membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah."Pak Jeremy, kamu
"Hatinya benar-benar busuk, kejadian ini bisa dijadikan film. Hebat sekali dia!"...Thasia sudah tidak melihat komentar di internet lagi, dia hanya peduli setelah buktinya disebarkan, maka dirinya bisa terbukti tidak bersalah. Dia tidak peduli lagi di internet mau seribut apa.Karena pernah tinggal di Vila Anggrek, dia sempat meninggalkan beberapa barang di sini.Dia ingin segera pergi setelah mengambil barang-barangnya.Karena barangnya tidak banyak dengan cepat dia sudah selesai mengambilnya.Saat mau membuka pintu, dia melihat Jeremy sedang berdiri di sana, pria itu melihat barang di tangan Thasia, seketika wajahnya menjadi mengerikan dan dingin."Awalnya aku ingin memperlihatkan semua bukti itu padamu, tapi komentar para netizen sudah keterlaluan, jadi aku pun memutuskan untuk membuktikan bahwa diriku nggak bersalah." Tidak peduli Lisa sengaja ingin menjelek-jelekkannya atau gadis itu memang diracuni oleh orang lain, tapi Lisa malah salah sangka pada dirinya.Setelah membuktikan b
Tatapan Thasia terlihat sangat tegas.Thasia sekarang sudah berubah."Minggu depan hari rabu aku akan ke Kantor Biro Urusan Sipil untuk membuat janji," jawab Jeremy dengan dingin.Thasia sudah bertekad.Thasia memikirkan waktunya.Hari ini baru hari senin, hari rabu minggu depan masih lama, satu detik saja sudah sangat berarti, apalagi beberapa hari!Thasia merapatkan bibirnya. "Kenapa nggak hari ini saja, aku nggak mau bertele-tele.""Masalah Lisa masih belum dibereskan," jawab Jeremy dengan dingin, dia tidak mau membahas hal ini lagi dengan Thasia.Sikap Jeremy sudah jelas menunjukkan bahwa pria itu tidak ingin melihat dirinya lagi.Perkataan Jeremy ini memiliki beberapa arti.Mungkin Jeremy berpikir bahwa masalah Lisa yang keracunan ini ada hubungannya dengan dirinya.Namun, Thasia sudah memberikan buktinya, sedangkan sikap Jeremy masih seperti ini, jangan-jangan pria itu tidak percaya pada hasil buktinya tersebut?Yang penting Jeremy sudah setuju akan pergi ke Kantor Biro Urusan Si
Vazon meletakkan cangkit tehnya di meja, berkata dengan suara rendah, "Apa gunanya mengeluh, dia sudah bilang dia bisa atur sendiri, biarkan saja dia yang urus."Setelah mendengar ini Yasmin merasa lebih kesal lagi. "Mana bisa kamu nggak mengurusnya? Membiarkannya mengurus sendiri, lalu pada akhirnya mereka nggak jadi bercerai bagaimana?"Vazon menatap Yasmin, lalu berkata dengan dingin, "Kalau nggak jadi bercerai, itu masalah dia, kenapa jadi kamu yang pusing?""Dia itu anakku, mungkinkah aku nggak pusing?" kata Yasmin dengan penuh penekanan.Melihat sikapnya ini tatapan Vazon menjadi sedikit kesal, dia pun terdiam.Yasmin yang melihat reaksinya ini merasa sedikit kesal. "Kamu ini menganggapnya sebagai anakmu atau nggak? Selama bertahun-tahun ini kamu nggak pernah mengurusinya, di keluarga ini keberadaanmu sama sekali nggak terasa!""Selama bertahun-tahun ini bukannya kamu hidup dengan baik?" Vazon masih bersikap dingin seperti dulu, seakan-akan Jeremy bukan anaknya.Yasmin berkata, "