Share

Siapa Dia?

Author: Cindy Chen
last update Last Updated: 2022-12-31 11:39:53

Rasa pedih di hatinya tidak terperi hingga akhirnya Kania bergerak meraih silet yang berada di atas meja. Jemari lentik Kania sudah mendorong mata siletnya keluar. Ujung mata silet itu sudah berkarat tetapi tidak mengurangi ketajamannya. Kania mulai mendekatkan mata silet itu ke pergelangan tangannya dengan tubuh gemetar hebat.

Pedih di tangannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit dan hancur yang ia rasakan saat ini. Kania merasa seperti sampah yang tidak ada gunanya. Hidupnya telah hancur berantakan dan tidak tertolong lagi. Kania merasa hidupnya sudah seharusnya berakhir di sini.

Ia mulai menekankan ujung silet itu ke pergelangan tangannya hingga sebulir darah keluar dari kulitnya yang kuning langsat. Namun, ketika Kania hendak melanjutkannya, tiba-tiba saja ia teringat sesuatu. Seolah takdir sedang mencegahnya untuk berbuat lebih lanjut. Kania teringat pada janjinya pada dirinya sendiri dahulu bahwa ia harus mencari ibu kandungnya yang pergi meninggalkannya ketika ia masih kecil.

“Mama…” ratap Kania.

Kania ingin bertanya kenapa wanita itu tega pergi meninggalkannya. Kania tahu ayahnya seorang pemabuk dan kasar, tetapi kenapa ibunya tidak membawanya pergi saja? Perlahan-lahan, Kania menjauhkan silet itu dari pergelangan tangannya. Karena jari jemarinya terasa lemas dan pandangan matanya kabur akibat air mata, tanpa sengaja, Kania menjatuhkan silet itu ke lantai. Kania kembali tenggelam dalam isak tangisnya, seolah dunia ini kosong, hanya ada dirinya dan lautan air matanya.

Kania tidak tahu sejak kapan ia telah berhenti menangis, tetapi kini ia sudah menatap kosong ke dinding kamar mandinya yang kusam. Pancuran air hangat dibiarkan terbuka hingga airnya jatuh membasahi seluruh tubuhnya mulai dari kepala hingga ke kaki. Kania diam di bawah pancuran entah untuk berapa lama, ia lupa melihat waktu. Ia tetap berada di bawah pancuran hingga jari-jarinya keriput.

Sebuah notifikasi pesan yang masuk ke telepon genggamnya, membuat Kania tersadar bahwa ia sudah terlalu lama berada di kamar mandi. Kania mematikan keran lalu mengeringkan tubuhnya dengan handuk, tetapi wajahnya tetap basah karena air mata yang kembali meluncur. Kania tidak bisa menahan air matanya itu karena ia tersadar meskipun sudah berada di bawah pancuran air selama berjam-jam, ia tetap merasa kotor.

Meskipun begitu, Kania tetap menghapus air matanya dan setelah berpakaian, ia meraih telepon genggam yang ia letakkan di nakas sebelum pergi ke kamar mandi. Kania melihat notifikasi tersebut dan melebarkan matanya. Itu adalah notifikasi dari aplikasi melamar pekerjaan. Perusahaan yang sudah lama ia incar, kini membuka lowongan pekerjaan magang.

Sebagai lulusan design interior, Kania sangat mendambakan bekerja di perusahaan design interior terbesar di Indonesia tersebut. Indrawan Design Group, itulah nama perusahaan tersebut. Tanpa pikir panjang, Kania segera mengirimkan surat lamaran yang sudah ia persiapkan melalui aplikasi tersebut.

Setelah menaruh kembali telepon genggamnya kembali di atas nakas, Kania sekilas melihat bayangannya di cermin meja riasnya. Dia terlihat kuyu, pucat, dan matanya bengkak. Ia juga masih bisa melihat bekas-bekas air mata di pipinya. Pancuran air hangat seolah menyadarkannya bahwa ia tidak seharusnya kalah karena keadaan ini. Kania melirik bekas luka karena silet di pergelangan tangan kirinya dan menarik nafas panjang.

