"Hatinya benar-benar busuk, kejadian ini bisa dijadikan film. Hebat sekali dia!"...Thasia sudah tidak melihat komentar di internet lagi, dia hanya peduli setelah buktinya disebarkan, maka dirinya bisa terbukti tidak bersalah. Dia tidak peduli lagi di internet mau seribut apa.Karena pernah tinggal di Vila Anggrek, dia sempat meninggalkan beberapa barang di sini.Dia ingin segera pergi setelah mengambil barang-barangnya.Karena barangnya tidak banyak dengan cepat dia sudah selesai mengambilnya.Saat mau membuka pintu, dia melihat Jeremy sedang berdiri di sana, pria itu melihat barang di tangan Thasia, seketika wajahnya menjadi mengerikan dan dingin."Awalnya aku ingin memperlihatkan semua bukti itu padamu, tapi komentar para netizen sudah keterlaluan, jadi aku pun memutuskan untuk membuktikan bahwa diriku nggak bersalah." Tidak peduli Lisa sengaja ingin menjelek-jelekkannya atau gadis itu memang diracuni oleh orang lain, tapi Lisa malah salah sangka pada dirinya.Setelah membuktikan b
Tatapan Thasia terlihat sangat tegas.Thasia sekarang sudah berubah."Minggu depan hari rabu aku akan ke Kantor Biro Urusan Sipil untuk membuat janji," jawab Jeremy dengan dingin.Thasia sudah bertekad.Thasia memikirkan waktunya.Hari ini baru hari senin, hari rabu minggu depan masih lama, satu detik saja sudah sangat berarti, apalagi beberapa hari!Thasia merapatkan bibirnya. "Kenapa nggak hari ini saja, aku nggak mau bertele-tele.""Masalah Lisa masih belum dibereskan," jawab Jeremy dengan dingin, dia tidak mau membahas hal ini lagi dengan Thasia.Sikap Jeremy sudah jelas menunjukkan bahwa pria itu tidak ingin melihat dirinya lagi.Perkataan Jeremy ini memiliki beberapa arti.Mungkin Jeremy berpikir bahwa masalah Lisa yang keracunan ini ada hubungannya dengan dirinya.Namun, Thasia sudah memberikan buktinya, sedangkan sikap Jeremy masih seperti ini, jangan-jangan pria itu tidak percaya pada hasil buktinya tersebut?Yang penting Jeremy sudah setuju akan pergi ke Kantor Biro Urusan Si
Vazon meletakkan cangkit tehnya di meja, berkata dengan suara rendah, "Apa gunanya mengeluh, dia sudah bilang dia bisa atur sendiri, biarkan saja dia yang urus."Setelah mendengar ini Yasmin merasa lebih kesal lagi. "Mana bisa kamu nggak mengurusnya? Membiarkannya mengurus sendiri, lalu pada akhirnya mereka nggak jadi bercerai bagaimana?"Vazon menatap Yasmin, lalu berkata dengan dingin, "Kalau nggak jadi bercerai, itu masalah dia, kenapa jadi kamu yang pusing?""Dia itu anakku, mungkinkah aku nggak pusing?" kata Yasmin dengan penuh penekanan.Melihat sikapnya ini tatapan Vazon menjadi sedikit kesal, dia pun terdiam.Yasmin yang melihat reaksinya ini merasa sedikit kesal. "Kamu ini menganggapnya sebagai anakmu atau nggak? Selama bertahun-tahun ini kamu nggak pernah mengurusinya, di keluarga ini keberadaanmu sama sekali nggak terasa!""Selama bertahun-tahun ini bukannya kamu hidup dengan baik?" Vazon masih bersikap dingin seperti dulu, seakan-akan Jeremy bukan anaknya.Yasmin berkata, "
Jeremy mengatakan hal itu dengan nada dingin.Thasia padahal sangat berniat menciptakan kenangan indah terakhir untuk mereka, tapi sepertinya bagi Jeremy hal itu cukup konyol dan tidak penting.Thasia merasa terhina. "Aku hanya bertanya saja. Lagi pula, aku bisa pergi jalan-jalan dengan gratis, sayang kalau aku nggak memanfaatkannya. Ya sudah kalau nggak jadi. Ada urusan lain?"Maksud kalimatnya adalah kalau tidak ada urusan lagi dia mau pergi.Jeremy hanya terdiam.Thasia juga tidak menunggu, dia langsung berjalan pergi.Setelah beberapa saat, Jeremy merasa terkejut mendengar kabar bahwa Lisa berusaha bunuh diri.Siti dengan panik meneleponnya, "Pak Jeremy, Kak Lisa bilang dia nggak bermaksud menuduh Thasia, aku yang melihatnya memakan sarang walet itu.""Aku bekerja untuknya, mana mungkin aku mencelakainya. Kak Lisa bilang dia nggak bermaksud membuat perusahaanmu terkena imbas, dia hanya bisa bunuh diri untuk membuktikan dirinya nggak bersalah ...."Suara Siti terdengar bergetar, sea
