Share

Bab 44. Urusan Laki-laki

“Jangan berhenti!”

Tanganku memegang lengannya. Seakan tidak mendengarkan ucapanku, kecepatan mobil justru melamban.

Masih ada dua mobil di depanku. Kalau melihat gelagatnya, Arman tidak mengetahui aku di mobil ini. Dia terlihat menghentikan semua mobil, kemudian seperti mengajukan pertanyaan.

“Alex! Dengarkan aku!” teriakku lebih keras.

“Kenapa, Raya? Kamu pikir aku tidak berani dengan laki-laki kecil itu?” ucap Alex dengan mendengkus. Jari-jarinya terlihat mencengkeram erat kemudi dan mata tajamnya tidak teralihkan ke arah depan.

“Aku tidak suka keributan.”

“Siapa yang akan ribut? Dia yang memancingku untuk melawannya. Laki-laki manapun tidak terima kalau kekasihnya dikejar sampai seperti ini. Ini urusan laki-laki, Raya. Kamu tidak perlu__”

“Alex!” seruku kesal sambil menampik keras dirinya.

Kemudian dia menghembuskan napas keras. Terlihat sekali kalau sebenarnya dia tidak mau mendengarkan aku.

“Baiklah.”

Dia menekan klakson mobil. Si Arman itu menoleh ke arah Alex. Benar dugaanku,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status