“Balas dendam, Kania. Kamu harus tetap hidup buat balas dendam,” ujarnya pada bayangannya di cermin.

Kania mengeringkan sisa air mata di wajahnya. Ia akan melupakan apa yang terjadi semalam. Lagipula, kemungkinan sangat kecil Kania akan bertemu dengan pria itu lagi dalam hidupnya. Ia meyakinkan dirinya sendiri tentang hal itu, padahal takdir yang digariskan untuknya tidaklah semudah itu.

 ***

Esok hari datang begitu cepat dan Kania terbangun beberapa kali dalam semalam karena mimpi buruk. Meskipun malam itu Kania mabuk, ia tidak bisa melupakan wajah pria tampan yang merenggut kesuciannya itu. Meskipun sangat tampan, Kania sangat membencinya.

“Dasar lelaki hidung belang!” umpat Kania dengan suara rendah.

Kania merasa kurang enak badan sehingga hari ini ia memutuskan untuk di rumah saja. Setelah lulus kuliah, sangat susah untuk mencari pekerjaan, padahal Kania tidak punya uang sama sekali. Uang tabungan peninggalan ayahnya hanya cukup ia pakai hingga lulus kuliah. Itu pun sering diminta oleh ibu dan adik tirinya. Kania mempertahankan uang itu dengan susah payah.

Dengan sangat terpaksa, Kania bekerja sebagai pelayan bar, karena hanya pekerjaan itulah yang mau menerimanya. Bekerja malam hari dan baru kembali pagi hari, berpakaian minim, dan beresiko dilecehkan, membuat Kania benar-benar ingin berhenti. Namun, jika Kania berhenti, dia sama sekali tidak akan bisa makan. Namun, malam ini ia benar-benar harus istirahat, jadi ia minta ijin untuk tidak bekerja malam ini.

Kepalanya terasa sangat berat, sehingga Kania memutuskan untuk tidur lagi, tetapi tiba-tiba saja sebuah notifikasi surel terdengar di telepon genggamnya. Kania segera meraih telepon genggamnya dari atas nakas dan melihat layarnya.

“Eh?”

Kania hampir tidak mempercayai apa yang ia lihat. Ia menggosok matanya dan melihatnya sekali lagi. Kania takut ia salah lihat.

[Kania Larasati, terima kasih telah melamar untuk posisi magang di perusahan kami. Anda diharapkan datang untuk interview besok pagi ke gedung kantor pusat Indrawan Design group.]

Kania memekik tertahan ketika melihat isi dari email tersebut. Jika saja tubuhnya tidak selemah sekarang, ia pasti sudah melompat. Ini adalah kesempatan Kania. Jika dia diterima dan bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, mungkin ia bisa menjadi karyawan tetap di perusahaan impiannya itu.

Setelah semua hal buruk yang terjadi, kini ada secercah harapan. Kania mulai bersemangat. Jika ia bisa berhasil dalam karirnya, suatu hari ia akan membalas dendam pada semua orang yang telah membuatnya terpuruk. Ia bertekad untuk bekerja sekeras mungkin hingga menjadi orang yang sukses.

Kania sama sekali tidak tahu bahwa di balik surel panggilan wawancara itu ada seorang pria tampan yang sangat ia benci. Pria itu sedang duduk di kursi kerjanya sambil tersenyum miring.

“Permisi, Pak,” ujar sekertarisnya sambil masuk membawa banyak berkas-berkas di tangan. Ia menaruhnya di atas meja.

“Pak, ini beberapa laporan yang Bapak minta,” ujar wanita muda itu.

“Interview pegawai magang sudah kamu atur?” tanyanya pada sekertarisnya, mengabaikan tumpukan laporan yang ada di hadapannya itu.

“Sudah, Pak. Ada tiga kandidat yang akan datang besok, sesuai instruksi Bapak. Besok mereka akan menghadap ke HRD,” jawab sekertarisnya dengan sopan.