Dia berharap Jeremy bisa sedikit berpikir dengan jelas.Nanti jika dirinya dibawa ke tempat Lisa untuk mengakui kesalahannya, entah hukuman apa yang akan dirinya terima, kalau sampai melukai bayi di perutnya, maka dia akan merasa menyesal seumur hidup.Jeremy hanya bisa menahan bahu Thasia dengan lebih kuat, agar membuatnya lebih tenang. "Aku tahu, aku nggak akan membawamu ke tempat Lisa. Kalau kamu nggak percaya, sekarang telepon Sabrina, suruh dia menjemputmu di sini, bagaimana?"Melihat kondisi Thasia saat ini Jeremy tidak berani membiarkannya pergi sendirian.Thasia tertegun sambil menatap Jeremy, dia terlihat sedikit tidak percaya.Saat melihat Jeremy terdiam, Thasia pun dengan cepat menelepon Sabrina. "Sabrina aku akan mengirimimu lokasiku, kamu cepat jemput aku ...."Suara Thasia sedikit bergetar.Sabrina menyadari hal ini, dia pun langsung menjawab, "Baiklah, aku akan segera ke sana."Thasia segera mengirimkan lokasinya pada Sabrina, bahkan tangannya mengetik sambil gemetar.Se
Setelah mendengar ini Sabrina pun akhirnya mengerti.Tadi mereka sempat bertengkar.Sabrina berkata, "Nggak hanya membuat keributan dengan bunuh diri, sekarang nggak ada yang tahu gadis itu benaran bunuh diri atau nggak. Pabriknya juga sudah bilang kalau barangnya nggak pernah dibuka sebelum Lisa membukanya, maka sudah pasti permasalahannya ada pada Lisa."Artinya Lisa ingin menggunakan masalah bunuh diri ini untuk mengalihkan perhatian semua orang, agar para netizen tahu dia bisa menggunakan cara seperti ini untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.Semua orang akan berpikir Lisa saja rela bunuh diri untuk membuktikan dirinya tidak bersalah, maka mereka juga akan berbalik menyerang dan mencurigai Thasia lagi.Inilah tindakan berisiko yang dilakukan oleh Lisa.Thasia tidak menjawab, suasana hatinya sekarang sedang buruk.Tidak peduli apa pun yang Lisa lakukan, semua itu urusannya, yang terpenting adalah Jeremy tidak akan membiarkan wanita yang dicintainya mengalami sesuatu, terma
"Perkataan netizen sungguh keterlaluan, aku ingin keluar dari rumah sakit." Suara Lisa menjadi serak, matanya juga berkaca-kaca.Lisa saat ini terlihat sangat tertekan dan juga kasihan.Jeremy menjawab, "Kalau begitu aku akan menyuruh Tony mengurusnya, tapi dilihat dari keadaanmu sekarang kamu masih harus berada di rumah sakit selama beberapa hari lagi. Aku akan menyuruh Tony memanggil beberapa penjaga ke sini, kamu tenang saja."Lisa tahu meski Jeremy berkata seperti ini, tapi sebenarnya pria itu sedang menjaga jarak dengan dirinya, bahkan sejak awal masalah ini Jeremy tidak mengungkit nama Thasia sama sekali.Jeremy sangat melindungi wanita itu."Tentu saja aku nggak mengkhawatirkan masalah yang sudah kamu urus, tapi para netizen itu sungguh mengerikan. Aku nggak bisa menerima perkataannya, aku hanya ...."Pada akhirnya Lisa tidak mampu meneruskan kalimatnya, dia langsung menangis tersedu-sedu,Namun, Lisa tetap menanyakan hal yang ingin dia tanyakan dari tadi, "Jeremy, kamu akhir-ak
Pria itu masih tersenyum, lalu dia berkata dengan suara lembut, "Ya, tadi aku hanya sekalian lewat saja dan membawakanmu sesuatu."Sabrina terlihat tidak senang, dia tertawa dengan menyindir. "Barang yang kamu bilang sekalian bawa itu bunga?""Ya."Pria itu tidak menyangkal.Suara Sabrina terdengar dingin. "Aku nggak tertarik pada bunga, kalau kamu datang mencariku lagi, maka aku akan melaporkanmu pada polisi!"Thasia yang berada di sebelah seketika tertegun.Dia tidak menyangka perilaku Sabrina terhadap pria itu akan sedingin ini.Padahal pria itu kelihatannya cukup tampan.Pria itu tidak terlihat marah. "Aku sudah membeli bunga ini. Bunga indah cocok untuk wanita cantik, anggap saja kamu menghargai jerih payahku telah membelinya, terima saja bunga ini.""Di sebelah kirimu ada tong sampah. Terima kasih."Sabrina hanya melirik pria itu.Detik berikutnya Sabrina segera menutup kaca mobil.Pria itu berdiri di sana selama beberapa detik, lalu berjalan pergi sambil membawa bunga yang dia b