“Kania Larasati, dia harus diterima. Paham?” ujar pria itu sambil menatap sekertarisnya.

“Paham, Pak. Saya pastikan dia diterima,” jawab sekertarisnya itu.

“Bagus,” katanya.

“Kalau begitu, saya permisi, Pak Jupiter,” ujar sekertarisnya dengan sopan.

Setelah mendapatkan anggukan, sekertarisnya itu pergi meninggalkan ruangan kantor CEO perusahaan Indrawan group. Jupiter Indrawan yang berada di dalam kantor duduk sambil menggoyang-goyangkan kursi kerjanya. Ia merasa senang karena ternyata takdir masih mengijinkannya untuk bertemu wanita itu satu kali lagi. Dia tahu, wanita itu bukan wanita panggilan yang dikirimkan kepadanya sebagai hadiah. Hal itu membuatnya sangat penasaran.

Related chapters

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Pegawai Magang Baru

    Jupiter tersenyum sambil melihat layar datar monitor komputernya. Di layar tersebut terpampang jelas Curriculum Vitae seorang pelamar bernama Kania Larasati. Dari pasfotonya, jelas sekali itu adalah wanita yang menghabiskan satu malam dengannya di club. Jupiter tidak bisa melupakan wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan VIP-nya itu dalam keadaan mabuk dan berpakaian minim tersebut. Malam itu seharusnya Jupiter minum-minum sendirian dan menenangkan pikirannya seperti yang biasa ia lakukan setiap beberapa hari sekali. Namun semuanya berubah karena wanita cantik itu.Bukan pakaian minimnya yang menarik perhatian Jupiter pertama kali, tetapi sepasang matanya yang indah tetapi menyiratkan luka yang mendalam. Jupiter terpana, melihat manik mata kecoklatan itu yang bagai berkilau meskipun berada di bawah lampu temaram. Wanita itu bahkan tidak sadar ketika Jupiter bertanya siapa dia dan apa tujuannya. Jemarinya yang lentik menyentuh tengkuk leher Jupiter, membuat gairahnya memuncak dan

    Last Updated : 2022-12-31
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Utang

    “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Kania dengan mata melebar. Akhirnya ada kata-kata yang bisa ia produksi setelah tertegun beberapa detik.“Ini kantorku,” ujar Jupiter.“Kamu kerja di sini?” tanya Kania dengan suara meninggi.Ia baru saja diterima bekerja di tempat impiannya ini dan sekarang ia sudah menerima kabar buruk. Bekerja di tempat yang sama dengan pria ini adalah hal terakhir yang Kania inginkan di dunia ini.Jupiter hendak mengoreksi kata-kata Kania, tetapi ia mengurungkan niatnya. Bukankah lebih baik jika Kania tidak tahu bahwa ini adalah perusahaan miliknya? Jupiter hanya tersenyum dan mengangguk, mengiyakan bahwa ia bekerja di kantor ini.“Oh shit!” seru Kania dengan suara setengah berbisik.Jika pria ini bocor mulut dan mengatakan pada orang lain bahwa dia telah tidur dengan Kania, nama baik Kania bisa hancur dan ia tidak mungkin bisa berkarir di sini. Semua orang mungkin akan mengira bahwa ia wanita murahan yang bisa dibeli siapa saja. Di saat yang sama elevator berdenti

    Last Updated : 2022-12-31
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Cek Lima Puluh Juta

    Jupiter masih menunggu hingga beberapa menit kemudian sambil memainkan jarinya di atas meja kerja mewahnya, tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari Kania. Ia ingin mengetikkan sesuatu lagi, tetapi ia tidak tahu apa lagi yang harus ia ketik. Akhirnya Jupiter menaruh ponselnya di atas meja dengan kesal. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapa pun, apalagi seorang wanita. Jupiter dikenal sebagai bos yang arogan dan dingin, bagaimana mungkin seorang pegawai magang bisa memperlakukannya seperti ini?Dengan kesal, Jupiter membuka akun surelnya melalui komputer. Ia masih menyimpan data-data surat lamaran Kania di sana. Ia segera mencatat alamat tempat tinggal Kania dan menyimpannya dalam ponselnya, hanya untuk berjaga-jaga jika ia membutuhkannya lain waktu. Jupiter kemudian memutuskan untuk melupakan soal itu sejenak dan segera melanjutkan pekerjaannya.***Jam menunjukkan pukul enam sore dan Kania merasa sangat terpaksa duduk di meja riasnya dan memulas wajahnya dengan riasan s

    Last Updated : 2022-12-31
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Salah Duga

    Jupiter masih terbatuk-batuk akibat tersedak mendengar tuduhan Kania. Namun, Kania menganggap reaksi Jupiter itu karena tuduhannya memang benar.“Astaga, pantes aja duit kamu banyak banget!” seru Kania lagi.Jupiter makin ingin tertawa karena kalimat Kania itu, sehingga ia belum pulih dari terbatuk-batuk.“Kamu koq bisa jadi kaya banget? Bayaran kamu mahal banget ya?” tanya Kania.Jupiter tertawa kecil melihat ekspresi wajah Kania yang penasaran. Mata indahnya yang bulat berkilau saat menatap Jupiter seperti itu. Jupiter kemudian mengulum senyum dan berniat untuk tidak memberitahukan pada Kania siapa dirinya sebenarnya.“Aku bukan germo, tapi you know lah,” ujarnya sambil tersenyum miring.Kania melebarkan matanya karena menurutnya, kini semua jadi masuk akal. Jupiter ada di club saat ibu tiri Kania menjual tubuh Kania pada pria hidung belang. Jupiter malam itu mungkin sedang menjajakan dirinya di sana.“Ja-jadi…” Kania tergagap.“Nah, harusnya kamu tuh ganti rugi lebih banyak. Malam

    Last Updated : 2023-02-09
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Hari yang Berat

    "Mau tetep di mobil? Ini udah sampe loh," ujar Jupiter ketika Kania tidak juga bereaksi meskipun mobilnya sudah terparkir "Eh, enggak!" Tiba-tiba Kania berteriak panik Ia mencoba membuka sabuk pengamannya, namun sayang, sabuk pengaman tersebut tiba-tiba menjadi sulit dibuka "Bisa nggak?" tanya Jupiter setelah beberapa detik Kania gelisah dengan sabuk pengamannya. Jupiter menarik napas pendek. Kemudian, ia berinisiatif membantu Kania melepas sabuk pengamannya. Jantung Kania serasa melompat keluar dari dadanya saat Jupiter mendekat. Dia bahkan bisa merasakan nafas panasnya di bahunya. “Gini doang nggak bisa. Apa-apa nggak becus,” kata Jupiter, dengan sabuk pengaman sudah terpasang. Kania menelan ludah. "Terima kasih," katanya cepat Kemudian dia dengan cepat membuka pintu mobil dan keluar dari mobil mewah itu. Kania tidak tahu kalau Noval sudah lama mengawasi dari dalam asrama. Pria itu adalah mantan pacar Kania yang baru saja putus karena ketahuan selingkuh. Kania memasuki asram

    Last Updated : 2023-02-10
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Perkara Test Pack dan Ciuman Jupiter

    Jupiter hanya tersenyum miring dan mengabaikan kata-kata Kania. Dia memasuki lift dan menekan tombol menunggu Kania masuk. “Cepetan dong, pegel nih! Aku tinggalin nih kalau lama,” ujar Jupiter."Tunggu!" kata Kania. Dia bergegas ke lift dan berdiri di samping Jupiter."Kamu mau ke lantai berapa?" Dia bertanya."Lantai dua," jawab Kania.Tepat saat pintu lift tertutup, Jupiter sudah mendekati Kania, menyebabkan Kania mundur selangkah demi selangkah."A-Apa yang kamu inginkan?" tanya Kania."Setelah malam itu, kamu pernah tes nggak?" Dia bertanya.Kania melebarkan matanya, mencoba mencerna kata-kata Jupiter dan beberapa detik kemudian Kania baru paham tes apa yang Jupiter maksud."Kamu gila? Aku nggak mungkin hamil!" seru Kania."Oh ya? Kamu yakin banget?"“Yakinlah! Itu kan cuma sekali, lagian aku pas lagi nggak subur-subur banget,” ujar Kania dengan wajah memerah dan panas karena malu memikirkan hal itu lagi.“Tes aja nggak ada salahnya,” ujar Jupiter.“Nggak mau!”“Oh jadi kamu ngga

    Last Updated : 2023-02-15
  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Dijual Ibu Tiriku

    Jantung Kania Larasati berdegup begitu kencang ketika ia melihat pria yang ada di hadapannya itu sudah membuka kancing kemejanya satu per satu. Alis tebal pria itu terangkat sebelah ketika manik matanya menatap tubuh Kania dengan liar dan penuh nafsu. Nafas Kania memburu, ia begitu takut tetapi juga tidak bisa mengendalikan diri. Ini semua gara-gara ibu tirinya yang memberinya minum banyak alkohol dan obat perangsang. Kini, Kania benar-benar tidak dapat bertahan. Sebagaimanapun Kania ingin memaki dirinya sendiri, tetapi ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya menginginkan sentuhan pria tampan itu.Aroma alkohol menyeruak dari nafas pria itu, begitu pula dari nafas Kania. Mereka berdua mabuk dan kini pria itu sudah berada di atas tubuh Kania yang sudah tidak mengenakan sehelai pakaian pun.“Ja-jangan…” ucap Kania dengan tidak yakin.“Nggak usah pura-pura, cantik. Siapa yang nyuruh kamu datang? Ah, tapi itu nggak penting, aku suka koq,” ujar pria tampan itu.Kania mengerutkan kening. Apa

    Last Updated : 2022-12-30

Latest chapter

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Perkara Test Pack dan Ciuman Jupiter

    Jupiter hanya tersenyum miring dan mengabaikan kata-kata Kania. Dia memasuki lift dan menekan tombol menunggu Kania masuk. “Cepetan dong, pegel nih! Aku tinggalin nih kalau lama,” ujar Jupiter."Tunggu!" kata Kania. Dia bergegas ke lift dan berdiri di samping Jupiter."Kamu mau ke lantai berapa?" Dia bertanya."Lantai dua," jawab Kania.Tepat saat pintu lift tertutup, Jupiter sudah mendekati Kania, menyebabkan Kania mundur selangkah demi selangkah."A-Apa yang kamu inginkan?" tanya Kania."Setelah malam itu, kamu pernah tes nggak?" Dia bertanya.Kania melebarkan matanya, mencoba mencerna kata-kata Jupiter dan beberapa detik kemudian Kania baru paham tes apa yang Jupiter maksud."Kamu gila? Aku nggak mungkin hamil!" seru Kania."Oh ya? Kamu yakin banget?"“Yakinlah! Itu kan cuma sekali, lagian aku pas lagi nggak subur-subur banget,” ujar Kania dengan wajah memerah dan panas karena malu memikirkan hal itu lagi.“Tes aja nggak ada salahnya,” ujar Jupiter.“Nggak mau!”“Oh jadi kamu ngga

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Hari yang Berat

    "Mau tetep di mobil? Ini udah sampe loh," ujar Jupiter ketika Kania tidak juga bereaksi meskipun mobilnya sudah terparkir "Eh, enggak!" Tiba-tiba Kania berteriak panik Ia mencoba membuka sabuk pengamannya, namun sayang, sabuk pengaman tersebut tiba-tiba menjadi sulit dibuka "Bisa nggak?" tanya Jupiter setelah beberapa detik Kania gelisah dengan sabuk pengamannya. Jupiter menarik napas pendek. Kemudian, ia berinisiatif membantu Kania melepas sabuk pengamannya. Jantung Kania serasa melompat keluar dari dadanya saat Jupiter mendekat. Dia bahkan bisa merasakan nafas panasnya di bahunya. “Gini doang nggak bisa. Apa-apa nggak becus,” kata Jupiter, dengan sabuk pengaman sudah terpasang. Kania menelan ludah. "Terima kasih," katanya cepat Kemudian dia dengan cepat membuka pintu mobil dan keluar dari mobil mewah itu. Kania tidak tahu kalau Noval sudah lama mengawasi dari dalam asrama. Pria itu adalah mantan pacar Kania yang baru saja putus karena ketahuan selingkuh. Kania memasuki asram

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Salah Duga

    Jupiter masih terbatuk-batuk akibat tersedak mendengar tuduhan Kania. Namun, Kania menganggap reaksi Jupiter itu karena tuduhannya memang benar.“Astaga, pantes aja duit kamu banyak banget!” seru Kania lagi.Jupiter makin ingin tertawa karena kalimat Kania itu, sehingga ia belum pulih dari terbatuk-batuk.“Kamu koq bisa jadi kaya banget? Bayaran kamu mahal banget ya?” tanya Kania.Jupiter tertawa kecil melihat ekspresi wajah Kania yang penasaran. Mata indahnya yang bulat berkilau saat menatap Jupiter seperti itu. Jupiter kemudian mengulum senyum dan berniat untuk tidak memberitahukan pada Kania siapa dirinya sebenarnya.“Aku bukan germo, tapi you know lah,” ujarnya sambil tersenyum miring.Kania melebarkan matanya karena menurutnya, kini semua jadi masuk akal. Jupiter ada di club saat ibu tiri Kania menjual tubuh Kania pada pria hidung belang. Jupiter malam itu mungkin sedang menjajakan dirinya di sana.“Ja-jadi…” Kania tergagap.“Nah, harusnya kamu tuh ganti rugi lebih banyak. Malam

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Cek Lima Puluh Juta

    Jupiter masih menunggu hingga beberapa menit kemudian sambil memainkan jarinya di atas meja kerja mewahnya, tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari Kania. Ia ingin mengetikkan sesuatu lagi, tetapi ia tidak tahu apa lagi yang harus ia ketik. Akhirnya Jupiter menaruh ponselnya di atas meja dengan kesal. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapa pun, apalagi seorang wanita. Jupiter dikenal sebagai bos yang arogan dan dingin, bagaimana mungkin seorang pegawai magang bisa memperlakukannya seperti ini?Dengan kesal, Jupiter membuka akun surelnya melalui komputer. Ia masih menyimpan data-data surat lamaran Kania di sana. Ia segera mencatat alamat tempat tinggal Kania dan menyimpannya dalam ponselnya, hanya untuk berjaga-jaga jika ia membutuhkannya lain waktu. Jupiter kemudian memutuskan untuk melupakan soal itu sejenak dan segera melanjutkan pekerjaannya.***Jam menunjukkan pukul enam sore dan Kania merasa sangat terpaksa duduk di meja riasnya dan memulas wajahnya dengan riasan s

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Utang

    “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Kania dengan mata melebar. Akhirnya ada kata-kata yang bisa ia produksi setelah tertegun beberapa detik.“Ini kantorku,” ujar Jupiter.“Kamu kerja di sini?” tanya Kania dengan suara meninggi.Ia baru saja diterima bekerja di tempat impiannya ini dan sekarang ia sudah menerima kabar buruk. Bekerja di tempat yang sama dengan pria ini adalah hal terakhir yang Kania inginkan di dunia ini.Jupiter hendak mengoreksi kata-kata Kania, tetapi ia mengurungkan niatnya. Bukankah lebih baik jika Kania tidak tahu bahwa ini adalah perusahaan miliknya? Jupiter hanya tersenyum dan mengangguk, mengiyakan bahwa ia bekerja di kantor ini.“Oh shit!” seru Kania dengan suara setengah berbisik.Jika pria ini bocor mulut dan mengatakan pada orang lain bahwa dia telah tidur dengan Kania, nama baik Kania bisa hancur dan ia tidak mungkin bisa berkarir di sini. Semua orang mungkin akan mengira bahwa ia wanita murahan yang bisa dibeli siapa saja. Di saat yang sama elevator berdenti

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Pegawai Magang Baru

    Jupiter tersenyum sambil melihat layar datar monitor komputernya. Di layar tersebut terpampang jelas Curriculum Vitae seorang pelamar bernama Kania Larasati. Dari pasfotonya, jelas sekali itu adalah wanita yang menghabiskan satu malam dengannya di club. Jupiter tidak bisa melupakan wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan VIP-nya itu dalam keadaan mabuk dan berpakaian minim tersebut. Malam itu seharusnya Jupiter minum-minum sendirian dan menenangkan pikirannya seperti yang biasa ia lakukan setiap beberapa hari sekali. Namun semuanya berubah karena wanita cantik itu.Bukan pakaian minimnya yang menarik perhatian Jupiter pertama kali, tetapi sepasang matanya yang indah tetapi menyiratkan luka yang mendalam. Jupiter terpana, melihat manik mata kecoklatan itu yang bagai berkilau meskipun berada di bawah lampu temaram. Wanita itu bahkan tidak sadar ketika Jupiter bertanya siapa dia dan apa tujuannya. Jemarinya yang lentik menyentuh tengkuk leher Jupiter, membuat gairahnya memuncak dan

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Siapa Dia?

    Rasa pedih di hatinya tidak terperi hingga akhirnya Kania bergerak meraih silet yang berada di atas meja. Jemari lentik Kania sudah mendorong mata siletnya keluar. Ujung mata silet itu sudah berkarat tetapi tidak mengurangi ketajamannya. Kania mulai mendekatkan mata silet itu ke pergelangan tangannya dengan tubuh gemetar hebat.Pedih di tangannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit dan hancur yang ia rasakan saat ini. Kania merasa seperti sampah yang tidak ada gunanya. Hidupnya telah hancur berantakan dan tidak tertolong lagi. Kania merasa hidupnya sudah seharusnya berakhir di sini.Ia mulai menekankan ujung silet itu ke pergelangan tangannya hingga sebulir darah keluar dari kulitnya yang kuning langsat. Namun, ketika Kania hendak melanjutkannya, tiba-tiba saja ia teringat sesuatu. Seolah takdir sedang mencegahnya untuk berbuat lebih lanjut. Kania teringat pada janjinya pada dirinya sendiri dahulu bahwa ia harus mencari ibu kandungnya yang pergi meninggalkannya ketika

  • CEO Arogan Suami Penyelamatku   Dijual Ibu Tiriku

    Jantung Kania Larasati berdegup begitu kencang ketika ia melihat pria yang ada di hadapannya itu sudah membuka kancing kemejanya satu per satu. Alis tebal pria itu terangkat sebelah ketika manik matanya menatap tubuh Kania dengan liar dan penuh nafsu. Nafas Kania memburu, ia begitu takut tetapi juga tidak bisa mengendalikan diri. Ini semua gara-gara ibu tirinya yang memberinya minum banyak alkohol dan obat perangsang. Kini, Kania benar-benar tidak dapat bertahan. Sebagaimanapun Kania ingin memaki dirinya sendiri, tetapi ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya menginginkan sentuhan pria tampan itu.Aroma alkohol menyeruak dari nafas pria itu, begitu pula dari nafas Kania. Mereka berdua mabuk dan kini pria itu sudah berada di atas tubuh Kania yang sudah tidak mengenakan sehelai pakaian pun.“Ja-jangan…” ucap Kania dengan tidak yakin.“Nggak usah pura-pura, cantik. Siapa yang nyuruh kamu datang? Ah, tapi itu nggak penting, aku suka koq,” ujar pria tampan itu.Kania mengerutkan kening. Apa

DMCA.com Protection Status